NovelToon NovelToon
Asmaraloka Gita Mandala

Asmaraloka Gita Mandala

Status: tamat
Genre:Romansa / Dark Romance / Tamat
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Mandala Buana seperti berada di dunia baru, setelah kehidupan lamanya dikubur dalam-dalam. Dia dipertemukan dengan gadis cantik bernama Gita, yang berusia jauh lebih muda dan terlihat sangat lugu.

Seiring berjalannya waktu, Mandala dan Gita akhirnya mengetahui kisah kelam masa lalu masing-masing.

Apakah itu akan berpengaruh pada kedekatan mereka? Terlebih karena Gita dihadapkan pada pilihan lain, yaitu pria tampan dan mapan bernama Wira Zaki Ismawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DUA PULUH : BUKAN TAKDIR YANG SEBENARNYA

Gita yang tengah membereskan loyang berisi makanan, terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa menanggapi ucapan Rais.

“Kamu tidak mendengar apa yang saya katakan?” Nada bicara serta tatapan Rais menyiratkan rasa tak suka atas sikap Gita, yang menganggap dirinya tak ada di sana.

Gita tetap diam. Dia menutup tirai etalase, lalu berbalik hendak ke dapur.

Namun, sebelum Gita berlalu, Rais bergerak cepat mencekal lengannya. Makin lama makin kencang sehingga membuat gadis itu meringis kesakitan. “Jangan paksa saya melakukan sesuatu yang di luar batas seperti tadi pagi," gertak Rais pelan, tetapi penuh penekanan.

Lagi-lagi, Gita tidak menanggapi. Dia hanya menoleh sekilas, sebelum mengalihkan pandangan ke arah lain.

“Berdandanlah yang cantik. Buat Pak Wira puas. Jangan berani macam-macam!” ucap Rais lagi, dengan nada bicara seperti tadi. “Satu hal yang harus kamu ingat baik-baik. Lupakan Mandala. Jika saya sampai mengetahui kamu masih bertemu dengan bajingan gondrong itu ….” Rais mengembuskan napas kasar. “Kamu sudah tahu seperti apa watak asli saya, Gita.”

Gita tetap diam. Dia hanya mengangguk pelan, meskipun dalam hati tak ingin menanggapi semua yang Rais katakan. Namun, dia tidak mempunyai pilihan selain menurut.

“Kamu berubah semenjak mengenal pria itu. Jauhi dia!”

Gita kembali mengangguk, meski tanpa mengatakan apa-apa.

Setelah dirasa cukup, Rais mengempaskan cengkeramannya cukup kasar. Tanpa banyak bicara, dia langsung pergi dari warung nasi.

Sepeninggal Rais, Gita bergegas ke dapur. Air mata yang sejak tadi ditahan agar tidak menetes, akhirnya tertumpah deras.

Ada banyak hal yang menyakitkan dalam perjalanan hidup Gita. Entah berapa liter air mata yang sudah tertumpah, demi meratapi segala kemalangan yang menimpanya.

Gita menjalani hari-hari bagai boneka yang bergerak dengan menggunakan remote control. Segala hal sudah diatur oleh Rais. Dulu, dia bisa memaksakan diri dengan mengatakan bahwa semua baik-baik saja. Namun, tidak dengan sekarang, setelah mengenal sosok Mandala.

“Git ….”

Suara Ratih membuat Gita segera menyeka air mata di pipi.

“Sudah kubilang jangan macam-macam,” ucap Ratih, setelah berdiri sedikit di belakang Gita. Dia tahu sahabatnya itu sedang menangis.

“Aku harus bagaimana, Rat? Sampai kapan akan seperti ini terus?” isak Gita. Air mata yang telah diseka, kembali jatuh membasahi pipi.

“Bukan hanya kamu yang merasa tertekan. Aku juga tidak nyaman berada di sini. Namun, Pak Rais mengikatku sangat kencang sehingga sulit untuk melarikan diri.”

Gita berbalik jadi menghadap Ratih. “Aku yakin Mas Maman bisa menyelamatkan kita.”

Bukannya menyambut baik ucapan Gita, Ratih justru terlihat ragu. Gadis itu langsung menggeleng kencang. “Jangan gila, Git. Ini hidup kita. Jangan libatkan orang lain dalam masalah.”

“Ini memang hidup kita. Namun, aku yakin takdir kita bukan seperti ini, Rat. Tak akan ada yang berubah, jika kita tidak berniat mengubahnya,” bantah Gita.

“Seberapa hebat Mas Maman sehingga bisa melawan Pak Rais? Kamu tahu pria tua itu memiliki banyak dukungan dari orang-orang besar. Meskipun hanya seorang mandor, tapi Pak Rais … dia … dia sangat menakutkan.”

Gita terdiam. Harapannya perlahan memudar mendengar ucapan Ratih.

“Mas Maman memiliki kehidupan sendiri. Tidak ada kewajiban baginya untuk membelamu, membelaku. Apalagi sampai harus melawan pria seperti Pak Rais. Jika terjadi sesuatu yang buruk padanya, rasa bersalah itu akan kita bawa seumur hidup.”

Ucapan Ratih terdengar kian menakutkan sehingga membuat nyali Gita benar-benar menciut. Harapan terhadap Mandala seketika pudar. Sekali bercinta bukan berarti segalanya. Ya. Itu tak bisa dijadikan acuan bahwa Mandala pasti bersedia berkorban demi dirinya.

Apa mau dikata? Tak ada yang bisa Gita lakukan selain menurut. Meskipun menganggap ini bukan takdir hidup yang sebenarnya, dara cantik 23 tahun tersebut harus kembali pasrah menjadi boneka hidup bagi Rais.

Malam itu, Gita berdandan cantik. Dia menggerai rambut panjangnya. Penampilan sempurna dan serasi dengan midi dress sebatas betis. Tanpa high heels, gadis itu berjalan nyaman menuruni anak tangga menggunakan flat shoes warna senada dengan pakaian yang dikenakan.

Tak ayal, penampilan cantik Gita jadi pusat perhatian para pekerja proyek yang sedang bersantap malam. Beberapa dari mereka hanya mampu memandang dengan sorot penuh kekaguman. Sebagian lagi ada yang bersikap berani dengan memberikan siulan nakal.

Berbeda dengan Herman, yang memilih menunduk. Tubuhnya sudah terlalu sakit menerima hantaman keras dari Mandala, meskipun pria itu tak ada di sana. Herman juga tak ingin berurusan lagi dengan Rais, yang telah memberikan teguran keras.

“Aku pergi dulu,” pamit Gita pada Ratih, yang tengah duduk di meja kasir.

“Hati-hati, Git,” balas Ratih, diiringi senyum penuh arti.

Gita hanya membalas dengan senyuman yang sama. Tanpa memedulikan para pria yang masih memperhatikannya, gadis itu berlalu dari sana. Dia melangkah keluar.

Meskipun terasa begitu berat, tetapi Gita memaksakan diri. Dara cantik bertubuh semampai itu berdiri beberapa saat di trotoar, sedikit menjauh dari warung nasi.

“Gita,” panggil Mandala, dari jarak beberapa meter.

Namun, Gita tidak menoleh. Dia bahkan langsung berbalik hendak beranjak dari tempatnya berdiri.

“Gita!” panggil Mandala lagi, seraya mempercepat langkah demi bisa menyusul gadis itu. Tanpa ada kesulitan, Mandala berhasil mendahului. Dia langsung menghadang di depan Gita.

“Mau ke mana?” tanya Mandala, melihat Gita yang sudah tampil cantik. Sebagai pria normal, dia sungguh mengagumi pesona yang dipancarkan gadis itu.

“Jangan ganggu aku, Mas. Aku harus pergi,” tolak Gita, berusaha menghindar.

“Ke mana?” tanya Mandala lagi, tanpa mengalihkan pandangan.

“Bukan urusanmu, Mas.” Gita terus berusaha menghindar.

“Apa yang Rais lakukan padamu? Dia mengembalikan bajuku tadi pagi.”

“Tidak ada. Dia tidak melakukan apa pun.” Gita terlihat gelisah sehingga tak berani menatap Mandala. Gadis itu justru berusaha menjauh.

Namun, Mandala tak bisa percaya begitu saja. Dia yakin ada sesuatu yang terjadi. Diraihnya kedua tangan Gita, lalu digenggam erat. “Katakan. Jangan takut.” Nada serta tatapan Mandala terlihat begitu berbeda.

Perlahan, Gita memberanikan diri membalas tatapan Mandala. Sepasang mata indahnya sayu, tak bercahaya seperti kemarin-kemarin saat memandang pria itu. Tampak jelas kesedihan yang berusaha disembunyikan dari dunia. “Sebaiknya, Mas Maman menjauhiku mulai sekarang,” ucap Gita dengan bibir bergetar.

“Kenapa? Rais mengancammu juga?” tanya Mandala.

“Aku tidak mau Mas Maman jadi bermasalah karena ….” Gita menggeleng cukup kencang, lalu tertunduk. “Ini tidak akan berakibat baik untukmu, Mas. Menjauhlah dariku.”

“Akan kuhabisi tua bangka itu!” Mandala melepaskan genggaman dari tangan Gita. Dia hendak pergi dari sana. Namun, tatapannya justru tertuju pada Wira, yang berdiri tenang sambil bersandar pada bagian depan mobil.

1
Yuyun Yuningsih Yuni
pokonya okeeee
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Lanjut atuh kanu baru
total 1 replies
Najwa Aini
mm..kisah sedrhana tentang kehidupan yang bisa dialami oleh siapa saja. Tapi kisah sederhana ini disajikan dengan sangat epik, dikemas dengan sangat menarik, dgn gaya tulisan yang indah, rapi, bertutur. jadilah kisah ini begitu asik untuk dibaca, dinikmati. Dan yang luar biasa lagi, banyak hikmah dan pelajaran yg bisa diambil di dalamnya..
selamat ya buat kakak autor...😍😍
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Makasih, Kak🥰🥰🥰. Sukses selalu, yaa😍
total 1 replies
Najwa Aini
udah ada karya baru..rajin amat Kak Nela.
wajib ditiru ini
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ayo, mampi, Kak. Dijamin pusiang bacanya 😄
total 1 replies
Najwa Aini
Luar biasa kak.
selamat ya..
dan terima kasih udah menyajikan kisah yang cukup menginspirasi😍😍
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Terima kasih, Kak. Sehat selalu, yaa
total 1 replies
Najwa Aini
selamat ya Gita..😍😍
Najwa Aini
Aihh kata²mu Mas mamann
Najwa Aini
lohh udah epilog aja
Najwa Aini
Waahhh..meledak.
kalimat ini loh...yg aku tunggu, Mandala
Najwa Aini
senang banget aku. kayak lagi liat kalian pas di depan mataku
Najwa Aini
satu sama kalian
Najwa Aini
segera putar balik, Wira. temukan jalan kembali
Titik pujiningdyah
cuma gini doang thor? kebangetan andaaaaaa
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Udeh ah. Kalau dipanjangin nanti kesambet
total 1 replies
Titik pujiningdyah
yaelah man🤣
Titik pujiningdyah
nanggung amat bu
Titik pujiningdyah
telat wir telat
Titik pujiningdyah
ini kek momen lebaran, saling memaafkan 😄
Titik pujiningdyah
udah neng Arum gk usah tahu terlalu banyak dah. sakit ati loh
Rahmawati
akhirnya mandala dan Gita hidup bersama dan bahagia🥰
Rahmawati
akhirnya mas mandala mengakui kl dia cinta sm gita🥰
Dwisya Aurizra
beneran tamat ini teh? sayang banget padahal suka sama ceritanya, lanjut laahh
Dwisya Aurizra: tergantung 😅😅
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!