Tidak ada satupun yang mau hidup dalam kegelapan termasuk Kiyara. Seorang wanita yang hidup sebatang kara. Tuhan merampas seluruh kebahagiannya namun sekarang Tuhan menggantinya dengan hadirnya sosok baru dikehidupannya, yaitu Adrian. Sosok laki laki yang berjanji kepada dirinya sendiri untuk membahagiakan jiwa rapuh Kiyara.
Mampukah Andrian menjaga janjinya dan menyembuhkan jiwa Kiyara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah? Nggak salah?!
Di tempat persembunyian, Adrian dan Kiyara saling diam. Bingung dengan pikirannya masing masing. Kiyara diam karena ia takut apabila Adrian memarahinya dan Adrian diam karena ia bingung harus memulai dari mana.
"Kenapa diam?" tanya Adrian yang membuat Kiyara menoleh kearahnya.
"Kamu juga diam." jawab Kiyara.
"Seharusnya kamu tanya ada apa." Ucap Adrian yang membuat Kiyara bingung.
"Padahal dia yang bawa aku kesini. Kenapa aku yang harus bertanya padanya?" ucap lirih Kiyara dengan menoleh kesamping.
"Bicara apa sih sayang?" tanya Adrian dengan memegang dagu Kiyara.
"Hah? A..apa? Sa..sayang?" Kiyara merasa seperti aneh untuk mendengar panggilan sayang. Namun berbeda dengan hatinya yang berdebar. Selama dia menjalin hubungan memang keduanya tak pernah memanggil sayang. Kiyara pun sangat merasa nyaman jika Adrian memanggilnya hanya dengan nama.
Tiba tiba Adrian berjalan maju mendempet Kiyara. Kiyara dengan reflek berjalan mundur untuk menghindari Adrian yang menurutnya aneh.
"Apa dia lagi kambuh? Apa ini yang dinamakan penyakit Bipolar kambuh? Tuhan! Tolong aku!!" Jerit Kiyara dalam hati dengan badan yang gemetaran.
"A..ada.. ap..apa ini?" ucap Kiyara dengan sedikit menahan tubuh Adrian dengan kedua tangannya.
"Yakinlah, ini bukan penyakit mentalku yang bekerja. Ini semua mengalir begitu saja." bisik lirih Adrian. Mendengar itu, Kiyara sempat membulatkan matanya. Ia tak percaya dengan ucapan Adrian yang seakan tau pikirannya saat ini.
"To..tolong! Aku ti..tidak mauu melakukannya sekarang. A..aku mau saat kita sudah resmi menjadi suami istri." Ucapan Kiyara yang sukses membuat Adrian tertawa lebar. Kiyara pun menjadi sedikit bingung dengan perilaku Adrian.
"Berarti kamu mau nikah sama aku?" tanya Adrian dengan terang terangan. Kiyara pun kembali bingung. Karena menurutnya, ucapan yang baru saja ia katakan adalah bentuk reflek dari ketakutannya.
"A..aku..". Kiyara meremas bajunya karena ia tak tau harus menjawab apa.
"Karena kamu udah membahas pernikahan, kamu harus ikut aku ketemu mama sama papa malam ini." tutur Adrian.
"HAH???????" Spontan Kiyara membulatkan matanya dan membulatkan bibirnya secara bersamaan.
"Kan kamu sendiri yang bilang mau nikah sama aku. Ya kan? Ya aku kan sebagai orang yang sayang sama kamu berusaha menuruti keinginan kamu Ki.." tutur Adrian dengan berusaha menahan tawanya.
"Iya tapi kan nggak secepat ini." dalih Kiyara.
"Kan bertemu aja Ki.. nggak sampek kok bicara hal yang seperti itu sayang.." ucap Adrian dengan sedikit merayu.
"Emang iya? aku yakin 1000% kamu berbohong," jawab Kiyara.
"Untuk apa aku berbohong kepadaku sayangku, ratuku, permaisuriku, adindaku, cintaku, kasihku, I love you, " Rayu Adrian yang sukses membuat Kiyara sedikit salah tingkah. Kiyara nampak diam berfikir.
"Tapi tidak mungkin juga. Dia baru saja dilantik menjadi CEO muda. Ditambah lagi kita kuliah juga sampai di semester 3. Nikah? Kebanyakan CEO kan menikah tua seperti di buku novel? Tidak mungkin dong penulis novel mengada-ngada cerita. Pasti dari hasil penelitian. Kalaupun menikah muda, pasti karena hamil duluan atau memang karena bisnis. Aku kan bukan siapa siapa." Pikir Kiyara dengan menimbang ajakan Adrian.
"Tapi bener cuma ketemu doang?" tanya Kiyara yang membuat Adrian tersenyum lalu mengangguk. "Oke baiklah." jawaban Kiyara yang sukses membuat Adrian berlagak seperti pemenang medali emas.
"Yasudah, ayo kita ke mall!" ucap Adrian dengan memegang tangan Kiyara. "Buat apa belanja? Aku punya pakaian yang sopan di kos." jawab Kiyara.
"Emm.. No Kiyara. In the first time, you must look like a princess and i'm a prince." tutur Adrian. (italic : Di pertemuan awal, kamu harus terlihat seperti putri raja dan aku pangeraannya.)
"No, I want meet your father with my style. If you not agree with me, I Will not to go there." (italic : Tidak, aku ingin bertemu dengan papa kamu dengan gayaku. Jika kamu tidak setuju denganku, aku tidak akan pergi kesana.)
Adrian pun merasa terpojokkan. "Oke, baiklah. Aku setuju." ucapnya yang terpaksa. Mereka pun tak jadi pergi untuk mempersiapkan pertemuan nanti malam.
Sementara di tempat lain..
"Tau tidak? aku sudah memesankan gaun pernikahan kita." tutur Renald dengan nada sedikit menggoda Renata.
"Sudah gila kau ya! Siapa juga yang mau menikah denganmu." ucap Renata dengan. Sedikit membentak hingga membuat Renald tertawa. Renald kemudian menyodorkan ponselnya dan memberi tau model gaun pernikahan yang telah ia pesan. "Bagus tidak?" tanyanya.
"Iihh.. Nggak lucu!!" Bentak Renata dengan memukul lengan Renald berkali- kali . "Ampun Re! Iya iya! nggak lagi deh!" teriak Renald dengan tertawa.