Reinkarnasi Gadis Dari Abad 19

Larut malam terlihat Xi Bao masih fokus menatap laptopnya, setelah pulang berlibur di villa milik Lu Yiran beberapa hari lalu, Xi Bao terus mencoba meretas cctv villa itu, dia masih belum yakin kalau bangunan di belakang kebun villa itu tak berpenghuni, Xi Bao merasa ada yang ganjal dengan bangunan itu, prihal darah segar yang berceceran di atas lantai, dia juga sedikit meragukan asisten Zhao yang mengatakan kalau itu darah binatang yang di mangsa oleh binatang buas lainnya.

Tapi sayangnya sampai detik ini Xi Bao masih belum menemukan apa yang dia cari melalui cctv villa, pasalnya cctv yang di villa sama sekali tidak ada yang mengarah ke bangunan itu.

'' Hah ''

'' Sepertinya aku memang tidak akan menemukan apapun ''

Merasa sudah lelah Xi Bao menutup laptopnya, lalu dia letakkan di atas nakas, dan setelah itu dia merebahkan tubuhnya dan tidur, besok Lu Yiran akan membawanya untuk bertemu klien dari luar negri, jadi dirinya tidak boleh sampai terlambat.

Pagi harinya Xi Bao yang sudah rapi dia segera turun ke bawah, untuk sarapan pagi bersama kedua orang tuanya.

'' Pagi Ayah, pagi Ibu '' sapa Xi Bao mencium kedua orang tuanya bergantian.

'' Hem, pagi juga putri Ibu '' balas Nyonya Xi tersenyum, sedangkan Tuan Xi mengelus pucuk kepala Xi Bao dengan hangat.

Hati Xi Bao terasa hangat ketika melihat keharmonisan pasutri paruh baya di depannya saat ini, ada secuil rasa iri di hatinya, karna di kehidupan pertamanya dia sudah yatim piatu sejak masih usia tiga tahun, membuatnya tumbuh dengan kekurangan kasih sayang orang tua, dan itu juga yang membuat Xi Bao sangat mandiri, karna tidak ada kesempatan untuk dirinya bersikap manja, bahkan Xi Bao tidak ingat juga tidak tahu seperti apa rupa kedua orang tuanya, di tambah lagi di zaman abad 19 belum ada kamera, andaipun ada itu hanya di miliki oleh keluarga bangsawan saja.

'' Bao, Bao ''

'' Eh iya Ibu, ada apa? ''

'' Kamu kenapa diam saja?, apa ada masalah? ''

Xi Bao menggelengkan kepalanya tersenyum. '' Tidak Ibu, Bao Bao baik saja ''

Nyonya Xi menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai menghabiskan sarapan paginya Xi Bao segera berpamitan berangkat ke perusahaan, begitu juga dengan Tuan Xi dia juga berpamitan pada istri tercintanya untuk pergi ke perusahan Xi.

Saat Xi Bao tiba di restoran pusat kota, kedatangannya langsung di sambut oleh Lu Yiran di depan pintu restoran.

'' Xi Bao, ayo masuk '' ajak Lu Yiran membuka pintu restoran untuk Xi Bao, jika di perhatikan lagi perlakuan Lu Yiran sudah seperti asisten Xi Bao.

'' Pak Lu, apa saya telat?, apa kliennya sudah datang? '' tanya Xi Bao melihat jam yang melingkar indah di pergelangan tangannya yang mulus.

Lu Yiran menggelengkan kepalanya. '' Belum, asisten Tuan Brandon sudah mengatakan akan datang sedikit telat ''

Xi Bao menganggukkan kepalanya, dia merasa lega karna belum terlambat, karna ini pertama kalinya Lu Yiran membawanya untu bertemu dengan klien dari luar negri, di tambah asisten Pei sudah menceritakan padanya kalau Tuan Brandon terkenal sebagai penguasa bisnis di negaranya.

'' Xi Bao, kamu mau pesan apa? ''

'' Teh matcha saja ''

Lu Yiran langsung menyuruh pelayan untuk membuat pesanan Xi Bao.

Tak berselang lama setelah minuman yang di pesan Xi Bao datang, Tuan Brandon dan asistennya juga datang.

'' Selamat datang Pak Brandon '' sapa Lu Yiran mengangkat tangannya untuk berjabat tangan.

Tuan Brandon membalasnya dengan tersenyum misterius, dan itu di sadari oleh Xi Bao.

'' Terimakasih sambutannya, Pak Lu ''

'' Oh Ya kenalkan, ini asisten saya, Vera '' ucap Brandon.

Lu Yiran menganggukkan kepalanya sembari membalas jabatan tangan dari Vera.

'' Pak Lu, wanita ini siapa? '' tanya Brandon menatap genit Xi Bao, membuat Lu Yiran reflek menarik Xi Bao ke belakang.

'' Ini Xi Bao, dia karyawan saya '' jawab Lu Yiran.

Brandon terkekeh kecil mendengar jawaban Lu Yiran, dirinya tidak bisa di bohongi, melihat sikap Lu Yiran yang sigap melindungi Xi Bao, sudah sangat jelas kalau status Xi Bao bukan sebatas karyawan biasa.

'' Salam kenal Nona Xi, anda cantik sekali '' ucap Brandon.

Xi Bao langsung maju dan tersenyum dengan membungkukkan badannya memberi hormat.

'' Mari, kita bahas kerja samanya '' ucap Lu Yiran yang sudah tidak tahan dengan Brandon yang terus menatap Xi Bao.

'' Oh iya mari mari ''

Dan kedua pengusaha hebat itu mulai membahas kerja sama yang sudah di rencanakan, sedangkan Xi Bao dia diam mendengarkan, tapi matanya fokus melihat gerak gerik Brandon sama asistennya yang menurutnya tidak bisa.

" Kenapa kedua orang ini membuatku memiliki perasaan waspada yang tinggi " batinnya.

Butuh waktu hingga dua jam untuk dua pengusaha itu membahas kerja sama, dan kini mereka sudah membubuhkan tanda tangan di atas berkas perjanjian kerja sama mereka.

'' Pak Lu, sampai ketemu lagi di lelang amal Jimi de ''

'' Baik ''

Mendengar nama Jimi de sontak membuat Xi Bao terkejut, pasalnya lelang amal jimi de sudah ada sejak di abad sembilan belas, dan ternyata sampai sekarang masih beroprasi, lelang amal yang hanya di hadiri oleh orang orang penting dan memiliki kekuasaan tinggi, bahkan undangannya juga sangat terbatas, dan bisa di bilang sangat sulit memiliki kesempatan untuk mendapatkan undangan itu, juga acara itu sedikit bahaya.

" *A*ku jadi penasaran seperti apa acara lelang amal jimi de " batinnya.

Setelah Brandon dan Vera pergi, Xi Bao dan Lu Yiran kembali duduk, dan berkas yang sudah di tandatangani di ambil oleh asisten Pei yang sejak tadi berada di sana.

'' Kapan lelang amal jimi de di adakan?"

'' Dua hari lagi, kenapa? '' tanya Lu Yiran.

'' Aku boleh ikut ''

Lu Yiran hampir menumpahkan kopi yang hendak di teguknya karna terkejut.

'' Tidak, acara itu tidak aman, aku takut kamu kenapa napa ''

'' Aku sudah tahu, jadi kamu tenang saja ''

Lu Yiran menyipitkan matanya, darimana Xi Bao tahu kalau acara itu sangat tidak aman pikirnya.

'' Bagaimana?, boleh ya? '' mohonnya dengan tangan terkatup.

Lu Yiran tidak langsung menjawab, dia berfikir sejenak dan akhirnya menganggukkan kepalanya setuju, dia tidak tega melihat wajah cantik Xi Bao yang sedang memohon padanya.

Sedangkan di dalam sebuah mobil yang sedang melaju di jalan pusat kota, Vera yang duduk di jok samping kemudi terus memperhatikan Brandon yang berada di jok belakang, wajah pria itu terlihat berseri seri tidak seperti biasanya, dan sesekali terlihat tersenyum sendiri.

'' Tuan, sepertinya suasana hati anda sangat baik '' ucap Vera dari jok depan.

'' Hem '' sahutnya.

'' Apa karyawan Pak Lu tadi yang menjadi penyebabnya? '' tebak Vera.

Brandon tidak menjawab dia hanya tertawa kecil, lalu menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya.

" Wanita itu memang sedikit membuatku tertarik " batinnya menatap keluar jendela dengan asap rokok yang mengepul memenuhi wajahnya.