Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dansa
"Tapi tuan.." gadis itu reflek menarik tanganmya dari genggaman Leon, membuat pria itu bingung
"Ada apa?"
"Saya hanya takut!"
"Tidak perlu takut, aku ada disini!" Leon meyakinkan gadis itu
Zalika benar-benar dibawa untuk diperkenalkan pada kedua orang tua Leon, perasaannya begitu gugup bahkan tangannya sudah berkeringat
Gadis cantik itu membelalakkan matanya, pria tampan yang membawanya berjalan dengan begitu bersemangat kearah sepasang suami istri paruh baya yang tengah berbicara dengan seseorang yang ia yakini adalah rekan bisnisnya, seseorang itu jelas Zalika kenali
Zayyan yang malam ini didampingi sang istri tengah berbincang dengan salah satu rekan bisnisnya, perusahaan Dhirgantara telah lama menjalin hubungan kerja sama dengan perusahaan milik keluarga Wardana
Keduanya begitu serasi, bahkan tak terlihat jika mereka memiliki tiga orang anak yang telah remaja, bahkan salah satunya dapat dikatakan dewasa
Dari jarak yang cukup dekat, Zayyan melihat seorang gadis yang tengah berjalan kearahnya bersama seorang pemuda
"Zalika?" Zayyan bertanya dalam hati, sedang apa putri cantiknya itu disini
Zalika yang melihat kedua orang tuanya takut jika identitas nya sebagai putri keluarga Dhirgantara akan terbongkar
Zayyan mengerutkan keningnya saat melihat wajah sang putri seolah memelas, bahkan gadis cantik itu mengatupkan kedua tangannya, Zayyan yang mengerti segera berbisik pada sang istri
"Apa aku tidak tampan? Apa aku terlihat tua?" Bisik Zayyan ditelinga istrinya
"Apa maksud kamu mas?" Tari merasa bingung dengan pertanyaan suaminya ikut berbisik
"Lihatlah! Putriku bahkan memohon agar kita terlihat tidak saling mengenal!"
"Ada apa tuan Dhirgantara?" Dava yang melihat rekan bisnisnya itu tengah berbisik, segera bertanya
"Ah tidak ada tuan Wardana!"
"Mah, Pah!" Panggil Leon, pemuda tampan itu datang dengan membawa seorang gadis cantik membuat kedua orang tuanya mengerutkan dahinya
"Kenalkan dia Zalika! Gadis yang kemarin ingin Leon kenalkan pada mama dan papa!" Zalika menyalami sepasang suami istri itu
"Waah.. pantesan kamu kecintaan, ternyata Zalika secantik ini!" Puji Astrid, wanita paruh baya itu bahkan mengusap pipi gadis cantik yang dibawa oleh putra bungsunya itu
Zalika tersenyum menyamarkan rasa gugupnya, sesekali manik indahnya melirik kearah kedua orang tuanya yang tengah menatapnya
"Oh iya Leon, kenalkan ini tuan Dhirgantara dan istrinya!" Dava memperkenalkan Zayyan dan Tari pada sang putra
"Tuan, ini Leon putra bungsu saya. Dan ini calon istrinya!"
"Waah tuan Wardana, sepertinya tuan akan dapat dua menantu yang cantik-cantik!" Zayyan bergurau namun tatapannya tak lepas dari sang putri yang sejak tadi diam saja
"Itu memang impian saya tuan!"
"Ayo kita kasih selamat buat kak Jef dan Leona!" Pasangan itu berlalu dari sana setelah berpamitan, keduanya melangkah menuju pelaminan dimana kedua mempelai tengah menyalami para tamu
"Kak Jef" Leon menghampiri sang kakak lalu memeluknya
"Selamat ya kak! Akhirnya.." ucap Leon setelah ia mengurai pelukannya dari sang kakak
"Terima kasih Leon!" Jefry mengucapkan itu dengan tatapan mengarah pada gadis cantik yang tengah berdiri mematung di belakang adiknya
"Selamat ya Leona!" Leon mengulurkan tangannya pada calon kakak iparnya itu
"Aku harap kamu tidak akan terluka dengan pertunangan ini, Leon!" Sindir Leona, wanita cantik itu seperti masih berharap jika mantan kekasihnya itu masih mencintainya
"Tentu saja tidak, oh iya kenalkan! Dia Zalika. Calon istriku!" Leon bahkan menekan kata calon istri pada Leona
"Dia sekretaris kamu kan, sayang?" Jefry tak menjawab, pandangannya hanya tertuju pada kekasihnya yang begitu mempesona
"Kenapa memangnya kalau dia sekretaris?" Sewot Leon
"Selera kamu ternyata turun drastis ya Leon! Aku pikir setelah putus dari aku, kamu akan menemukan perempuan yang setara dengan aku!" Ucap Leona dengan sombongnya
"Apa maksud kamu?" Bukan Leon yang menjawab, Jefry tersulut emosi saat mendengar wanita disampingnya ini seolah menghina kekasihnya
"Kenapa kamu marah sih, sayang?" Leona tersikap saat Jefry membentaknya
"Siapapun bakal marah kalau denger omong kosong kamu!" Sarkas Leon, pria tampan itu kembali menggenggam tangan gadisnya dan menjauh dari sana
***
Pasangan yang tengah menjadi bintang malam ini telah berada dilantai dansa, alunan musik romantis mengiringi gerakan dansa yang begitu romantis
"Dansa?" Leon mengulurkan tangannya pada gadis cantik yang berdiri di sampingnya
"Aku nggak bisa dansa!" Tolak Zalika
"Ada aku kan! Aku akan mengajari!" Leon bahkan sedikit menarik tangan gadis itu hingga ketengah
Leon membawa tangan Zalika lalu ia letakkan di bahunya sementara tangannya bertengger di pinggang ramping si gadis
Jefry mengepalkan tangannya, bahkan Leona Marasa tangannya yang tengah digenggam calon suaminya itu akan retak
"Aww!" Wanita cantik itu meringis
"Ada apa?" Tanya Jefry sinis, moodnya tengah buruk saat ini
"Kamu yang kenapa? Kamu kayaknya lagi kesel?" Leona tak lagi memperdulikan tangannya yang sakit, ia lebih memilih untuk melanjutkan dansa romantis ini
"Nggak pa-pa!" Jefry kembali membawa pandangannya pada pasangan lain yang tak kalah romantis
Napas Jefry memburu, ingin rasanya ia menghajar adik laki-lakinya itu dengan kuat, disana Leon tengah mendekatkan wajahnya kearah telinga Zalika seolah tengah membisikkan sesuatu
"I Love You, Zalika!"
Gadis cantik itu membeku, Zalika seolah kehilangan kata. Suara Leon mendayu merdu di indra pendengarannya
Zalika melepaskan tangannya dari bahu pria itu, ia mundur beberapa langkah hingga menyisakan jarak diantara keduanya
"A-aku haus!" Dengan tergesah gadis itu menjauh pergi meninggalkan Leon yang masih dilantai dansa
"Sebentar Leona!" Jefry pun melepas tangan calon istrinya dan meninggalkan wanita itu
"Jefry!" Ingin rasanya ia berteriak, hanya saja begitu banyak orang disana
Jefry menghampiri sang kekasih yang tengah menyesap jus jeruk yang tersedia diatas meja
"Ikut aku!" Dengan cepat pria itu menarik pergelangan tangan gadis itu membuat Zalika terkejut
"Kemana?" Jefry diam saja, pria tampan dengan tuksedo berwarna putih itu melangkah cepat menuju sebuah lift
Didalam lift pun Jefry diam saja, beberapa kali Zalika bertanya namun pria itu memilih diam
Jefry berhenti didepan sebuah pintu, ia meletakkan kartu akses dan membuka pintu tersebut lalu meminta sang kekasih masuk setelahnya
Zalika masuk lebih dulu, lalu Jefry menyusul dan langsung menutup pintu
"Kenapa kita kesini?" Gadis cantik itu berbalik menatap pria tinggi yang sepertinya terlihat kesal
Zalika sempat takut melihat raut kekesalan pada wajah tampan pria itu, ia pikir Jefry akan marah atau bahkan membentaknya. Namun ia salah, pria tampan itu justru membawanya dalam pelukannya
Zalika tak membalas pada awalnya, namun merasa pelukan sang kekasih semakin erat, membuatnya menebak jika Jefry mencoba untuk meredam amarahnya juga tekanan dalam dirinya
Zalika mengusap punggung lebar prianya, mencoba untuk menenangkan sang kekasih dari gundah yang pria itu hadapi