NovelToon NovelToon
Sistem Mafia: Misi Menjadi Orang Baik

Sistem Mafia: Misi Menjadi Orang Baik

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Sistem
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: dina Auliya

Bima Satriya mati konyol, tapi terbangun di tubuh Dante Romano, bos mafia paling kejam di Sisilia. Saat semua orang menunggu perintah pembantaian darinya, sebuah suara asing bergema:
“Misi pertamamu: Jadilah orang baik, atau mati selamanya.”
Bisakah jiwa polos Bima mengubah dunia penuh darah menjadi jalan penebusan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak musuh Dari bayangan

Malam di Palermo berjalan pelan, angin laut membawa aroma asin yang bercampur dengan suara riuh bar dan musik jalanan. Namun di vila Romano, suasana sama sekali tidak santai.

Bima—masih berperan sebagai Dante—duduk di ruang kerjanya, menatap map berisi laporan dari Giovanni. Meja kayu besar itu dipenuhi peta pelabuhan, daftar kargo, hingga catatan transaksi mencurigakan.

Giovanni menyalakan rokok, matanya tajam.

“Boss, orang yang menyerang kita waktu rapat… ternyata bukan hanya provokasi Vittorio. Ada seseorang di balik layar. Kita menemukan bukti kalau keluarga Romano sedang disusupi.”

Bima menghela napas. Ia sudah tahu ini sejak sistem memberi peringatan “pengkhianat internal.” Tapi mendengarnya langsung dari Giovanni membuat beban di dadanya semakin berat.

Marco, yang duduk di sofa dengan ekspresi tegang, ikut menimpali.

“Boss, kalau memang ada tikus di dalam keluarga, kita harus singkirkan sekarang. Kalau dibiarkan, dia bisa hancurkan kita dari dalam.”

Bima mengetukkan jarinya ke meja, menahan diri agar tidak gegabah. Dalam kepalanya, suara sistem kembali muncul.

> [Misi Baru: Ungkap identitas pengkhianat dalam keluarga Romano sebelum dia melancarkan serangan besar.]

[Batas waktu: 10 Hari]

[Hadiah: +500 Poin Kebaikan, Skill “Insting Detektif Lv.1”]

Bima bergumam dalam hati. “Oke, sistem, sekarang aku bukan cuma mafia, tapi juga detektif Sherlock Holmes mafia, ya?”

Sistem tidak menjawab, seperti biasa.

---

Pencarian Jejak

Hari berikutnya, Bima memutuskan untuk melakukan inspeksi mendadak ke gudang utama Romano. Biasanya Dante lama jarang repot turun langsung, tapi Bima tahu, kalau ia hanya duduk di kursi bos, ia tidak akan pernah menemukan kebenaran.

Giovanni menyetir mobil, sementara Marco berjaga di belakang. Gudang itu terletak di pinggir pelabuhan, dengan pagar besi tinggi dan penjagaan ketat. Namun sejak jauh, Bima bisa merasakan ada sesuatu yang janggal.

Para penjaga yang biasanya disiplin tampak gelisah, beberapa bahkan menghindari tatapan bos mereka.

Bima melangkah masuk, aura Dante yang dingin ia pertahankan, tapi pikirannya bekerja cepat. Ia melihat catatan barang, kontainer yang baru masuk, hingga tanda tangan penerimaan. Semuanya terlihat rapi… terlalu rapi.

“Giovanni,” katanya pelan, “kau lihat? Semua catatan ini seperti ditulis untuk menyenangkan mata kita. Tidak ada kesalahan sama sekali. Itu justru mencurigakan.”

Giovanni mengangguk. “Ya, Boss. Mereka menutupi sesuatu.”

Bima berjalan ke salah satu kontainer, mengetuk pintunya. Marco segera menyuruh anak buah membuka gembok. Begitu pintu berderit terbuka, bau busuk menusuk hidung.

Semua orang menutup hidung, sementara Bima melotot kaget. Kontainer itu bukannya berisi barang selundupan biasa, tapi mayat-mayat yang dibungkus karung!

“Celaka…” Marco memaki, mundur setapak.

Giovanni mengamati dengan tenang. “Mereka ingin menjebak kita. Kalau polisi menemukan ini, nama Romano langsung hancur.”

Bima mengepalkan tangan. Kepalanya dipenuhi pikiran. “Ini kerjaan pengkhianat… dia sengaja memasukkan barang kotor untuk menjatuhkan Romano.”

Sistem menimpali:

> [Petunjuk Ditemukan: Pengkhianat memiliki akses langsung ke dokumen kargo.]

---

Jejak Mengarah ke Dalam

Malam itu, Bima mengadakan rapat darurat di vila. Semua kapten pasukan Romano hadir. Wajah-wajah tegang memenuhi ruangan.

Bima berdiri di depan, menatap mereka satu per satu. “Hari ini aku menemukan mayat di dalam kontainer Romano. Ada yang ingin menjatuhkan kita. Dan itu bukan musuh dari luar. Itu… dari dalam.”

Ruangan mendadak riuh. Beberapa kapten saling melirik dengan curiga.

Marco menepuk meja keras. “Siapapun pengkhianatnya, cepat atau lambat kami akan menemukannya!”

Bima mengangkat tangan, menghentikan keributan. Ia tahu, menuduh secara langsung hanya akan membuat semuanya semakin kacau. Yang harus ia lakukan adalah memancing.

“Aku beri waktu tiga hari. Jika tidak ada yang bicara, aku sendiri yang akan menguliti pengkhianat itu hidup-hidup.” Suaranya dingin, penuh tekanan khas Dante, meski dalam hati Bima berdoa agar tidak benar-benar sampai melakukan itu.

Sistem kembali berbunyi:

> [Aura Intimidasi Aktif: Tingkat ketakutan anak buah meningkat 40%.]

---

Bisikan dalam Gelap

Tiga malam kemudian, saat Bima sedang membaca laporan, Marco masuk dengan wajah serius.

“Boss, ada seorang anak buah yang ingin bicara. Dia takut, katanya dia tahu sesuatu soal pengkhianat.”

Bima mengangguk. “Bawa dia masuk.”

Seorang pria muda kurus, penjaga gudang kelas bawah, masuk dengan langkah gemetar. Keringat dingin membasahi dahinya.

“B-Boss… saya… saya dengar sesuatu. Ada orang dari dalam yang sering berhubungan dengan Vittorio secara diam-diam. Dia yang kasih akses kargo itu…”

“Siapa?” tanya Bima tajam.

Pria itu menelan ludah. “…Kapten Salvatore.”

Ruangan seakan runtuh seketika. Marco langsung memaki, Giovanni hanya terdiam, wajahnya gelap. Salvatore adalah salah satu kapten paling senior, orang yang dipercaya Dante lama sejak awal.

Bima menarik napas panjang. Jadi benar, tikus itu ada di dalam lingkaran terdekat.

---

Langkah Selanjutnya

Malam itu Bima tidak bisa tidur. Ia duduk di balkon vila, menatap langit berbintang. Dalam hati ia bergumam, “Kalau aku bertindak sembarangan, keluarga Romano bisa pecah. Tapi kalau aku diam, Salvatore bisa menjual kita kapan saja.”

Sistem tiba-tiba berbunyi:

> [Misi Tambahan: Tangkap Salvatore dengan bukti yang jelas tanpa membuat keluarga Romano pecah.]

[Hadiah: Skill “Strategi Politik Lv.1”]

Bima menutup wajah dengan tangannya. “Ya Tuhan… jadi ini bukan cuma perang fisik, tapi juga politik internal.”

Tiba-tiba Giovanni datang, membawa dua gelas anggur. Ia menaruh satu di meja. “Boss, kalau benar Salvatore pengkhianat, apa langkahmu?”

Bima menatap gelas itu, lalu menatap Giovanni. “Kita akan buat perangkap. Tapi bukan dengan peluru… dengan kebenaran.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!