NovelToon NovelToon
Gairah di Balik Ranjang CEO

Gairah di Balik Ranjang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / One Night Stand / Enemy to Lovers / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: BabyCaca

Keira hanya ingin mengejutkan pacarnya di Italia, tapi justru dialah yang dikejutkan. Dikhianati di negeri asing, Keira nekat melampiaskan rasa sakit dengan cara yang gila memesan seorang gigolo. Sayangnya, ia salah kamar. Dan pria yang menatapnya di ranjang… bukan siapa-siapa, melainkan CEO termuda di Eropa, Dean Alferoz

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34 - Jatuh dalam pandangan mu

Pagi hari di mansion keluarga Alferoz selalu dipenuhi wangi bunga dari taman yang luas. Embun masih menggantung di ujung daun, dan sinar matahari yang baru muncul menembus kaca-kaca besar mansion, memantulkan kilau lembut di seluruh ruangan.

Keira bangun lebih awal dari biasanya hari ini. Entah kenapa tubuhnya terasa aneh sejak tiga hari terakhir mual kecil, pusing ringan, dan perut sesekali terasa kram seperti ditusuk halus.

Tapi dia mengabaikannya, karena yang terpenting baginya adalah tetap mengantar Dean pergi bekerja setiap pagi.

Kebiasaan itu sudah menjadi momen favorit mereka berdua. Momen manja. Momen bucin. Momen di mana dunia hanya berisi mereka berdua.

“Sayang… sudah siap?” suara Dean terdengar dari balik pintu kamar.

Keira yang tengah merapikan rambutnya menoleh sambil tersenyum cerah, meski pucat tipis masih membayang di wajahnya.

“Sudah. Hari ini kau tampan sekali, tahu?” godanya sambil menghampiri.

Dean menghela napas panjang seperti pria yang pasrah pada bucin tingkat tinggi, lalu mencubit pelan pipi istrinya. “Setiap hari aku tampan, cebol.”

Keira manyun. “Ih sombong.”

“Karena istriku suka pujian. Aku mengikuti selera istri,” jawab Dean sambil meraih pinggang Keira dan menundukkan kepala untuk mencium keningnya.

Mereka berjalan keluar kamar, turun ke lantai bawah. Para pelayan yang berdiri berbaris langsung menunduk memberi salam “Selamat pagi tuan dan nyonya.”

Tapi Keira hanya membalas dengan lambaian tangan kecil seperti biasa kebiasaan yang sering membuat Dean menahan senyum karena Keira terlihat seperti bayi yang baru belajar menyapa.

Tepat di depan pintu utama, udara pagi menyerbu masuk. Dean bersiap menuju mobil, tapi Keira menarik tangannya dulu.

“Tunggu. Kau belum dapat ciuman keberuntungan,” ujar Keira sambil mengangkat tubuhnya sedikit karena tinggi Dean selalu membuatnya harus menjinjit.

Dean tertawa kecil. “Ciuman keberuntungan? Sejak kapan?”

“Sejak aku buat aturan itu tadi pagi,” jawab Keira manja, lalu langsung mencium bibir Dean tanpa memperbolehkan pria itu membalas.

Cup.

Dean mematung. “Aku… aku belum siap. Ulangi.”

Keira menunjuk mobilnya. “Tidak ada pengulangan. Kau akan terlambat. Cepat pergi.”

“Aku CEO, cebol. Aku tidak akan terlambat.”

“Tetap saja.”

Akhirnya Dean menyerah. Dia mengusap rambut Keira sebelum masuk mobil. Mathew sudah duduk di depan sebagai sopir sementara pengawal berada di mobil belakang.

Dean menutup kaca jendela, tapi sebelum mobil bergerak, dia menurunkannya lagi hanya untuk berkata:

“Cebol… hari ini ikut makan siang sama aku ya.”

Keira tersenyum. “Kalau aku tidak pingsan sih, ya.”

Dean mengerutkan alis. “Apa itu?”

“TIDAK, tidak. Pergi sana CEO kejam. Byeee!” Keira segera melambaikan tangan agar Dean tidak menanyakan lebih jauh.

Mobil pun mulai melaju perlahan keluar halaman mansion. Keira berdiri di tempat biasa ia selalu berdiri tepat di depan tangga marmer depan.

Rambutnya tertiup angin, gaunnya berkibar lembut. Dia tersenyum, menikmati momen melihat mobil suaminya menjauh seperti biasanya.

Tapi pagi itu… ada sesuatu yang berbeda.

Kepalanya berputar pelan. Pandangannya meredup. Suara degup jantung seperti memukul keras di telinganya.

Perutnya menegang dalam gelombang aneh. Tangan kecilnya gemetar mencoba meraih gagang pintu.

“Nyonya? Anda baik-baik—”

Belum sempat pelayan itu bertanya, tubuh Keira limbung.

Dalam detik berikutnya—

BRUK.

Tubuh Keira jatuh menyamping, membentur lantai marmer, membuat pengawal dan pelayan langsung berteriak panik.

“Nyonya jatuh!”

“Cepat panggil dokter!”

“Hubungi tuan Dean!”

Para pengawal berlarian mengerumuni tubuh Keira yang tergeletak tak bergerak. Wajahnya pucat, bibirnya memucat, nafasnya tidak stabil.

Mobil Dean yang baru beberapa meter melaju tiba-tiba terhenti.

Dean berbalik dengan cepat melihat spion tengah. Dan dunia pria itu runtuh dalam sekejap. Keira wanita kesayangannya jatuh.

Tubuhnya tidak bergerak. Pengawal panik.

Tanpa menunggu satu detik pun, Dean berteriak seperti orang kehilangan kendali.

“MATHEW! REM SEKARANG!”

Mobil langsung berhenti mendadak hingga ban meninggalkan suara gesekan keras. Dean membuka pintu mobil sebelum mobil benar-benar berhenti.

“TUAN! HATI-HATI!” teriak Mathew.

Tapi Dean tidak peduli. Dia berlari secepat mungkin, napasnya tersengal, wajahnya memucat dan penuh ketakutan. Langkah kakinya bergema keras di halaman mansion.

“KEIRA!!”

Saat ia sampai, tubuh Keira sudah berada dalam pangkuan salah satu pengawal. Dean mendorong pengawal itu dengan panik lalu mengangkat Keira ke pelukan sendiri.

“Cebol… sayang… buka mata… HEY! Buka mata!” suara Dean pecah, bergetar, berbeda dari pria dingin yang biasa orang lihat.

Dean menepuk pipi Keira lembut tapi panik. “Sayang? Dengar aku? Keira! Jawab aku!”

Tapi Keira tetap lemas.

Mathew yang berlari menyusul terdiam melihat ekspresi Dean itu bukan lagi CEO Alferoz, bukan lagi pria kuat kebal peluru. Itu adalah suami yang ketakutan kehilangan dunia kecilnya.

“MATHEW! PANGGIL DOKTER SEKARANG! KAU DENGAR? SEKARANG!” teriak Dean histeris.

“Saya sudah menelepon dokter mansion, tuan! Mereka dalam perjalanan!” jawab Mathew terburu-buru.

Dean menggendong Keira erat, memeluk tubuh kecil itu seolah takut jika ia melepaskannya, Keira akan menghilang dari dunia. Matanya merah. Nafasnya berat.

Keira terlalu pucat.

Terlalu diam.

“Aku sudah bilang… aku sudah bilang dia terlihat aneh akhir-akhir ini…” gumam Dean putus asa.

“Kenapa aku tidak memaksa dia ke dokter… kenapa…”

Mathew menatap Dean dalam diam. Selama ia bekerja untuk keluarga Alferoz, ia belum pernah melihat Dean hancur begini.

Dean menempelkan keningnya ke dahi Keira.

“Ayo cebol… buka mata… Kau kan bilang mau manjain aku hari ini… Jangan bercanda seperti ini…”

Tiba-tiba, dokter mansion berlari masuk dengan peralatan medis.

“Tuan! Letakkan nona Keira di sofa!” serunya.

Dean menggendong Keira masuk kembali ke dalam mansion, langkahnya tergesa tapi tetap memeluk tubuh istrinya erat seolah tidak adanya kekuatan yang bisa memisahkan mereka.

Keira dibaringkan di sofa panjang ruang tamu. Dokter langsung memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan kondisi fisiknya.

“Kenapa kau pingsan, sayang… apa yang sakit”gumam Dean sambil memegang tangan Keira yang dingin.

Dokter tampak serius, bibirnya menegang. “Ada banyak kemungkinan… tapi biarkan saya melakukan pengecekan cepat… Ini bisa jadi kelelahan, tekanan darah turun, atau—”

Dokter terdiam tiba-tiba.

Matanya melebar sedikit.

Ia melirik Dean.

Dean semakin gelisah. “Kenapa? Dokter? ADA APA?!”

Dokter menelan ludah. “Tuan… apakah nona Keira pernah mengatakan mengalami mual, mudah pusing, atau telat… menstruasi?”

Dean memejamkan mata kuat-kuat.

“Dia mual beberapa hari terakhir… pusing juga. Tapi aku aku pikir karena dia kurang tidur…”

Dokter tersenyum tipis, menenangkan. “Tuan Alferoz… sepertinya istrimu tidak apa-apa.”

Dean marah sekaligus bingung. “LALU KENAPA DIA PINGSAN?!”

Dokter menarik napas panjang sebelum menjawab:

“Nona Keira… sedang mengandung.”

Dunia Dean berhenti.

Waktu berhenti.

Semua suara menghilang.

Matanya membesar. Mulutnya terbuka. Napasnya tercekat.

“A… apa…?”

“Selamat, tuan. Istri Anda sedang hamil.”

Dean perlahan menatap wajah Keira yang masih pingsan.

Dan pria itu menangis.

Air matanya jatuh, membasahi tangan istrinya.

“Tuhan…” suaranya pecah.

“Cebol… kau beneran…? Kita…”

Dean mencium ubun-ubun Keira berkali-kali, suaranya bergetar hebat.

“Kita… akan punya anak?”

Mathew berdiri di belakang, terdiam… namun tersenyum kecil melihat Dean menangis seperti pria paling bahagia yang pernah hidup.

Dean menggenggam tangan Keira erat, menunduk, menempelkan keningnya pada tangan itu.

“Terima kasih, sayang… terima kasih…”

Dalam tidur pingsannya, Keira mengerutkan sedikit alisnya.

Dean langsung panik.

“Dokter! Dia gerak! Dia sadar?!”

Keira membuka mata pelan. Pandangannya samar, lalu perlahan fokus pada wajah suaminya yang basah oleh air mata.

“Sayang… kenapa kau menangis…”

Dean langsung memeluknya erat, terlalu erat. Seolah tidak akan pernah melepaskan.

“Cebol… kau mengandung… kau hamil…” suara Dean pecah, penuh cinta, penuh syukur, penuh ketakutan, penuh manja.

Keira terdiam.

“Hah?”

Dean mengangguk cepat sambil tetap memeluknya.

“Kau… sedang mengandung… anak kita…”

Keira terpaku.

Lalu air matanya ikut jatuh.

“Sayang… masa sih…?”

Dean mencium pipinya berulang-ulang, tak peduli siapa melihat.

“Iya… iya… kita… beneran punya bayi…”

1
Rahmat
Hadeuh mpai heboh makin parah lg klau momy anggi dtg beuh meledak protektifx hahaha bahagiax di kelilingi org"yg baik dan menyayangi keira🫠
Pawon Ana
keira ini absurd ya,tipe spontan karakternya 😂
Rahmat
author votex udah meluncur smangat upx
It's me caca: makasih kak 😍
total 1 replies
aku
aku juga cinta keluargaku
RIKA OCTAVIANA Rika
Dean istrimu di aniaya ...
Mar lina
cie" CEO
lagi manja kepada istri
Mar lina
Kira " kei
sadar gak tuch
kalau suaminya CEO...
lanjut Thor ceritanya
di tunggu updatenya
aku sudah mampir ya🙏
Aurora
kak author bikin versi Lukas William sana Leon dong soalnya dari mulai cerita kekasih polos ceo mereka jarang muncul
Aurora: iya kak semangat ya
aku baca novel kakak udah 3x ganti akun lho soalnya setiap ganti hp suka lupa sandi nya tapi kalau soal cerita kakak aku ingat soalnya emang se seru itu jadi susah lupanya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!