Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10
Acara ulang tahun Reva dirayakan secara sederhana sesuai keinginan pemilik acara namun tak lupa kesan mewah masih terlihat. Rekan Ronan dan Astrid serta teman dari kakek neneknya yang diundang secara personal mulai berdatangan.
Reva yang sejak tadi menanti kedatangan teman-teman kakaknya. Tak melihat bahwa mereka kedatangan mereka, Reva mulai merasa sedih.
Mason yang hadir dan menemani Reva ikut sedih saat melihat wajah ceria Reva digantikan tatapan sedih.
"Leva, ayo masuk. Kamu kan yang ultah, jadi halus ada di dalam dong!" Mason segera menarik Reva masuk ke dalam rumah untuk memulai acara.
Saat acara akan di mulai, senyum Reva yang hilang kembali muncul saat melihat teman-teman kakaknya yang ia undang datang. Hanya saja, dia tak melihat kedatangan Kieran.
"Lihat, kakak benerkan? Mereka pasti datang!" ujar Tristan yang dibalas anggukan oleh Reva.
"Hanya saja Kak Kieran nggak ada?" lirih Reva saat melihat semuanya hadir kecuali Kieran.
"Mungkin dia datang terlambat. Adik jangan risau!" ujar Kassius yang mencoba menghibur Reva
'Kieran, kenapa lo nggak hadir!' batin mereka berteriak
"Baiklah, para hadirin sekalian. Pada hari ini, kami sekeluarga mengucapkan terima kasih atas kehadiran kalian semua di acara ulang tahun cucu perempuan tersayang kami, Reva!" ujar Gideon
"Tuh, opa udah buka acaranya. Ayo kesana!" ajak Tristan dengan menggandeng Reva. Begitu juga dengan Kassius.
Reva pun langsung diajak untuk berdiri di antara kedua kakeknya. Berdiri tepat di depan kue yang ia inginkan dan ia pilih bersama keluarganya.
"Ayo sayang, buat permohonan. Lalu tiup lilinnya ya sayang!" bisik Astrid yang berdiri di belakang putrinya bersama dengan Ronan.
Reva melalukan apa yang diminta oleh mamanya.
"Gue harap, gue bisa bertahan di duni novel ini dan semua para tokoh bahagia sesuai dengan versi mereka sendiri," harap Reva
"Semoga bunda tenang di alam sana dan teman-teman gue di masa lalu juga bahagia semua!" lanjutnya saat membuat permohonan
Saat Reva meniup lilinnya, semua bersorak dan menepuk tangannya. Kemudian, Astrid membantu Reva memotong kue nya.
Reva memberikan potongan kue pertamanya untuk sang mama, kemudian papa dan ketiga untuk kakak kembarnya.
Acara berlangsung dengan sangat baik. Tanpa ada kendala apapun. Para tamu pun terlihat nyaman.
Sang pemilik acara pun juga ikut menikmati. Reva memilih duduk bersama dengan teman-teman kakaknya dan Mason dibandingkan dengan bersama teman-teman orang tuanya.
...****************...
Saat acara utama selesai dan para tamu undangan pulang. Reva yang duduk, melihat tumpukan kado yang diberikan oleh para tamu.
Teman-teman si kembar juga tak pulang dan lebih memilih tinggal dan menginap.
"Dedek gemes, mau coba buka hadiah dari kami?" tawar Jaka sambil menunjuk ke arah tumpukan kado miliknya dan yang lain.
Reva mengangguk. Kemudian Jaka mengambil kado-kado itu agar di dekat Reva.
Reva mulai membuka kado satu per satu. Hadiah dari teman-teman si kembar sangatlah unik.
Theo, memberikan sebuah buku cerita tentang disney yang sebenarnya Reva sendiri sudah membaca di kehidupan sebelumnya.
Jaka, memberikan sebuah tas cantik lengkap dengan gantungan kunci yang lucu berwarna merah muda.
Rudi, memberikan lampu tidur yang lucu. Lampu berbentuk bintang, kesukaan Reva.
Dan Brian, memberikan sekotak bola-bola coklat. Melihat itu, Reva langsung mencoba memakannya.
"Kakak, ini enak!" ujar Reva yang merasakan rasa manis di mulutnya.
"Nah, sekarang kado dari mama dan papa!" ujar Ronan yang tak mau kalah.
"Kami pun!" teriak Kassius dan yang kain secara serempak.
Reva mulai membuka kado satu per satu dari keluarganya. Melihat banyaknya baju, perhiasan, dan sepatu Reva hanya tersenyum.
Namun, yang menarik perhatiannya adalah gitar berukuran kecil dan satu set alat lukis.
Melihat nama yang tertera, Reva melihat ke arah papa dan mamanya.
"Terima kasih papa, mama!" ujar Reva senang
Reva yang ingin belajar bermain gitar merasa senang. Akhirnya, dirinya bisa belajar musik sesuai keinginannya dulu. Satu per satu keinginannya di kehidupan sebelumnya tercapai saat dirinya menjadi Reva.
"Reihan, Lala tolong bawa semua hadiah ini ke kamar Reva dan tata ya," ujar Astrid memanggil kedua pegawai baru yang bertugas membantu Reva.
"Baik, nyonya!" ujar mereka serempak.
Reva menatap kepergian mereka berdua. Dia harus berbicara dengan orang itu. Tiba-tiba datang tanpa mengabarinya, membuatnya bingung seketika.
"Tuan, nyonya ada tamu di depan," lapor pelayan yang baru saja datang
"Siapa bi?"
"Itu, nyonya katanya teman aden Tristan dan aden Kassius, nyonya,"
Si kembar pun bingung. Merasa tak memiliki janji, mereka pun saling pandang.
"Baik bi, terima kasih ya!" ujar si kembar
"Inggih aden, mari!" ujar pelayan itu
"Sana, samperin. Siapa tau penting!" ujar Astrid
Tristan dan Kassius segera pergi untuk melihat siapa yang datang. Sedangkan Reva masih sibuk dengan hadiah-hadiah yang diberikan oleh para tamu. Sesekali Jaka atau Rudi menggoda Reva.
"Lihat, siapa yang datang!" teriak Kassius yang baru saja datang dengan membawa seseorang.
Reva melihat siapa yang datang. Reva mencoba mengintip ke arah belakang kakaknya itu.
"Maaf om, tante. Saya terlambat!" ujar Kieran yang baru saja datang
Semua orang terkejut melihat kedatangan Kieran. Kedatangan yang sejak tadi di tunggu Reva akhirnya datang. Hanya saja, penampilan Kieran saat ini jauh dari kata baik.
"Nak, ini kenapa?!" Astrid berdiri dan memeriksa keadaan Kieran.
"Biasa tante, maaf ya saya terlambat ke acara," sesal Kieran
"Tidak apa, ayo masuk. Kita obati wajahmu ini," Astrid menarik Kieran masuk dan meminta seorang pelayan membawakan kotak obat.
"Tunggu sebentar tante," Kieran berjalan mendekat ke arah Reva yang sejak tadi memandanginya.
"Maaf datang terlambat. Ini hadiah, semoga suka!" ujar Kieran dengan wajah datar
Reva menerima hadiah yang di bawa Kieran dengan diam. Kemudian Astrid membawa Kieran ke kamar tamu untuk mengobati Kieran.
Reva membuka kotak kado yang diberikan Kieran. Melihat sebuah kandang, Reva melihat seekor kelinci berwarna coklat.
"Wahh, Reva mendapatkan kelinci!" ujar girang Jaka saat melihat kado yang diberikan Kieran
Reva mencoba menggendongnya. Kelinci kecil yang sangat pas di tubuh Reva yang masih kecil pula.
Ronan yang melihat jam menunjukkan bahwa waktu sudah larut malam segera membawa Reva untuk ke kamar. Sudah waktunya untuk Reva tidur.
"Selamat malam semuanya!" ujar Reva di dalam gendongan sang ayah
"Malam!" ujar serempak semua orang
...****************...
Di dalam kamar, Reva diam. Dirinya menatap ke arah orang yang berdiri diam sambil menatapnya.
"Kau sistem kan?" tanya Reva secara langsung
"Wah, nona langsung bisa mengenali saya!" girang Reihan saat Reva mengenali dirinya.
Ya, tadi pagi yang datang adalah Reihan alias sistem Re. Dirinya datang sebagai pengawal serta asisten Reva bersama dengan orang yang bernama Lala.
"Jadi kau berubah menjadi manusia?" tanya Reva yang bingung melihat sebuah sistem berubah menjadi manusia.
"Ini hanyalah tubuh buatan nona. Inilah upgrade yang saya maksud agar memudahkan saya membantu nona," jelas Re
"Tapi tetap saja nona, kemampuan saya untuk berkomunikasi dengan nona melalui pikiran seperti sebelumnya masih ada," jelasnya lagi
"Jadi, kau akan membantuku dengan tubuh manusia dan tetap memberitahuku mengenai scene novel untuk kedepannya?"
"Benar, nona! Karena ada beberapa cerita rahasia dalam novel yang harus anda ketahui secara bertahap,"
"Oke, terserah saja. Aku ingin tidur sekarang. Kau bisa keluar!"
"Baik, nona!"
