Serena Halim, seorang Aktor papan atas yang mengalami Transmigrasi ke tubuh seorang Istri Pemburu.
Bagimana jadinya jika Serena yang kaya raya, tiba-tiba menjadi istri durhaka, yang hidup dalam kemiskinan di peradaban China kuno.
Note : Berdasarkan Imajinasi Author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta
Satu Minggu berlalu, kini Istana Linxi dibuat sibuk karena ada Pesta besar. Pesta ini untuk penyambutan Yuwen dan perkenalan Yue dan Yi'er ke publik. Banyak tamu undangan yang hadir, dari Nona dan Tuan muda bangsawan sampai keluarga pejabat dan jajarannya.
Pesta seperti ini tentu di jadikan ajang pencarian selir oleh para Pangeran. Biasanya wanita akan menari atau unjuk bakat mereka di hadapan kaisar, Pangeran yang tertarik akan meminangnya.
Kali ini Yue dan Yuwen akan menghadiri pesta berdua. Kemarin, setelah He melakukan kontrak darah dia telah resmi menjadi Baby Sitter Yi'er. Tugasnya tentu saja menjaga dan menemani Yi'er kemana pun, karena setelah ini Yue dan Yuwen pasti akan sibuk.
Yi'er akan datang bersama He nanti, Yue dan Yuwen harus melakukan perdebatan panas terlebih dahulu. Mereka tidak mau Yi'er mendengar sesuatu yang menyakitkan hati. Apalagi ada keluarga dan pengikut permaisuri yang turut hadir.
Malam hari tiba, para tamu telah masuk ke Aula perjamuan. Para pelayan sudah menyuguhkan aneka macam teh, arak, penekuk, buah dan makanan lainnya. Para pemain musik juga sudah menunjukan bakat mereka, membuat suasana terasa meriah.
Yue dan Yuwen sudah siap dengan Hanfu mewah berwarna hitam bercorak merah, menunjukan kekokohan dan kekuatan manusia yang hidup dalam kegelapan dan penuh darah.
Keduanya berpamitan dengan Yi'er terlebih dahulu, untunglah Yi'er ini anak yang cerdik. Dia bisa memahami situasi dan tau waktu untuk tidak merengek.
"Sayang, Ayah dan Ibu berangkat lebih dulu. Nanti datanglah bersama Paman He." Ucap Yuwen.
"Jangan nakal, jika merasa ada yang tidak beres atau ada orang jahat. Gunakan kekuatanmu dan lindungi diri, mengerti kan?." Ucap Yue.
"Iya Ayah, Ibu." Yi'er mengangguk.
"Anak Ayah memang pintar dan berbakti, Ayah mencintaimu." Yuwen mengelus rambut Yi'er, mengecup keningnya sayang.
"Ibu merasa terhormat dan beruntung memiliki putra seperti Yi'er." Ucap Yue, memeluk putranya dengan penuh cinta.
"Hihihihi, Yi'er juga." Yi'er tersenyum manis.
"Jaga Putraku baik-baik, jangan sampai lengah. Putraku memang kuat, tapi bukan berarti kau bisa santai." Tegas Yuwen, tatapannya serius.
"Aku mengerti." He mengangguk.
"Kalau kau berani bertindak seenaknya pada Putraku, akan ku kirim pria untuk mencabulimu." Ancam Yue mengerikan.
"S-saya tidak berani, Kakak ipar." He tertekan.
"Sepertinya aku salah, mereka gila semuanya." Batin He, menjerit.
Yue dan Yuwen pun berangkat, mereka terlihat sangat anggun dan menawan. Bahkan pesona Kaisar dan permaisuri di kalahkan oleh mereka.
Yi'er dan He nampak terdiam dengan canggung, mereka masih butuh adaptasi untuk menjadi dekat. Untunglah Yi'er itu cerewet, dia tidak akan tahan diam lama jadi pasti akan mengajak He mengoceh sesuatu yang tidak penting.
"Paman burung." Panggil Yi'er.
"Panggil aku Paman He." Ralat He.
"Tidak mau." Tolak Yi'er.
"Ayahmu itu bohong, aku tidak suka menggigit burung." He menggeram tertahan.
"Kebohongan Ayahku pun akan menjadi kebenaran di telingaku." Yi'er tersenyum.
"Astaga tatapan apa itu, kenapa kau terlihat mengerikan begitu." He beringsut mundur.
Yi'er tersenyum manis, tapi matanya menatap tajam seakan menelanjangi lawan bicaranya. He merasa bulu kuduknya merinding, merasa justru Yi'er lah yang paling menakutkan di keluarga ini.
"Apa dia Iblis berwajah imut?." Batin He.
Di Aula perjamuan, sudah ada Permaisuri, Putra mahkota, keluarga bangsawan termasuk keluarga permaisuri dan antek-anteknya. Ada jendral muda, tuan muda dan nona muda, para faksi netral dan orang kuat lainnya.
"PANGERAN YUWEN DAN PUTRI YUE, MEMASUKI RUANGAN."
Kasim berteriak saat Yuwen dan Yue mendekat, para tamu melihat ke arah pintu masuk. Yuwen dan Yue masuk dengan anggun dan penuh aura dominan, Hanfu yang sangat cocok untuk mereka, apalagi Visual mereka yang gila-gilaan. Para tamu undangan terkejut melihatnya.
astaga, apa itu mereka
wanita itu cantik sekali
aku dengar dia hanya pendekar gunung
dia seperti tuan putri
pangeran ke tiga tampan sekali
padahal dulu wajahnya menakutkan
ya dewa, sepertinya aku jatuh cinta
Yuwen dan Yue bejalan dengan anggun, lalu duduk di meja mereka. Duduk dengan tegak dan anggun, tangan mereka saling bertaut saling menguatkan dan menunjukan perasaan cinta mereka yang setara.
"Apa karena terlalu lama tinggal di gunung, kau jadi lupa cara memberi salam pada Permaisuri." Celetuk Permaisuri.
"Benar." Jawab Yuwen, santai.
"Astaga, pangeran macam apa kau ini. Memalukan, kau bahkan dengan tidak tau malu mengakui kecacatanmu." Ucap Permaisuri.
"Aku sudah sering di hina karena cacat, kenapa aku harus marah? silahkan yang mulia permaisuri saja yang marah, seperti biasanya." Ucap Yuwen, para tamu menahan tawa mereka mati-matian.
"LANCANG!!! Beginikah sopan santunmu kepada Permaisuri kekaisaran Linxi." Teriak Permaisuri.
"Jika anda mempermasalahkan sebuah sopan santun, tidakah anda tau jika berteriak di depan makanan itu tidak sopan? sebagai seorang Permaisuri, seharusnya anda bisa tenang dan mengendalikan emosi anda dengan anggun. Anda dengan lantang mengomentari kecacatan orang lain, tapi anda lupa jika anda sendiri pun tidak sempurna." Suara Yue yang tenang, penuh wibawa, tatapan tajam dan lurus membuat suasana hening.
"Memangnya wanita rendahan yang tinggal di hutan sepertimu tau apa? berani sekali kau merendahkan putriku." Ucap seorang Jendral.
"Saya tau cara menghargai makanan, menghormati suami, menghargai banyak orang. Saya bisa bersikap tenang dan mengendalikan emosi, saya juga kuat dan bisa berdiri di kaki saya sendiri. Apa ini sudah cukup menjawab pertanyaan anda, tuan Jendral?." Jawab Yue, nadanya masih datar dan tenang.
"Cih, kau pasti besar kepala karena menjadi Putri palsu. Kau pikir Kaisar benar-benar merestui pernikahanmu? wanita rendahan sepertimu seharusnya menjadi pelacur daripada istri pangeran." Ucapnya merendahkan.
"Brengsek." Yuwen menggeram marah, matanya tajam dan aliran Qi menguar dari tubuhnya.
Yue menyentuh tangan suaminya, tersenyum santai. Dia bisa mengurus mulut rendahan seperti mereka, Yue harus memberitahu bakatnya dalam bersilat lidah.
"Mungkin anda benar, wanita rendahan sepertiku tidak layak berada di sini. Masalah Kaisar merestui apa tidak, tanyakan saja langsung pada Beliau. Kelayakan ku sebagai seorang Istri di nilai oleh suamiku sendiri, bukan anda." Jawab Yue, menatap dengan senyum sinis.
"Kita lihat saja, akan sampai kapan kesombongan mu itu." Ucapnya.
"Saya juga penasaran." Yue mengangguk santai.
Melihat jendral diam dan menggeram marah, Yue merasa senang. Dia memenangkan perdebatan ini, dia telah memberikan otoritas bahwa tanpa status pun dirinya ini kokoh yang tidak mudah di tindas.
"YANG MULIA KAISAR MEMASUKI RUANGAN."
Kaisar Lin masuk dengan gagah, sebenarnya Yue penasaran kenapa Kaisar masih terlihat muda dan gagah padahal umurnya sudah tua. Sepertinya ini semacam ilmu kultivitasi yang bisa membuat mereka awet muda.
"Ganteng sih, tapi tetep aja udah tua. My suami yang paling best seller ngga ada duanya." Batin Yue.
Kaisar duduk di singgasana dengan penuh wibawa, matanya yang tajam melirik Yuwen dan Yue. Merasa tertarik karena keduanya terlihat mencolok di Pesta ini.
"Apa terjadi sesuatu?." Tanya Kaisar.
"Tidak yang mulia, hanya perdebatan kecil." Ucap Permaisuri, dengan nada di lembutkan.
"Idiiihhh, cantik Lo begitu? muka mirip beruk aja gayanya selangit." Batin Yue julid, meksipun wajahnya tetap datar.
"Aku mengundang kalian semua di Pesta ini, untuk menyambut kepulangan Putra ketiga ku ke Istana Linxi. Dia kembali membawa Istri dan Putra yang berbakat, hari ini aku akan mengesahkan dan memperkenalkan mereka secara resmi." Ucap Kaisar.
Deg.
"Maafkan ketidaksopanan saya, yang mulia. Tapi pasangan pangeran harus dari keluarga terpandang, apa yang mulia bermaksud mengenalkan nona Yue sebagai Selir?." Protes Jendral (Ayah Permaisuri).
"Shen Yue adalah Istri SAH Yuwen, perkawinan mereka tercatat dan Yuwen sudah menegaskan. Tidak akan mengangkat selir, aku sudah menyetujui syaratnya." Ucap Kaisar Lin.
Apa?
Mana mungkin?
Tidak ada selir?
Apa wanita itu memaksa?
Tidak tau diri sekali
Apa-apaan wanita itu
Tidak tau diri
Dia pikir dia siapa
"Aku akan meluruskan satu hal, keputusanku tidak akan pernah memiliki selir bukan paksaan dari Istriku. Tapi dari pengalaman pahit Ibuku yang malang, aku tidak akan membuat Istriku menderita seperti Ibuku. Ini adalah sumpahku sejak kecil, dan aku tidak akan pernah mengubahnya." Ucap Yuwen, tegas.
Semua orang pun bungkam, tapi Jendral masih berusaha protes apalagi Permaisuri yang menatap nyalang ke arah Yuwen.
"Tidak memiliki selir? apa artinya Pangeran menyerah menjadi suksesor Tahta?." Ujar Jendral, terlihat sinis.
"Kenapa kau berpikir demikian?." Ujar Yuwen.
"Tanpa dukungan selir, posisimu tidak akan kuat. Apakah Istrimu itu memiliki kekuatan yang luar biasa? apa dia memberikan dukungan begitu besar hingga Pangeran begitu percaya diri." Ucap Jendral.
"Lihatlah kualitas pemikiranmu itu, Kenapa seorang Pangeran bahkan merasa layak menjadi pewaris, saat dirinya saja memerlukan dukungan dari wanita untuk mencapai tahta? Aku merasa sanggup dan bisa berdiri di kakiku sendiri, Istriku adalah pendamping hidupku. Dia bukan alat yang bisa digunakan untuk menopang, jika menurutmu seorang Kaisar harus di dukung Selir maka aku yakin Kaisar pilihanmu adalah manusia paling tidak berguna di dunia ini." Ucap Yuwen, menyiram bensin.
"Apa kau menghina Kaisar saat ini?!." Bentak Jendral.
"BENAR! Aku membencinya, kenapa?." Tantang Yuwen.
"Hentikan, Jendral." Tegur Kaisar.
"Tapi yang mulia, pangeran sudah bertindak sangat lancang." Ucap Jendral, tidak terima.
"Bukankah perkataannya benar? dulu aku adalah Kaisar tidak berguna, yang berpikir bisa menjadi kuat berkat dukungan Selir. Tapi buktinya, setelah semua selirku mati dengan cara yang sama aku tetap berdiri kokoh. Dari semua Pangeran, Pangeran ke tiga memiliki pemikiran yang paling berbeda, aku sangat kenal pemikiran tajam dan luas itu. Karena dia menuruni sifat wanita yang aku cintai." Ucap Kaisar, memberikan dukungan terang-terangan.
"Tapi posisi anda juga berkat dukungan permaisuri, apa anda melupakannya?." Jendral merasa terhina.
"Apa maksudmu aku akan jadi butiran debu jika kau tidak mendukungku, Jendral?." Kaisar melirik dengan tajam.
"Saya tidak berani yang mulia." Jendral berlutut takut.
"Pangeran ke tiga sudah memutuskan dan aku sudah merestui." Ucap Kaisar terdengar lirih namun tegas.
"DEKRIT KAISAR, AKU KAISAR LIN DENGAN INI MEMBERIKAN WEWENANGKU. MELEGALKAN PERNIKAHAN LIN YUWEN DENGAN SHEN YUE, SEBAGAI PERNIKAHAN TERCATAT DAN SATU-SATUNYA MILIK YUWEN. YUWEN TIDAK AKAN MEMILIKI SELIR DAN PUTRA MEREKA AKAN MENJADI PANGERAN PERTAMA GENERASI SELANJUTNYA."
Kaisar berteriak lantang, Yuwen menarik Yue berlutut di tengah. Mereka harus menerima dekrit dengan sopan, Yue merasa canggung karena belum begitu mengerti.
"Aduhh, banyak banget peraturan. Yang kawin siapa yang repot siapa, begini banget hidup di zaman batu." batin Yue.
semua itu ada pada tempat nya dan porsi nya masing-masing.