NovelToon NovelToon
Asmara, Dibalik Kokpit

Asmara, Dibalik Kokpit

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fauzi rema

Ini adalah kisah tentang Asmara, seorang pramugari berusia 25 tahun yang meniti karirnya di atas awan, tiga tahun Asmara menjalin hubungan dengan Devanka, staf bandara yang karirnya menjejak bumi. Cinta mereka yang awalnya bagai melodi indah di terminal kedatangan kini hancur oleh perbedaan keyakinan dan restu orang tua Devanka yang tak kunjung datang. dan ketika Devanka lebih memilih dengan keputusan orangtuanya, Asmara harus merelakannya, dua tahun ia berjuang melupakan seorang Devanka, melepaskannya demi kedamaian hatinya, sampai pada akhirnya seseorang muncul sebagai pilot yang baru saja bergabung. Ryan Pratama seorang pilot muda tampan tapi berwajah dingin tak bersahabat.
banyak momen tak sengaja yang membuat Ryan menatap Asmara lebih lama..dan untuk pertama kali dalam hidupnya setelah sembuh dari rasa trauma, Ryan menaruh hati pada Asmara..tapi tak semudah itu untuk Ryan mendapatkan Asmara, akankan pada akhirnya mereka akan jatuh cinta ?

selamat membaca...semoga kalian suka yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fauzi rema, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Pagi hari – Bandara

Udara pagi masih sejuk ketika sebuah mobil hitam berhenti di area VIP bandara.

Dari dalam, Ryan Pratama keluar dengan setelan jas hitam elegan, kemeja putih bersih, dan jam tangan klasik mewah di pergelangan tangan kirinya.

Penampilannya kali ini jauh berbeda, tak ada seragam pilot, tak ada wing badge di dada.

Namun aura tegas dan kharismatiknya tetap sama.

Di belakangnya, Dika, yang berperan sebagai sekretaris pribadinya, membawa map dan tablet berisi agenda hari itu.

“Semua sudah dijadwalkan, Pak Ryan. Rapat dengan tim keuangan jam sembilan, kemudian pertemuan internal dengan dewan direksi di kantor pusat jam sebelas.”

“Baik. Pastikan semua dokumen legal sudah siap di meja rapat. Aku tidak mau ada kesalahan di hari pertamaku.”

Ryan melangkah memasuki area terminal SkyAir.

Beberapa kru dan staf maskapai itu memberi salam sopan seperti biasa, menganggapnya masih sebagai kapten mereka.

Tak ada yang tahu bahwa pria tampan berjas itu kini adalah pemilik baru SkyAir, menggantikan posisi ayahnya yang sedang menetap di Italia untuk mengurus ekspansi internasional.

Salah satu pramugari, berbisik pada rekannya. “Lihat, itu Kapten Ryan, ya? Tapi kenapa pakai jas, bukan seragam pilotnya ?”

“Entahlah, mungkin ada urusan penting. Tapi… tetap aja kelihatan keren banget, ya?”

“Ya ampun, bahkan tanpa seragam pun aura pilotnya tetap berasa.”

Ryan menoleh sekilas ke arah mereka, hanya memberi tatapan datar, lalu melanjutkan langkahnya.

Untuk sementara dia akan diam, ia ingin tetap menilai bagaimana sistem SkyAir berjalan tanpa semua orang tahu siapa yang kini memegang kendali.

“Pak, Bapak akan mengumumkan jabatan baru ini ke publik rapat direksi nanti ?” Tanya Dika, berbicara pelan.

“Mungkin. Tapi sebelum rapat itu, Aku ingin melihat bagaimana mereka bekerja tanpa tekanan. Kadang, wajah-wajah yang manis bisa berubah ketika tahu siapa yang mereka hadapi.”

Dika hanya mengangguk, memahami maksud atasannya.

Ryan berhenti sejenak di depan kaca besar, memandang pesawat SkyAir yang sedang bersiap take off.

Ada sorot tenang tapi dalam di matanya.

Di antara semua tanggung jawab besar yang menunggu, ada satu hal yang paling membuat pikirannya tak bisa diam, siapa lagi kalau bukan, Asmara.

“Kamu mungkin tak tahu, Asmara… tapi sejak hari itu, hidupku berubah. Dan mulai sekarang, aku tidak akan biarkan siapa pun menyakitimu lagi.” bisik Ryan dalam hati.

Ryan lalu melangkah menuju ruang khusus di terminal eksekutif, tempat Dika sudah menyiapkan mobil untuk membawanya ke kantor pusat SkyAir di pusat kota.

Sementara di belakangnya, para kru masih saling berbisik penasaran, tanpa menyadari bahwa pria yang baru saja lewat, kini adalah pimpinan tertinggi mereka.

----

Ruang rapat berdesain modern itu dipenuhi oleh jajaran direksi, kepala divisi, dan beberapa manajer senior maskapai SkyAir.

Semuanya duduk rapi di meja panjang berbentuk oval.

Di ujung ruangan, bendera perusahaan dengan logo sayap biru tua berdiri tegak, simbol kebanggaan penerbangan mereka.

Bisik-bisik kecil terdengar di antara mereka.

Beberapa saling melirik ke arah pintu, bertanya-tanya siapa yang akan memimpin rapat pagi ini.

Biasanya, posisi itu diisi oleh Mr. Carlos Pratama, pemilik SkyAir, namun pria itu masih berada di Italia untuk ekspansi bisnis.

Seorang Manajer Operasional berseru. “Kata sekretaris, hari ini akan ada pengumuman penting. Tapi siapa yang pimpin, ya? Bukannya Pak Carlos masih di luar negeri?”

Supervisor Keuangan menjawab. “Mungkin salah satu komisaris pengganti. Tapi aku dengar… ada seseorang yang datang langsung dari lapangan.”

Pintu terbuka.

Semua kepala menoleh.

Langkah sepatu kulit terdengar mantap menghentak lantai marmer.

Ryan Pratama muncul dengan jas hitam elegan dan tatapan penuh wibawa.

Dika mengikutinya dari belakang, membawa berkas-berkas tebal.

Suasana mendadak hening.

Beberapa karyawan mengenali wajah itu, bagaimana tidak? Selama ini Ryan dikenal sebagai kapten termuda dan paling disegani di SkyAir.

Namun penampilannya hari ini jauh berbeda.

Tidak ada senyum santai atau gaya khas pilot yang karismatik. Yang berdiri di depan mereka sekarang adalah sosok yang tampak berjarak, tegas, dan sangat berkuasa.

Ryan menatap semua orang di ruangan itu, lalu berbicara dengan nada tenang tapi menggetarkan:

“Selamat pagi semuanya. Mungkin beberapa dari kalian mengenal saya sebagai Kapten Ryan Pratama, salah satu pilot SkyAir.”

sejenak ia berhenti, membiarkan suasana menegang.

“Mulai hari ini, sebutan itu sudah tidak relevan lagi.”

Semua saling berpandangan bingung.

Dika maju sedikit, menaruh map di meja dan mengangguk memberi isyarat pada Ryan untuk melanjutkan.

“Saya berdiri di sini bukan lagi sebagai salah satu pilot, tapi sebagai CEO baru SkyAir. Ayah saya, Carlos Pratama, secara resmi menyerahkan posisi kepemimpinan kepada saya mulai hari ini.”

Kediaman berubah menjadi keheningan total. Beberapa manajer ternganga tak percaya. Kepala HRD yang sedang mencatat bahkan menjatuhkan pulpen dari tangannya.

“T-Tunggu… Kapten Ryan… maksudnya Anda—anda yang sekarang… memimpin kami semua?” kata Manajer Operasional dengan terbata-bata.

Ryan mengangguk pelan, senyumnya tipis namun penuh ketegasan.

“Benar. Saya harap setelah ini, kita bisa bekerja sama lebih baik dari sebelumnya. Saya tidak akan mentoleransi permainan, kecurangan, atau penyalahgunaan kekuasaan dalam perusahaan ini. Semua orang, dari pilot, pramugari, hingga staf kantor, akan mendapat hak yang sama untuk bekerja dengan aman dan dihargai.”

Kalimat itu membuat sebagian orang menunduk. Dan di ujung meja, Devanka, yang juga hadir sebagai salah satu supervisor penerbangan senior, tampak pucat. Dia terpaku, tak percaya dengan apa yang baru didengarnya.

Ryan — pria yang selama ini dianggap hanya pilot biasa — ternyata adalah pemilik SkyAir, sekaligus orang yang membela Asmara di depan manajemen.

Ryan menatapnya tajam.

“Dan saya ingin menegaskan sesuatu lagi. Beberapa waktu lalu ada insiden yang mencoreng nama perusahaan, melibatkan salah satu pramugari kita — Asmara Kirana. Saya sudah meninjau ulang laporan dan rekaman CCTV. Fakta menunjukkan, tuduhan terhadapnya tidak berdasar. Saya ingin semua orang di sini tahu… mulai hari ini, tidak ada yang berhak menyudutkan dia lagi. Siapa pun yang melanggar, akan saya tindak langsung.”

Ruangan mendadak terasa semakin tegang. Devanka menunduk, wajahnya memerah. Ia sadar betul, kalimat itu ditujukan padanya.

“SkyAir bukan tempat untuk ego dan penyalahgunaan kekuasaan. Ini tempat profesional, bukan arena permainan pribadi.”

Hening panjang.

Lalu perlahan, semua orang berdiri memberi tepuk tangan, bukan karena mereka dipaksa, tapi karena rasa hormat terhadap ketegasan pria muda di depan mereka.

Ryan mengangguk singkat,

“Baik. Rapat pertama saya sebagai CEO resmi dimulai.”

...🌿...

Berita tentang pergantian pimpinan SkyAir menyebar secepat angin.

Artikel dengan judul “Putra Pemilik SkyAir, Ryan Pratama, Resmi Menjadi CEO Termuda di Dunia Penerbangan Nasional” menghiasi portal berita bisnis dan aviasi sore itu.

Di ruang tamu luas bernuansa klasik, Bu Clara, wanita anggun berusia lima puluhan dengan selera mode berkelas, sedang duduk di sofa sambil menatap layar tabletnya.

Matanya menyipit tajam begitu membaca nama Ryan Pratama.

Bu Clara berbicara sendiri, nadanya tajam.

“Jadi… pilot yang sempat membela pramugari itu ternyata pewaris SkyAir? Hmm… menarik sekali.”

Tak lama, langkah kaki terdengar dari arah tangga.

Devanka baru saja tiba di rumah, wajahnya masih kusut setelah rapat siang tadi.Ia tampak gugup begitu melihat mertuanya duduk menunggunya, dengan ekspresi yang jelas bukan ekspresi ramah.

“Kamu baru pulang?” sahut Bu Clara dingin.

“I-iya, Ma. Ada rapat panjang di kantor.”

ia berusaha tersenyum, tapi senyum itu cepat pudar ketika Bu Clara menggeser tabletnya ke arah Devanka.

Di layar terlihat foto Ryan berjas hitam, tersenyum anggun, dengan tulisan besar di bawahnya:

“Ryan Pratama, Resmi Jabat CEO SkyAir.”

Clara menatap menantunya itu dengan tajam. “Kamu tahu siapa dia sebenarnya? Atasan barumu… atau sebetulnya, orang yang bisa menghancurkan kariermu kalau mau.”

Devanka menelan ludah. “Aku juga baru tahu, Ma. Semua orang di SkyAir juga terkejut.”

“Dan lebih menarik lagi… gosip yang beredar sebelumnya, yang menyebut kamu punya urusan dengan salah satu pramugari — itu kan Asmara Kirana, mantan kekasih kamu itu kan ?”

Devanka menunduk, wajahnya memucat.

Clara mendesis pelan. “Dan sekarang, pramugari itu… dibelanya langsung oleh CEO baru SkyAir.” ia mengangkat alisnya tajam.

“Kamu sadar apa artinya itu, Devan? Kalau dia tahu semua kebusukanmu, habis kamu. Bukan cuma dipecat, kamu akan diseret keluar dari bandara ini untuk selamanya.”

“Aku—aku sudah jelaskan ke Mama. Semua itu bukan salahku. Asmara yang—”

Bu Clara memotong tajam. “Berhenti membela diri! Aku tidak butuh alasan. Aku butuh jaminan kalau kamu tidak menyeret nama keluarga ini ke dalam masalah. Kamu tahu posisi suamiku di otoritas bandara, kan?”

Suasana menegang.

Devanka menunduk dalam, kedua tangannya mengepal di pangkuan.

Clara mencondongkan tubuhnya. “Lebih baik kamu jangan bertingkah, Devan. Bersikaplah seolah-olah tidak pernah mengenal gadis itu. Dan jika sampai satu kalimatmu keluar yang bisa mencoreng reputasi keluarga ini…”

suara Clara turun menjadi dingin dan tajam seperti pisau.

“…aku sendiri yang akan menyingkirkanmu dari sini.”

Devanka terdiam. Peluh dingin mulai menetes di pelipisnya.

Ia tahu, ancaman dari wanita seperti Clara bukan sekadar kata-kata.

Clara menatap lagi foto Ryan di layar tabletnya.

“Ryan Pratama… anak muda itu terlalu berkuasa untuk dijadikan musuh.

Tapi… terlalu menarik kalau hanya dibiarkan begitu saja. Mari kita lihat, sampai sejauh mana dia melindungi gadis itu.”

Senyum samar muncul di bibirnya, senyum seorang wanita yang terbiasa bermain di dunia kekuasaan.

...🍁...

...🍁...

...🍁...

...Bersambung......

1
Siti Naimah
walah...kok jadi pada gak suka ya sama hubungan Ryan dan asmara?
kan sama2 masih singgel?moga2 aja yg pada ngiri akan dapat balesan
Siti Naimah
mula2 hanya pura2...semoga berkembang jadi betulan 😄
Siti Naimah
gak kebayang..betapa tersiksanya hati Ryan menghadapi situasi seperti itu..
Siti Naimah
kenapa sih Ryan kok mau menjadikan asmara pacar pura2...mbok betulan gitu lho🤭
Siti Naimah
pikirkan baik2 Asmara.. kesempatan gak datang duakali
Siti Naimah
jadi ruwet gitu ya...perkara yang dihadapi asmara? padahal dia gak salah apa2...ini semua ulah devanka
mantan kekasihnya yg masih Ter obsesi sama Asmara
Siti Naimah
bagus..asmara punya prinsip hidup yg kuat.berusaha untuk tidak mengulang kepahitan yang sama
Siti Naimah
menyimak dulu...kelihatannya bakal seru nih
Marini Suhendar
❤❤❤...lanjut thor
Nursina
semangat lanjutkan👍
Nursina
semangat lanjutkan
Mericy Setyaningrum
wah Dubai Im in love
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!