NovelToon NovelToon
Clara Siapa Aku

Clara Siapa Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Iqbal Pertha

Clara Amanda anak satu satunya dari seorang tuan tanah di pinggiran desa yang jauh dari hiruk pikuk kota.

ayahnya bernama Arman Satya dan ibunya Tari Askara, mereka keluarga yang hangat dan baik pada siapa saja.

tapi semua berubah ketika tanah yang makmur itu mulai tersentuh oleh tangan tangan kotor dari kota.

membawa sejumlah uang untuk menghambakan para penduduk dan mulai menjual tanah mereka.

tentu saja Arman yang merupakan tuan tanah di sana menolak keras dan bahkan dengan berani mengusir orang orang itu.

pada akhirnya keluarga arman di bantai dan di habisi dengan sangat kejam dan brutal, arman yang merupakan jebolan petarung sempat melawan tapi akhirnya tumbang juga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqbal Pertha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

pahlawan katanya

" adik..... " ucapan itu hanya sampai di sana saja karena dari samping tiba tiba saja sebuah sepatu sudah mengenai wajahnya dan membuat orang itu terlempar tak bergerak lagi di tanah.

semua yang di sana sangat terkejut bahkan sampai terpaku beberapa detik hanya Clara yang masih tenang seperti tau akan terjadi.

nampak lah Axel dengan senyuman hangat di layangkan pada Clara memberikan kesan jika sang pahlawan sudah datang.

" hai... Clara apa kamu baik baik saja.... " ujar nya pada Clara.

" seperti yang terlihat.... " malas Clara menjawab.

" bagus lah jika kamu baik baik saja.... " jawab Axel, yang di jawab decihan pelan dari Clara lalu memalingkan wajah ke arah lain, memberi kesan bahkan jika kamu tidak datang pun besok media sudah akan ramai karena menemukan mayat dengan tubuh terpotong-potong.

" kau... kau berani sekali... kalian semua hancurkan orang ini dan buat dia melihat bagai mana kita menggilir wanitanya. " ujar seorang.

" hanya kalian saja... datang lah akan ku buat kalian cacat. " ujar Axel penuh percaya diri karena pujaan hati sedang melihatnya.

" tenang saja Clara aku akan mengatasi mereka kamu tidak perlu takut. " ujar Axel pada Clara.

" takut..." jawab Clara.

Axel tidak melanjutkan pembicaraan dia berbalik bersiap untuk menghadapi 7 orang sebelumnya. tapi ketika berbalik betapa mendungnya di sana terlihat sekumpulan orang dengan berbagai senjata segera berjalan mendekat.

" sekarang katakan lagi lebih keras biar aku mendengarnya lagi.... " ujar seseorang pada Axel dengan garang dan tak sabar.

" hahaha... tadinya aku hanya akan bermain main dengan kalian tapi sekarang sepertinya tempat ini akan menjadi kuburan masal untuk kalian. " ujar Axel dengan wajah psikopat yang tidak pernah tampak sebelumya.

Clara di belakang sudah bisa merasakan perubahan aura dan gestur tubuh dari Axel hanya saja Clara tidak bisa melihat wajah Axel karena dirinya berdiri di belakang Axel.

" tontonan menarik.... " ujar batin Clara.

" mau mati saja bermulut besar.... " ujar seorang di kejauhan.

" ayo kasi paham orang ini tentang siapa kelompok kita.... " ujar orang lainnya di sertai melempar puntung rokoknya lalu menginjaknya.

seratus orang lebih maju bersama menyerang Axel, tapi orang yang akan mereka serang tampak seperti tidak terpengaruh malah dia menyeringai, meminta mereka untuk datang lebih cepat.

Axel kemudian mengeluarkan sebuah pisau lipat dari salah satu sakunya, ketika satu orang sudah datang mengayunkan tongkat pemukul Axel menghindar lalu meluncurkan tusukan cepat di beberapa titik.

Clara melihatnya sangat tau titik-titik tusuk itu adalah tepat pembuluh darah besar berada, dia berusaha membunuh lawannya dengan cara perlahan yaitu mati dengan kehabisan darah dan rasa sakit.

kejadian pertama terus berlanjut pada setiap orang yang datang mau pun Axel datangi itu, mereka yang menjadi korban Axel hanya mengerang sakit tanpa niat melawan lagi.

darah mulai merubah warna tanah udara pun tercemar dengan bau darah kesunyian di pecah kah dengan suara kesakitan pemandangan berubah mengerikan melihat ceceran manusia yang tidak mati dan tidak hidup itu, kejang, bersuara aneh, seperti seorang yang mendekati kematian tapi tak segera mati.

Clara yang sudah tau hasil dari satu lawan banyak ini pun memilih meninggalkan tempat itu berjalan melangkah tidak peduli sekitarnya.

dooorrr......

Clara berhenti sejenak, tapi kemudian melanjutkan jalannya tidak berniat kembali atau bahkan menoleh.

di tempat Axel yang sudah seperti seorang yang kelelahan, menghadapi musuh yang hanya tinggal beberapa lagi itu, malah harus tertembak di bahu sebelah kirinya walau tidak mengenai titik vital nya tapi itu lumayan sakit.

bukannya melemah Axel malah semakin gila dia kini membunuh yang tersisa dan beberapa kali menjadikan tubuh orang yang sudah berhasil Axel tangkap sebag tameng dari orang yang menembakkan peluru pada Axel.

dari suara tembakannya Axel sangat mengenal senjata yang orang itu gunakan Axel juga tau jumlah peluru di dalamnya jadi dalam setiap gerak Axel, Axel selalu menghitung peluru yang di tembakan oleh orang itu.

hingga pada akhirnya peluru itu habis Axel juga baru selesai menggorok leher orang terakhir yang di lawannya.

kini hanya satu lawan satu, Axel berjalan perlahan kakinya di seret membuat suasana semakin mencekam, orang itu sudah sangat ketakutan kawannya semua sudah terbaring di tanah dan dirinya kini sedang di pojokkan.

Axel sudah seperti sosok iblis yang membuat lawannya ketakutan setengah mati bahkan tatapan Axel tak lepas dari orang itu.

orang itu pun dengan segenap keberanian yang tersisa berteriak dan berlari pada Axel dengan pisau lipat di tangan nya.

Clara yang melalu jalan memutar sudah tinggal beberapa ratus meter lagi akan tiba ketempat yang sudah dia sewa sejak kedatangannya. hanya saja saat itu dirinya harus berhenti karena Axel sudah menyusulnya dengan tubuh yang kelelahan.

" ada apa... " ujar Clara.

" kejam sekali meninggalkan orang yang menolong mu bersama orang orang barbar itu. " ujar Axel.

" aku tidak memintanya.... " ujar Clara sebagai balasan.

" uh... hati ku sakit. " ujar Axel.

tidak ada jawaban dan Clara pun pergi tidak mau terlalu dalam berbicara.

" tunggu tolong aku... " ujar Axel.

tidak ada jawaban dan akhirnya Axel terus mengikuti Clara.

" mengapa tidak pergi ke rumah sakit malah mengikuti ku.... " ujar Clara setelah sedikit lagi tiba ke tempat yang di sewanya.

" rumah sakit jauh, dan ini sudah malam sekali, bus yang kita tumpangi juga bus terakhir. jadi satu orang yang bisa aku mintai tolong hanya kamu. " ujar Axel.

" merepotkan sekali.... " ujar Clara tidak menolak tidak juga menerima.

setibanya di tempat yang Clara sewa Clara membuka pintunya tapi Clara juga tidak segera masuk, dia Clara melihat Axel seperti sedang mempertimbangkan sesuatu.

" ada apa... " ujar Axel.

" masuk lah.... " ujar Clara.

" ah... terimaksih.... " jawab Axel seperti kilat segera masuk, Clara juga tidak ambil pusing segera masuk dan menutup serta mengunci pintu.

di dalam Axel menemukan tempat itu sangat lah sepi tanpa dekorasi apapun, bukan seperti tempat tinggal kebankan gadis pada umumnya.

" apa ini tempat tunggalmu.... " ujar axel.

" duduk saja...... " ujar Clara tidak menjawab.

Clara lalu sibuk dengan dirinya sendiri berdiri di dekat kompor, Axel hanya terus memperhatikannya, beberapa menit kemudian Clara mendekati Axel dengan baskom di tangan.

" buka lah bajumu aku akan mengeluarkan pelurunya. " ujar Clara.

" eh... apa tidak masalah. " uajr Axel.

" apa ada masalah jika aku mengobati orang yang katanya menolong ku. " ujar Clara.

" tidak tidak... kau bisa lakukan apapun untuk mengobatiku. " ujar Axel kemudian membuka bajunya seperti perintah Clara sebelumnya.

setelah bajunya terbuka terlihat deretan luka di tubuhnya di mata Clara, entah bagaimana Axel mendapatkanya, tapi itu belum seberapa jika di banding vior.

bagai mana kegilaan Clara untuk membuat vior menjadi monster dan sekaligus mesin pembunuh baginya.

" tolong lakukan dengan lembut..... " rengek Axel.

Clara tidak menjawab dan dia mulai melakukan operasi dadakan untuk mengeluarkan peluru di bahu sebelah kiri Axel.

suara pekikan kesakitan saat kelara menyentuh sekitaran luka untuk melihat sedalam apa peluru itu bersarang.

" kau berisik sekali, aku bertanya tanya apakah semua bekas lukamu ini hanya setiker yang di tempel. " kesal Clara.

karena sudah ketahuan Axel hanya bisa menunjukkan senyum terbaiknya.

" bermanja sedikit seperti di film film boleh dong.... " ujar Axel.

" masuk saja ke film sana.... " ujar Clara melanjutkan.

sejak itu pula Axel tidak bersuara dia hanya terus melihat bagaiman Clara mengeluarkan peluru dengan alat seadanya, sedang peluru bersarang cukup dalam, sesekali juga Axel memandang wajah cantik Clara.

taaaakkkk.....

suara mata peluru yang berhasil Clara angkat kemudian di lempar ke dalam baskom. Clara bangkit dari duduknya menuju kompor yang menyala di mana ada ujung pisau yang sudah membara di sana.

" akhirnya aku memiliki bekas luka lagi. " ujar Axel.

" tahan lah.... " ucap Clara.

" lakukan saja..... " jawab Axel.

ceeeeessssss.....

suara renyah dan bau gosong memenuhi ruangan walau Axel tidak berteriak tapi wajahnya sedikit berkedut bahkan kini memucat dan pandangannya mulai kabur kemudian gelap.

1
Murni Dewita
💪💪💪💪
Murni Dewita
lanjut
Murni Dewita
next
Murni Dewita
nyimak
Murni Dewita
👣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!