NovelToon NovelToon
Detektif Dunia Arwah

Detektif Dunia Arwah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Hantu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Seorang detektif muda tiba-tiba bisa melihat arwah dan diminta mereka untuk menyelesaikan misteri kematian yang janggal.

Darrenka Wijaya, detektif muda yang cerdas namun ceroboh, hampir kehilangan nyawanya saat menangani kasus pembunuh berantai. Saat sadar dari koma, ia mendapati dirinya memiliki kemampuan melihat arwah—arwah yang memohon bantuannya untuk mengungkap kebenaran kematian mereka. Kini, bersama dua rekannya di tim detektif, Darrenka harus memecahkan kasus pembunuhan yang menghubungkan dua dunia: dunia manusia dan dunia arwah.

Namun, bagaimana jika musuh yang mereka hadapi adalah manusia keji yang sanggup menyeret mereka ke dalam bahaya mematikan? Akankah mereka tetap membantu para arwah, atau memilih mundur demi keselamatan mereka sendiri?

Update setiap hari,jangan lupa like dan komen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 26 PEREMPUAN KEPALA MIRING

Begitu kata-kata itu keluar dari bibirnya, udara di dalam mobil mendadak dingin. Napas semua orang terlihat berembus putih, seperti di ruangan ber AC yang membeku. Selina buru-buru memegang tangan Darren, takut temannya kesurupan.

"Ren,ada apa jangan bikin gue panik"Selina menggenggam erat tangan Darren.

"Ada i-tuuuu"Darren menunjuk nunjuk ke arah jendela.

"Ga ada apa apa Ren" Selina ikutan panik.

"i....tu i-tu" Darren masi menunjuk nunjuk tetapi kali ini ia menunduk.

Sementara Gavin yang mengemudi melirik lewat kaca spion. Sekilas, ia juga melihat sosok itu duduk di kursi belakang, tepat di samping Darren. Kepalanya menunduk, namun sesekali bergerak kaku seperti patah.

"Ada hantu anjirt"kata Gavin,mobil itu hampir oleng.

Hantu itu menatap ke arah depan wajahnya punyat kepalanya miring seperti bekas goresan pisau yang memperlihatkan tulang tulang.

"Yaa tuhan selamatkan hambamu ini"Gavin berdoa,karena sekarang hantu perempuan itu menatap ke arah Gavin.

"Kok gue bisa lihat si anjir,harunya Darren aja pergi lo sono pergi"Gavin teriak teriak yang membuat semua orang ikut ketakutan,Laksmi yang sedari tidur terbangun lalu menangis.

"Vin ada apa?"tanya Jena sambil menenangkan Laksmi.

"Itu ada setan"Gavin ketakutan hampir tidak fokus dengan jalanan.

Gavin menghentikan mobilnya karena tangannya gemetar.

"Sial, jangan bilang kita lagi diikutin"

"Darren,hantu apa itu anjir?"tanya Gavin dengan nada ketakutan,karena hantu itu masih duduk di sebelah Darren.

"Gue..gue gatau tapi dia sekarang di sebelah gue"

Perempuan itu lalu menoleh perlahan ke arah Darren. Bibirnya terbuka, darah merembes keluar, dan terdengar suara serak lirih.

"Tangkap dia sebelum ada korban lagi"

"Dia bilang kita suruh tangkap pelaku,tapi gue takut banget"

"Dimana sih kok gue ga lihat"Selina menoleh ke arah depan belakang,tapi kosong.

"Ta..tangkap pelakuu pembunuhan...ku" Perempuan itu berbisik ke arah kuping Darren.

"Iya iyaa gue bantu tangkep tapi jangan nakut nakutin kita" Darren berteriak walau dalam hatinya ia merasa takut.

"Pergi dulu deh lo,biarin kita istirahat jangan ganggu. Gue mau anter anak kecil itu" Darren masi menunduk sambil menunjuk nunjuk ke arah Laksmi.

Hantu perempuan itu menoleh perlahan. Lehernya yang sudah miring makin patah ke samping, dan bekas sayatan pisau di kulitnya tampak jelas terbuka, dagingnya koyak, darah kering berkerak. Dari luka itu keluar suara seperti angin berdesis, membuat bulu kuduk Darren merinding.

Wajahnya mendekat begitu dekat ke Darren, sampai Darren bisa mencium bau amis darah yang menusuk hidung.

"Sakit...Perih setiap goresan pisau..setiap malam aku masih merasakannya" bisiknya dengan lirih, matanya berair penuh penderitaan.

Darren menutup mulutnya, menahan mual sekaligus rasa takut.

"Tolong jangan deket-deket gue… gue ngerti, lo minta gue tangkep pelakunya tapi jangan kayak buat guee takut"

Perempuan itu tiba-tiba menyeringai aneh, darah terus menetes dari bibirnya. Ia mendekat lebih dekat lagi, menempel di kuping Darren, suaranya tajam menusuk telinga:

"Tangkap dia atau luka ini akan jadi milikmu juga"

Sekejap Darren merasa dingin menusuk lehernya, seperti ada pisau yang menggores kulitnya. Ia menjerit pelan sambil meraba leher, merasakan bekas dingin itu.

"Ren,lo gapapa?hantu itu ngapain ren?"Selina kelihatan khawatir.

"Dia masih di sebelah gue"

"Halo,mbak hantu kita bakal bantu mbak tolong pergi ya"Gavin berkata tetapi saat ini ia tidak bisa melihat keberadaan hantu itu lagi.

"Hihihihi,aku suka dia. Dia lucu"hantu itu tersenyum menyeringai.

Hantu itu kembali menatap Darren,memegang leher Darren agar Darren merasakan rasa sakit menjelang ajal wanita itu.

"Aaaaaaa.Hentikan hentikan"Darren berteriak.

"Ren,lo kenapa anjir"Gavin ikutan panik.

Darren gemetar, napasnya berat.

"Dia nunjukin lukanya ke gue,bekas sayatan itu gila, sakit banget"

Hantu itu masih menatapnya dengan mata penuh dendam, lalu perlahan tubuhnya menguap menjadi kabut hitam yang lenyap menembus jendela mobil.

"Dia akhirnya pergi"Darren mendongakkan kepalanya.

"Gila anjir hantunya serem banget"Gavin menginta wajah hantu itu.

"Udah,vin lanjut ke panti kita tenangin diri disana" Ajak Jena setelah mengalami hal yang sangat chaos itu.

Gavin pun segera melanjukan mobil itu dengan cepat menuju ke panti milik Ibunda Darren. Sedangkan Selina menenangkan Darren yang masi syok dan ketakutan.

"Darren tenang ya, sebentar lagi sampai" bisik Selina lembut.

Namun tiba-tiba Darren berbisik lirih, hampir tak terdengar,

"Dia nggak pergi.. Dia ikut"

Gavin yang fokus menyetir langsung menoleh sekilas lewat kaca spion. Hatinya tercekat di kursi paling belakang, kaca mobil berembun seperti ada bekas telapak tangan yang baru saja menempel dari dalam.

"Jena lo liat itu nggak?" suara Gavin bergetar.

"Itu telapak tangan siapa"Jena menoleh mana mungkin mobil dengan kecepatan tinggi ada telapak tangan wanita disana.

Seketika hawa dingin menyelimuti kabin mobil. Lampu jalan yang tadinya terang, mendadak meredup satu per satu. Gavin semakin menekan pedal gas, berharap cepat sampai di panti.

Namun di tengah perjalanan, suara lirih seorang perempuan tiba-tiba terdengar dari bangku belakang.

"Aku ikut jangan tinggalkan aku"

Semua orang langsung menoleh serempak ke belakang. Kursi belakang yang kosong itu kini dipenuhi kabut tipis, dan samar-samar, wajah pucat perempuan dengan mata hitam legam kembali menampakkan diri,ia menggerak gerakkan lehernya dengan darah yang bercucuran dari goresan leher itu.

"VIN CEPETAN!!!" teriak Jena panik.

Mobil melaju kencang, menembus hujan dan kegelapan. Tapi sosok itu kini tidak hanya duduk di belakang perlahan tubuhnya merayap maju di antara sela kursi, semakin dekat dengan Darren yang terduduk lemas.

"DARREN!!! JANGAN LIRIK DIA!!!" teriak Selina, panik melihat kepala Darren mulai menoleh perlahan seolah ditarik oleh sesuatu.

"Darren ayo lihat aku"Hantu perempuan itu menyeringai.

Entah kenapa tubuh Darren tidak bisa digerakkan oleh dirinya sendiri,kepalanya tiba tibe menoleh menatap mata hitam legammilik perempuan itu dan tiba tiba seolah dirinya tertarik masuk ke sebuah tempat yang ia tak ketahui.

"Hantikan jangan lakukan itu" terdengar jeritan seorang wanita cantik yang dikepung oleh segerombolan pria di gedung kosong.

"Gue gue dimana,dan siapa dia?"batin Darren menatap wanita itu yang ketakutan.

"Siapa suruh lo ga nerima Jason"kata salah satu pria itu.

"Makanya jadi cewe ga usa sok deh"seorang pria bertubuh pendek mendekat ke cewe itu lalu menamparnya.

Tiba tiba seorang pria dengan tubuh tinggi,rambut acak acakan dengan jaket hitam masuk dengan pisau ditangannya.

"Hai Lara"sapa pria itu.

"Jason tolong hentikan,aku tidak berniat menolak cintamu"kata Wanita itu lemas.

Darren berdiri terpaku, tubuhnya seolah transparan. Ia hanya bisa menyaksikan kejadian itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Suara Lara yang gemetar memenuhi ruangan kosong itu. Matanya penuh air mata, tubuhnya sudah penuh luka akibat dipukuli para pria yang mengepungnya.

Pria bertubuh tinggi dengan jaket hitam yang tak lain adalah Jason melangkah perlahan, pisau di tangannya berkilat memantulkan cahaya lampu redup. Senyum miring menghiasi wajahnya, dingin, penuh obsesi.

"Lo pikir gue bisa ditolak gitu aja?" Jason mendekat, menatap Lara dari ujung kaki sampai ke mata yang penuh ketakutan.

"Lo milik gue. Dari dulu harusnya lo ngerti itu"

"Ja… Jason, tolong jangan gini aku… aku bisa jelasin" suara Lara bergetar, tangannya terangkat seolah memohon.

Namun pria pendek tadi mendorong Lara hingga ia tersungkur ke lantai. Darah menetes dari bibirnya.

Jason berjongkok, menangkup dagu Lara dengan kasar, mengangkat wajahnya agar menatap mata kelamnya.

"Lo nolak gue di depan semua orang bikin gue malu. Dan sekarang lo bakal bayar apa yang telah lo perbuat"

Haii guys ini aku kasih visual dari Darrenka Wijaya ya

DARRENKA WIJAYA

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!