NovelToon NovelToon
Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Dewa Api Surgawi (Upper Realm)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: FA Moghago

Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?

Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13: Mendaki Puncak Awan Mistik

Zhong Li, tanpa membuang waktu, melesat menuju Sekte Pedang Langit. Ia tahu, dari semua orang yang ia kenal, hanya Ling Fei, master Puncak Ketiga, yang mungkin mengetahui lokasi persis Puncak Awan Mistik. Sekte yang megah itu menyambut kedatangannya dengan lebih hormat kali ini. Para penjaga gerbang segera mengizinkannya masuk, mengingat reputasinya setelah duel melawan Pedang Immortal.

Ia langsung menuju Puncak Ketiga, tempat Ling Fei sedang melatih murid-muridnya. Begitu melihat Zhong Li, Ling Fei menghentikan latihannya. Wajahnya yang biasanya geram kini menunjukkan ekspresi yang lebih serius, dan sedikit rasa hormat.

"Tuan Zhong Li, kau kembali," ucap Ling Fei. "Pertarunganmu dengan guruku menjadi perbincangan di seluruh sekte. Apa yang membuatmu datang ke sini lagi?"

Zhong Li tidak berbasa-basi. "Aku ingin menanyakan tentang lokasi Puncak Awan Mistik dan Alkemis Surgawi."

Mendengar nama itu, ekspresi Ling Fei berubah menjadi terkejut. "Puncak Awan Mistik? Kau tahu tempat itu?"

"Ya," jawab Zhong Li. "Aku butuh bantuannya."

Ling Fei mengangguk pelan. "Puncak Awan Mistik adalah gunung tertinggi di Alam Atas, jauh di utara Sekte Pedang Langit. Gunung itu diselimuti badai spiritual dan kabut yang mematikan. Hanya sedikit orang yang bisa sampai ke puncaknya. Alkemis Surgawi itu... dia adalah sosok misterius yang tidak pernah meninggalkan puncaknya. Banyak kultivator yang mencoba bertemu dengannya, tetapi hanya sedikit yang berhasil."

"Aku akan pergi ke sana," ucap Zhong Li.

Ling Fei menatapnya dengan pandangan yang dalam. "Ini bukan perjalanan yang mudah, Tuan Zhong Li. Kekuatan badai spiritual di sana sangat kuat, bahkan seorang master pedang pun bisa terluka parah jika tidak berhati-hati."

"Aku tidak khawatir," jawab Zhong Li. Ia kemudian membungkuk sedikit, sebuah tindakan yang langka darinya. "Terima kasih atas informasinya."

Zhong Li berbalik dan berjalan keluar dari Puncak Ketiga. Ling Fei hanya bisa menatap punggungnya yang menghilang di balik kabut, kekhawatiran dan kekaguman memenuhi hatinya. Ia tahu, Zhong Li bukanlah kultivator biasa, dan perjalanannya ini pasti memiliki arti yang sangat penting.

Zhong Li meninggalkan Sekte Pedang Langit, kali ini dengan tujuan yang lebih jelas. Ia akan mendaki gunung tertinggi di Alam Atas, menghadapi badai spiritual yang mematikan, untuk menemui Alkemis Surgawi, satu-satunya orang yang bisa membantunya meracik Pil Pencerah Ingatan dan mengembalikan ingatannya yang hilang.

Zhong Li memulai pendakian menuju Puncak Awan Mistik, gunung tertinggi di seluruh Alam Atas. Perjalanan itu sangat berat. Semakin tinggi ia mendaki, semakin tipis udara dan semakin kuat badai spiritual yang berputar-putar. Angin bertiup kencang, membawa es dan salju yang tajam, sementara energi spiritual yang bergejolak menciptakan ilusi dan distorsi.

Kultivator biasa akan hancur dalam hitungan detik di lingkungan seperti ini, tetapi Zhong Li, dengan kekuatan fisiknya yang luar biasa, terus maju. Ia tidak menggunakan energi spiritualnya, melainkan hanya mengandalkan tubuhnya yang kuat untuk menahan badai dan membelah ilusi. Setiap langkahnya kokoh, dan matanya tetap fokus pada puncak di kejauhan. Setelah berhari-hari mendaki, ia akhirnya tiba di puncak.

Di sana, ia menemukan sebuah pondok kayu sederhana yang tersembunyi di balik kabut abadi. Aura yang damai dan alami memancar dari pondok itu, sama sekali berbeda dari badai di sekitarnya. Zhong Li tahu, ia telah sampai di tempat yang benar.

Ia berjalan ke pintu pondok, mengetuknya. Pintu itu terbuka dengan sendirinya, dan ia masuk ke dalam. Di dalamnya, seorang pria tua dengan jenggot putih yang panjang, mengenakan jubah abu-abu, sedang duduk di depan sebuah tungku. Pria itu adalah Alkemis Surgawi.

Alkemis Surgawi itu mengangkat kepalanya, matanya yang tajam menatap Zhong Li. "Sudah lama tidak ada yang bisa sampai ke sini," katanya, suaranya serak namun tenang. "Apa yang membawamu ke puncak gunung ini?"

Zhong Li meletakkan Bunga Penenang Jiwa di meja di depannya. "Aku butuh bantuanmu untuk meracik sebuah pil," jawabnya.

Alkemis Surgawi itu menatap bunga itu, matanya sedikit membelalak. "Bunga Penenang Jiwa... kau mendapatkannya dari Alam Iblis?"

Zhong Li mengangguk, Ia kemudian menceritakan semua perjalanannya, dari pertemuan dengan Pedang Immortal, pertarungannya dengan Raja Iblis Baal, hingga alasannya mencari Bunga Penenang Jiwa. Alkemis Surgawi mendengarkan dengan saksama, sesekali tersenyum.

Setelah selesai, Alkemis Surgawi itu mengambil bunga itu, memeriksanya. "Bunga ini masih segar, dan energinya murni. Aku bisa membuat pil itu, tetapi prosesnya akan sangat sulit. Kau harus tinggal di sini selama proses peracikan."

Zhong Li setuju. Alkemis Surgawi itu kemudian mulai bekerja. Ia memasukkan bunga itu ke dalam tungku, menambahkan berbagai ramuan langka lainnya, dan mulai memanaskan tungku dengan api spiritualnya. Proses peracikan berlangsung selama berhari-hari. Alkemis Surgawi itu tidak berhenti, keringat membasahi wajahnya, tetapi matanya tetap fokus.

Akhirnya, setelah tujuh hari tujuh malam, sebuah pil kecil berwarna emas keluar dari tungku. Pil itu memancarkan aroma yang harum dan aura yang kuat. Itu adalah Pil Pencerah Ingatan.

Alkemis Surgawi itu menyerahkan pil itu kepada Zhong Li. "Pil ini akan membantumu mendapatkan kembali ingatanmu," katanya.

Zhong Li mengambil pil itu, membungkuk hormat kepada Alkemis Surgawi, lalu menelannya. Namun, setelah menelan pil itu, tidak terjadi apa-apa. Tidak ada rasa sakit, tidak ada ingatan yang kembali, tidak ada perubahan sama sekali. Zhong Li hanya berdiri diam, merasa sedikit kecewa.

Alkemis Surgawi itu menatap Zhong Li, terheran-heran. "Apa... apa yang terjadi? Mengapa tidak ada efeknya?"

Zhong Li menggelengkan kepalanya. "Pil itu tidak bekerja."

Mendengar itu, Alkemis Surgawi itu tidak percaya. "Tidak mungkin! Pil ini terbuat dari Bunga Penenang Jiwa dan diracik olehku. Ini adalah pil tingkat surgawi!"

Zhong Li, dengan sedikit kekecewaan, berbalik untuk pergi. Ia menyadari bahwa ia harus mencari cara lain. Namun, Alkemis Surgawi itu segera menahannya.

"Tunggu!" serunya. "Jangan pergi dulu. Mungkin ada sesuatu yang lain. Tinggallah di sini selama beberapa hari, aku akan mencoba meracik pil lain untukmu. Pil yang mungkin lebih cocok untuk kondisimu."

Zhong Li menatap Alkemis Surgawi itu, lalu mengangguk. Ia tahu, kesempatan ini tidak bisa ia sia-siakan. Ia memutuskan untuk tinggal, berharap bahwa pil berikutnya akan berhasil, dan ia bisa mendapatkan kembali ingatannya yang hilang.

Setelah menelan pil yang gagal, Zhong Li diarahkan ke sebuah kamar sederhana di pondok Alkemis Surgawi. Ruangan itu hening, hanya suara badai di luar yang menjadi pengantar tidur. Meskipun merasa sedikit kecewa, Zhong Li memutuskan untuk beristirahat. Ia memejamkan mata dan tak lama kemudian, terlelap.

Namun, tidurnya tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, sebuah gelombang energi berwarna kuning keemasan meledak dari tubuh Zhong Li, menghancurkan dinding kamar dan pondok di sekitarnya. Alkemis Surgawi yang sedang bermeditasi segera datang menghampiri, matanya terbelalak melihat cahaya yang sangat kuat dari Zhong Li.

1
Yusi Yustiani
Kalo bisa langsung update 20 Thor 😆
Yusi Yustiani
Next Thor 👌
Nafa Nafila
Bagus kan penulisan sama pembawaan Alam Atasnya kebawa👏🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!