NovelToon NovelToon
When Love Comes Back

When Love Comes Back

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers / Pelakor jahat
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Irish kembali, membawa dua anak kembar dan luka lama yang telah berubah menjadi kekuatan. Ethan, pria yang dulu mengabaikannya tanpa rasa, kini tak bisa mengalihkan pandangan. Ada yang berbeda dari Irish, keteguhan hatinya, tatapannya, dan terutama... anak-anak itu. Nalurinya berkata mereka adalah anaknya. Tapi setelah semua yang ia lakukan, pantaskah Ethan berharap diberi kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 15

“Dion, aku sudah bilang padamu,” Leo menatapnya datar, suaranya tetap tenang, “terlalu banyak alkohol bisa merusak pencernaanmu, membebani hati, dan bikin emosimu makin berantakan…”

Namun Dion tak peduli. Ia tetap menenggak gelasnya tanpa ragu. Dalam pikirannya, ia berusaha meyakinkan diri bahwa dia sanggup, bahwa dia pasti bisa melupakan semua ini. Bukankah sekarang ia sudah punya pacar? Tapi entah kenapa, ketika Hanna menyinggung soal itu tadi, dadanya tetap terasa sesak.

Ethan menghampiri mereka, melihat Dion yang sudah mabuk berat hingga hampir tak sanggup memegang gelasnya. Ia menarik napas panjang.

“Ada apa dengan Dion? Kenapa dia minum segila ini?” tanyanya heran.

Leo hanya menggeleng pelan. “Aku juga tidak tahu,” jawabnya. Ia sendiri belum sempat naik ke panggung untuk memberi ucapan selamat kepada Ethan dan Carisa, tapi Dion sudah teler di sudut ruangan.

Ethan menatap sahabatnya itu prihatin. Dia sadar Dion pasti menyimpan sesuatu.

“Aku akan cari Hanna,” katanya akhirnya. “Mungkin cuma dia yang bisa membuat Dion berhenti.”

“Baik, aku akan jaga dia di sini,” Leo menatap kerumunan tamu yang masih tertawa dan berbincang. Wajahnya terlihat tidak nyaman, dia memang tidak suka suasana meriah seperti ini. Kalau bukan karena menghargai Ethan, dia pasti sudah pulang.

Ethan mengangguk lalu mengedarkan pandangannya di antara para tamu. Namun pandangannya langsung tertumbuk pada sosok yang tak asing, Irish sedang berbicara dengan Hanna.

Irish tampak memukau dengan gaun sutra hitam yang menempel di tubuhnya, dengan potongan pinggang terbuka yang memperlihatkan kulit putihnya, membuat orang tak kuasa menoleh.

Ethan menahan napas sesaat. Matanya mengikuti gerak Irish, yang dengan anggun menopang dagu menggunakan tangan kanannya.

Ia teringat sekilas sosok Irish empat tahun lalu, rambut dikuncir kuda, kaus putih dan jeans, senyumnya polos tanpa beban. Gadis sederhana yang benar-benar polos.

Sejak dulu, Ethan hanya menganggap Irish sebagai pion untuk menaklukkan ibu tirinya, batu loncatan agar bisa merebut perusahaan. Tak lebih. Karena itu, tak banyak kenangan indah yang tersisa antara mereka, selain malam hujan yang masih membuat hatinya sedikit menyesal sampai sekarang.

Setelah Irish pergi diam-diam tanpa membawa apapun, ia tak pernah memikirkan bagaimana perempuan itu bertahan. Sekarang, melihat Irish kembali dengan aura memukau, Ethan merasa dadanya dihantam rasa bersalah yang aneh.

Saat itu juga, Irish menyadari tatapan Ethan. Ia menoleh sekilas, lalu cepat-cepat memalingkan wajah, berusaha tetap fokus pada percakapan dengan Hanna, pura-pura tak melihatnya sama sekali.

Ethan tertegun. Ada sorot dingin di mata Irish barusan, yang menusuk hatinya dalam. Ia merasa geram, apa salahnya sampai Irish memandangnya seperti itu?

Bukankah ia sudah memberi kesempatan Irish untuk merancang gaun Carisa, memberinya hadiah besar, bahkan membuka peluang agar Irish ikut di proyek kerja sama dengan perusahaan? Ethan merasa sudah cukup menebus apa yang terjadi di masa lalu.

Irish, kalau kau mau meminta sesuatu dariku, pasti akan kukabulkan, pikir Ethan kesal. Tapi kamu tidak meminta apa pun, hanya membenciku, dan terus membenciku.

Sementara selain Carisa, tak pernah ada perempuan lain yang kuperjuangkan sekeras ini.

Sementara Ethan menahan emosinya, Irish dan Hanna terlihat hendak meninggalkan kerumunan. Ethan sempat menatap mereka, tetapi tiba-tiba seseorang menarik perhatiannya.

Seorang pria asing bertubuh tinggi dengan setelan abu-abu perak berjalan ke arah Irish dan Hanna. Wajahnya tegas dengan rahang kokoh, mata hijau berkilau penuh percaya diri, rambut pirang panjang diikat setengah, memberikan kesan elegan sekaligus liar.

Pria itu tersenyum santai, bibirnya sedikit terangkat menunjukkan aura sedikit nakal. Ia menunduk memberi salam, lalu bersuara menyapa,

“Selamat malam, dua wanita cantik.”

Hanna cekikikan kecil, lalu berbisik ke telinga Irish,

“Irish, lihat itu! Selain kak Carisa, cuma kita berdua yang paling mencuri perhatian di sini. Bahkan orang asing pun mendekat!”

Irish hanya tersenyum tipis. “Ah, kamu berlebihan.”

Hanna tetap bangga, dan mereka berdua akhirnya menyapa pria itu sopan.

“Halo,” ucap Irish dan Hanna bersamaan.

Mata pria asing itu menyapu wajah keduanya tanpa sungkan, seolah menilai karya seni di hadapannya.

Ethan, yang memperhatikan dari jauh, langsung mengerutkan kening. Ia baru sadar siapa pria itu, Jansen, dari Amerika, keluarga yang sedang merencanakan ekspansi bisnis, dan sudah mulai merintis kerja sama dengan perusahaan miliknya.

Selama ini, Ethan hanya tahu nama Jansen tanpa benar-benar dekat dengannya. Hubungan mereka pun sekadar proyek kecil. Namun kali ini, melihat Jansen menaruh perhatian pada Irish, Ethan merasakan sensasi tidak nyaman merayap di dadanya.

Jansen cukup menghargai Carisa, istri Ethan, yang berpenampilannya yang lembut. Jansen juga memuji Hanna, yang polos dan enerjik, penuh pesona menawan.

Namun, yang paling memikat Jansen adalah Irish, wajah oriental dengan sentuhan keanggunan Barat, menciptakan daya tarik yang sulit diabaikan.

Dengan gaya blak-blakan khasnya, Jansen langsung mengutarakan niat,

“Nona-nona, maukah kalian makan malam denganku setelah pesta?”

Irish dan Hanna hampir bersamaan menolak.

“Maaf, aku tidak punya waktu malam ini,” ucap Irish datar.

“Aku juga sibuk,” timpal Hanna lugas.

Jansen hanya mengangkat bahu, tak tersinggung. Ia sadar posisinya sebagai tamu di negeri orang. Lagipula, wanita cantik tidak pernah kurang di mana pun.

Dari jauh, Ethan melihat Hanna dan Irish tertawa kecil bersama Jansen. Ia tak mendengar percakapan mereka, hanya melihat cara Jansen memandang Irish membuat dadanya terasa tak nyaman.

Ethan segera melangkah mendekat, lalu menyapa dengan formal,

“Halo, Tuan Jansen, senang Anda datang.”

Jansen berbalik, menurunkan sedikit senyum santainya. “Tuan Ethan,” sapanya sopan. Ia lalu menoleh, seolah mencari-cari, “Di mana istri Anda, Nyonya Carisa?”

“Carisa sedang beristirahat,” jawab Ethan dengan senyum tipis. “Nanti aku akan mengajaknya menyapa Anda.”

“Baiklah,” Jansen mengangguk, membaca situasi, lalu memilih pergi agar Ethan bisa berbicara dengan Irish dan Hanna.

Begitu Jansen beranjak, Hanna segera menunduk sopan,

“Kak Ethan.”

“Ya,” Ethan mengangguk. “Dion mabuk, suasana hatinya sedang buruk. Tolong lihat dia sebentar.”

“Mabuk?” Hanna terkejut. Ia langsung ingat, mungkin karena ia menyinggung soal Anita tadi, Dion jadi kesal lagi.

“Aku akan melihatnya!” kata Hanna cepat, lalu bergegas pergi.

Tinggallah Ethan dan Irish berdua. Suasana canggung langsung tercipta.

Irish menatap Ethan tanpa minat. Bukankah urusannya sudah selesai? Mengapa dia belum pergi juga? pikirnya kesal.

Ethan menatapnya dalam diam. Ia merasa perlu berkata sesuatu, agar hubungan mereka tak terlihat seperti musuh di depan umum.

“Irish, aku ingin bicara,” ucap Ethan akhirnya, nada suaranya rendah dan tegas.

Irish hanya menatapnya datar.

“Apa yang mau dibicarakan? Kalau masih soal anakku, aku tidak tertarik.”

Nada Irish begitu acuh, membuat Ethan menghela napas.

“Kedua anakmu?” Ethan berlagak bingung. “Anakmj dengan mendiang suamimu?”

Irish mengangguk cepat, pura-pura tenang. “Ya, benar.”

Melihat ekspresinya, Ethan tidak bisa menahan tawa tipis.

Perempuan lain mungkin akan jatuh hati jika melihat Ethan, yang biasanya dingin, sekarang bisa tertawa.

Tapi Irish hanya menatapnya heran. “Apa yang lucu?”

“Tidak ada,” jawab Ethan, senyumnya malah makin dalam.

“Aneh,” dengus Irish, lalu berbalik hendak pergi ke ruang istirahat.

“Irish, tunggu…” Ethan ingin menahan langkahnya, tetapi Carisa, yang sudah selesai berbicara dengan Zayn, muncul.

Begitu Carisa masuk kembali ke aula pesta, sorot mata semua orang tertuju padanya.

Ethan pun tak bisa menahan diri menoleh. Melihat Carisa dengan anggun melangkah, lalu menatap Irish yang masih marah, Ethan ragu sejenak sebelum akhirnya berjalan menghampiri Carisa.

“Carisa, kau sudah cukup istirahat?” tanyanya sambil menggenggam tangan dingin istrinya.

“Aku sudah lebih baik, Ethan,” jawab Carisa tersenyum. Ia melihat Zayn yang juga baru muncul dari sudut ruangan, lalu berkata lembut, “Saatnya kita menyapa para tamu penting. Ayo.”

“Baik,” Ethan mengangguk setuju, membiarkan Carisa meraih lengannya. Bersama, mereka pun mulai berjalan menembus aula, menyapa para pejabat dan tamu kehormatan.

Sementara itu, Irish, yang duduk sendirian, menatap mereka dari jauh dengan perasaan tidak nyaman.

Ini bukan soal cinta lagi, ini tentang harga dirinya, tentang masa lalu yang pahit.

Seperti rasa sakit yang digigit anjing, kamu tak bisa menggigit balik, tapi melihat anjing itu hidup nyaman dan bahagia membuatmu semakin terluka, hingga timbul kebencian.

Irish merasa perumpamaan itu sangat cocok, lalu tenggelam dalam lamunannya…

1
Nanda
The best thorku😊
Nanda
The best thorku😉
Delisa
Bagus thor.. bintang lima pokoknya
Mikeen SI
Ceritanya bagus karna gk terlalu berat...
Mikeen SI
Ceritanya bagus karna gk terlalu berat...
Ddek Aish
siap2 kau bakal tersingkir jalang
Desi Trikorina
semangat lanjut ceritanya thor
Waryu Rahman
Thor update tambah lagi donx
Ddek Aish
itu belum seberapa dari penderitaan yang dialami oleh Irish.
Adinda
Lanjut thor
Adinda
kapan si carissa ketahuan thor, lanjut Thor
Desi Trikorina
asik bacanya tidak terlalu menekan pembaca
Ddek Aish
Ethan pasti galau dengan perasaanny sekarang
Adinda
Lanjut thor
Nurul Boed
lepasin jessy dari jeremy kak,, abis tu semoga kelakuan bejat Carisa dan zyan juga segera ke bongkar

gemessaa lihatnya
Desi Trikorina
thor hajar wanita dan laki2 jalang yang ngak tau terimakasih itu..biar mereka sadar
Waryu Rahman
judulnya di ganti ya thor
Lela Alela: Iya kak, judulnya saya ganti
total 1 replies
Ety Murtiningsih
hadehhtt ada lagi manusia macem jeremy
Desi Trikorina
hajar jeremy dan ibunya dong dokter
Nurul Boed
jgn sampek uang Irish buat pacarnya jeremy kak,, bener² ngak relaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!