NovelToon NovelToon
Menggoda Anak Mantan Tunanganku

Menggoda Anak Mantan Tunanganku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Balas dendam pengganti
Popularitas:192
Nilai: 5
Nama Author: khayalancha

Gena Febrian pernah mengambil resiko untuk kehilangan segalanya demi seorang Indri, perempuan yang Ia cintai namun perempuan itu malah meninggalkannya untuk orang lain. Semenjak saat itu Ia bersumpah akan membuat hidup Indri menderita. Dan kesempatan itu tiba, Indri memiliki seorang anak sambung perempuan. Gena c akan menemukannya, membuatnya jatuh cinta padanya, dan kemudian dia akan menghancurkannya.

Sally Purnama seorang staff marketing dan Ia mencintai pekerjannya dan ketika seorang client yang dewasa dan menarik memberi perhatian padanya Ia menaruh hati padanya.

Tak lama kemudian dia menerima ajakan Gena, lalu ajakan lainnya. edikit demi sedikit, Genamengenal perempuan yang ingin ia sakiti, dan ia tidak bisa melakukannya. Dia jatuh cinta padanya, dan Sally jatuh cinta padanya.

Tapi-dia telah berbohong padanya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia terjebak. Saat Sally menemukan kebenaran, dia patah hati. Pria pertama yang sangat dia cintai telah mengkhianatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Hari ini Sally berniat untuk melakukan olahraga di Senayan. Tepatnya di Gelora Bung Karno, banyak orang melakukan kegiatan olahraga di tempat itu. Wanita itu ingin mencoba pound fit, agar tubuhnya juga menjadi sehat, tidak terus menerus hanya bekerja.

"Tumben banget, hari libur udah cantik aja." Indri menggoda Sally yang sedang mengoleskan bedak di pipinya.

"Ibu, bisa aja. Aku mau olahraga Bu, di GBK. Mau ikut?" Tanya Sally mengajak Indri.

"Enggak deh, hari ini Ibu di rumah aja. Mau nemenin Ayah kamu." Indri menolak ajakan Sally.

"Oke." Jawab Sally lugas.

"Mau berangkat ke Senayan sama siapa, Sa?" Tanya Indri.

"Aku sendiri, mau naik MRT."

"Enggak mau di anterin Jaka?" Pertanyaan Indri membuat Sally sedikit kesal, dari kemarin Jaka terus yang di dengar Sally. Dia bahkan sudah sedikit menghindari bertemu Jaka, tapi malah Ibunya seperti itu.

"Ibu, enggak. Aku sendirian naik MRT. Nanti juga pulang agak sorean, aku enggak mau ngerepotin Om Jaka. Umur aku udah 28 tahun, aku bisa mandiri." Wanita itu kesal. Kenapa harus selalu Jaka?

"Oke-oke, Sally. Jangan marah dong, Ibu cuma tanya aja kok. Kamu bisa berangkat sendiri, naik MRT seperti yang kamu mau." Indri menenangkan Sally yang sudah terlihat kesal.

Sally menghembuskan napasnya panjang, "Maaf Ibu, bukan maksud Asa mau marah. Cuma aku.. Pokoknya gitu, deh. Aku enggak bisa jelasin pakai kata-kata." Sally menepuk-nepuk pundak Indri.

"Iya, nak, Ibu paham kok. Udah gih berangkat, nanti kesiangan olahraganya. Kan enggak lucu, kalau kamu olahraga siang-siang, apalagi Jakarta lagi panas banget kan." Senyuman Indri membuat hati Sally tenang. Sally sangat menyukai senyuman Indri.

"Oke Bu, Indri pamit pergi dulu ya." Sally berpamitan dengan Indri.

*****

"Jakarta panas bener ya, baru juga jam 06:00 WIB." Kata salah satu orang di sebelah Sally.

"Iya nih, mana gue pakaiannya tebel lagi. Nanti anterin gue dulu ya, ganti baju." Sally mendengar obrolan mereka dengan seksama. Memang saat ini, Jakarta sedang di landa kepanasan. Terik matahari rasanya berada di ujung kepala.

Sally turun di stasiun Istora Mandiri. Setelah itu, dia akan berjalan kaki menuju Gelora Bung Karno, karena stadionnya sangat dekat dengan stasiun. Sally sedang melihat orang-orang yang sedang berolahraga. Saat ini wanita bertampang manis itu akan melakukan olahraga pound fit.

Sally mulai mengikuti gerakan sang instruktur pound fit. Wanita itu pertama-tama melakukan pemanasan. Lalu setelah pemanasan, dia melakukan burpee, gerakan jongkok, menegakkan bahu, mirip dengan push up, tapi ini berbeda. Setelah itu, instruktur mengubah gerakan, gerakan yang kedua adalah squat jump. Sally sedikit kelelahan, karena dia tidak terbiasa berolahraga.

Mata Sally menangkap sosok yang dia kenal, Gena. Pria itu sedang bersepeda di GBK. Pertemuan ketiga mereka terjadi secara tidak langsung. Tidak di rencanakan sama sekali. Sally segera menghentikan kegiatannya. Secara tidak sengaja, Gena juga melihat Sally sedang olahraga. Pria itu menghentikan kayuhan sepedanya, dan menghampiri Sally.

"Sally, lagi olahraga juga?" Tanya Gena.

"Iya, Pak Gena. Saya lagi olahraga di sini, Pak Gena sendiri?" Sally bertanya balik pada Gena.

"Seperti yang kamu lihat, saya sedang bersepeda disini." Jawab Gena.

"Sepertinya, Pak Gena sering bersepeda di sini, ya?" Sally mengayun-ayunkan tangannya.

"Iya saya sering bersepeda di sini, kamu haus?" Gena memberikan air mineral kepada Sally.

"Makasih Pak Gena," Sally mengambil air mineral yang diberika Gena. "Maaf, saya ngerepotin nih jadinya." Sally tampak sungkan dengan Gena.

"Tidak masalah, oh iya, kamu cukup panggil saya Gena saja, ini bukan di kantor. Saya belum terlalu tua, untuk dipanggil Pak." Gena memberitahu Sally, agar memanggilnya Gena saja.

"Baik, Pak, eh. Oke Gen," Mereka berdua tertawa bersama.

Sally dan Gena saling menatap, tiba-tiba atmosfer canggung tercipta dari keduanya.

"Sally, kamu manis ya, ternyata." Gena menggoda Sally, untuk mencairkan suasana.

"Haha, Gen, kamu bisa aja. By the way, terima kasih untuk pujiannya." Sally tersenyum lebar memenuhi pipinya.

"Oh iya, di sini sendirian aja?" Tanya Gena memperhatikan ke sekeliling.

"Iya, aku sendirian. Ibuku, kurang mau kalau diajak olahraga, apalagi kalau harus naik MRT berdesak-desakan." Sally menerawang ke depan, mengingat perihal Ibunya yang tidak mau diajak berolahraga.

"Padahal olahraga sehat loh, tapi Ibu kamu enggak suka ya." Gena sedikit memperlihatkan senyuman mengejek, "Kamu naik MRT dari rumah?" Tanya Gena bersemangat.

"Iya, naik MRT, lebih hemat dan juga mengurangi jumlah kendaraan pribadi aja. Kalau naik mobil, pasti bakalan kena macet, sampai sini kesiangan. Nanti enggak jadi olahraga." Sally menjelaskan, Gena mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Bagus-bagus! Aku suka nih, yang begini. Ramah lingkungan ya." Gena tersenyum memperlihatkan giginya yang putih dan rapi.

"Iya, ramah lingkungan dan menghindari macet, itu beda tipis." Sally menimpali lalu tertawa dengan perkataannya sendiri.

"Oh iya, olahraga kamu udah selesai? Aku ganggu enggak nih?" Tanya Gena.

"Enggak kok. Udah selesai, ini aku mau cari makan, Gena, udah sarapan?" Tanya Sally sedikit malu.

"Kebetulan aku juga belum makan, ayo kita makan bareng. Ada nasi uduk enak di dekat sini." Gena menarik tangan Sally, dan membawanya pergi ke tempat makan.

Sally dan Gena sedang menyantap makannya, mereka berdua saling tatap. Sally tersedak karena Gena terlalu memperhatikannya.

"Kamu enggak apa-apa? Ini minum. Makan pelan-pelan aja." Gena menyodorkan es teh kepada Sally.

Sally langsung meminum es teh dan melanjutkan memakan makanannya."Makasih banyak Gen,"

"Nanti pulang bareng aku ya, naik MRT." Ajakan Gena lagi-lagi membuat Sally tersedak.

Gena tertawa melihat tingkah laku Sally.

"Kamu kenapa deh dari tadi? Emangnya aku nyeremin ya, sampai kamu kaget terus gitu." Tanya Gena melihat Sally yang sudah kikuk.

"Eng... Enggak kok, kamu enggak nyeremin, cuma sedikit kaget aja. Emang kamu enggak bawa kendaraan pribadi?" Tanya Sally pada Gena. Gena menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Enggak, makanya aku ajak kamu naik MRT bareng, karena aku enggak bawa kendaraan pribadi. Jadi, mau pulang bareng aku?" Tanya Gena untuk yang ke-dua kalinya.

"Boleh, kita bisa pulang bareng naik MRT. Toh itu kendaraan umum, hehe." Kata Sally.

"Okey kalau gitu, setelah makan, jalan-jalan dulu sebentar pakai sepeda, lalu kita pulang ya."

Gena dan Sally selesai makan, mereka berdua berjalan bersama mengendarai sepeda. Setelah 30 menit mereka berdua pulang bersama menggunakan MRT.

*****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!