NovelToon NovelToon
Detektif Dunia Arwah

Detektif Dunia Arwah

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / TKP / Hantu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadinachomilk

Seorang detektif muda tiba-tiba bisa melihat arwah dan diminta mereka untuk menyelesaikan misteri kematian yang janggal.

Darrenka Wijaya, detektif muda yang cerdas namun ceroboh, hampir kehilangan nyawanya saat menangani kasus pembunuh berantai. Saat sadar dari koma, ia mendapati dirinya memiliki kemampuan melihat arwah—arwah yang memohon bantuannya untuk mengungkap kebenaran kematian mereka. Kini, bersama dua rekannya di tim detektif, Darrenka harus memecahkan kasus pembunuhan yang menghubungkan dua dunia: dunia manusia dan dunia arwah.

Namun, bagaimana jika musuh yang mereka hadapi adalah manusia keji yang sanggup menyeret mereka ke dalam bahaya mematikan? Akankah mereka tetap membantu para arwah, atau memilih mundur demi keselamatan mereka sendiri?

Update setiap hari,jangan lupa like dan komen

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 35 MANUSIA GILA

"Oke,lo jalan kesana gue ke laci sana"Darren menyalakan lampu lalu menunjuk ke arah kanan dan kiri meja besar.

"Buruan Vin,Ren cctv disini ada tiga gue cuman bisa matiin 10 menit aja"kata Selina dari balik earpice.

"Lacinya terkunci Ren"Gavin mencoba membuka laci itu.

"Kuncinya ada dibawah buku bahasa inggris di dekat rak tengah" Jordan mengintrupsi.

"Buruan cari Ren,kita harus cepat"Gavin menatap Darren.

Darren segera mendekat ke deretan buku di rak besar belakang meja itu,ia menyusuri mencoba mencari buku bahasa inggris tetapi saat mau mengambil buku itu tiba tiba rak bergetar memperlihatkan lorong kosong.

"Ini lorong apa?"gumam Darren bingung.

"Loh disana ada lorong"Jordan yang sebagai anak saja tidak tahu kalau di ruang kerja ayahnya ada lorong rahasia.

"Masuk ga Lin?"tanya Gavin.

"Masuk disana ga ada cctv,kita cari tahu ada apa disana"jelas Selina.

Darren dan Gavin segera melangkah masuk menuju ke ruang tersembunyi di ruang kerja itu,Setekah masuk Gavin segera buru buru menutup lagi rak buku. Disana terlihat kolam dipenuhi bunga lalu di sudut seperti ada kamar. Darren segera masuk ke arah kamar itu,untung saja pintu itu tidak terkunci.

"Ruang apa itu Ren"Gavin yang masi mengelilingi kolam menoleh ke arah Darren.

"Gatau"Tanpa pikir panjang Darren segera melangkah masuk ke dalam ruang itu betapa terkejutnya ia melihat ada mayat yang dipajang seperti manekin tanpa berbusana.

"Ini gila"teriak Darren. Gavin yang mendengar itu buru buru masuk ke ruangan itu.

Darren menutup mulutnya rapat-rapat, menahan mual yang hampir meledak saat aroma kimia bercampur bau anyir memenuhi hidungnya. Lampu redup di ruangan itu menyoroti pemandangan yang membuat darahnya berdesir lima mayat wanita yang dipajang berdiri tegak seperti manekin, kulit mereka pucat mengilap, seolah baru saja diawetkan. Tidak ada sehelai kain pun menutupi tubuh mereka, hanya tatapan kosong yang menganga di balik mata yang sudah mati.

"Ya tuhan apa ini?"Gavin menahan napasnya,lalu mendekat ke salah satu mayit.

"Ren buruan lihat ini,lehernya ada sayatan seperti hantu Lara"

Darren memicingkan mata, mendekat ke salah satu tubuh yang tersandar pada tiang besi.

"Gila apakah ini ulah Jason" Suaranya bergetar, campuran amarah dan ngeri.

Mereka berjalan lebih jauh ke dalam ruangan. Di sisi kanan, sebuah kasur besar terbentang, seprai merah tua menutupi, beberapa bercak hitam kecoklatan jelas terlihat menodai permukaannya. Tepat di depannya, sebuah TV layar datar terpasang di dinding. Di bawahnya, sebuah meja dengan tumpukan flashdisk dan kamera kecil yang lensa-lensanya masih menempel darah kering.

Gavin menelan ludah, wajahnya tegang.

"Ren jangan bilang rekaman yang dibilang hantu Lara ada disini"

"Gila dia memang beneran psikopat,bahkan mayatnya sampe dijadikan pertunjukan" Darren mengepalkan tangannya.

Di sudut lain, lemari kaca transparan memperlihatkan deretan botol kimia, formalin, dan alat-alat bedah yang masih berlumur noda hitam.Gavin berjalan ke arah meja, mengambil salah satu flashdisk dengan tangan bergetar.

"Ren kita harus bawa semua ini"

Darren menatap mayat-mayat itu sekali lagi. Salah satu wajah tampak masih muda, bahkan mungkin baru belasan tahun. Pupilnya membesar, napasnya berat.

"Bahkan mereka masi muda dan masi bisa menikmati hidup dengan enak,tetapi karen perbuatan keji dari manusia yang tidak beradab mereka harus mengorbankan masa mudanya"

Saat masi menatap ke arah para mayat yang sedang menjadi patung pertunjukan,tiba tiba suara Seline terdengar.

"Ren Jason masuk ke ruang itu segera sembunyi"teriak Selina.

"Jason dateng Ren"kata Gavin

Gavin dan Darren segera mencari tempat sembunyi,yaitu di salah satu spot kosong dibelakang lemari.Rak buku perlahan terbuka dari arah luar, suara gesekan kayu bergema dalam ruangan yang mencekam itu. Darren dan Gavin sudah menahan napas, tubuh mereka menempel erat di balik lemari kaca berisi cairan formalin dan alat-alat bedah. Jantung mereka berdentum begitu keras seolah bisa terdengar sampai keluar.

Terdengar suara langkah kaki berat memasuki ruangan itu. Siluet tubuh seorang pria tampak jelas dari celah kecil yang mereka intip. Jason melangkah pelan, seolah menyambut ruang itu dengan penuh kerinduan. Matanya langsung tertuju pada salah satu mayat perempuan yang dipajang. Tubuhnya yang sudah kaku dan pucat seakan menjadi pusat perhatian pria itu.Jason tersenyum miring, mendekat dengan tatapan lembut yang justru membuat bulu kuduk Darren dan Gavin meremang.

"Halo Rina sayang aku pulang"Suara parau Jason terdengar seolah sedang menyapa kekasih lama.

Jason segera membuka lemari kaca itu. Tangannya menyentuh pipi mayat itu dengan penuh kelembutan. Ia membelai rambut yang sudah kaku, lalu menarik tubuh itu dari tiang penyangga dan membopongnya ke arah kasur merah di sudut ruangan. Darren berusaha menahan amarahnya.

Jason meletakkan mayat itu perlahan di atas kasur, kemudian ikut berbaring di sampingnya. Ia memeluk erat tubuh pucat yang dingin, membisikkan sesuatu sambil tersenyum mesra.

"Rina hanya kamu yang mengerti aku. Mereka semua ga ada yang peduli dan hanya bisa menuntut...hanya kamu Rina sayang"gumamnya, bibirnya menempel pada dahi mayat itu.

Tangan Jason kemudian mulai bergerak liar. Ia mengelus dada mayat tersebut, menekan tubuhnya dengan nafsu yang menjijikkan. Gavin hampir memuntahkan isi perutnya, wajahnya pucat pasi. Darren menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak mengeluarkan suara. Mereka berdua hanya bisa menatap dengan campuran jijik dan amarah yang membakar dada.

Jason kini benar-benar memperlakukan mayat itu seperti pasangan hidupnya. Gerakan tubuhnya semakin brutal, terdengar suara desahan penuh obsesi bercampur dengan suara gesekan kulit.

"Manusia gila"gumam Darren kesal.

"Ren tenang jangan gegabah"Gavin menahan tangan Darren yang ingin keluar dan memukul Jason.

"Rina kau milikku...Selamanya" katanya sambil mengeratkan pelukan pada tubuh kaku itu.

Air mata hitam dari hantu Lara yang berdiri di belakang Darren menetes deras. Wajahnya penuh amarah bercampur kesedihan, melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana manusia keji itu mempermainkan tubuh tak bernyawa.

"Lihat bagaimana dia memperlakukan mayat yang tidak senonoh itu"Lara menatap ke arah Darren dengan wajah yang sedih.

Jason makin larut dalam delusi gilanya, mendesah penuh obsesi sambil menciumi tubuh dingin yang kaku. Kasur di sudut ruangan berderit pelan setiap kali ia bergerak. Aroma busuk bercampur formalin memenuhi udara, membuat Darren hampir muntah.

"Ren, jangan tunggu sebentar lagi" Gavin berbisik dengan suara tercekat, tangannya menahan lengan Darren yang sudah mengepal kuat.

Namun mata Darren sudah merah, dipenuhi amarah. Kata-kata Lara di telinganya bagai paku yang menusuk hati.

"Lihat bagaimana dia memperlakukan mayat itu" Kalimat itu terus berulang dalam pikirannya.

Jason semakin brutal, nafasnya memburu.

"Rina kamu milikku. Tak ada yang bisa memisahkan kita"

Darren menutup mata sejenak, menahan gemetar di seluruh tubuhnya. Ia tak sanggup lagi. Dengan satu gerakan penuh emosi, ia menyikut rak kaca di sebelahnya.

BRAKK!

Mohon dukunganya jangan lupa like dan komen karena satu like dan komen kalian berharga buat author❤️❤️❤️❤️

1
Hariyanti Katu
gaanteng visualx cocok sih klo jd polisi😄
Nadinachomilk: iya soalnya kekar gitu😚❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!