Ig : @emmashu90
Gara-gara salah masuk kamar, Zalfa terpaksa harus bertemu pria asing yang membuatnya kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Kejadian dadakan itu membuatnya batal nikah dan kemudian salah nikah. haduuh
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emma Shu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.
Zalfa ingin menyuruh anak buahnya saja yang membeli flashdisk keluar, tapi ia takut pegawainya akan salah beli. Ia melirik ke arah flashdisk, dan tercengang melihat flashdisk yang memiliki ruang penyimpanan sampai 1 TB atau setara dengan 1.000 GB. Zalfa tidak habis pikir, data apa yang Arkhan simpan sampai harus memuat penyimpanan sebanyak itu?
“Baiklah, aku akan pergi membeli barang itu sekarang.” Zalfa bangkit berdiri.
Arkhan melipat laptop dan ikut berdiri. “Kita pergi bersama.”
Zalfa menatap Arkhan dengan dahi bertaut. Namun ia tidak mau banyak tanya. Ia melangkah keluar kafe. Saat sudah sampai di depan motor, Zalfa mengaduk-aduk isi tasnya. Oh ya ampun, dimana kunci motornya? Disaat sedang dibutuhkan begini, benda itu malah ngumpet entah kemana.
“Apa yang kau cari? Waktuku nggak banyak!” Arkhan yang duduk di bagian kemudi mobilnya, langsung menghentikan mobil di sisi Zalfa sesaat setelah memutar mobilnya. Ia menurunkan kaca mobil hingga terbuka seluruhnya.
“Kunci motorku nggak ada.” Zalfa lupa entah dimana ia menaruh kunci motornya.
Arkhan turun dari mobil kemudian menarik lengan tangan Zalfa yang langsung mendapat pemberontakan dari gadis itu. Namun cengkeraman tangan Arkhan sangat kuat hingga membuat Zalfa tak dapat berkutik saat tubuhnya sudah dimasukkan ke dalam mobil.
“Waktuku nggak banyak. Kamu akan beranggung jawab jika terjadi hal buruk dengan laptopku hingga akhirnya aku tidak bisa menyalin semua data yang tersimpan,” ucap Arkhan saat pria itu sudah duduk di sisi Zalfa dengan ekspresi datar. Pandangan matanya fokus terarah ke depan, pada jalan yang akan dilintasi mobil itu.
Bukankah kau adalah orang tajir? Mengganti kerugian dengan nominal ratusan juta saja bisa, kenapa yang hanya membeli flashdisk tidak bisa? Kenapa harus aku yang menggantinya? Kalimat itu tertelan dalam hati. Zalfa tak ingin membuat suasana menjadi keruh.
Mobil berhenti di sebuah konter. Arkhan dan Zalfa memasuki pintu kaca, mendekati penjaga konter.
“Flasdisk seribu GB, ada?” Arkhan langsung mengeluarkan laptopnya dari tas jinjing.
“Nggak ada, Mas.”
Gerakan tangan Arkhan yang sedang memencet laptop pun terhenti, sorot matanya tajam menatap penjaga konter. “Apa gunanya kau menunggui konter yang nggak ada barang untuk dijual?”
“Flashdisk di sini paling besar hanya 128 GB. Mas berminat?” Penjaga toko tetap ramah meski sudah disembur dengan kata-kata tajam dan nada bicara yang tak bersahabat.
“Ya sudah, ambil cepat!” geram Arkhan sembari memulai membuka folder. Untung masih aman.
“Apa kamu butuh ruang penyimpanan yang lebih banyak lagi?” tanya Zalfa.
“Ya.”
“Kalau begitu kita ambil tujuh flashdisk, gimana?”
Arkhan menatap Zalfa. “Nggak perlu. Satu saja cukup.”
Zalfa mengeluarkan dompetnya lalu membayar harga yang disebutkan penjaga konter.
Arkhan mulai memindahkan data ke dalam flashdisk yang baru saja ia colokkan ke lubang USB laptopnya. Butuh beberapa menit hingga akhirnya data berpindah seluruhnya.
“Apa laptopnya juga perlu diganti?” tanya Zalfa lagi.
“Nggak perlu.” Arkhan memiliki banyak laptop di rumah. Untuk apa ia harus menerima tawaran Zalfa? Dia bisa membeli ribuan laptop jika dia mau. Sekarang ia hanya butuh pertanggung jawaban dari Zalfa, selaku pemilik kafe yang telah membuat laptop dan flashdisknya rusak. Itu saja.
Selesai dengan pekerjaan itu, Zalfa dan Arkhan keluar dan langsung masuk ke mobil. Arkhan menyetir dengan konsentrasi. Zalfa memilih diam.
TBC
dia sdah tanggung jawab dg kesalah fahaman dan banyak berkorban ...ikuti nasehat Ismsil kakakmu