NovelToon NovelToon
Dikhianati Suami Dicintai Pangeran Dubai

Dikhianati Suami Dicintai Pangeran Dubai

Status: sedang berlangsung
Genre:Janda / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Miliarder Timur Tengah / CEO
Popularitas:106.5k
Nilai: 5
Nama Author: Rere ernie

Alena Prameswari percaya bahwa cinta bisa mengubah segalanya.

Tapi setelah tiga tahun menikah dengan Arga Mahendra, ia sadar bahwa kesetiaan tak akan berarti bila hanya satu pihak yang berjuang.

Saat pengkhianatan terbongkar, Alena memilih pergi. Ia menerima proyek desain di Dubai... tempat baru, awal baru.

Tanpa disangka pertemuan profesional dengan seorang pangeran muda, Fadil Al-Rashid, membuka lembaran hidup yang tak pernah ia bayangkan.

Fadil bukan hanya pria miliarder yang memujanya dengan segala kemewahan,
tetapi juga sosok yang menghargai luka-luka kecil yang dulu diabaikan.

Namun cinta baru tak selalu mudah.
Ada jarak budaya, gengsi, dan masa lalu yang belum benar-benar selesai. Tapi kali ini, Alena tak lari. Ia berdiri untuk dirinya sendiri... dan untuk cinta yang lebih sehat.

Akankah akhirnya Alena bisa bahagia?

Kisah ini adalah journey untuk wanita yang tersakiti...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 22.

Di ruang kerjanya yang sunyi hanya terdengar bunyi ketukan jari Fadil di pinggiran kursi, ritme pelan yang menandakan pikirannya sedang kalut. Tatapannya tajam menembus udara, sementara di hadapannya berdiri Ahmed, tangan kanan yang paling ia percayai.

“Investigasi kecelakaan Nona Humaira… masih buntu, Tuan,” lapor Ahmed dengan nada hati-hati. “Sudah tiga tahun, tapi kebenaran tetap tertutup rapat. Anda mencurigai Putri Layla, namun sejauh ini belum ada bukti yang bisa menjeratnya. Mungkin sebaiknya, penyelidikan diperluas ke pihak-pihak di dalam kerajaan. Tidak menutup kemungkinan, Putri Layla bergerak di balik layar dan menggunakan seseorang di dalam istana.”

Ketukan jari Fadil terhenti, wajahnya menegang matanya menyipit penuh perhitungan.

Dalam diam, kenangan beberapa hari lalu berkelebat. Sebenarnya sejak pertemuan tak terduganya dengan Layla di acara Gala, rentetan kejadian mencurigakan mulai menimpa Alena. Dari insiden-insiden kecil, hingga kiriman bunga beracun yang dikirim tanpa nama.

Sementara Alena tidak tahu apa-apa, wanita itu tetap bekerja setiap hari tanpa menyadari bahwa seseorang tengah mengincarnya dari balik bayang-bayang. Fadil bergerak tanpa banyak bicara, melindungi Alena dalam diam.

Pria itu tahu semua itu bukan kebetulan, ia tahu tangan Layla bermain di situ. Hanya saja… bukti selalu lenyap sebelum sempat disentuh.

“Kau benar,” ujar Fadil pelan tapi tegas, suaranya serak menahan emosi. “Mungkin sudah waktunya memperluas lingkaran tersangka. Selidiki seseorang yang punya alasan untuk melindungi Layla, atau seseorang yang mungkin… dimanfaatkan olehnya.”

Fadil tiba-tiba terdiam. Rahangnya menegang, sorot matanya berubah tajam.

Ahmed menegakkan tubuhnya. “Ada apa, Tuan?”

Fadil mendengus pelan, lalu berkata. “Selidiki Khalid.”

Ahmed tertegun. “Pangeran Khalid?”

“Ya,” jawab Fadil mantap. “Sejak dulu, dia selalu menganggap ku saingan saat masih ada Ayahku. Aku ingat dia pernah bicara tentang seorang wanita yang sangat ia cintai, tapi tak pernah menyebut nama. Aku tak menyadarinya waktu itu… tapi sekarang, aku punya firasat kuat. Wanita yang dicintainya itu adalah Layla.”

Ahmed mengerutkan kening, nada suaranya ragu. “Jika dugaan itu benar… ini akan sangat rumit. Pangeran Khalid adalah calon kuat kandidat Putra Mahkota. Menyentuh namanya saja, bisa dianggap penghinaan terhadap istana.”

Fadil bersandar di kursinya, menatap keluar jendela di mana cahaya senja menyapu dinding kaca. “Aku tahu risikonya, Ahmed. Tapi jangan lupa... hukum kerajaan berlaku untuk semua orang. Bahkan untuk para pangeran dan calon putra mahkota sekalipun. Paman Hasan mungkin keras dan selalu terpaku pada norma-norma istana, tapi ia menjunjung tinggi keadilan. Ia tidak akan menutup mata terhadap kejahatan… terutama pembunuhan.”

Ahmed mengangguk perlahan. “Baik, Tuan. Saya akan mulai penyelidikan malam ini.”

“Pastikan jejakmu bersih,” ujar Fadil singkat. “Dan laporkan langsung padaku, tidak lewat siapapun.”

“Siap, Tuan.” Ahmed menunduk hormat, lalu melangkah pergi dengan langkah cepat dan senyap.

Begitu pintu tertutup, Fadil bersandar lemas. Ia menguusaap wajahnya, napasnya berat. Dalam benaknya, wajah Alena muncul. Senyum lembut wanita itu, serta suara Alena yang menenangkan.

Kali ini, Fadil bersumpah.

Ia tidak akan membiarkan sejarah terulang, ia tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada Alena.

***

Fajar belum sepenuhnya merekah ketika Alena berdiri di landasan udara milik pribadi. Di hadapannya terbentang jet putih berlogo bulan sabit keemasan, berkilau lembut di bawah cahaya lampu hangar. Udara pagi di gurun terasa hangat, membawa aroma pasir yang baru saja disentuh angin malam.

Fadil berdiri tak jauh darinya, mengenakan kemeja linen berwarna krem dan celana panjang hitam sederhana. Tidak ada jas kebesaran, tidak ada atribut bangsawan. Dia hanya pria biasa, yang sedang mengantar wanita yang dicintainya pulang.

“Fadil… ini terlalu berlebihan.” Alena menatap jet itu dengan mata melebar. “Aku bisa naik penerbangan biasa, tidak perlu sampai seperti ini.”

Fadil tersenyum samar, tangannya dimasukkan ke saku celana. “Kalau aku bisa memastikan perjalananmu nyaman dan aman, kenapa harus memilih yang biasa?”

Alena menunduk, menahan senyum kecil. “Tapi ini jet pribadi…”

“Jet ini milik perusahaan, bukan milik kerajaan.” Fadil menatap wanita itu lembut. “Kau bilang ingin pulang menjenguk ibumu yang sakit, jadi izinkan aku memastikan kau sampai ke negaramu dengan tenang.”

Alena mendesah, matanya menatap wajah pria itu lama. Dalam hati, ia tahu Fadil tidak sedang mencoba memamerkan kekayaan. Pria itu hanya… peduli padanya. Dan, perhatian itu terasa menenangkan dengan cara yang sulit dijelaskan.

“Aku tidak akan pernah terbiasa dengan kemewahan seperti ini,” kata Alena pelan.

Mereka berdiri beberapa detik dalam diam sebelum Fadil mengangkat tangan, menyentuh jilbab Alena yang sedikit tertiup angin. “Doakan aku, agar bisa segera menyusul mu ke Indonesia.“

Alena menatap mata kekasihnya, begitu tenang dan meneduhkan. “Aku akan menunggumu,” jawabnya lembut.

Fadil menunduk, mencium punggung tangan Alena dengan hormat.

“Selamat jalan, Ratu-ku.”

Alena tersenyum, lalu melangkah menaiki tangga pesawat. Angin gurun berembus lembut, mengibarkan ujung jilbabnya seolah ikut memberi salam perpisahan.

Perjalanan menuju Indonesia berlangsung tenang. Di dalam jet pribadi Alena duduk di kursi kulit berwarna krem, memandang ke luar jendela. Awan bergulung di bawah sana, dan langit berwarna biru lembut.

Jakarta menyambut dengan udara lembap dan hangat. Mobil hitam sudah menunggu di bandara, lengkap dengan sopir dan dua orang pengawal bayangan yang dikirim Fadil. Mereka menjaga jarak, namun cukup sigap untuk memastikan keamanannya.

Rumah keluarga Alena sederhana, berada di pinggiran kota Jakarta. Dengan taman kecil berisi mawar hutan. Saat Alena masuk ke dalam, aroma minyak kayu putih dan masakan rumah langsung menyergap.

“Assalamualaikum, Mama.”

Suara lembut menjawab dari dalam kamar. “Alena… kamu sudah pulang.”

Perempuan paruh baya itu berbaring di tempat tidur, wajahnya pucat tapi masih menyimpan kehangatan yang sama seperti dulu.

Alena berlari kecil, menggenggam tangan ibunya. “Mah… aku kangen.”

Senyum itu muncul, lembut seperti cahaya sore. “Kamu makin cantik, Nak. Bagaimana kabarmu?”

“Aku baik-baik aja, Mah.“

“Apa Arga masih selalu mengganggumu?“

Alena menggeleng pelan. “Kami sudah lama selesai, Mah. Jangan khawatir.”

“Maafkan Mama, Nak. Mama baru tahu tentang hancurnya rumah tanggamu… justru saat kamu akan berangkat ke Dubai.”

Alena tersenyum tipis. “Itu sudah lewat, Mah. Nggak apa-apa.”

Ibunya menarik Alena ke dalam pelukan. Mereka berdua saling memeluk, seolah ingin menenangkan luka yang tak perlu dijelaskan lagi.

.

.

.

Dubai.

Di sebuah kafe hotel yang tenang namun penuh bisik-bisik bisnis, Layla duduk dengan anggun. Tangannya memainkan sendok teh, sementara di depannya duduk Nadine.

“Aku tidak tahu kenapa kamu ingin menemuiku, dan siapa kamu?“

Layla tersenyum kecil. “Aku hanya seseorang yang sama sepertimu, Nadine. Aku juga tidak suka Alena, dia merebut seseorang dariku. Aku... tahu kisah kalian."

Nadine menelan ludah, tak mengerti arah pembicaraan itu.

“Apa maksudmu?”

Layla mencondongkan tubuhnya, suaranya pelan. “Kamu sebenarnya mempunyai potensi besar. Tapi sayangnya, semua pujian hanya jatuh pada... Alena. Tidakkah kamu pernah berpikir, dia terlalu sempurna untuk tidak jatuh?”

Nadine mengerjap, sedikit tersentak.

Layla lalu menatap Nadine dengan kilatan mata licik. “Kadang... kesempatan datang dalam bentuk sederhana, Nadine. Seperti, membiarkan seseorang gagal sekali saja. Dan dari kegagalan itu, kamu bisa menggantikan posisinya.”

“Maaf, tapi aku tidak mengerti…” Timpal Nadine.

Layla tersenyum tipis lalu meletakkan kartu nama di atas meja. “Namaku, Layla. Aku keturunan kerajaan, sepupu jauh dari bosmu... Fadil. Kau tahu, Fadil itu milikku. Tapi Alena... merebutnya dariku. Kau pun, jangan pernah bermimpi dekat-dekat dengan Fadil. Dia, bukan seseorang yang bisa kau gapai. Lebih baik kau hancurkan Alena, aku akan bantu. Setuju?”

Nadine menelan ludah. “Aku harus bagaimana?”

“Aku ingin proyek Abu Dhabi tampak bermasalah, cukup untuk merusak reputasinya... tapi tak dicurigai. Kita serang Alena dari luar dan dari dalam. Alena sedang pulang ke Indonesia, ini kesempatanmu. Kalau mau bertindak, lakukan sekarang.”

Nadine terdiam, kebencian pada Alena membuatnya mengangguk pelan. Satu langkah kecil dari Nadine, dan keseimbangan kehidupan Alena bisa retak.

1
Fera Susanti
dia hamil🤭
Maya
noura hamil ini mah,,,beneran....fix
Aisyah farhana
mungkin kah Noura hamil yahh
Ida Haryono
ceritanya bagus spt keadaan yg nyata dlm kehidupan.....lanjut ya bagus
Azahra Rahma
ternyata bahaya ada di mana²
Ari Peny
hamil y
yeni kusmiyati
hamil
yeni kusmiyati
Manisnya
Desyi Alawiyah
Hamil, Noura hamil... Fix, udah pasti ini 🤭🤭🤭
Rere💫: Wkwkwk iya 😄
total 1 replies
Tiara Bella
Naura hamil kah Thor....
Desyi Alawiyah: Owalah... salah lagi deh aku... 🤣🤣🤣

Maaf Kak 😭

Akhir-akhir ini lagi sering kurang fokus, mungkin kurang minum air putih /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 6 replies
Zhafran Althaf
so.sweet sekali 😍😍😍
Azahra Rahma
manis banget si pangeran Khalid
Azahra Rahma
wahhh beneran nyusulin nih si Noura ??
resia
the best
Aisyah farhana
Soo sweet Noura ini sangat pantas bersanding dengan Khalid penyeimbang keren
Ari Peny
lanjuuuut
Ari Peny: siaaaaap👍👍👍
total 2 replies
Desyi Alawiyah
Mantap Noura... Jaga baik-baik suamimu, jangan sampai dia direbut sama wanita jahat diluar sana...

Dan untuk Juliette, semoga dia juga menemukan pria yang tulus mencintainya..
Desyi Alawiyah
Hmmm Noura beneran menyusul dong... ☺☺
Desyi Alawiyah
Tenang aja, Jean... Pangeran Khalid udah punya istri dan beliau ngga mungkin tertarik pada wanita manapun termasuk Juliette..

Pangeran Khalid hanya mencintai Noura... 😅✌
Tiara Bella
wow Naura aku padamu....😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!