NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Ceo Impoten

Terjerat Cinta Ceo Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nona_Written

"Ta–tapi, aku mau menikah dengan lelaki yang bisa memberikan aku keturunan." ujar gadis bermata bulat terang itu, dengan perasaan takut.
"Jadi menurut kamu aku tidak bisa memberikanmu keturunan Zha.?"

**

Makes Rafasya Willson, laki-laki berusia 32 tahun dengan tinggi badan 185cm, seorang Ceo di Willson Company, dia yang tidak pernah memiliki kekasih, dan karena di usianya yang sudah cukup berumur belum menikah. Akhirnya tersebar rumor, jika dirinya mengalami impoten.
Namun Makes ternyata diam-diam jatuh cinta pada sekertarisnya sendiri Zhavira Mesyana, yang baru bekerja untuknya 5 bulan.

bagaimana kelanjutan ceritanya? nantikan terus ya..

jangan lupa Follow ig Author
@nona_written

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona_Written, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35

Usai sarapan, Zhavira bangkit sambil meraih tangan Makes. “Ayo, aku ajak kamu jalan-jalan keliling kampung. Sekalian lihat ladang-ladang warga.”

Makes mengambil topi dan mengikuti Zhavira keluar. Jalan setapak di depan rumah berlapis tanah padat, di sisi kiri-kanannya berjajar pohon kelapa dan pisang. Angin pagi bertiup pelan, membawa aroma segar dedaunan basah.

Mereka melewati beberapa rumah warga. Anak-anak kecil berlari tanpa alas kaki sambil tertawa, sementara para ibu sibuk menjemur pakaian. Di kejauhan, hamparan sawah membentang, hijau sejauh mata memandang.

“Itu ladangnya Pak Surya,” jelas Zhavira sambil menunjuk ke arah sawah yang sedang ditanami cabai. “Kalau musim panen, dia suka bagi-bagi hasil ke tetangga.”

Makes mengangguk, matanya mengamati. “Rasanya damai banget di sini. Kayak semua orang saling kenal.”

“Iya. Makanya aku selalu kangen pulang,” jawab Zhavira.

Mereka terus berjalan hingga sampai di pinggir sungai kecil dengan air yang jernih. Beberapa anak tampak bermain di sana, menjerit-jerit kegirangan. Seorang ibu melintas sambil membawa bakul berisi sayur.

“Pagi, Mbak Zhavira!” sapa ibu itu.

“Pagi, Bu. Mau ke pasar?” tanya Zhavira.

“Iya, mau jual sayur dulu. Oh, ini pacarnya, ya?” tanyanya sambil tersenyum menggoda.

Zhavira tertawa. “Bukan pacar, Bu. Calon suami.”

Makes ikut tersenyum dan mengangguk sopan. “Pagi, Bu.”

Ibu itu terkekeh kecil sebelum melanjutkan langkahnya.

Mereka berjalan kembali sambil menikmati udara segar. Sesekali Makes memotret pemandangan dengan ponselnya. “Aku mau ingat momen ini. Biar nanti kalau di kota suntuk, aku lihat fotonya.”

Zhavira menatapnya sambil tersenyum. “Nanti kalau sudah menikah, kita bikin rumah di sini juga. Biar ada tempat istirahat kalau lagi bosan di kota.”

Makes meraih tangannya, menggenggam erat. “Setuju. Dan aku nggak mau ada yang bisa memisahkan kita lagi.”

Udara kampung yang asri, tawa warga, aroma tanah basah, dan kehangatan di antara mereka membuat pagi itu terasa seperti janji baru yang terpatri di hati.

**

Senja mulai merambat pelan di langit Jawa, ketika cahaya oranye membias di jendela ruang tamu kediaman keluarga Zhavira. Suasana rumah yang hangat, penuh aroma kayu jati dan teh hangat buatan ibunya, kini terasa berbeda. Ada sedikit getir di hati Zhavira, meski senyum tetap tersungging di bibirnya. Hari itu ia dan Makes bersiap kembali ke Jakarta, meninggalkan segala kenangan masa kecilnya di kampung halaman.

“Makes, koper ini udah masuk mobil belum?” tanya Zhavira sambil menepuk sisi koper besar berwarna abu-abu. Rambutnya yang terurai panjang sesekali tertiup angin sore dari jendela yang dibiarkan terbuka.

“Udah, Zha. Tinggal tas kecilmu sama map kerjaan. Itu biar aku bawa,” jawab Makes dengan suara tenang. Laki-laki itu menoleh, matanya menatap Zhavira dengan kelembutan yang sulit ditolak.

Mereka baru saja melewati hari-hari di desa dengan penuh kehangatan. Bagi Zhavira, pulang ke rumah selalu menghadirkan perasaan bercampur aduk—senang sekaligus berat. Tapi kini, tanggung jawab sudah menunggu. Jakarta, dengan segala hiruk pikuknya, menjadi panggung baru yang harus mereka jalani bersama.

Zhavira sempat berdiri lama di teras rumah, memandangi sawah yang mulai meredup ditelan senja. Angin membawa aroma tanah basah yang khas. Apa aku benar-benar siap meninggalkan semua ini? batinnya bergumam. Tapi ketika tangannya digenggam Makes, ada rasa yakin yang tiba-tiba menyusup ke dadanya.

“Zha, kita pulang ya. Jakarta udah nunggu kita. Wilson Group juga,” ucap Makes lembut.

Zhavira mengangguk, senyum kecil terbit di wajahnya. “Iya. Aku siap.”

Mobil hitam itu akhirnya meluncur pelan meninggalkan halaman rumah. Orang tua Zhavira berdiri di depan pagar, melambaikan tangan dengan tatapan penuh doa. Zhavira menunduk sebentar, menyembunyikan rasa haru yang menekan dadanya. Makes menggenggam erat tangannya sepanjang jalan, seakan menguatkan bahwa perjalanan ini bukan hanya sekadar pindah tempat, tapi juga awal baru dalam hidup mereka.

**

Perjalanan sore itu terasa panjang namun tenang. Jalanan desa yang sepi berganti dengan jalan besar yang ramai kendaraan. Lampu-lampu mulai menyala, membaur dengan cahaya jingga yang perlahan memudar. Di kursi depan, Zhavira menatap keluar jendela, menikmati siluet pohon yang berlarian tertiup angin malam.

“Zha, begitu kita sampai Jakarta, aku ingin kamu kembali ke kantor sebagai sekretarisku lagi,” ucap Makes tiba-tiba.

Zhavira menoleh, sedikit terkejut. “Sekretaris lagi? Apa kamu yakin, Makes? Banyak orang yang bisa kamu pilih lebih profesional.”

“Enggak ada yang bisa kayak kamu, Zha. Kamu bukan cuma ngerti kerjaanku, tapi juga ngerti aku. Wilson Group pusat butuh kita berdua. Dan aku… aku butuh kamu di sisiku,” jawab Makes sambil menatap lurus ke jalan, suaranya mantap.

Zhavira terdiam beberapa detik. Ada hangat yang merayap di dadanya. “Baik, kalau itu maumu. Aku akan jadi sekretarismu lagi. Tapi jangan seenaknya nyuruh-nyuruh, ya.”

Makes terkekeh pelan. “Tenang aja, aku bakal nyuruhmu dengan cinta.”

Zhavira mendengus, tapi pipinya bersemu merah. Mobil terus melaju, mengantar mereka menuju Jakarta, mengantar mereka menuju babak baru yang lebih besar, mengurus perusahaan sekaligus mempersiapkan pernikahan.

**

Malam semakin larut ketika akhirnya mereka sampai di Jakarta. Gedung-gedung tinggi menyambut dengan cahaya gemerlapnya, kontras dengan suasana desa yang tenang. Sesampainya di rumah besar keluarga Makes, Nyonya Ayunda sudah menunggu di ruang tamu.

Wanita anggun itu langsung berdiri begitu melihat Zhavira masuk bersama putranya. Senyum lebar merekah di wajahnya, menandakan betapa rindunya ia pada calon menantu yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

“Zha, sayang… akhirnya pulang juga ke Jakarta. Kamu makin cantik aja,” ucap Nyonya Ayunda sambil meraih tangan Zhavira, kemudian memeluknya erat.

Zhavira tersenyum lembut, membalas pelukan itu. “Mamah, aku juga kangen. Rasanya baru kemarin kita ketemu di Bali, ya?”

Nyonya Ayunda mengangguk, matanya berbinar. “Iya, waktu itu mamah sampai nyusul kalian ke Bali karena kangen berat sama kamu. Sekarang, mamah lega bisa lihat kamu lagi. Apalagi sebentar lagi kamu resmi jadi bagian keluarga ini.”

Makes yang berdiri di samping hanya menggeleng kecil, pura-pura cemburu. “Mah, kalau ketemu aku nggak pernah disambut segini hebohnya, loh.”

Ayunda tertawa kecil. “Kamu itu anak mamah, Makes. Sudah pasti mamah lihat kamu tiap hari. Kalau Zha, mamah selalu rindu.”

Zhavira hanya bisa menunduk malu, tapi hangat di hatinya tak bisa disembunyikan. Ia merasa benar-benar diterima, bukan hanya oleh Makes, tapi juga oleh keluarganya.

Setelah obrolan hangat itu, mereka bertiga duduk bersama, membicarakan rencana pernikahan yang semakin dekat. Ayunda sesekali menggoda Zhavira dengan pertanyaan kecil soal gaun pengantin, sementara Makes lebih banyak tersenyum bangga melihat bagaimana ibunya begitu menyayangi calon istrinya.

1
Kei Kurono
Wow, keren!
Nona_Written: ❤️❤️ terimakasih
total 1 replies
ladia120
Ceritanya keren, jangan sampai berhenti di sini ya thor!
Nona_Written: makasih, bantu vote ya 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!