Rel kereta api di bagian Utara kampung pandan Arum menjadi hangat di perbincangkan belakangan ini, sebab beberapa orang pernah melihat akan keberadaan seorang wanita memakai gaun berwarna merah.
Bila sudah ada yang mengatakan melihat wanita itu maka dapat dipastikan esoknya akan ada yang meninggal dunia, menurut kabar yang beredar wanita itu adalah korban pembunuhan dari suami sendiri dan wanita itu dalam keadaan hamil.
Siapa kah wanita bergaun merah itu?
Lalu siapakah suaminya?
ikuti terus kisah ini bersama dengan Novita Jungkook, kisah ini tidak ada menjiplak karya mana pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Arya datang
Walau pun tadi Umar kesal pada Rudi yang tidak bisa di bilangi oleh dia, tapi tetap saja Umar cuma karena sampai saat ini Rudi tidak kunjung kembali ke pos. mungkin kah terjadi sesuatu sehingga membuat pemuda itu tidak bisa kembali lagi, mau keluar untuk cek keadaan pun Umar tidak punya nyali.
Mana bagian arah utara juga terdengar beberapa kali nyanyian yang membuat merinding bulu kuduk, Umar merasa semakin ada yang tidak beres sehingga dia terus berusaha untuk menghubungi Arya yang saat ini sudah selesai tahlilan di rumah Kinan sehingga tahu bahwa ponselnya berdering terus menandakan ada yang sedang menghubungi dia.
Maka Arya pun mengambil ponsel tersebut untuk melihat siapa yang sudah menghubungi dirinya sejak tadi, sudah ada lima panggilan tidak terjawab dari Umar dan sekarang baru yang keenam sehingga bisa Arya untuk mengangkat panggilan tersebut, penasaran juga kenapa Umar sampai menghubungi sebanyak ini karena memang mereka sempat memiliki urusan di rel kereta api.
Arya bergegas menjauh dari rombongan para warga yang sedang sibuk ngobrol karena mereka pasti untuk mengisi kesenangan ngobrol dulu sambil memakan hidangan yang sudah di sediakan oleh tuan rumah, memang seperti itu mereka terbiasa di sini sehingga tidak ada yang protes atau merasa keberatan akan hal itu.
"Halo Assalamualaikum, Mar!" Arya segera mengangkat panggilan.
"Mas Arya, bisa tidak kalau sampeyan datang ke sini sekarang juga karena kondisi sedang mendesak!" Umar terdengar begitu panik.
"Mendesak bagaimana? jangan terlalu panik karena ada anak buah ku yang berjaga di sana." Arya memang tahu bahwa ada Bagas dan juga Xiela.
"Salah satu teman yang berjaga sekarang ini menuju semak belukar dan sudah sekitar satu jam yang lalu, tapi dia tak kunjung kembali." jelas Umar dengan rasa panik yang sangat terasa.
"Baik, aku akan segera ke sana sekarang untuk mencari tahu apa yang sudah terjadi pada temanmu itu." Arya pun segera menuju rel kereta api.
"Aku ikut!" Kana juga bergegas mengikuti Arya.
"Hahhhh pasti dia mau mengurus setan lagi." keluh Zidan melihat adik ipar nya yang sudah berlalu.
Kadang Zidan juga kasihan bila melihat Arya yang terlalu sibuk dengan urusan setan nya, namun itu ada kesenangan tersendiri dan Arya juga bangga karena bisa menolong banyak orang. jadi dia sama sekali tidak merasa keberatan, walau kadang yang melihat jadi merasa iba pada Arya atau Purnama yang sampai tidak punya waktu untuk berbahagia.
"Arya kemana?!" Maharani muncul bertanya pada Zidan.
"Aku tidak sempat bertanya, dia sudah pergi duluan." jawab Zidan.
"Pasti menuju rel kereta api lah itu." Maharani segera terbang dengan Nilam yang sudah kembali.
"Dah cocok kalau sudah dengan mereka, semoga saja tidak ada apa apa di sana." harap Zidan sambil terus melihat arah mereka menghilang.
"Ada apa Mas Zidan?" Pak RT bertanya pada Zidan yang terdiam.
"Ah tidak, hanya melihat Arya saja kok." Zidan tersenyum manis.
Pak RT tidak banyak bertanya lagi karena dia juga tidak tahu apa yang sudah terjadi, sebab menurut dia di kampung ini masih tidak ada masalah apa-apa sehingga semua warga tetap tenang dan juga anteng tanpa ada masalah yang menghampiri mereka di kampung pandan Arum ini.
...****************...
Arya tiba di pos milik Umar dan dia segera masuk ke dalam untuk melihat keadaan yang ada di sana, Umar segera mengatakan bahwa Rudi sudah menghilang cukup lama dan dia juga mendengar nyanyian yang terasa sangat aneh di telinga, kalau suaranya sangat tidak jelas tapi Umar mengatakan bahwa itu memang sebuah nyanyian.
Ketika Arya datang maka suara nyanyian itu sudah menghilang sehingga dia tidak bisa mendengar lagi suara nyanyian, malah yang ada dia melihat Bagas dan juga Xiela sedang berjalan dengan tubuh penuh luka, terutama di bagian telinga karena mereka berdarah di bagian sana ketika mendengar suara nyanyian kuntilanak merah.
"Apa yang terjadi pada kalian?!" Arya menghampiri kedua member.
"Sialan, kuntilanak merah itu bisa bernyanyi dengan suara yang sangat nyaring sehingga kami tidak sanggup untuk melakukan pergerakan!" Bagas bercerita sambil menyeka darah yang keluar.
"Ini mirip dengan suara kecapi yang di miliki oleh Seruni." jelas Xiela.
"Aku rasa bila suara dia dan suara kecapi milik Seruni di adu maka bisa saling serang." Bagas menemukan ide di sini.
"Tapi Seruni sedang hamil sehingga tidak mungkin dia terlibat perkelahian seperti ini." Arya mengeluh pelan.
"Mas Kamu bicara sama siapa?!" Umar mendekati Arya yang sedang berbicara dengan kedua member itu.
Arya baru sadar bahwa dia sudah berbicara dengan tempat kosong menurut pandangan Umar, sebab Umar memang tidak bisa melihat keberadaan Bagas dan juga Xiela yang sedang berdiri tegak di sana. mata biasa jelas tidak bisa melihat keberadaan dua member ini, hanya orang tertentu yang bisa melihat dan itu adalah saat mata batin sudah terbuka.
"Ini keadaan Rudi bagaimana karena dia belum juga kembali?" Umar cemas juga memikirkan pemuda itu.
"Tadi dia menghilang ke arah mana?" Arya bertanya karena Maharani dan Nilam akan segera mencari.
"Arah sana!" Umar menunjuk bagian yang terlihat sangat semak.
"Pergi lah, cari dia di sana dan temukan bagaimana juga kondisi nya." tegas Arya menatap kedua member.
"Ini pasti termasuk salah satu manusia yang ngeyel dan sok berani, kadang aku paling kesal kalau ada manusia yang tipe seperti itu!" Nilam merutuk karena sudah hafal.
"Kalian bisakah pulang sendiri dulu untuk meminta obat pada Gun?" Arya cemas juga melihat keadaan Bagas dan Xiela.
Xiela dan Bagas segera mengganggu karena mereka masih bisa mau menuju pulang ke agensi, nanti baru akan diminta obat pada Gun karena yang satu itu memang sangat ahli soal pengobatan dan dia juga pasti tahu apa yang sudah terjadi pada telinga mereka ketika mendengar nyanyian kuntilanak merah gitu.
"Ayo kita cari juga si Rudi." ajak Arya segera berjalan.
"Ayo, kereta juga masih akan dua jam lagi dia lewat." Umar memang sudah tau jadwal nya.
"Kau sudah mencegah dia lah tadi?" Arya menyorot dengan senter.
"Tentu saja sudah, bahkan aku juga melarang ketika dia mau keluar menemui gadis berbaju merah." jawab Umar.
Arya hanya mendengung pelan karena dia sudah bisa menebak bahwa rugi ini memang tipe yang sangat kekeh dan juga ngeyel, tidak tahu apa-apa tapi di bilang itu tidak mau mendengar sehingga yang ada sengsara saja yang dia dapatkan karena tidak ingin mendengar apa yang teman nasehat kan pada dia.
Selamat siang besti, jangan lupa like dan komen nya ya.
bacanya abis pulang kerja di saat stress karena pekerjaan yang menumpuk dan semua minta selesai sedangkan tangaku cuma 2...
selamat malma ka... lanjut besok ya buat semangat aku mengawali hari...
Nilam bnar klu tu setan makan menggunakan perut nya
kyak monster seram nya
hpne mlayu dewe🥴
dan akhir'y di buat metong juga manusia yang sok berani dan sok kuat, mana kang ngeyel pula🤣🤣🤣emang bagus kalo metong biar g bikin orang waras stres dengan kelakuan'y