NovelToon NovelToon
Gadis Manja Milik CEO Arogan

Gadis Manja Milik CEO Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / One Night Stand / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Diandra_Ayu

Lily, seorang mahasiswi berusia dua puluh tahun, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis hanya karena satu malam yang penuh jebakan. Ia dijebak oleh temannya sendiri hingga membuatnya terpaksa menikah dengan David Angkasa Bagaskara- seorang CEO muda, tampan, namun terkenal dingin dan arogan.

Bagi David, pernikahan itu hanyalah bentuk tanggung jawab dan penebusan atas nama keluarga. Bagi Lily, pernikahan itu adalah mimpi buruk yang tak pernah ia minta. Setiap hari, ia harus berhadapan dengan pria yang menatapnya seolah dirinya adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Namun, seiring berjalannya waktu, di balik sikap angkuh dan tatapan tajam David, Lily mulai menemukan sisi lain dari pria itu.
Apakah Lily mampu bertahan dalam rumah tangga tanpa cinta itu?
Ataukah perasaan mereka justru akan tumbuh seiring kebersamaan atau justru kandas karena ego masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra_Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mertua Centil

Mobil mewah berwarna merah menyala itu sudah sampai di depan pagar rumah minimalis bertingkat dua. Kedua netra Lily berbinar, beberapa hari tidak pulang membuatnya sangat rindu dengan suasana rumah ini.

'Ayah, Bunda... aku pulang,' batin Lily seraya menekan bel pagar rumahnya.

Ting... Tong ... (Lily menekan beberapa kali bel di depan pagar rumahnya).

Seseorang keluar dari dalam lalu menyipitkan mata melihat ke arah pagar dimana dua orang tengah berdiri disana.

Cantika mengernyit, siapa yang bertamu siang ini? Tumben sekali, biasanya baik tamunya maupun tamu suaminya akan datang sore hari atau menelpon dulu jika mau berkunjung. Pasalnya semua tahu bahwa pasangan suami istri ini bekerja dari pagi hingga sore hari. Cantika biasa pulang jam 2 atau 3 siang, sementara suaminya yang pulang sekitar jam 4 sore.

Hari ini Cantika memang tidak masuk. Ia mengambil cuti selama satu bulan. Untung saja pihak sekolah memberikan kompensasi padanya terkait skandal yang menimpa Lily, putri semata wayangnya itu. Cantika ingin menenangkan dari dari segala bising orang-orang yang terus mempertanyakan kasus anaknya yang viral. Meskipun sekarang Lily sudah menikah, namun gunjingan itu terus datang dari orang-orang yang penasaran dan ingin mengulik tentang gadis itu. Dari pada emosi, Cantika berpikir lebih baik ia menghidar dulu dan menurup diri dari sekelilingnya.

"Maaf, siap–," kalimat wanita itu menggantung tatkala melihat jelas siapa yang ada di depan pagar tersebut. Cantika membuka pagar itu lebar-lebar, matanya terbelalak tak percaya melihat siapa yang datang berkunjung.

"Aku pulang, Bunda. Aku rindu," ucap gadis itu sambil terisak.

"Lily? Ya Allah, benarkah ini anakku, Lily?!" Wanita itu menatap tak percaya. Tetes bening dari rasa bahagia dan rindu mengalir tanpa aba-aba.

"Aku rindu padamu, Bunda," ucap Lily seraya menghambur dalam pelukan ibunya.

"Iya, Sayang. Bunda juga rindu padamu. Alhamdulillah ya Allah... Terima kasih. Bunda gak nyangka kamu datang," ucap Cantika penuh syukur. Ia mengusap punggung anaknya dengan lembut, air mata bahagia itu terus bercucuran membasahi wajah keduanya.

"Eehhemmm..." Dehaman Nyonya Amanda yang sejak tadi seolah tak dianggap keberadaannya membuat ibu dan anak itu segera mengurai pelukan mereka.

"Eh, Bu Amanda. Maaf, saya terbawa suasana," ucap Cantika sambil menyeka jejak air matanya.

Nyonya Amanda hanya tersenyum simpul. Tangannya sibuk menggerakkan kipas bulu berwarna merah maroon senada dengan blazer yang dipakainya saat ini.

Setelan dress ketat selutut dipadukan dengan blazer berwarna merah maroon, juga high heels berwarna hitam dan tas branded dengan merk ternama membuat siapapun terpukau dengan penampilannya. Uang membuat dirinya awet muda dan modis.

"Selamat datang, Bu Amanda di gubug kami yang sederhana ini. Silahkan masuk, Bu besan," ujar Cantika dengan ramah.

"Hemm ... ya, memang gubug. Tapi ya sudahlah."

Wanita itu berlalu dengan langkah pongahnya setelah mengucapkan kata-kata sindiran yang begitu pelan. Namun meski begitu, Cantika masih bisa mendengar dengan jelas ledekan tersebut. Tapi ia tidak mau ambil pusing. Ia juga memaklumi karena besannya merupakan seorang konglomerat. Lagi pula yang terpenting saat ini adalah Lily. Bisa dikunjungi oleh putri semata wayangnya ini saja sudah membuat Cantika sangat bahagia.

Lily mengusap lengan ibunya seraya mengangguk. Mengisyaratkan agar mereka tidak berkomentar apapun tentang sikap Nyonya Amanda yang memang sangat angkuh itu.

"Sebentar saya buatkan minum dulu ya, Bu. Ehm, anda mau minum apa?" Tanya Cantika sedikit canggung. Apalagi saat wanita itu sudah duduk di sofa sebelum ia persilahkan. Kedua kaki Nyonya Amanda menyilang sehingga belahan dari dress tersebut sedikit terangkat. Paha mulus itu kini terekspos jelas, hal tersebut membuat Cantika sedikit risih.

"Apa saja," jawabnya datar. "Tapi kalau ada, saya mau wine."

"Hah, wine? Ehm... maaf, Bu Amanda. Ka–kami tidak pernah menyediakan wine bahkan tidak meminumnya."

"Ckk... sudah aku duga. Ya sudah bawakan apa saja yang penting dingin. Rumah ini begitu kecil, membuatku pengap," ucapnya kembali menyindir kediaman besannya itu.

Cantika menghela nafasnya. Ia mulai geram dengan kedatangan ibu mertua anaknya itu. Namun meski begitu, ia tidak boleh membalas sikap buruk sang besan.

"Aku bantu Bunda sebentar ya, Mam." Lily pamit pada ibu mertuanya yang sibuk mengipasi wajah. Padahal rumah Cantika ini sangat nyaman meskipun tidak besar. Rumah ini sangat bersih dan rapi. Semua tertata dengan baik sehingga membuat siapapun yang datang kemari akan merasa nyaman.

Namun hal itu sepertinya tidak dirasakan oleh Amanda, ia mengedarkan pandangannya dan menatap remeh seisi ruangan ini. Hingga tatapannya berhenti pada tiga figura besar yang menempel di dinding.

Sebuah foto pernikahan, foto keluarga juga foto Lily yang begitu cantik dalam balutan kebaya modern. Sepertinya foto itu diambil saat kelulusan SMA gadis tersebut.

'Ckkk.... harusnya aku yang ada dalam foto itu,' gumam Amanda seraya menatap lekat foto pernikahan Rama dan Cantika. Di sebelahnya nampak foto keluarga. Rama begitu gagah dengan balutan jas hitam sementara cantika dan Lily juga terlihat cantik dan berkelas dalam balutan gaun berwarna senada.

Nyonya Amanda terus saja sibuk memperhatikan foto-foto itu dengan perasaan cemburu yang menggebu. Ya, kedatangannya kemari karena ingin bertemu Rama, bukan melihat figura yang menampakkan kemesraan pria itu bersama keluarganya.

Sementara itu, Lily dan ibunya terlihat sedang bercengkrama akrab di dapur. Sambil memotong kue bolu, Lily terus saja berceloteh riang. Gadis manja itu tak mampu menahan rasa gembira karena bertemu dengan sang bunda.

"Bagaimana ceritanya kamu bisa kemari, Sayang? Apa suamimu tahu?" tanya Cantika pada anaknya.

"Ehm... Mas David gak tahu, Bun. Tapi Mami ngajak aku katanya takut aku bosan di rumah. Aku juga gak lama, sebelum jam delapan aku harus sudah di rumah lagi. Nanti malam Mas David mau ngajak makan malam," tuturnya yang membuat Cantika mengulum senyum dan langsung meledek anaknya.

"Ciyee... ehemm... sepertinya kalian mulai dekat. Duh so sweet banget sih. Katanya terpaksa menikah tapi udah mau dinner berdua."

"Ish, Bunda apaan sih?! Cuma makan malam doang apa spesialnya coba?" Lily tersipu malu, ia menyembunyikan rona merah di pipinya dengan cara menunduk dan pura-pura sibuk.

"Ya spesial lah, Sayang. Lama-lama, kalian bakal cinlok. Uhh, Bunda jadi ikutan senang. Semoga saja kau dan suamimu itu memang berjodoh. Bukan cuma status untuk menutupi skandal saja," ujarnya dengan doa yang begitu tulus.

Meskipun Cantika dan Rama tahu bahwa pernikahan Lily dan David hanyalah terpaksaan saja, namun mereka berharap pernikahan ini adalah yang pertama Dan terakhir untuk anak mereka. Keduanya yakin jika cinta akan tumbuh seiring kebersamaan mereka yang intens.

Lily hanya diam. Tidak ingin menanggapi perkataan ibunya yang penuh dengan harapan itu. Namun dalam hatinya bergerutu dengan kesal. 'Ish, amit-amit. Ogah banget deh berjodoh dengan CEO kejam itu. Seperti gak ada cowok lain saja.'

Cantika dan Lily membawakan minuman serta makanan untuk menjamu ibu mertua Lily itu. Mereka menyajikan jus sehat beserta sepiring bolu dan cemilan ringan lainnya.

Lily pamit sebentar untuk menuju kamarnya. Ia sangat rindu dengan ruangan yang menjadi tempatnya membuang rasa lelah dan menjadi tempat yang paling nyaman baginya itu.

"Ehem... Btw kapan Rama pulang?" tanya Amanda yang membuat Cantika yang duduk menemaninya di ruang tamu itu terbelalak.

"Maksud saya, Pak Rama. Sorry saya gak bisa manggil Pak atau Bu pada orang-orang dibawah saya," ucapnya angkuh.

Cantika menghela nafasnya. Sejak tadi ia hanya diam di ruang tamu bersama besannya tanpa ada obrolan basa-basi. Sepertinya Amanda bukan type yang mudah diajak ngobrol. Apalagi sejak awal kedatangan wanita itu, hanya sindiran dan hinaan saja yang dilontarkan. Meskipun itu tidak secara langsung.

"Ehm... Mas Rama sebentar lagi pulang. Ma–maaf, memangnya ada apa ya Bu Amanda mencari suami saya?" tanya Cantika ragu.

Amanda mendelik, ia tidak suka dengan pertanyaan yang baru saja dilontarkan wanita itu. "Apa perlu alasan bagi mertua anakmu untuk bertemu dengan besannya? Apa kau tidak suka, Bu Cantika?" tanyanya datar.

"Eh, eng–enggak kok, Bu. Gak apa-apa. Ehm..

Kalau begitu saya temui Lily di kamarnya dulu ya, Bu. Permisi saya tinggal sebentar," ucap Cantika yang memutuskan untuk pergi saja dari hadapan wanita angkuh itu.

Cantika bergidig, bagaimana keseharian Lily punya mertua macam Bu Amanda itu?

Tak berselang lama, sebuah mobil berwarna putih masuk ke dalam halaman rumah minimalis ini. Amanda tersenyum melihat Rama keluar dari mobilnya. Wanita yang tengah mengintip dari jendela itu segera duduk kembali dengan anggun.

"Assalamualaikum... Bun, bun–da...."

Panggilan itu tercekat tatkala Rama masuk ke dalam rumah. Ia terbelalak melihat Amanda berada di ruang tamu rumahnya ini.

"Ka–kau? Ngapain kau kesini?!"

***

Bersambung...

1
ahok wijaya
Gak kecewa! 👍
Diandra Ayu: makasih kak🥰
total 1 replies
Shinn Asuka
Gak bisa berhenti scroll halaman, ceritanya seru banget!
Diandra Ayu: Wah, makasih banyak kakak🥰🫰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!