NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Janda / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Annavita

Aira tak menyangka jika pernikahan harmonis yang ia bina kini hancur lebur, karna orang ketiga.

Dunianya hancur, hingga sebuah kecelakaan menimpanya dan membuat ia koma. setelah sadar, ia dihadapkan dengan seorang pria yang tiba-tiba saja menjadikannya seorang budak. hingga dimana Aira dijadikan bak seorang tawanan oleh pria misterius itu.

sementara disisi lain, Rayyan berusaha menjalani dendam yang diamanatkan padanya dari sang ayah. dendam yang begitu membuatnya berapai-api pada Aira.

akankah Rayyan berhasil menuntaskan dendamnya? atau malah rasa cinta timbul dihatinya untuk Aira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annavita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Keesokan harinya...

Matahari mulai menyinari bumi dengan cahayanya yang hangat. Rayyan kembali ke gudang tua itu, tempat Dimas meringkuk dalam kegelapan dan ketidakberdayaan. Ia berjalan mendekati Dimas yang tertidur dengan tangan terikat ke belakang. Wajah Dimas tampak pucat dan penuh luka, bukti dari amarah Rayyan yang meledak semalam.

Rayyan mengambil sebotol air yang tergeletak di samping Dimas, lalu menyemprotkan isinya ke wajah Dimas. Dimas tersentak kaget, matanya langsung terbuka lebar. Ia menatap Rayyan dengan tatapan kosong dan tanpa ekspresi.

"Waktumu habis," ucap Rayyan dengan dingin "Saatnya kau menyerahkan diri ke kantor polisi."

Rayyan berjongkok di hadapan Dimas, menatapnya dengan tatapan yang menusuk. "Ingat," ucap Rayyan lagi, "jangan macam-macam di persidangan. Kau harus mengakui semua perbuatanmu. Jangan mencoba untuk berbohong atau menyembunyikan apa pun. Jika kau melakukannya, aku akan membuat hidupmu menjadi lebih buruk dari neraka."

Dimas hanya menatap Rayyan dengan tatapan datar, tanpa mau membalas ucapannya. Ia tampak pasrah dengan nasibnya.

Rayyan menghela napas. Ia tahu bahwa Dimas tidak akan menyerah begitu saja. Ia pasti akan mencoba untuk melawan atau melarikan diri. Namun, Rayyan tidak akan membiarkannya. Ia akan memastikan bahwa Dimas akan mendapatkan hukuman yang setimpal atas semua kejahatannya.

Rayyan menoleh ke arah anak buahnya, memberikan isyarat untuk membawa Dimas ke mobil. Kedua anak buahnya segera menarik Dimas berdiri, lalu menyeretnya keluar dari gudang.

Mereka berjalan beriringan, meninggalkan gudang tua itu dan menuju ke mobil yang sudah menunggu di luar.

Begitu Rayyan keluar dari gudang, Aira, yang tengah berada di depan jendela kamarnya yang juga menghadap ke gudang tua itu, menatapnya dengan tatapan heran.

Awalnya, ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Namun, begitu ia melihat Dimas yang diseret di belakang Rayyan, seketika Aira menutup mulutnya dengan tangannya.

"Dimas..." lirih Aira dengan suara bergetar.

Ia tidak menyangka bahwa Rayyan akan benar-benar memberikan pelajaran pada Dimas. Ia tahu bahwa Rayyan adalah orang yang berbahaya, tetapi ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan sejauh ini.

Aira semakin takut pada Rayyan. Ia merasa bahwa hidupnya berada dalam bahaya. Ia tahu bahwa ia harus segera keluar dari tempat ini, sebelum terlambat.

"Aku harus keluar dari sini," gumam Aira dengan nada putus asa. "Bisa-bisa aku berakhir mati jika terus berada di sini."

Aira berbalik, lalu berlari menuju pintu kamarnya. Ia harus mencari cara untuk melarikan diri dari rumah ini, sebelum Rayyan melakukan sesuatu yang lebih buruk lagi.

*

*

Di tengah perjalanan menuju kantor polisi, Rayyan memberi isyarat kepada Kenny untuk menepi di sebuah jalanan yang agak lengang. Ia tak ingin jejaknya terendus, apalagi terekam CCTV kantor polisi yang bisa mengaitkannya secara langsung dengan penyerahan diri Dimas. Sebuah van hitam yang sudah disiapkan sebelumnya menunggu di sudut jalan.

Rayyan turun dari mobilnya yang semula, diikuti oleh Dimas yang masih diseret oleh kedua anak buahnya. Borgol di tangan Dimas bergemerincing pelan, menciptakan melodi yang suram di udara pagi. Rayyan menatap Dimas dengan tatapan dingin, namun ada secercah kepuasan yang samar di matanya. Rencananya hampir selesai.

"Masuk," perintah Rayyan, menunjuk ke arah van.

Dimas didorong masuk ke dalam van, lalu Rayyan pun menyusul. Kenny sudah duduk di kursi kemudi, siap melanjutkan perjalanan. Suasana di dalam van terasa tegang, hanya suara mesin yang memecah keheningan.

Sesampainya di area parkir kantor polisi, Rayyan memerintahkan Kenny untuk berhenti agak jauh dari pintu masuk utama. Di dalam van yang gelap, Rayyan membuka borgol Dimas. Sentuhan dingin logam itu terasa seperti belenggu yang baru saja dilepaskan dari jiwanya.

"Aku pegang ucapanmu," ucap Rayyan, suaranya rendah dan penuh peringatan. Matanya menatap tajam ke arah Dimas yang babak belur. "Jangan berani-berani kau berbohong atau mencoba memutarbalikkan fakta di persidangan. Jika kau melakukannya, kau akan menyesal seumur hidupmu."

Dimas hanya menatap Rayyan dengan tatapan kosong, wajahnya datar, seolah telah kehilangan semua emosi. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya mengangguk samar, sebuah isyarat pasrah yang memuakkan bagi Rayyan. Tanpa menunggu lebih lama, Dimas membuka pintu van dan melangkah keluar, tubuhnya terhuyung sedikit karena kelelahan dan luka-luka.

Ia melangkah gontai, kakinya berat, menuju pintu masuk kantor polisi. Setiap langkahnya terasa seperti beban yang tak tertahankan. Beberapa meter lagi, ia akan mencapai pintu itu, menyerahkan diri, dan mungkin memulai babak baru dalam hidupnya—sebuah babak di balik jeruji besi.

Namun, takdir berkata lain.

Bruk...

Duakh...

Suara benturan keras yang memekakkan telinga tiba-tiba memecah keheningan pagi. Sebuah mobil sedan hitam melaju dengan kecepatan gila, seolah sengaja menargetkan Dimas.

Dalam sekejap mata, Dimas terpental ke udara, tubuhnya berputar tak berdaya sebelum akhirnya menghantam aspal dengan suara yang mengerikan. Ia terseret beberapa meter, meninggalkan jejak darah di permukaan jalan.

Tubuhnya tergeletak tak bergerak, darah mulai merembes dari kepalanya, membentuk genangan merah di bawahnya.

Di dalam van, Rayyan, Kenny, dan kedua anak buah lainnya melebarkan mata mereka. Keterkejutan dan kengerian membekukan mereka di tempat.

Rayyan, dengan refleks cepat, hendak membuka pintu van untuk keluar, namun tangannya terhenti di gagang pintu. Matanya terpaku pada mobil sedan yang baru saja menabrak Dimas.

Mobil itu berhenti sejenak, seolah memastikan korbannya tak lagi bernyawa, sebelum akhirnya tancap gas dan menghilang di tikungan jalan.

Namun, dalam sepersekian detik yang singkat itu, Rayyan sempat melihat plat nomor mobil tersebut. Sebuah plat nomor yang sangat ia kenal, yang pernah ia lihat terparkir di garasi rumahnya setiap hari.

"Ayah..." gumam Rayyan, suaranya tercekat di tenggorokan.

Kenny menoleh ke arah Rayyan, wajahnya pucat pasi. "Bos, apa yang harus kita lakukan?" tanyanya dengan nada panik, matanya memancarkan ketakutan.

Rayyan menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan gejolak emosi yang tiba-tiba menyerbu dirinya. Dendamnya terhadap Dimas telah terbalaskan, namun bukan oleh tangannya, melainkan oleh tangan ayahnya sendiri.

"Kita pergi dari sini," perintah Rayyan, suaranya kembali datar, namun lebih dingin dan lebih pekat dari sebelumnya. "Jangan sampai ada yang tahu bahwa kita berada di sini. Hapus semua jejak."

Kenny mengangguk kaku, lalu segera menjalankan van itu, meninggalkan lokasi kejadian dengan kecepatan tinggi. Rayyan menatap ke belakang, melihat kerumunan orang mulai terbentuk di sekitar tubuh Dimas yang tergeletak.

Ia merasa sebuah lubang menganga di dadanya. Keadilan yang ia cari telah datang, namun dengan cara yang paling tak terduga.

Ia sudah menduga jika sang ayah sudah mengetahui pelaku yang telah menabrak putrinya sampai tewas adalah Dimas, dan tentu saja Danu tak akan tinggal diam setelah mengetahui itu.

Bersambung...

Komennya tinggalin ya ...

1
Rita Anugrahima
seruuu thor, di tunggu update y😊
Annvita: maaciw.../Kiss/
komen terus disetiap bab ya ya/Smirk/
total 1 replies
Annvita
Ala Moh../Doge/
Annvita
komen dong woey.../Whimper/
Annvita
kalian serius diemin aku kayak gini? /Left Bah!/
Annvita
komennya ges... komen/Chuckle/
Annvita
eit eit eit.... komennya jangan lupa ditinggal disini ya .../Hey//Hey/
Annvita
Novel yang buagus banget... hati-hati loh Rayyan dari benci bisa loh jadi cinta UPS....

guys baca juga ini seru buanget loh... apalagi mantan suami Aira, nanti sadar dan ngejer ngejer lagi tu mantan bini... hoho
Annvita
jangan lupa tinggalkan komentar kamu gesss . /Determined//Determined//Determined/
Bé tít
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Annvita: jangan lupa komen disetiap bab nya ya.../Smile/
total 1 replies
Amanda
Buat mood pembaca semakin bagus!
Annvita: maacih /Kiss/
total 1 replies
Cleopatra
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
Annvita: jangan sampe kelewat ya.../Bye-Bye/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!