NovelToon NovelToon
Cursed Cancer

Cursed Cancer

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: lizbethsusanti

Baron sudah muak dan mual menjadi asisten ayah kandungnya sendiri yang seorang psikopat. Baron berhasil menjatuhkan ayahnya di sebuah tebing dan berhasil melarikan diri. Di tengah jalan Baron tertabrak mobil dan bangun di rumah baru yang bersih dan wangi. Baron mendapatkan nama keluarga baru. Dari Baron Lewis menjadi Baron Smith. Sepuluh tahun kemudian, Baron yang sudah menjadi mahasiswa hukum kembali dihadapkan dengan kasus pembunuhan berantai yg dulu sering dilakukan oleh ayah kandungnya. Membunuh gadis-gadis berzodiak Cancer. Benarkah pelaku pembunuhan berantai itu adalah ayah kandungnya Baron? Sementara itu Jenar Ayu tengah kalang kabut mencari pembunuh putrinya yang bernama Kalia dan putri Jenar Ayu yang satunya lagi yang bernama Kama, nekat bertindak sendiri mencari siapa pembunuh saudari kembarnya. Lalu apa yang terjadi kala Baron dipertemukan dengan si kembar cantik itu, Kama dan Kalia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bakat Terpendam

Rose dibantu berdiri oleh Akira saat dua orang anggota kepolisian melangkah masuk ke dalam kamar rawat inapnya Kama dengan langkah tegap dan di belakang mereka ada dua orang yang berjalan dengan wajah serius. Dua orang itu adalah Jenar Ayu dan seorang pengacara.

Kedua anggota kepolisian itu menanyai Kama dengan memakai bahasa Inggris dan mereka berterima kasih setelah selama dua puluh lima menit mereka mengganggu waktu istirahatnya Kama.

Rose tercengang mendengar ucapan dia anggota kepolisian setempat itu yang mengatakan bahwa kakak perempuannya penyanyi di klub malam X. Rose mengejar dua anggota kepolisian itu tanpa pamit ke semua orang yang saat itu berada di dalam kamar rawat inapnya Kama. Rose bergegas mengejar dua anggota kepolisian itu karena dia merasa tidak terima saat dua orang anggota kepolisian itu mengatakan bahwa kakak perempuannya itu penyanyi klub malam dan kakak perempuannya itu wanita nakal.

Sementara itu, setelah memberikan keterangan ke petugas kepolisian setempat dengan dukungan dan perlindungan mamanya, Baron, Damian, Akira, dan pengacara keluarganya, Kama menghela napas lega sambil meletakkan kepalanya di atas bantal.

Baron melihat Kama yang sedang diusap keningnya oleh Jenar Ayu. Wajah Baron mengeras dan hatinya berdenyut nyeri melihat gadis yang dia cintai sejak pandangan pertama itu terlihat lelah, sedih, dan rapuh. Bukan Kalia sebagai Kama yang dia cintai, dia menyadari itu sejak dia bertemu dengan Kama yang sebenarnya.

Kasihan Kama. Kalau ini perbuatannya si brengsek itu, meskipun dia ayahku, aku akan bunuh dia lagi tanpa ragu. Baron membuang wajahnya ke jendela lalu menarik napas dalam-dalam. Pemuda tampan itu menghembuskan napasnya pelan dengan tangan mengepal erat.

Baron kemudian menoleh ke Kama dan tersenyum lega melihat gadis yang dia sayang sudah tidur lelap.

Tidur yang lelap, Kam. Batin Baron dengan senyum penuh sayang.

Jenar Ayu duduk di sofa setelah pengacara pamit pulang begitu juga dengan Akira. Lalu perempuan manis itu menghubungi suaminya via video call.

Sementara Baron melangkah ke kursi yang ada di dekat ranjangnya Kama.

"Halo, maaf tadi aku tidak bisa berlama-lama telponan sama kamu, Mas. Ada pihak kepolisian ingin bicara dengan Kama. Untungnya sebelum itu terjadi aku sudah memanggil Hugo"

"Iya, untungnya kemarin pas kita berangkat ke Paris kita ajak Hugo"

"Iya" Jenar menyahut lemas.

"Kama bagaimana kondisinya? Maaf aku belum bisa ke sana. Aku masih ada di Bandung. Seminarnya belum kelar"

"Iya nggak papa. Fokus dulu ke kerjaan kamu. Kama udah bangun tadi, terus kelelahan dan tidur lagi sekarang. Tuh" Jenar Ayu mengarahkan layar ponselnya ke ranjang Kama.

"Ada Baron?" Tanya Antares.

Baron menoleh ke Jenar Ayu lalu melambaikan tangan ke layar ponselnya Jenar Ayu sambil tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Antares membalas lambaian senyumnya Baron.

Jenar Ayu mengarahkan ponselnya ke wajahnya lagi lalu berkata, "Iya, Baron selalu menemani Kama"

"Syukurlah Kama langsung menemukan teman yang baik"

"Iya"

"Kamu udah makan?" Tanya Antares ke istri tercintanya.

"Belum sempat"

"Makan dulu, nanti lambung kamu sakit. Aku nggak mau kamu sakit"

"Iya, aku udah pesan makanan. Nanti aku makan. Kamu sendiri sudah makan?"

"Sudah. Kalau seminar udah selesai, Minggu depan aku ke sana. Kamu jaga kesehatan dan besok pagi aku video call Kama. Aku kangen sama Kama, aku kangen banget sama kalian"

"Aku juga kangen banget sama kamu. Kama juga pasti kangen banget sama kamu. Kama, kan, deket banget sama kamu"

"Iya, Kama deket sama aku, tapi aku nggak bisa deket dan mengenali Kalia. Itulah yang membuat aku kehilangan Kalia" Antares langsung menunduk dan menangis sesenggukan.

Jenar Ayu ikut menangis sambil berkata ke suami tercintanya, "Aku juga salah, Mas. Jangan menyalahkan diri kamu sendiri"

"Kama pasti menyalahkan aku karena aku nggak pernah menyetujui Kalia mengambil jurusan seni" Antares menutup wajahnya dengan telapak tangan dan bahunya bergetar hebat kala tangisannya semakin kencang.

Baron sontak menunduk dan meneteskan airmata.

"Jangan seperti itu, Mas! Aku bisa hancur kalau kamu hancur"

Antares mengusap wajah tampannya yang penuh airmata dengan telapak tangan lalu mengusap hidungnya yang penuh ingus dengan sapu tangan. Pria tampan itu lalu berkata dengan suara serak, "Maafkan aku. Aku sangat merindukan Kalia"

"Aku juga sangat merindukan Kalia. Kama tidak menyalahkan kamu. Aku bahkan curiga kalau dia menyalahkan dirinya sendiri karena dia mirip sekali denganmu, Mas" Ucap Jenar Ayu sambil menghapus wajah manisnya yang penuh airmata dengan telapak tangan. "Untuk itulah aku mohon sama kamu jangan menyalahkan diri kamu! Aku juga bilang ke Kama seperti itu. Kita harus saling menguatkan bukan saling menyalahkan apalagi menyalahkan diri kita sendiri. Bukankah kamu itu psikolog, Mas. Kamu harusnya lebih tahu"

Antares mengembuskan napas berat dan wajahnya tampak kuyu dan sedih. "Iya, kamu benar"

Baron masih menunduk dan masih meneteskan airmata. Kedua tangan Baron mengepal erat.

Aku benar-benar akan bikin perhitungan sama kamu brengsek kalau ini perbuatan kamu. Tangan Baron mengepal, rahang Baron mengeras, batin Baron penuh kebencian kala angannya mengarah tajam ke sosok ayah kandungnya.

Setelah menyudahi video call-nya dengan suaminya, Jenar Ayu meletakan ponselnya di atas meja sofa, lalu bertanya ke Baron, "Kamu nggak pulang?"

Baron yang sedari tadi memandangi Kama yang tengah tidur pulas, menoleh ke Jenar Ayu dan berkata, "Bolehkah saya menunggu Kama, Tante? Saya di rumah juga sendirian. Papa saya pergi ke Belanda selama seminggu"

"Oh, boleh aja. Kalau gitu makan dulu sini! Makanan dan minuman yang Tante pesan sudah datang"

Baron melangkah ke sofa lalu bertanya saat dia sudah mendaratkan pantatnya di sofa, "Pak Damian mana Tante?"

"Pak Damian makan di kantin"

"Oh"

"Udah makan saja jangan sungkan! Kamu sudah menolong Kama, Tante ucapkan terima kasih sekali lagi"

"Itu hanya hal kecil, Tante"

"Emm, apa Tante boleh bertanya sama kamu?"

Baron mengunyah makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya sambil menganggukkan kepala.

"Apa Kama bilang sesuatu ke kamu sebelum dia berlari ke kamar di apartemen itu?"

Baron sontak berhenti mengunyah.

"Tante indigo dan Tante mengira anak Tante tidak ada yang mengikuti bakat Tante ini. Tapi, sekarang Tante menyadari sesuatu. Kama juga indigo. Benar, kan, Baron?"

Baron terpaksa menganggukkan kepala.

"Tapi, Tante takut saat ini. Sangat takut"

"Apa yang membuat Tante takut?" Tanya Baron sambil melanjutkan mengunyah makanan yang masih ada di dalam mulutnya.

"Kama memiliki bakat yang lebih hebat dari Tante dan itu bisa membuat Kama terluka. Tante merasa kalau Kama juga diberkati penglihatan lain selain sosok tak kasat mata"

"Maksud Tante?" Kening Baron mulai berkerut.

"Kama memiliki bakat Clairvoyance" Jawab Jenar Ayu dengan wajah serius.

"Bakat yang seperti apa itu Tante?"

"Namanya Clairvoyance, itu adalah kemampuan untuk melihat peristiwa atau objek yang jauh secara fisik dan bisa menembus ruang juga waktu"

"Maksud Tante, Kama bisa melihat kejadian di masa lalu?"

Jenar menganggukkan kepala lalu menambahkan, "Maupun masa depan.

"Kenapa Tante bisa berpikiran seperti itu?"

"Kama pingsan saat di kamar itu dan saat dia masih belum sadarkan diri, dia menggumamkan kata, aku ingin melihat lebih dekat pria di dalam mobil sedan merah itu. Kama tahu soal sedan merah padahal aku, Akira, atau Papanya tidak pernah menyinggung soal sedan merah di depannya. Sedan merah itu yang Kalia tumpangi sebelum Kalia hilang lalu pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya"

Sebelum Baron sempat mencerna keterkejutannya akan bakat terpendam yang Kama miliki, kejutan lain menyapanya saat Kama tiba-tiba berteriak, "Jangan sakiti Papa!!!!"

1
Aerik_chan
2 iklan untukmu kak.../Casual//Casual/
Aerik_chan
ini pujian apa sindiran?
SONIYA SIANIPAR
mampirr lagii kakk, semngatt
anggita
iklan... ☝
Osmond Silalahi
aq nitip jejak ya
Osmond Silalahi: sama²
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya 🥰
total 2 replies
Blue Angel
hadir kak
Elisabeth Ratna Susanti: terima kasih untuk supportnya 🥰
total 1 replies
Blue Angel
hadiiiir kak
Osmond Silalahi
kasihan sih sebenarnya, tapi anak itu yg merasakan semua saat umurnya segitu
SONIYA SIANIPAR
yahhh dadadaa kamaa
Agasya
top banget
Osmond Silalahi
setuju aku
R 💤
hmm gombal
R 💤
wkwkwk kicep dia sama Kama
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
bunga iklan... 🌹👆
Osmond Silalahi
keren kawan.
Osmond Silalahi
aq mampir
anggita
iklan like👆👍
Osmond Silalahi
wuih ... sedap romansanya
Osmond Silalahi
setuju aq
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!