Kembalinya Cinta Pertama

"Aaah.. Euugh.. Euumm..." Tubuh Alika tergoncang dengan hebat ketika pria paruh baya di atasnya ini dengan semangat menghu-jam miliknya.

Alika memejamkan matanya seraya menggigit bibir bawahnya saat pria itu menye-sap ujung bukit kembar miliknya. Sungguh Alika menik-matinya meski awalnya wanita itu menolak dan sok jual mahal.

"Kau, Sangat nik-mat sekali Alika.. Lebih nik-mat dari ibumu.. " Ucap pria paruh baya itu dengan nafas yang tak beraturan.

"A..Ayah... Eeuggh.. A..aku udah mau sampai." Kedua tangan Alika mencengkram ujung bantal. Dadanya membusung begitu pria yang tak lain adalah ayah tirinya itu meremas buah kembar miliknya yang begitu menantang.

"Jangan dulu sayang.. Kita keluar bersama ya. Euugh... Aaaaarrrggg!!" Tubuh pria itu menegang begitu pun dengan Alika yang ikut menegangkan saat semburan panas mulai masuk ke dalam rahimnya. Mana sangat lama lagi. Hingga akhirnya pria itu terkulai lemas di atas Tubuh Alika. Begitupun dengan Alika yang langsung memejamkan mata karena rasa lelahnya.

Pria itu tersenyum puas. Akhirnya apa yang ia inginkan selama ini terwujud. Menyentuh putri tirinya yang selalu menggoda iman.

Tomi tersenyum, Sudah sangat lama ia menginginkan Tubuh molek ini. Sayangnya tak pernah terwujud. Tapi malam ini, Tomi berhasil. Meski bukan dia yang pertama, Tomi cukup merasa bahagia karena akhirnya dia bisa merasakan betapa nik-matnya milik anak tirinya itu.

"Aku tidak menyangka kalau kau akan kalah.." Pria itu terkekeh saja. Sejak sore tadi, Tomi datang ke apartemen putri tirinya ini. Tomi sudah tahu tentang apa yang menimpa Alika.

Putri dari istrinya itu di pecat menjadi model karena skandalnya yang menjalin hubungan dengan suami orang. Justru itu, Tomi datang ke apartemen Alika.

Awalnya Alika ragu menyuruh pria yang merupakan ayah tirinya itu masuk. Tapi mau bagaimana lagi, Pria itu adalah suami dari ibunya yang harus dia hormati.

Alika membuatkan minum, Lalu memberikan pria itu cemilan juga. Siapa yang menyangka kalau Tomi akan merayu Alika. Awalnya Alika menolak dengan tegas karena akal sehatnya masih bekerja. Sadar bahwa pria ini adalah suami dari ibunya yang itu artinya adalah ayahnya.

Namun Alika tetap kalah. Sentuhan demi sentuhan yang di berikan Tomi membuat Alika melayang ke awang. Hingga terjadilah malam panas antara anak dan ayah tiri itu.

Keduanya sama-sama menik-matinya. Saking nik-matnya, Alika tidak sadar bahwa pria yang sedang menja-mah tubuhnya ini adalah ayah tirinya.

Tomi tersenyum lagi, Pria itu memotret tubuh polos Alika yang terlihat begitu menantang.

"Kau memang sangat jago ternyata sayang.." Tomi menyimpan foto bu-gil itu di Dalam ponselnya lalu pergi dari sana meninggalkan Alika dengan kondisi tanpa sehelai pakaian apapun.

****

Di tempat lain, Rayhan baru saja keluar dari hotel tempat ia meeting bersama kliennya kali ini. Meski lelah tetap saja tidak melunturkan kadar ketampanan pria itu.

"Tuan, Saya permisi pulang dulu ya.. Masih ada urusan.." Rayhan hanya mengangguk. Ia tak pernah menekan asisten nya itu. Hidup Candra sudah sangat menderita sejak kecil. Punya orang tua lengkap tapi serasa seperti seorang anak yatim piatu..

"Pergilah.. Jangan lupa besok. Aku tidak ingin kau telat..

"Siap Tuan.." Candra begitu bersemangat. Pria itu punya janji dengan kekasih hatinya makanya pergi dengan buru-buru.

Rayhan kembali melangkah ketika adik dari Rasya itu berpapasan dengan Sheina, Putri Tuan Dikta.

"Tuan Ray..

"Kau..

"Ah, Kebetulan ya kita bertemu lagi disini? Tuan Rayhan sedang apa" Tanpa menjawab apapun, Rayhan mengabaikan wanita itu.

Tak lama setelah itu, Media sosial kembali di gemparkan dengan berita miring. Dimana artikel tersebut menyebutkan bahwa Rayhan dan Sheina berada di dalam hotel yang sama.

"Sial!"

"Kenapa?" Tanya seorang wanita cantik yang kini duduk di hadapan Candra.

"Sepertinya ada yang jebak Tuan Rasya lagi.." Ucap Candra kepada wanita yang dia cintai yang tak lain adalah Hana itu.

"Kita selesaikan dulu makan malam kita sayang" Hana mengangguk, Ia selalu bahagia berada di samping pria itu.

.

.

.

Rayhan pulang ke kediamannya dengan wajah lelahnya. Pria itu masuk dengan penampilan yang cukup berantakan. Kemeja lusuh, Rambut acak-acakan dengan jas yang terselampir di lengan kirinya.

"Ray sudah pulang?" Umma Salma menyambut kedatangan sang putra. Pria itu tersenyum, Rasa hangat menjalar dalam hatinya begitu wanita cinta pertamanya itu rela tidak tidur demi menunggu nya pulang.

"Umma selalu menungguku.." Sebelah tangan Umma nya terangkat mengusap pipi putra nya.

"Selama kamu belum menikah, Umma akan tetap menunggumu sayang.. Jadi cepat menikah..

"Kenapa? Apa Umma sudah bosan menungguku pulang?" Umma Salma menggelengkan. Senyum manis terlihat di balik cadar yang menutupi sebagian wajah wanita paruh baya itu.

"Tidak ada kata bosan seorang ibu untuk anaknya sayang.. Umma cuma ingin kamu segera menemukan tambatan hati kamu.. "

",Umma tenang saja.. Jodoh sudah ada yang mengatur Umma.. Mungkin sebentar lagi..

"Aaminn.. Kamu udah makan belum?

"Belum, Umma..

"Yuk, Sekarang makan dulu.. Umma yang akan siapin.." Rayhan mengangguk. Keduanya kini pergi ke ruang makan. Rayhan duduk di salah satu kursi. Umma Salma pun sempat menghangatkan makanan yang sudah dingin itu.

"Sekarang kamu makan yang banyak ya..

"Iya..

Usai menyiapkan makan malam untuk sang putra. Daddy Abimana muncul dengan wajah yang kusut.

"Kok lama banget sih Umma.. Daddy udah ngantuk banget nih.." Rayhan memutar bola matanya malas. Bayi tua ini memang selalu merusak suasana pikir Rayhan.

"Kan Umma udah bilang tadi.. Mau nyambut Rayhan dulu..

"Dia udah gede, Seharusnya bukan Umma lagi yang nyambut.. Makanya kamu itu cari Istri biar ada yang nyambut dan layani.. Gak mungkin kan Umma terus..

"Dad.." Tegur Umma Salma seraya menggelengkan kepalanya. Rayhan hanya mencebikkan bibirnya. Ia sudah terbiasa dengan sikap Daddy nya itu. Kepada anak sendiri saja cemburunya minta ampun.

"Ya, Udah Umma tinggal dulu ya, Sayang..

"Iya Umma.."

Seperginya kedua orang tuanya. Rayhan mendapatkan pesan yang membuatnya begitu meradang.

Bagaimana tidak, Foto dirinya dan Sheina ketika berpapasan di hotel kembali viral. Tangan Rayhan terkepal, Ini tidak bisa di biarkan..

"Halo..

"Berita itu..

"Kau tenang dulu.. Aku sudah bekerja cepat. Kau tidak perlu khawatir.. Aku sudah tahu siapa pelakunya kali ini.." Kata Candra di seberang sana.

"Siapa..

"Tentu saja orang yang sama.. Wanita itu sangat licik. Dia menginginkan mu..

"Rupanya mereka tidak takut dengan ancaman kita beberapa waktu lalu.. Hancurkan sekarang juga! Jangan sampai mereka bebas. Dikta harus tahu kalau aku tak pernah main-main..

"Akan segera aku laksanakan..

Rayhan tersenyum. Sebuah senyum misterius yang bahkan keluarganya sendiri pun tak pernah melihatnya..

.

.

.

TBC