NovelToon NovelToon
MAWADDAH

MAWADDAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Jika perselingkuhan, haruskah dibalas dengan perselingkuhan ...

Suami, adalah sandaran seorang istri. tempat makhluk tersebut pulang, berlabuh dan tempat penuh kasih nan bermanja ria juga tempat yang sangat aman.

Namun, semua itu tak Zea dapatkan.

Pernikahannya adalah karena perjodohan dan alasannya ia ingin melupakan cinta pertamanya: Elang. teman kecilnya yang berhasil meluluh lantahkan hatinya, yang ditolak karena sifat manjanya.

Namun pernikahan membuat zea berubah, dari manja menjadi mandiri, setelah suaminya berselingkuh dengan wanita yang ternyata adalah istri dari teman kecilnya.

Haruskah zea membalasnya?
Ataukah ia diam saja, seperti gadis bodoh ...

Novel ini akan membawamu pada kenyataan, dimana seorang wanita bisa berubah, bukan saja karena keadaan tapi juga karena LUKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjauh.

Bibirku gemetar, tak sanggup mengeluarkan sepatah kata kala mendengar ujaran yang tak pernah kudengar dari mulut papanya Elang, bahkan wajah beliau begitu sinis sangat jauh berbeda saat ada Elang disampingku atau saat bersama tante Dibjo.

Apa ini hanya perasaanku saja? Bahwa sebenarnya beliau membenciku dan keluargaku.

Aku melirik kesekitar hanya ada kami bertiga di ruang itu, seketika aku menundukkan kepalaku. Sungguh aku ingin menangis tapi aku menahan diri, tanganku saling meremas dan tak berani menatap pak Dibjo barang sekedip pun.

"Cepat mengundurkan diri, jika kau masih menyayangi ibu dan adik-adikmu juga anakmu," ujarnya lagi dengan penuh gertakkan.

Aku menatapnya, wajah pria paruh baya yang ku anggap sebagai paman yang baik, kini serasa musuh dalam diam. Dia diam-diam membenci kami, diam-diam menjauhkan kami dari teman yang sudah menganggap keluarga.

Dia pergi setelah mengatakan apa yang ingin dikatakannya, bersama dengan sekertaris laki-lakinya itu dengan sombongnya tanpa melirikku lagi.

Aku menyandarkan badanku pada kursi roda, ku lihat kedua tanganku yang masih bergetar karena ketakutan. Lalu kebawah, dimana ada kaki lumpuhku yang tak bisa berjalan. Saat itu juga, air mataku luruh membasahi pipi dan jatuh pada kemeja putih yang kukenakan.

Aku lemah, tak berdaya mengingat ucapan demi ucapan yang terbentuk menjadi sebuah peringatan keras dari seorang ayah temanku.

"Anda baik-baik saja, Bu Zea?" suara tak asing bertanya padaku.

Aku menoleh pada meja kerja rekanku, ada pak Erik yang duduk dikursinya. Aneh padahal tadi tak ada siapapun.

"Sejak kapan pak Er ada disitu?" tanyaku menunduk malu.

"Sejak tadi, sebelum kalian datang saya sudah disini membersihkan laci meja kerja saya. Maaf saya tak bermaksud menguping," jawab pak Erik.

Kupikir tak ada yang mendengar, ternyata sekertaris Elang tahu semuanya.

"Tak apa, aku baik-baik saja," jawabku, "jangan bilang pak Elang tentang hal yang diucapkan Papanya padaku barusan, anggap saja anda tak mendengarnya."

Pak Erik menghela nafas panjang, "Saya tak bisa janji, mulut saya ember dan telinga saya suka menguping."

"Pak Er," panggilku membujuknya, berharap ia tak melakukan yang ku pikirkan.

Aku menghapus air mata yang sempat lolos dari mataku, menatap sekertaris Elang itu dengan harap.

Aku tak ingin masalah ini jadi besar yang menjadi penyebab renggangnya sebuah keluarga, diam dan merahasiakannya menurutku lebih baik, dari pada mengatakannya dengan jujur. Itu mengakibatkan sebuah fitnah yang berakhir dengan tuduhan yang memecah belahkan sebuah hubungan.

"Kenapa, Bu? Apa anda tak tahu bahwa pak Elang sangat menyukai anda? Ataukah anda tak ingin pak Elang tahu, bahwa papanya yang menjadi alasan anda menolaknya?" ujar lelaki muda itu membuatku terperangah.

Praduga yang sekertaris Elang itu katakan membuatku bingung, aku mengerutkan dahiku, mencerna setiap kata yang dia ucapkan.

"Maksud pak Er apa? Pak Elang sangat menyukai saya, maksudnya?" ucapku mengulang pertanyaannya.

Aku menyelidiki setiap sudut wajahnya, mungkin dia bohong. Faktanya aku yang ditolak selama itu, dan dia mengatakan bahwa aku anak yang manja adalah alasannya tak ingin menerima cintaku dahulu.

"Tak mungkin anda tak tahu," ujarnya makin membuatku bingung, sepertinya ada kesalah pahaman tapi aku tak tahu.

Kami saling tatap, mencari sebuah fakta yang sebenarnya terjadi dalam hubunganku dengan Elang.

"Jelas-jelas saya yang ditolak, Pak," ucapku menjelaskan detailnya.

Kulihat lelaki muda itu membatu, tapi aku malah fokus pada ucapannya yang kurasa tak mungkin Elang menyukaiku.

Ditengah perdebatan yang hampir sengit itu, pintu ruangan Ceo terbuka. Elang keluar dari tempatnya sembari memeriksa berkas, sedangkan aku dan pak Er saling tatap dan kemudian melirik pada sang Ceo.

Dia anteng dengan berkas yang dilihatnya, pertanyaan demi pertanyaan berputar dikepalaku. Benarkah Elang menyukaiku?

"Zea, periksa ini. Aku ingin kamu merevisinya," titah Elang mendekati meja kerjaku dan menaruh berkasnya tepat didepanku.

"Er masuk sebentar," titah Elang melirik pak Er yang langsung berdiri dan melangkah menuju ruangan Ceo.

Aku harap sekertaris itu bisa menjaga mulutnya, ia tak mengatakan apapun tentang kejadian yang menimpaku.

Aku mulai melihat berkas yang diberikan Elang tadi, membukanya sembari melihat kekurangan tulisan atau berkas itu, namun aku malah menemukan sesuatu. Selembar foto saat kami masih berseragam putih abu-abu terselip ditengah berkas itu, senyum lebar kami berdua menghiasi gambar itu.

Elang terlihat bahagia difoto ini.

"Ini kan, foto lama," aku mengambilnya dan melihat foto itu dengan mengingat kapan kami memotretnya.

Foto Elang dan aku dirumahku justru sudah kubakar habis tak tersisa, karena aku berniat melupakannya jadi aku tak ingin mengingatnya. Tapi sekarang ... kenangan demi kenangan kami bermunculan didalam otakku.

"Zea, kamu sangat imut dan cantik." saat Elang memujiku, kala kami janjian dibawah pohon mangga ditaman dekat sekolah.

"Kamu tidur saja, biar aku yang menyelesaikan PR mu. Aku tak bodoh sepertimu, Ze ze," saat aku sakit dan Elang menemaniku dan menginap dirumahku, karena orang tuaku pergi keluar kota.

"Aku bilang pada kalian, bahwa aku dan Zea sedang pacaran! Jadi, jangan ganggu aku lagi! Mengerti!" ucapan Elang saat mengumumkan bahwa aku pacarnya.

Namun, perkataan papanya Elang memecah-belah memory yang terajut indah itu. Merusak dan menghancurkannya menjadi puing-puing kecil yang berhamburan.

"Jauhi putraku, sampai kapanpun kau tak akan pernah layak jadi menantuku,"

Aku memegang kepalaku, sakit, marah dan juga benci bercampur aduk didalam hati dan pikiranku.

"Aku harus bagaimana, ayah?" batinku.

Aku ingin menangis tapi aku tak bisa, kulihat pintu ruangan Elang yang tertutup itu. Entah apa yang dikatakan pak Erik pada Elang didalam, aku takut bibir pak Erik bocor.

Aku menyimpan foto itu kedalam tasku, aku mulai menyiapkan surat pengunduran diriku. Dengan tulisan tanganku, aku yakin Elang akan menerima surat ini.

Menjauh, itulah yang kupilih. Papanya mengancam keluargaku, kalau aku tak patuh bagaimana jika ia benar-benar membuat keluargaku hancur.

Orang kaya selalu berkuasa dan orang miskin selalu ditindas, itulah fakta kejamnya dunia pada rakyat jelata.

Aku menghela nafas berat, aku yakin aku bisa karena dulu aku sudah bisa melupakan Elang.

......................

Sore harinya, disaat pak Er sudah pulang dan tinggal aku dan Elang yang berada dilantai itu. Aku beranikan diri untuk mengatakannya, bahwa aku ingin mengundurkan diri.

Aku hendak menuju ke ruangannya, namu ternyata Elang sudah keluar lebih dulu dari ruangannya.

"Ayo, kita pulang!" ajak lelaki itu dengan senyum mengembang.

Ia menghampiriku, mengambil tasku dan mendorong kursi rodaku. Amplop putih yang ingin kuberikan padanya pun akhirnya ku genggam erat, berpikir mungkin didalam mobil kami bisa bicara dengan leluasa.

Tapi sampai didalam mobil aku masih menggenggamnya dengan kuat, amplop putih yang berisi surat pengunduran diriku belum bisa kuberikan pada Elang.

Hingga perjalanan kami sampai didepan halaman rumah orang tuaku, akhirnya aku punya waktu untuk mengatakan pemberhentianku.

"Elang, aku ingin berhenti bekerja," ujarku dengan jelas, setelah Elang memarkirkan mobilnya.

Elang mematung, kulihat kedua tangannya memegang stir dengan kuat sampai urat nadinya menonjol terlihat. Jantungku berdebar kencang, tapi bukan jatuh cinta melainkan ketegangan yang mulai kurasa dalam kendaraan beroda empat ini.

"Tak bisakah kita seperti dulu lagi," ujarnya membuatku diam.

Ia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca, mengembun, lalu air matanya menetes begitu saja.

"Aku sangat mencintaimu, Zea," ucap Elang dengan jelas.

1
Nana Colen
dasar bos arogan dikerjakan salah tak dikerjakan juga salah 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Mimik Pribadi
Kira2 siapa tuh yng ingin mencelakai Zea,apakah itu mantan suaminya yng gak terima hutang orng tua nya ditagih???
Mimik Pribadi
Waduh?? Aku kira papa nya Elang jga baik seperti istrinya,tapi ternyata oh ternyataaa,,,,cobaan apalgi ini utk Zea??
Mimik Pribadi
Benarkah apa yng diucapkan Reza??
dia diancam apa sehingga seorng Reza akhirnya menalak Zea disaat sedang koma??
Erina Munir
yaahhh...apeesd deeh
Erina Munir
jngn2 arsya anak elang
Erina Munir
hhmmmm
Erina Munir
knpa tuh ibunyaa
Erina Munir
oohh ...pantesaan
Erina Munir
mustinya elang ada d ditu..mberani ga reza koar2...
Erina Munir
hahaa... sukurin luh penganten selingkuh...malu ga yaa udh ketauan belangnya...tpi klo otsng urat malu udh putus mah cuek ajaa
Erina Munir
cuma d tendang zeaa.... terlalu lemah kamu....
Erina Munir
waduuh s kunyuk reza slamet... enak2an mau nikah..bagus deeh...pezinah pasangan juga pezinah
Erina Munir
kunyuuk d mana2 muncul aja yaa
Erina Munir
ya Allah.... mulutnya laki kaya comberan...mulut luh tuh yg bau conberan reza
Erina Munir
😄😄😄😄
Erina Munir
hrs tegas kamu srbaga perrmpuan n seorang istri
Erina Munir
/Good//Good//Good//Good//Good/
Erina Munir
bisa begitu hei laki munafik
Erina Munir
punya 2 kepribadian nuh s reza gregetan jdinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!