NovelToon NovelToon
Ayah Untuk Ayasya

Ayah Untuk Ayasya

Status: tamat
Genre:Diam-Diam Cinta / Tamat
Popularitas:129.5k
Nilai: 5
Nama Author: ShasaVinta

Tak pernah terpikirkan bagi Owen jika dirinya akan menikah dengan selebgram bar-bar semacam Tessa. Bahkan di sini dialah yang memaksa Tessa agar mau menikahinya. Semua ia lakukan hanya agar Tessa membatalkan niatnya untuk menggugurkan kandungannya.

Setelah keduanya menikah, Tessa akhirnya melahirkan seorang putri yang mereka beri nama Ayasya. Kehadiran Ayasya, perlahan-lahan menghilangkan percekcokan yang awalnya sering terjadi di antara Tessa dan Owen. Kemudian menumbuhkan benih-benih cinta di antara keduanya.

Empat tahun telah berlalu, satu rahasia besar akhirnya terungkap. Seorang pria tiba-tiba datang dan mengaku sebagai ayah biologis Ayasya.

Bagaimana kelanjutan rumah tangga Owen dan Tessa?

Apakah Ayasya akan lebih memilih pria yang mengaku sebagai ayah biologisnya dibanding Owen, ayah yang merawatnya selama ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShasaVinta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35. Kehadiran Bu Damira

Mami Fhanie bisa melihat raut wajah tak suka dari Bu Damira, ketika melihat kejutan yang ia dan suaminya siapkan untuk Ayasya. Sejak kesalahpahaman yang terjadi beberapa hari lalu, Mami Fhanie menjadi lebih waspada pada gerak-gerik Bu Damira. Mungkin sikapnya berlebihan, tapi firasatnya mengatakan jika besannya itu memiliki niat buruk pada putri dan cucunya.

Tak ada niatan untuk bersikap sombong atau ingin pamer seperti pikiran Bu Damira. Sebab apa yang dilakukan oleh kedua orang tua Tessa sudah sejak lama mereka rencanakan. Bahkan, ada segudang daftar barang yang Opa dan Oma Ayasya ingin berikan pada cucu kesayangannya.

Tapi hingga kini semua hanya tinggal rencana yang belum pernah terwujud. Pasalnya, tiap kali bertanya pada putrinya, Tessa selalu menolak dan mengatakan jika Ayasya belum terlalu memerlukannya.

Jadi, alangkah bahagianya Papi Stephen dan Mami Fhanie ketika melihat Ayasya begitu antusias dengan semua mainan pemberian mereka. Selama Ayasya dirawat di rumah sakit, tanpa sepengetahuan Tessa, pasangan paruh baya itu dibantu oleh Owen menyiapkan kejutan ini.

Mini Playgorund lengkap dengan perosotan dan berbagai mainan lainnya, disiapkan oleh Papi Stephen dan Mami Fhanie dengan tujuan agar Ayasya bisa bermain di rumah.

“Makasih ya, Oma, Opa.” Tessa berbicara seperti anak kecil, menirukan gaya bicara Ayasya.

“Iya cucu kesayangan Oma,” sahut Mami Fhanie.

“Untuk Ayasya, apa sih yang tidak,” imbuhnya.

Mami Fhanie menyusul Tessa yang sedang mengawasi Aya bermain. Ia sengaja duduk sangat dekat dengan putrinya. Pikirnya ini adalah saat yang tepat untuk bicara pada putrinya. Berhubung suami dan menantunya sedang asyik berdiskusi, mengenai desain halaman belakang rumah berkonsep minimalis.

“Tes, bagaimana …” Mami Fhanie menggantung pertanyaannya. Sekilas ia melirik ke arah Bu Damira yang terlihat masuk ke dalam salah satu kamar tamu di rumah putrinya.

“Bagaimana apa, Mi?” tanya Tessa penasaran.

“Itu ….” Dengan dagunya ia menunjuk ke arah Bu Damira.

Tessa mengikuti ke mana arah yang ditunjukkan Mami Fhanie. Saat tahu jika yang dimaksud oleh Mami-nya adalah mertuanya, Tessa bergeming.

Ia berharap otaknya bisa bekerja dengan baik saat ini. Pertanyaan Mami-nya cukup menjebak. Mengingat bagaimana kesalahpahaman yang terjadi di antara keduanya, Tessa harus ekstra hati-hati dalam memberi jawaban. Ia tak ingin semakin merusak citra mertuanya di depan Ibunya.

“Hem …”

“Katakan saja, Nak!” ucap Mami Fhanie. “Kamu selalu bisa cerita apa saja pada Mami,” lanjutnya.

“Ya, aku tahu. Mami selalu bisa kuandalkan,” balas Tessa diiringi senyumnya.

“Tapi aku tak mengerti dengan pertanyaan, Mami. Apa yang ingin Mami tahu mengenai Ibu mertuaku?” tanya Tessa.

“Semuanya,” jawab Mami Fhanie dengan yakin.

“Pertama kali bertemu dengannya, Mami bisa merasakan jika dia tak begitu menyukai kehadiranmu,” ujar Mami Fhanie.

“Katakan, jika penilaian Mami salah?” tanyanya ketika Tessa bukannya langsung menjawab, putrinya itu malah menunduk guna menghindari tatapannya.

Tessa menarik napas panjang. Dia ketahuan, pikirnya.

“Bukannya tak menerimaku, dia hanya belum bisa menerika jika karir putranya akan berakhir seperti ini,” jawab Tessa.

“Berakhir seperti apa?!” Mami Fhanie tak sadar jika volume suaranya meningkat.

“Mi … kumohon, tenanglah” Tessa mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia tak ingin suaminya mendengar apa yang kini ia bicarakan dengan Mami-nya.

“Mi … harusnya Mami tahu, apa yang telah Bang Owen lepaskan hanya untuk bersamaku.”

“Ibunya menaruh harapan besar pada karir Bang Owen,” ungkap Tessa.

”Dan dengan mudahnya Bang Owen malah melepaskan semua yang telah ia capai dengan susah payah, hanya karenaku,” lanjutnya.

“Bukan karena kamu seorang! Semua ini adalah pilihan kalian berdua. Dan memang sudah seharusnya Owen bertanggung jawab,” tegas Mami Fhanie.

“Kalian sudah dewasa. Seharusnya saat itu kalian sudah tahu, dengan cara apa kalian akan bertanggung jawab dengan perbuatan kalian.”

Tessa menunduk. Melihat respon putrinya, Mami Fhanie pikir Tessa ucapannya telah menyinggung perasaan putrinya.

Kenyataannya, kini Tessa sedang bergelut dengan hati dan pikirannya. Fakta yang selama ini coba ia lupakan, kembali menghantuinya.

Tessa dilanda dilema. Walau tak sempurna, Tessa tak akan rela jika harus kehilangan apa yang dia miliki saat ini … keluarganya.

“Tes … loh, kok malah bengong?!” tegur Mami Fhanie seraya menggeleng. Ia bahkan melambai-lambaikan tangannya di depan wajah putrinya. Sayangnya sang putri masih tetap saja bergeming.

“Kamu itu ya, kebiasaan deh. Diajakin ngobrol sama orang tua tapi kamu malah melamun,” keluh Mami Fhanie seraya menepuk lengan Tessa.

“Eh, maaf Mi. Tadi, Mami ngomong apa?” Tessa merasa tak enak hati karena telah mengabaikan Mami-nya.

“Ah, nanti saja kita bahas lagi. Yang ingin Mami tekankan, kamu harus selalu ingat jika kamu selalu punya tempat untuk pulang,” ucap Mami Fhanie.

“Mami tak pernah mengajarkanmu untuk mendendam, tapi kamu jangan sampai terluka. Bukan membalas tapi lindungi dirimu,” lanjutnya.

Mami Fhanie kini memangku Ayasya. Ia peluk erat dan sesekali ia kecup puncak kepala cucunya.

“Hal itu juga berlaku untuk putri dan suamimu. Kamu juga harus bisa melindungi mereka. Kamu harus bisa mejaga keutuhan rumah tangga kalian.” Air mata menggenangi pelupuk mata wanita paruh baya itu. Sulit sekali untuk tak menangis di saat-saat seperti ini.

Mami Fhanie yakin, kehidupan putrinya tak semudah yang ia kira selama ini. Berita baiknya, semua kesulitan yang putrinya alami semakin mendewasakan sosok Tessa.

“Iya, Mi. Aku akan ingat nasihat, Mami.” Tessa memeluk Ibu dan putrinya sekaligus.

Adegan ini disaksikan oleh Papi Stephen juga Owen. “Kalian bertiga peluk-pelukan kok nggak ngajak-ngajak,” ledek Papi Stephen diikuti tawa Owen.

“Bun, apa kamu mau ikut mengantar Mami dan Papi ke Bandara?” tanya Owen.

“Kapan? Sekarang?” Tessa melirik jam di pergelangan tangannya.

Mami dan Papi menjawab dengan anggukan. Sontak saja, gurat kecewa terlihat di wajah Tessa. Ia sangat merindukan kedua orang tuanya. Sungguh sayang, saat mereka berkunjung, kebersamaan mereka berkurang karena kondisi kesehatan Aya.

“Kok cepet banget, sih!” Keluh Tessa tak terima.

Padahal dia sangat ingin mengajak kedua orang tuanya berkeliling kota X. Bahkan, Tessa belum sempat menunjukkan tempat-tempat bagus yang menjadi tempat spot foto andalannya.

“Ya, sayang. Maafkan Papi dan Mami, ya.” Papi Stephen bergantian menggendong Ayasya. “Ada pekerjaan yang menanti kami,” imbuhnya.

Mau tak mau Tessa mengangguk. Ia sandarkan kepalanya di pundak ibunya. “Sering-seringlah mengunjungiku di sini,” ucap Tessa.

“Sepertinya aku tak bisa ikut mengantar Mami dan Papi ke Bandara. Aya sepertinya kelelahan, aku akan menemaninya beristirahat.”

“Baiklah, biar aku sendiri yang mengantar Mami dan Papi.” Owen membelai puncak kepala Tessa dengan lembut.

“Kamu dan Aya istirahat di rumah, ya. Aku janji tak alan lama,” lanjutnya.

...…...

Sang surya telah terbenam di ufuk barat. Langit kini diterangi oleh cahaya sang rembulan. Tessa telah menidurkan Ayasya, namun suami yang ia nanti belum juga kembali.

Setelah Owen pergi mengantar kedua orang tuanya ke Bandara, Tessa memutuskan untuk berdiam diri di dalam kamar. Jujur saja, Tessa melakukan hal itu karena ingin menghindari pertemuan dengan Ibu mertuanya.

Tessa tahu, menghindari Ibu mertuanya merupakan perbuatan yang salah. Akan tetapi, tubuhnya cukup lelah setelah lebih dari tiga hari ia menemani putrinya di rumah sakit. Seandainya ibu mertuanya memulai perdebatan, Tessa rasa ia takkan mampu. Jadi lebih baik ia menghindarinya saja.

Tak lama setelah Ayasya meminum obatnya, balita cantik itu akhirnya tertidur. Tidurnya begitu lelap, sepertinya ia paham jika kini ia sudah kembali tidur di kasur empuknya.

Rencananya, selagi menunggu Owen tiba di rumah, Tessa akan memasak makan malam. Ketika menuju ke dapur, Tessa sengaja memelankan langkahnya saat melewati kamar tamu.

Apa yang sedang Ibu lakukan, ya? Batin Tessa. Ibu mertuanya belum juga keluar dari kamar sejak tadi.

Setibanya di dapur, Tessa segera memeriksa bahan makanan yang berada di lemari pendingin. Helaan napas beratnya terdengar saat mendapati sayuran dan beberapa bahan makanan telah layu.

Bisa saja jika Tessa memaksakan memasak dengan bahan makanan tersebut. Namun mengingat jika Ibu mertuanya juga akan makan malam bersamanya, Tessa mengurungkan niatnya.

“Bisa jadi nanti aku kena omel Ibu jika makananya nggak enak,” gumam Tessa.

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya Tessa memutuskan untuk memesan makanan saja dari restoran langganannya.

Beberapa menu makanan telah dipesan olehnya. Kini waktunya menanti kurir yang akan mengantarkan pesanannya.

Tak berselang lama, terdengar bunyi bel yang memekikkan telinga. Tessa bergegas membuka pintu, tak ingin bunyi nyaring bel tersebut mengusik tidur putrinya. Sesuai tebakannya, yang datang adalah kurir dari restoran yang membawa pesanannya.

Tessa bergegas menghidangkan makanan yang ia beli di atas meja makan. Bertepatan dengan Bu Damira akhirnya keluar dari dalam kamar. Dengan tatapan sinis ia menatap menantunya.

“Siapa yang datang?” tanyanya.

“Kurir, Bu.”

“Kurir?!” Bu Damira memastikan kembali jawaban Tessa.

Ketika Tessa mengangguk sebagai jawaban, tatapan Bu Damira semakin sinis melihat apa yang sedang dilakukan menantunya.

“Semua makanan ini bukan kau yang memasak?” tanyanya.

“Iya, Bu. Sebenarnya aku ingin memasak, tapi“ ucapan Tessa disela oleh Bu Damira.

“Tapi apa, hah!” bentaknya.

“Tapi aku malas. Begitu maksudmu?!” sambungnya.

Tessa menggeleng.

“Tidak, Bu. Tapi bahan makanan yang ada di kul-“ Lagi-lagi Tessa tak dapat menyelesaikan ucapannya karena disela oleh Bu Damira.

“Alasan saja kau!” selanya.

“Memang dasarnya kau itu wanita pemalas! Wanita tak berguna!”

Tessa menunduk, awalnya tak ada niatan Tessa untuk membantah ucapan Ibu mertuanya. Ia tak ingin menguras energinya, sebab ia masih cukup lelah.

Namun saat Ibu mertuanya mulai membawa-bawa putrinya, Tessa pun tak terima.

“Pantas saja cucuku sampai jatuh sakit! Jangan-jangan kau tak pernah memberinya makanan bergizi!” tuding Bu Damira.

“Astaga, Bu … mana mungkin aku begitu. Ayasya darah dagingku, Bu. Tak mungkin aku setega itu,” elak Tessa membela dirinya.

“Kau ini, semakin hari semakin kurang ajar saja! Berani sekali kau membantahku,” teriak Bu Damira seraya menunjuki Tessa.

“Wanita murahan tak tahu diri! Setelah merusak karir putraku, sekarang kau menghambur-hamburkan uangnya dengan sifat pemalasmu itu!” Bu Damira terus memaki Tessa.

“Bu, tolong jelaskan di bagian mana aku membantahmu?” tanya Tessa.

“Sekarang kau berani memerintahku, hah?!” Bu Damira sudah mengangkat satu tangannya hendak menampar wajah cantik Tessa.

Namun suara bariton Owen menghentikannya. “Bu!” Pekik Owen.

“Hentikan!”

Syukurlah Owen tiba tepat waktu. Segera ia mendekati Tessa, ia rangkul pundak istrinya. Ada sesal dalam hatinya, sebab beberapa jam yang lalu ia baru saja kembali berjanji pada Mami Fhanie untuk menjaga Tessa, memastikan keselamatannya.

“Kamu tak apa-apa, Bun?” tanya Owen lembut dan dijawab Tessa dengan gelengan kepala.

“Apa lagi kali ini, Bu?” Owen beralih menatap Ibunya.

“Aku hanya menegur istri pemalasmu ini. Kuberitahu jika lebih baik ia memasak daripada harus membeli makanan,” jawab Bu Damira.

“Aku yang meminta istriku untuk memesan semua makanan ini,” ucap Owen membela Tessa.

“Jadi jika Ibu merasa semua ini salah, maka salahkan aku,” lanjutnya.

Bu Damira memalingkan wajahnya. Dalam hati, tak henti ia mengutuk Tessa.

“Aku lelah dan lapar. Lebih baik kita makan sekarang lalu istirahat,” ujar Owen.

“Ayo, Bu. Sudah lama juga kita tak makan malam bersama,” bujuk Owen.

“Hem. Tapi tunggu sebentar lagi. Aku sedang menanti seseorang,” ucap Bu Damira.

Owen dan Tessa saling tatap. Sepertinya keduanya bisa menebak siapa yang ditunggu oleh Bu Damira.

...——————-...

1
💞🍀ᴮᵁᴺᴰᴬRiyura🌾🏘⃝Aⁿᵘ
akhirnya setelah melalui beragam.rintangan kebahagian itu datang juga...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
benarkah???
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
keguguran keknya...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
saatnya kamu panen apa yg kamu tanam nawra...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
good job ben.. wis alih profesi jd aktor aja ...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
hhmmm gmn buuuu calon menantunya hamil anak laki lain mboh siapa bapaknya.....
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
iiihh dasar ben sedeng 11 12 sm.nawra
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
mungkiniah owen diauruh danira bertanggung jawab pd nawra? kalo.iya .. angel wis angel....
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
weh dasar nawra stress berat menjurus depresi... dah bawa aja nawra ke rsj...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
kok.melu panas bacanya 🙈🙈
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
sabar owen dengerin penjelasan alfio dl... tp jgn syok ya nanti...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
mereka lg sibuk anu bang alfio 🤭😅😅✌
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
wis waktunya bezuk debay 🤭😅😅✌✌
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
yah danira gampang pisan dihasut nawra... bgtulah kalo di hatinya tertanam kebencian ga punya pendirian ..
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
makanya alfio jan krn ambisi/nap su ingin bertemu/ merebut ayasya sembarangan milih patner kan runyam...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
ben ga usah kepo gitu urus aja urusan sendiri gmn caranya tobat dr maksiat...
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
tessa menikah dg owen stelah melahirkan bkn saat hamil.. makanya ben jgn mudah percaya sm omongan nawra
🌟𝙈𝙗 𝙔𝙪𝙡²🇵🇸
ben percaya sama nawra.. syirik 🤭😅😅✌✌
nawra wanita licik, ben..
༄⃞⃟⚡𝙼𝙰𝙼𝙰ᶠᵉⁿᶦ𒈒⃟ʟʙᴄ 🍒⃞⃟🦅
Ye akhirnya happy ending. selamat ya tes doa dan harapan akhirnya tercapai dengan smua kejadian yang sudah kamu lalui akhirnya bisa berakhir bahagia.

wah alfio serius kamu suka ama qanita aunty dari putri mu, takdir cinta seseorang ga ada yang tau sih ya.

kak shasa setelah ini kasih bonchap kak pengen tau momen tessa melahirkan anak kedua nya, pengen tau raut bahagia dari owen, aya dan semua menyambut kelahiran adik nya aya...
zhA_ yUy𝓪∆𝚛z
mewek betulan lah aku
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!