Li Bao Jia, Selir Pertama Putra Mahkota Dinasti Ming, dicopot gelarnya serta di cerai oleh sang putra mahkota setelah melahirkan putra pertama mereka karena dituduh melakukan kudeta terhadap kerajaan.
Ayahnya yang merupakan mantan Jenderal peperangan sejak zaman kepemimpinan Raja sebelumnya di tuntut hukuman mati.
Bao Jia yang baru saja kembali ke kediamannya dengan berbagai macam hinaan dan cemoohan, tiba-tiba mendapatkan serangan dari pasukan kerajaan, semua anggota keluarganya dan pengikut setia ayahnya dibantai.
Adik kesayangannya, Li wang-shu dibunuh dengan kejam, sementara di detik-detik terakhir hidupnya Ia melihat, Pamannya, Li Tuo-li tersenyum dan berkata, "Akhirnya Kamu yang terakhir. selamat tinggal ****** kecil!"
Diantara hembusan nafas terakhirnya, Bao Jia bersumpah, Jika Ia bisa mengembalikan waktu, maka Ia tidak akan pernah menjadi selir putra mahkota, Ia akan mendengarkan nasihat Ayahnya dan tetap bersama keluarganya.
'Tolong Beri Aku kesempatan!' jeritnya dalam hati!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35: Aku Akan Mengajakmu ke Istana
Kabar meledaknya gua tambang emas di pegunungan Yu long serta ditangkapnya para anggota klan Perguruan Naga Api yang ternyata melatih sihir hitam membuat heboh istana dan rakyat Kekaisaran Ming.
Sihir hitam sudah lama dimusnahkan serta sisa-sisa pencemarannya telah di segel dunia kegelapan bawah.
Begitu rakyat tahu bahwa masih ada kelompok yang melatih sihir hitam, Mereka sangat murka!
Kekaisaran dan masyarakat Kekaisaran Ming sangat membenci sihir hitam ataupun orang-orang yang melatihnya.
Sihir hitam sangat berbahaya. Dahulu, sebelum 7 klan menyatukan daratan Ming dan menyegel kekuatan sihir hitam di dunia kegelapan bawah, kondisi sosial di masyarakat daratan Ming ini sangat kacau.
Sihir hitam dapat di simpan di berbagai benda seperti serbuk emas, batu permata, bahkan Obat-obatan. Efeknya membuat kecanduan, orang yang sudah terkontaminasi dengan sihir hitam terus menerus akan mulai kehilangan kesadarannya serta tidak bisa lepas darinya. Tidak sedikit dari Mereka yang kehilangan nyawa setelah tubuhnya tidak lagi kuat menampung kekuatan sihir hitam yang sudah masuk ke meridian jiwa Mereka.
Kemudian, dari orang-orang yang mati itulah energi sihir hitam di buat dan dikumpulkan.
Gua tambang emas merupakan salah satu tempat pembuatan dan pengumpulan sihir hitam. Sekarang tempat itu meledak dan hancur, tapi tidak ada yang tahu bahwa mungkin saja masih ada tempat rahasia lain yang di sembunyikan untuk memproduksi sihir hitam itu.
Selain itu, para pelaku kejahatan yang melestarikan sihir hitam pasti punya tujuan yang besar.
Berdasarkan catatan sejarah daratan Ming, biasanya mereka yang kecanduan menghirup atau menyerap sihir hitam, merupakan orang-orang penting atau petinggi klan, hal ini di manfaatkan oleh para penjahat yang mengedarkan sihir hitam itu untuk mencuri informasi dan rahasia dari klan-klan tersebut untuk menguasai atau bahkan menghancurkannya.
Kenyataannya, Jumlah sekte/klan di daratan Ming ini memang semakin berkurang. Banyak yang sudah dihapus atau menghilang dengan sendirinya. Bahkan, sisa-sisa dari klan itu terpaksa bergabung dengan klan lain karena tidak lagi memiliki kekuatan atau pelindung.
"Ternyata, Huan Ran melakukan gebrakan yang cukup ekstrim".
Ucap Bao Jia setelah mendengarkan informasi yang di sampaikan oleh Liang Yi.
Akhir-akhir ini, Bao Jia menghabiskan waktunya seharian untuk menghafal prinsip-prinsip dasar obat-obatan dan racun. Saking semangatnya, kadang Dia sampai tertidur di kursi dan Liang Yi harus membangunnya tengah malam agar pindah ke tempat tidur.
Selama 3 hari kedepan, Huang Fu tidak akan datang karena saat ini adalah waktu Pria itu bersama dengan istri keduanya.
Dan itu sangat membantu Bao Jia dalam proses belajarnya, serta menjalankan rencananya secara diam-diam.
Bao Jia sudah mengirimkan surat kepada Ayahnya. Jika Dia terlalu sering mengunjungi Ayahnya di kediaman keluarga Li, para mata-mata di keluarga Li pasti akan mencurigainya.
Jadi, Bao Jia sengaja mengirimkan surat kepada Ayahnya melalui Huan-Ran yang akan di titipkan pada Jin Yao untuk di berikan kepada Ayahnya.
"Bibi Yi, Apa Ayah sudah membalas suratku?"
"Belum, Nyonya. Tapi mungkin, surat balasannya akan sampai besok"
"Baiklah, Bibi Yi, hari ini Aku tidak ke Paviliun Delima, Aku sangat lelah dan mengantuk. Lagipula, Huan-Ran pasti sedang sibuk di istana. Para penjahat dari perguruan naga api akan di adili di pengadilan kerajaan besok"
"Benar Nyonya, tapi Saya dengar akan ada rapat darurat di istana, atas permintaan Pangeran Kedua"
"Huan-Ran?"
Liang Yi mengangguk. Bao Jia kemudian berfikir, apa kah pertemuan itu berhubungan dengan proses peradilan untuk anggota sekte perguruan Naga Api?
"Bibi Yi, bisakah Kamu mencari tahu tentang rapat darurat itu?"
"Saya akan mengusahakannya Nyonya"
"Hmn, terima kasih banyak. Kamu bisa pergi, Aku ingin beristirahat"
"Baik Nyonya"
Liang Yi pun meninggalkan Bao Jia sendiri untuk beristirahat.
Keesokan paginya, Bao Jia mendapatkan surat balasan dari Ayahnya. Li Qibo akan mengunjungi istana besok pagi sebelum sidang peradilan para murid Sekte Perguruan Naga Api dimulai.
Bao Jia segera menyimpan surat balasan dari Ayahnya. Ia juga berencana untuk pergi ke Paviliun Delima, siapa tahu Huan Ran datang ke sana juga hari ini. Ia ingin menanyakan secara langsung hasil dari pertemuan para pejabat istana kemarin, karena Liang Yi sampai sekarang belum bisa mendapatkan informasi yang jelas dan valid.
Siapa sangka, baru saja Ia bersiap, Liang Yi dengan lantang menyampaikan bahwa,
"Yang Mulia Putra Mahkota datang berkunjung!!"
Bao Jia yang tadinya bersemangat seketika langsung menjatuhkan dirinya kembali keatas tempat tidur. Ia ingin pura-pura tertidur saja!
Sampai terdengar suara pintu yang terbuka, Bao Jia tetap memejamkan matanya.
"Bangunlah, Aku tahu Kamu pura-pura tidur!"
Huang Fu dengan suaranya yang berat dan dalam, mencibir akting istrinya yang buruk.
Bao Jia dengan malas bangun, lalu menatap Pria itu dengan sinis.
"Kenapa Kamu terlihat sangat enggan bertemu denganku, tapi sangat bahagia saat bersama dengan adikku, dasar penghianat"
'Darimana Dia tahu?Dia... Memata-matai ku??' Bao Jia membatin.
"Kamu memata-matai ku?"
"Anggap saja begitu"
"Kenapa? Apa alasannya?"
"Karena Aku Suamimu! Suami mana yang suka melihat istrinya bermesraan dengan laki-laki lain!"
"Aku tidak bermesraan dengannya!"
"Benarkah?Lalu apa sebutannya jika laki-laki dan perempuan yang sudah bersuami bertemu hampir setiap hari secara diam-diam?"
"Aku sedang belajar pada Huan-Ran tentang ilmu pengobatan! Memangnya Kamu? Yang bahkan langsung menikah lagi sebelum usia pernikahan kita belum genap satu bulan. Lihatlah, sekarang ada 2 orang wanita yang sama-sama sedang mengandung Anakmu! Beraninya Kamu sebut Aku penghianat???"
"Kamu!"
"Sudahlah, sebaiknya Kamu katakan sekarang, ada perlu apa Kamu datang kesini? jadwalmu untuk menemaniku masih 3 hari lagi!"
" 3 hari? Bukannya 2 hari lagi?"
'2 hari kepalamu!' maki Bao Jia dalam hati.
"Yang Mulia, sebenarnya apa alasan Anda tiba-tiba berubah seperti ini? Jangan membuat Saya bingung. Ayo, katakan saja, sebenarnya apa yang membuat Anda tiba-tiba berubah? Dulu Anda sangat anti pada Saya, bahkan selama menikah, Anda hanya muncul didepan mata Saya sekali. Pasti... Ada sesuatu kan?"
"Memangnya apa yang salah, Aku hanya ingin berbuat adil pada kedua Istriku. Menyakiti hati istri juga bisa mendapat karma"
'Pembohong, Lalu kenapa dulu Kamu memerintahkan orang untuk membunuhku dan keluargaku???' lagi-lagi, Bao Jia hanya bisa memaki dalam hati.
Namun di depan Huang Fu, Bao Jia hanya diam dan wajahnya semakin masam.
"Baiklah, Aku akan mengatakannya, Aku datang kemari untuk mengajakmu ke istana"
"Ke istana? Sekarang?"
Tanya Bao Jia terkejut.
"Hmn"
Jawab Huang Fu singkat.
"Memangnya ada apa?"
"Kamu akan tahu jika sudah berada disana"
Sahut Huang, Kemudian Ia menatap Bao Jia dari atas hingga ke bawah.
"Bukannya tadi Kamu sedang tidur? tapi kelihatannya Kamu berencana pergi ke suatu tempat"
Ucap Huang Fu. Ia berbicara dengan nada penuh sindiran.
Bao Jia pun menjadi salah tingkah, Ia dengan canggung berkata,
"Aku hanya..."
"Sudahlah, kalau sudah siap malah bagus, Kita bisa langsung pergi sekarang"
Pungkas Huang Fu seraya berjalan keluar kamar dengan auranya yang sombong dan angkuh. Bao Jia mengerucutkan bibirnya namun tetap mengekori langkah Suaminya itu dengan patuh.
'Tiba-tiba datang untuk mengajakku ke istana? pasti ada sesuatu yang penting!'
Bao Jia berkata pada dirinya sendiri.
Bersambung...
Hai BESTie...
Terima kasih banget yang udah support story Aku yang gaje ini hahahaha
Semoga masih bisa dipahami dan dinikmati alurnya yaa
Karya ini lagi ikut lomba di Noveltoon nih, Mohon dukungannya ya dengan like, share, dan komen!
Terima kasih! Luv ♥️♥️♥️♥️
sedappp kannn rasanya/Facepalm/
semangat Thor update nya ditunggu 💪
sedih kalau gantung ceritanya soalnya ceritanya GG
alur ceritanya enak tuk dibaca
kita terbawa emosi,keren semangat Thor
semangat/Determined//Determined//Determined//Determined/