Transmigrasi Masuk Kedalam Novel Apocalypse

Ternyata bukan hanya Tania yang memiliki kemampuan, Zion sendiri pun ternyata telah memiliki nya. Entah bagaimana dengan yang lakinya, apakah memiliki keberuntungan seperti kedua nya? Atau kemampuan itu akan muncul. setelah kabut itu datang?

Tania segera pergi setelah memberitahukan apa yang ingin dia beritahu kepada Zion, dia berharap Zion bisa mengambil keputusan yang benar. Dia akan tetap berada di sana bila Zion mengikuti apa yang dia katakan, namun dia akan pergi bila apa yang dia katakan tidak di ikuti oleh Zion.

Toh untuk apa dia bersusah payah membantu di sana kalau setelah sedikit rahasia telah dia katakan namun tidak di lakukan, hanya membuang buang waktu dan juga energi.

Tanpa Tania tahu kalau setelah kepergian nya, Zion langsung mengoordinasikan semua anggota nya untuk membangun zona aman agar jauh lebih aman lagi. Meskipun ada banyak pertanyaan dari para bawahan nya, dia hanya menjawab ini sebagai tindak pencegahan agar kejadian seperti sebelum nya kembali terjadi lagi.

Zion juga memerintah kan kepada para bawahan nya agar membawa serta para penyintas untuk membantu dengan imbalan di berikan tiga kali makanan, bukankah makanan merupakan iming-iming yang menggiurkan. Karena hanya yang pergi membantu mencari perbekalan dan membantu penyelamatan saja yang bisa memiliki makanan sedikit lebih banyak dari pada yang lainnya.

Seminggu berlalu dengan cepat, pembangunan zona aman hampir selesai. Dan persediaan makanan di sana sudah tidak cukup banyak lagi, karena para pencari perbekalan terus bergerak meskipun di zona aman sedang melakukan pembangunan namun hasil yang di dapatkan memang semakin sedikit. Sedangkan dari hasil yang mereka dapatkan , pembagian nya tetap sama seperti yang sejak awal di katakan oleh sang komandan tampan.

" Sebentar lagi kabut itu akan datang, namun sebelum kabut itu datang akan ada serangan dari tikus tikus mutan. Huffff.... kalau saja boleh egois, ingin sekali rasa nya mengabaikan semua orang yang ada disini dan bersembunyi di dalam ruang angkasa saja tanpa harus bersusah payah ikut membasmi tikus tikus itu nanti nya. " gumam Tania yang merasa malas membantu orang orang yang tak tahu berterima kasih seperti sebelum nya yang pernah terjadi kepada nya.

Namun banyak juga orang yang masih saling perduli bahkan saling menguatkan, tapi para provokasi terus bermunculan meskipun beberapa telah pergi meninggalkan zona aman. Bahkan nasib mereka di luar sana tidak ada yang mengetahui nya.

Brakkk...

Tania merasa terkejut saat tiba-tiba saja terdengar suara gebrakan meja tepat di belakang nya.

" Heiii para tentara t***l, apa saja kerjaan kalian selama ini. Masa makin hari makanan yang di berikan kepada kami semua semakin terlihat sedikit. Padahal setiap para pencari perbekalan pulang pasti membawa banyak makanan. " teriak nya sambil menunjuk salah satu tentara yang sedang berdiri di dekat pintu masuk.

" Benar apa yang pemuda ini katakan, masa hari ini kita hanya di kasih semangkuk bubur encer tanpa toping apapun di dalam nya. Kalian kira kami ini pasien rumah sakit sampai harus di beri makanan yang b**i saja belum tentu mau memakan nya. " ujar seorang pria muda lainnya memanaskan suasana.

" Kemarin di berikan makanan berupa roti yang keras, hari ini di berikan bubur yang sangat encer tanpa toping apapun. Besok entah makanan tak layak apa lagi yang akan kalian berikan kepada kami semua. " ujar pria 1.

" Dasar sekumpulan orang orang bodoh.. " bisik Tania.

Suasana di tempat itu terasa semakin menegangkan, bahkan para penyintas lainnya banyak yang terprovokasi oleh kedua pemuda tadi.

Semakin banyak yang protes bahkan mulai mengatakan kalau persediaan makanan di habiskan oleh para tentara.

Beberapa tentara yang berjaga di sana tidak menggubris para penyintas yang marah, bahkan mereka terkesan acuh tak acuh. Sedangkan Tania lebih memilih menjauh dari sana tanpa ingin terlibat dengan orang-orang bodoh itu.

Para tentara itu sudah sering menemui hal yang seperti ini, sehingga apapun yang orang orang itu katakan dan lakukan sudah tidak ada arti apapun lagi dan tidak perlu melakukan tindakan apapun.

Tanpa sadar ternyata Tania berjalan menuju gerbang zona aman yang telah berdiri dengan kokoh, dia pun mencoba untuk melihat dari menara pengawas untuk melihat keadaan di luar sana.

Baru saja naik, Tania di kejutkan oleh segerombolan bergerak cepat berwarna hitam menuju zona aman. Karena jarak yang masih jauh Tania belum bisa memastikan gerombolan berwarna hitam itu apa. Namun setelah jarak pandang Tania mulai bisa melihat dengan jelas, mata nya terbelalak kaget. Gerombolan yang bergerak cepat itu adalah tikus tikus yang berukuran besar, ukuran tikus tikus itu bukanlah ukiran normal seperti tikus tikus pada umumnya.

" Gawat.... serangan tikus mulai datang, aku harus segera memberitahukan nya kepada Zion. " Tania langsung turun dan berlari menuju ruangan Zion yang untung nya tidak jauh dari menara pengawas.

" Komandan Zion... " teriak Tania yang langsung masuk kedalam ruangan Zion tanpa mengetuk pintu.

" Ada apa Tania? " tanya Zion.

" Di depan... " Tania masih menjeda perkataan nya.

" Ada apa di depan? " tanya Zion.

" Gerombolan tikus seperti yang pernah aku katakan datang dan terlihat sangat banyak serta pergerakan nya sangat cepat. "

" Apaaa... " Zion terkejut dan langsung berdiri dari duduk nya. " Benarkah apa yang kamu sampaikan ini Tania? " tanya nya masih belum sepenuhnya yakin.

" Lihat saja sendiri bila kau tidak percaya pada ucapanku. " Tania terlihat agak marah karena ucapan Zion yang meragukan nya.

" Maaf... aku bukan nya tidak percaya, tapi... "

" Sudahlah terserah kamu sajalah, aku pergi. " Tania lalu pergi meninggalkan ruangan Zion dan bergerak menuju gerbang depan bersiap siaga dengan serangan yang akan datang.

Baru saja Tania sampai di pintu gerbang, terdengar suara dobrakan yang sangat kuat dari arah luar.

" Mereka sampai.. " gumam Tania.

Ada sedikit rasa takut yang Tania rasakan saat ini, karena melihat dari ukuran para tikus itu seperti nya akan cukup sulit untuk di hadapi oleh para manusia. Kali ini pasti akan ada banyak lagi korban yang berjatuhan, apalagi selain dirinya belum ada yang membangkitkan kemampuan sepengetahuan nya.

Dobrakan semakin kuat dan membuat gerbang yang tampak kokoh itu bergetar, seakan-akan setiap saat siap roboh kapan saja.

" Tania... " teriak Zion yang melihat Tania mematung di depan gerbang yang bergetar akibat dorongan dari luar.

Gadis itu hanya melihat sesaat ke arah Zion, rasa kesal nya masih bergelanyut di hatinya. Padahal sedari awal dia telah meminta Zion untuk selalu percaya kepada nya dan pria itu menyiakan, tapi apa yang terjadi tadi sungguh membuat Tania merasa kecewa untuk pertama kalinya terhadap sang komandan tampan itu.

To be continued🔥🔥🔥