Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 FELIX & FELICIA
Pagi itu kami bertiga sarapan bersama di rumah Mama, setelah makan kami bersiap untuk pulang ke rumah.
"Ma aku pamit ya, pakaian ku taruh disini saja dulu, nanti aku kemari lagi atau nanti minta tolong pelayan kirim kan pakaian nya ke rumah ku Ma.." ucap ku pada mama berpamitan
"Iya sayang..pergilah" sahut mama dengan lembut.
Saat di jalan menuju perjalanan pulang, aku kembali meminta maaf pada Felix
"Aku..aku minta maaf sekali lagi, karena sudah salah faham padamu" ungkap merasa tak enak sudah mencurigai nya
"Tidak apa-apa sayang..wajar kok hehe" sahut Felix dengan suara yang lembut, lalu ia menggenggam tangan ku dan menciumi nya
"Oia, kamu kuat atau tidak kalau kita pergi berbelanja bersama?" tanya Felix yang kali ini dengan nada khawatir, karena aku baru selesai menjalani operasi.
"Kuat..asal kan duduk di kursi roda hee" sahut ku yang tentu saja aku tidak mau melewat kan waktu untuk shopping, secara hampir satu bulan ini aku hanya berdiam diri di rumah sakit, dan sekarang waktunya keluar untuk memanjakan mata.
"Tetap ya shopping dan party number one hahaha" sahut Felix sembari tertawa terbahak-bahak, baru kali ini aku melihat nya tertawa lepas, selama ini ia selalu terlihat dingin dan serius, tapi kali ini aku melihat sisi lain dari dirinya yang penuh kehangatan.
Sesampai nya di rumah, kami berdua di sambut oleh para pelayan dan adik nya Felix
"Perkenalkan ini adik bungsu ku" dengan bangga Felix memperkenalkan keluarga nya padaku
"Halo kakak ipar..perkenalkan namaku Felicia panggil saja Cia" ucap adik Felix itu memperkenalkan diri nya padaku
"Halo adik.." sahut ku dengan sungkan, aku takut Cia mengetahui jika aku telah salah faham padanya, semoga saja Felix tidak memberitahu kesalah fahaman ini.
"Cantik sekali Kakak ipar ku ini, Oia umur mu berapa tahun kak? Kamu terlihat masih muda dan imut, tidak seperti yang di sebelah kakak, orang tua hahaha" ungkap Cia tanpa rasa sungkan mengejek Felix
"Umur ku tahun ini masih dua puluh satu tahun" sahut ku, lalu Cia berseru
"Wah ternyata seumur dengan ku, seru..seru bisa satu frekuensi nih" sahut Cia
"Enak saja...umur ku baru tiga puluh tahun tahu!!" sahut Felix sembari mencubit pipi adik nya dengan kesal
"Iya..iya" sahut Cia menanggapi Felix
"Sudah, aku bawa kakak ipar mu untuk istirahat terlebih dulu, baru setelah itu kita jalan" ungkap Felix lagi sembari memapah ku ke kamar atas
"Sayang Ayok kita ke kamar dulu, kamu istirahat sebentar aku mengurus pekerjaan dulu, setelah itu baru kita jalan keluar" ungkap Felix sembari bersiap memapah ku naik ke lantai atas kamar nya.
Sesampai nya di kamar, Felix memapah ku keatas tempat tidur dan memberiku segelas air minum.
Setelah meminum nya aku merebahkan diri diatas tempat tidur, sayup-sayup terdengar suara piano dari bawah mungkin adik Felix sedang memainkan piano yang terletak di lantai bawah.
Ku lirik Felix yang duduk di sofa dengan laptop nya, ada perasaan tenang ketika melihat nya berada di hadapan ku.
Membuat mataku terpejam dengan damai, tanpa terasa aku tertidur, karena sebelum pulang tadi aku sudah sarapan dan meminum obat sewaktu di rumah Mama.
Aku terbangun pukul satu siang, saat membuka mata dengan segera aku terbangun dari tidur ku.
"Ya tuhan..." teriak ku
Dengan segera Felix menghampiriku dan bertanya
"Ada apa sayang..? Kamu mimpi buruk kah?" tanya Felix
"Tidak, Maaf aku tertidur" sahut ku dengan nada penuh penyesalan, padahal aku sudah memiliki janji dengan Cia untuk pergi shopping
"Tidak apa-apa sayang, mungkin efek dari obat yang diminum jadi mengantuk hehehe" sahut Felix dengan sabar nya
"Pekerjaan mu sudah selesai?" tanyaku
"Sudah sayang, meeting ku sudah selesai, pekerjaan yang lain nya sudah aku serahkan pada asisten ku" sahut Felix menjelaskan
"Kita jadi berangkat??" tanya ku dengan penasaran
"Terserah kamu sayang.." sahut Felix sembari memiringkan wajah nya dan mendekat ke arah wajah ku
"Hmmm..rupanya ia mau menciumku lagi" dengan penuh curiga aku menghindari nya dengan memiringkan wajahku ke Arah berlawanan.
Namun usaha ku itu tidak membuahkan hasil, yang tadinya aku akan menghindari, Felix malah memegang kedua pipiku dengan tangan nya, seolah ia tahu aku akan menghindari nya.
Dan Felix pun berhasil mengecup lembut bibirku, bersamaan itu Felicia masuk ke dalam kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dan melihat kami yang sedang berciuman.
"Tidaakkkk..." teriak Cia saat melihat kami berdua
Dengan refleks aku mendorong tubuh Felix agar menjauh dari ku, karena merasa malu terpergok oleh Cia.
"Kamu ini kebiasaan!!! Tidak pernah mengetuk pintu" Ucap Felix pada cia
"Ih apaan sih, biasa nya juga aku begitu, lagian mau bermesraan tapi tidak mengunci pintu!! Jadi bukan salah aku" sahut Cia sembari mendekat ke arah ku.
"Kakak iparku yang imut, kita jadi atau tidak pergi shopping..aku sudah tidak sabar" ucap Cia saat ia sudah berada di sampingku.
"Jadi... tapi tunggu sebentar aku ganti pakaianku dulu" sahut ku sembari tersenyum, lalu Cia menganggukan kepala nya dan pergi meninggalkan kamar ku
"Ayok sayang, aku bantu kamu mengganti pakaian mu" ucap Felix
Lalu dengan segera aku berganti pakaian, dan sedikit merias wajahku yang masih terlihat pucat pasca operasi.
Setelah beberapa menit akhir nya selesai, dan kami bertiga siap untuk berbelanja.
"Kakak ipar, aku akan ajak kamu makan di sebuah restoran yang menurut ku resto terlezat di kota ini" ucap Cia saat kami sudah berada di dalam mobil
"Oke.." sahut ku dengan ramah
"Oia kamu sudah membawa kursi roda nya?" tanyaku dengan khawatir
"Jangan khawatir sayang tadi pelayan sudah memasukan nya ke dalam bagasi, dan juga aku mengajak beberapa pelayan sekalian belanja kebutuhan sehari-hari" ucap Felix
"Iya tidak apa-apa, lebih banyak orang akan lebih seru" sahut ku sembari tersenyum
"Kamu kirim padaku saja list belanjaan mu apa saja, biar nanti pelayan yang membelikan nya" tambah Felix
"Tidak perlu, nanti aku saja yang mencari nya sendiri biar ada seni nya berbelanja hehehe" sahutku sembari nyengir
"Seni berkeliling hehee" sahut Cia menanggapi perkataan ku
"Betul..." sahut ku sembari tertawa
"Kakak tidak akan mengerti perempuan, kami akan rela berjalan berjam-jam untuk berbelanja karena seni nya itu berkeliling hehehe" ucap Cia pada Felix
"Seni nya cape dan repot" sahut Felix menanggapi perkataan adik nya sambil bersungut-sungut.
