NovelToon NovelToon
Suamimu, Masa Laluku

Suamimu, Masa Laluku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Hamil di luar nikah / Cintapertama / Trauma masa lalu / Konflik etika
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: SUNFLOWSIST

Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. OBSESI LARAS

Perlahan Laras mendekati Wira, Dipeluknya tubuh kekar itu dari arah belakang. "Aku bahkan siap kalau pun kau menginginkanku sayang.. " Jemarinya bermain nakal di dada bidang itu. Mencoba mencari titik sensitif dari pria yang membuatnya tergila- gila selama ini.

Di ruangan kerja Wira.. suasana mulai memanas. Dinginnya AC di dalam ruangan itu seolah tak mampu mendinginkan ketegangan yang ada di dalam sana.

Dengan tidak tahu malunya Laras menanggalkan jubah dokternya di depan Wira. Jubah kebanggaan dari seorang dokter. Perlahan membuka dress yang membalut tubuhnya hingga memperlihatkan tubuhnya yang begitu sempurna. Berharap Wira tergoda dan mau menyentuhnya malam itu.

"Katakan sayang ...mau di apartemenmu atau di apartemenku?Aku siap kapanpun kau mau sayang. Bahkan aku lebih siap lagi menjadi ibu dari anak - anakmu." ucapnya dengan penuh nada sensual.

Aku yang melihat semua itu menutup mulutku tak percaya, hingga akhirnya aku memutuskan pergi dari sana. Niatku untuk bertemu dengan dokter Wira aku urungkan Tidak ingin mengganggu kemesraan yang terjadi diantara mereka.

Dengan cepat Laras mendorong tubuh Wira di atas sofa ruangan itu. Menindihnya dengan begitu agresif. Sorot matanya sayu dan penuh damba. Wira pun mencekal tangan Laras. Menahan tubuhnya agar tidak berbuat terlalu jauh.

"Hentikan Laras. Tindakanmu sudah di luar batas. Kamu benar - benar gila." Umpat Wira dengan amarahnya.

Sorot mata Laras penuh kilatan amarah. Nafasnya memburu. "Kau yang membuatku gila Wira. Kau yang sudah membuatku seperti ini." teriaknya menggema memenuhi ruangan itu.

"Sudah aku bilang Laras, aku tidak pernah memiliki perasaan untukmu. Sejauh ini aku masih menghargaimu sebagai putri dari pemilik Yayasan ini. Aku masih berbaik hati untuk tidak mengumbar perilakumu selama ini di depan umum. Masih banyak pria baik diluaran sana yang menyukaimu. Jadi hentikan ulahmu untuk mengejarku. Karena saat ini aku sudah mempunyai wanita lain." Ucap Wira dengan penuh ketegasan.

Laras menghentikan pergerakannya, ucapan Wira barusan sangat menyakiti hatinya. "Apa maksudmu Wira? Apa maksud ucapanmu barusan?" sorot matanya tajam seolah menahan amarah yang membuncah dalam hatinya.

"Apa kurang jelas ucapanku barusan. Aku sudah memiliki wanita lain. Dan aku akan segera menikahinya.. Jadi berhenti untuk menggodaku seperti ini."

Dihempaskannya tubuh Laras. Wira pun bergegas mengambil jubah dokternya dan melemparkan dengan asal ke arah tubuh Laras.

"Jangan melakukan hal yang merendahkan dirimu sendiri dokter Laras." ucapnya dengan nada yang dingin.

Emosi Laras meledak, nafasnya memburu. "Siapa wanita itu Wira? Cepat katakan kepadaku siapa wanita yang berani merebutmu dariku!!" teriak Laras dengan histeris.

"Kau tidak perlu tahu siapa wanita itu. Aku ingatkan untuk yang terakhir kalinya jangan pernah mengusikku lagi."

Akhirnya Wira pergi dari ruangan itu. Dengan langkah tegapnya ia meninggalkan rumah sakit itu. Sebuah langkah penuh keyakinan tentang masa depannya nanti.

Ceklek ..

Ruangan Dokter Wira terbuka dari luar. Tampak suster Ika yang begitu terkejut melihat keberadaan dokter Laras disana. Matanya membola tatkala melihat jubah putih dokter Wira hanya menutupi sebagian tubuhnya yang hanya mengenakan pakaian dalam.

Suster Ika menunduk ketakutan. "Maafkan saya dok.. Saya tidak tahu kalau dokter ada disini. Saya kemari hanya ingin menyerahkan rekam medis pasien hari ini." perlahan tapi pasti ia berjalan mendekat ke arah meja di samping sofa tempat Laras duduk.

"Tidak masalah. Mungkin sebentar lagi kau harus terbiasa melihatku seperti ini disini. Dia sangat tidak tahan untuk menyentuhku malam ini. Kau tahu kan...Dia sudah lama menduda. Dia juga sangat perkasa dan bergairah. Bahkan sedikitpun dia tidak membiarkanku untuk beristirahat." ucapnya dengan senyum yang merekah di bibirnya.

Keringat membasahi kening dan tubuhnya. Seolah menjadi bukti betapa panasnya malam yang mereka lalui. Padahal tidak ada satu pun ucapannya yang benar.

"Terus sekarang dokter Wira dimana dok? Kenapa sepi sekali disini?" tanya suster Ika dengan wajah penasaran.

"Dia sedang membelikanku makanan. Kau tahu kan selesai bercinta kau pasti merasakan lapar. Ah maaf ... Aku sampai keceplosan." tawanya memecah keheningan ruangan itu.

"Saya permisi dokter.." ucap dokter Ika yang perlahan meninggalkan ruangan itu. Meninggalkan Dokter Laras sendirian dalam keheningan malam itu.

Huhft...

"Brengsek kau Wira. Aku tidak akan tinggal diam. Aku akan membuatmu bertekuk lutut dan memohonku menjadi milikmu. Tidak ada yang bisa aku miliki di dunia itu termasuk kau."

Perlahan tangannya mencari ponselnya. Mencari kontak yang ada disana dan meneleponnya kemudian.

" Sayang ... Aku merindukanmu.. Puaskan aku malam ini. Aku tunggu di apartemenku sekarang juga." seringai licik jelas muncul di wajahnya. Menyusun rencana demi melancarkan ambisinya.

Sedangkan di luar ruangan dokter Wira. Suster Ika tampak melamun. Pikirannya menerawang jauh mengingat perkataan dokter Laras barusan.

"Aku tidak menyangka dokter Wira seganas itu. Kalaupun dia tipe seperti itu, bukankah sudah lama dia menikah. Bukan malah menduda hampir tiga tahun ini. Apalagi dia kan belum mepunyai anak. Pastilah ingin nikah dan memiliki seorang anak. Heemm.. Benar - benar mencurigakan."

* * *

Sementara itu. . .

Dokter Wira baru saja memasuki apartemennya. Langkahnya gontai. Perasaannya berkecamuk antara kesal dan marah. Ingin rasanya ia berteriak dan memaki Laras. Di suasana hatinya yang kalut, suara ponsel berdering membuyarkan emosinya.

"Assalamualaikum Nak... akhir bulan ini kamu jadi pulang kan?" tanya seorang wanita di seberang sana yang tak lain adalah Ibu Ratih, ibu dari dokter Wira.

"Waalaikumsalam bu.. Iya akhir bulan ini aku akan pulang. Gimana kabar ibu disana? Sekalian bu .. Ada yang mau Wira bahas dengan ibu."

1
rokhatii
hedeh main nyosor aja Devan
rokhatii
suster kok gitu sih
mama Al
pasti Devan
Rahma Rain
jangan sampe ya.. jangan plis.. 🙏
Rahma Rain
oalah.. kan akhir nya ketemu sama embun.
mama Al
salah sendiri kenapa di tinggalkan
Rahma Rain
percaya diri sekali anda ya
Rahma Rain
kenapa harus bersikap murahan seperti itu sih
Wida_Ast Jcy
cepatan donk pergi cari naya van
Wida_Ast Jcy
siapa blg naya. gk baik bicara begitu... asalkan kita mau berubah
Shin Himawari
sesama memiliki kisah masa lalu semoga jadi awal yg bagus ya
Shin Himawari
kekk tanya pendapat Innaya dulu harusnya
Drezzlle
Laras di novel ini lebih gila 🤣🤣🤣
Drezzlle
Telat bang, kenapa nggak dari tadi 😭
kim elly
pada gila mereka
kim elly
lo dokter apa LC sih masa dokter merokok
kim elly
🙄🙄knp ada apa ini kok mencurigakan
kim elly
jangan gitu naya
Mutia Kim🍑
Huussshh pergi sana, ganggu aja heran
Mutia Kim🍑
Bentar lg ponakan online lahir🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!