NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Janda / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:16.7k
Nilai: 5
Nama Author: Annavita

RAYYAN hanya memiliki satu tujuan: balas dendam.

Setelah kehilangan ayahnya, misi hidupnya menjadi jelas: menghancurkan musuhnya dengan cara yang paling menyakitkan. Rencana itu dimulai dengan menculik putri musuhnya, menjadikannya tawanan dan alat pembalasan.

Namun, tidak ada yang menyiapkan Rayyan untuk pergolakan emosional yang terjadi selanjutnya. Di balik rencana kejam itu, ia mulai melihat tawanannya bukan lagi sebagai objek, melainkan sebagai seorang wanita yang ia ingin lindungi. Kebencian yang selama ini menjadi kompas hidupnya kini harus bertarung melawan rasa cinta dan sayang yang tiba-tiba muncul.

Terperangkap antara dendam berdarah dan hasrat terlarang, Rayyan menghadapi dilema yang menghancurkan jiwa: Apakah ia akan menuntaskan pembalasan yang telah merenggut segalanya darinya, atau memilih cinta yang bisa membuatnya kehilangan dirinya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annavita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Keesokan harinya...

Matahari mulai menyinari bumi dengan cahayanya yang hangat. Rayyan kembali ke gudang tua itu, tempat Dimas meringkuk dalam kegelapan dan ketidakberdayaan. Ia berjalan mendekati Dimas yang tertidur dengan tangan terikat ke belakang. Wajah Dimas tampak pucat dan penuh luka, bukti dari amarah Rayyan yang meledak semalam.

Rayyan mengambil sebotol air yang tergeletak di samping Dimas, lalu menyemprotkan isinya ke wajah Dimas. Dimas tersentak kaget, matanya langsung terbuka lebar. Ia menatap Rayyan dengan tatapan kosong dan tanpa ekspresi.

"Waktumu habis," ucap Rayyan dengan dingin "Saatnya kau menyerahkan diri ke kantor polisi."

Rayyan berjongkok di hadapan Dimas, menatapnya dengan tatapan yang menusuk. "Ingat," ucap Rayyan lagi, "jangan macam-macam di persidangan. Kau harus mengakui semua perbuatanmu. Jangan mencoba untuk berbohong atau menyembunyikan apa pun. Jika kau melakukannya, aku akan membuat hidupmu menjadi lebih buruk dari neraka."

Dimas hanya menatap Rayyan dengan tatapan datar, tanpa mau membalas ucapannya. Ia tampak pasrah dengan nasibnya.

Rayyan menghela napas. Ia tahu bahwa Dimas tidak akan menyerah begitu saja. Ia pasti akan mencoba untuk melawan atau melarikan diri. Namun, Rayyan tidak akan membiarkannya. Ia akan memastikan bahwa Dimas akan mendapatkan hukuman yang setimpal atas semua kejahatannya.

Rayyan menoleh ke arah anak buahnya, memberikan isyarat untuk membawa Dimas ke mobil. Kedua anak buahnya segera menarik Dimas berdiri, lalu menyeretnya keluar dari gudang.

Mereka berjalan beriringan, meninggalkan gudang tua itu dan menuju ke mobil yang sudah menunggu di luar.

Begitu Rayyan keluar dari gudang, Aira, yang tengah berada di depan jendela kamarnya yang juga menghadap ke gudang tua itu, menatapnya dengan tatapan heran.

Awalnya, ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Namun, begitu ia melihat Dimas yang diseret di belakang Rayyan, seketika Aira menutup mulutnya dengan tangannya.

"Dimas..." lirih Aira dengan suara bergetar.

Ia tidak menyangka bahwa Rayyan akan benar-benar memberikan pelajaran pada Dimas. Ia tahu bahwa Rayyan adalah orang yang berbahaya, tetapi ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan sejauh ini.

Aira semakin takut pada Rayyan. Ia merasa bahwa hidupnya berada dalam bahaya. Ia tahu bahwa ia harus segera keluar dari tempat ini, sebelum terlambat.

"Aku harus keluar dari sini," gumam Aira dengan nada putus asa. "Bisa-bisa aku berakhir mati jika terus berada di sini."

Aira berbalik, lalu berlari menuju pintu kamarnya. Ia harus mencari cara untuk melarikan diri dari rumah ini, sebelum Rayyan melakukan sesuatu yang lebih buruk lagi.

*

*

Di tengah perjalanan menuju kantor polisi, Rayyan memberi isyarat kepada Kenny untuk menepi di sebuah jalanan yang agak lengang. Ia tak ingin jejaknya terendus, apalagi terekam CCTV kantor polisi yang bisa mengaitkannya secara langsung dengan penyerahan diri Dimas. Sebuah van hitam yang sudah disiapkan sebelumnya menunggu di sudut jalan.

Rayyan turun dari mobilnya yang semula, diikuti oleh Dimas yang masih diseret oleh kedua anak buahnya. Borgol di tangan Dimas bergemerincing pelan, menciptakan melodi yang suram di udara pagi. Rayyan menatap Dimas dengan tatapan dingin, namun ada secercah kepuasan yang samar di matanya. Rencananya hampir selesai.

"Masuk," perintah Rayyan, menunjuk ke arah van.

Dimas didorong masuk ke dalam van, lalu Rayyan pun menyusul. Kenny sudah duduk di kursi kemudi, siap melanjutkan perjalanan. Suasana di dalam van terasa tegang, hanya suara mesin yang memecah keheningan.

Sesampainya di area parkir kantor polisi, Rayyan memerintahkan Kenny untuk berhenti agak jauh dari pintu masuk utama. Di dalam van yang gelap, Rayyan membuka borgol Dimas. Sentuhan dingin logam itu terasa seperti belenggu yang baru saja dilepaskan dari jiwanya.

"Aku pegang ucapanmu," ucap Rayyan, suaranya rendah dan penuh peringatan. Matanya menatap tajam ke arah Dimas yang babak belur. "Jangan berani-berani kau berbohong atau mencoba memutarbalikkan fakta di persidangan. Jika kau melakukannya, kau akan menyesal seumur hidupmu."

Dimas hanya menatap Rayyan dengan tatapan kosong, wajahnya datar, seolah telah kehilangan semua emosi. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun, hanya mengangguk samar, sebuah isyarat pasrah yang memuakkan bagi Rayyan. Tanpa menunggu lebih lama, Dimas membuka pintu van dan melangkah keluar, tubuhnya terhuyung sedikit karena kelelahan dan luka-luka.

Ia melangkah gontai, kakinya berat, menuju pintu masuk kantor polisi. Setiap langkahnya terasa seperti beban yang tak tertahankan. Beberapa meter lagi, ia akan mencapai pintu itu, menyerahkan diri, dan mungkin memulai babak baru dalam hidupnya—sebuah babak di balik jeruji besi.

Namun, takdir berkata lain.

Bruk...

Duakh...

Suara benturan keras yang memekakkan telinga tiba-tiba memecah keheningan pagi. Sebuah mobil sedan hitam melaju dengan kecepatan gila, seolah sengaja menargetkan Dimas.

Dalam sekejap mata, Dimas terpental ke udara, tubuhnya berputar tak berdaya sebelum akhirnya menghantam aspal dengan suara yang mengerikan. Ia terseret beberapa meter, meninggalkan jejak darah di permukaan jalan.

Tubuhnya tergeletak tak bergerak, darah mulai merembes dari kepalanya, membentuk genangan merah di bawahnya.

Di dalam van, Rayyan, Kenny, dan kedua anak buah lainnya melebarkan mata mereka. Keterkejutan dan kengerian membekukan mereka di tempat.

Rayyan, dengan refleks cepat, hendak membuka pintu van untuk keluar, namun tangannya terhenti di gagang pintu. Matanya terpaku pada mobil sedan yang baru saja menabrak Dimas.

Mobil itu berhenti sejenak, seolah memastikan korbannya tak lagi bernyawa, sebelum akhirnya tancap gas dan menghilang di tikungan jalan.

Namun, dalam sepersekian detik yang singkat itu, Rayyan sempat melihat plat nomor mobil tersebut. Sebuah plat nomor yang sangat ia kenal, yang pernah ia lihat terparkir di garasi rumahnya setiap hari.

"Ayah..." gumam Rayyan, suaranya tercekat di tenggorokan.

Kenny menoleh ke arah Rayyan, wajahnya pucat pasi. "Bos, apa yang harus kita lakukan?" tanyanya dengan nada panik, matanya memancarkan ketakutan.

Rayyan menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan gejolak emosi yang tiba-tiba menyerbu dirinya. Dendamnya terhadap Dimas telah terbalaskan, namun bukan oleh tangannya, melainkan oleh tangan ayahnya sendiri.

"Kita pergi dari sini," perintah Rayyan, suaranya kembali datar, namun lebih dingin dan lebih pekat dari sebelumnya. "Jangan sampai ada yang tahu bahwa kita berada di sini. Hapus semua jejak."

Kenny mengangguk kaku, lalu segera menjalankan van itu, meninggalkan lokasi kejadian dengan kecepatan tinggi. Rayyan menatap ke belakang, melihat kerumunan orang mulai terbentuk di sekitar tubuh Dimas yang tergeletak.

Ia merasa sebuah lubang menganga di dadanya. Keadilan yang ia cari telah datang, namun dengan cara yang paling tak terduga.

Ia sudah menduga jika sang ayah sudah mengetahui pelaku yang telah menabrak putrinya sampai tewas adalah Dimas, dan tentu saja Danu tak akan tinggal diam setelah mengetahui itu.

Bersambung...

Komennya tinggalin ya ...

1
Maa Yanti Maa Yanti
semoga aira dpt yg lbih baik dri dimas
Maa Yanti Maa Yanti
aku ikut sedih thorr kasian aira nya diselingkuhin😭😭💔💔
Annvita: ikut baper ya😭
total 1 replies
checangel_
Ku tunggu endingnya/Smile/
checangel_
Terjuket aku😭, istighfar banyak-banyak nih akunya
checangel_: /Facepalm/
total 2 replies
checangel_
Mba Airaaaa, kenapa dirimu .....😭
checangel_
/Chuckle/
checangel_
Boleh request nih?😅
checangel_
Wah, gimana ya? Mau bilang keren, tapi ....😭
Annvita: udah takdirnya 😭
total 3 replies
Dewi Susanti
lanjut kak
Annvita: siap💪
total 1 replies
Annvita
bakal ada S2 ya/Applaud/, kalian bakal tetap setia baca, nggak? /Grievance//Whimper/
checangel_
Terhurau aku, berharap endingnya ... di luar dugaan😭
checangel_: Jangan sad ending ya 😔
total 2 replies
Annvita
Awas aja kalo nggak komen😭😭
checangel_
Ternyata ....😭
E H Mukti
Jadilah kuat aira 👌👌👌
Annvita: Ayla akan kuat kok.../Grievance/
total 1 replies
Dewi Susanti
lanjut kak . jangan lama lama
Annvita: Sipp /Good//Good/
total 1 replies
checangel_
Selelah apapun authornya, pasti ada pembaca setia di setiap tulisannya 🖒
Annvita: tetap setia ya💪
total 1 replies
checangel_
Sepertinya setiap wanita emang seperti itu, butuh kepastian untuk mendapatkan satu perhatian, bukan banyak keraguan hanya untuk sementara persinggahan 😅
checangel_
Setulus itukah cinta Aira? 😭
checangel_
Menurut aku pribadi sudah bagus alur ceritanya, karakternya, penyusunan katanya, suasananya, dan belum ada kritik dari aku pribadi, pesan aku hanya satu "janganlah berhenti menulis hanya karena sesuatu yang membuatmu terhenti, jika dengan menulis kamu nyaman, menulislah" karena disanalah banyak perasaan dari beberapa orang yang tersampaikan 🤗 🖒

Dont give up💪
checangel_
Lega juga aku dengarnya 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!