Wina perempuan muda yang sengaja berpura-pura tidak tahu akan rencana suami dan keluarganya yang ingin menguasai harta warisan keluarganya,
Dia membalas mereka dengan Elegant dan perlahan agar suami dan keluarganya bisa merasakan penderitaan yang dia alamat selama menjadi istri dan menantu di keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Wina hanya bisa mengangguk kosong, dia tidak tahu harus berkata apa mendengar penjelasan sahabatnya itu.
Melihat ekspresi sahabatnya itu Ratna tersentak, apa dia melakukan kesalahan dengan melakukan ini.
"Kamu marah padaku Win?? ". Tanyanya dengan hati-hati.
Wina menggeleng pelan, dia tidak marah pada sahabatnya hanya saja dia khawatir terjadi sesuatu nantinya, dia tahu betul karakter para sahabatnya dan juga bagaimana Reno serta keluarga nya.
"Terus kenapa wajahmu seperti tertekan begitu". Ratna menatap Wina dengan tatapan menyelidik.
Wina menghela nafasnya kasar, dia tidak tahu harus berkata seperti apa sekarang.
"Aku hanya memikirkannya Na, kamu tahu sendiri mereka bukan orang yang mudah memberikan toleransi jika ada yang mengusik mereka dan orang yang dekat dengan mereka, kamu tahu itu kan??".
Ratna mengangguk membenarkan nya, " Lalu? ".
"Aku hanya takut mereka nekat membuat Reno celaka, biar bagaimanapun Reno adalah ayah dari Wira, sekalipun putra ku tidka pernah mendapatkan kasih sayang darinya, dia tetap membutuhkan ayahnya kelak, aku takut Wira akan sedih jika terjadi sesuatu pada ayahnya".
Ratna menyadari keresahan hati sahabatnya, dia benar, sejahat dan se mengerikan apapun Reno dia tetap ayah dari keponakannya itu.
"Kita percaya saja pada mereka Win, mereka sudah berjanji padaku untuk tidak membahayakan Reno dan keluarganya, mereka hanya akan membuatnya kesulitan dalam pekerjaan dan juga kehidupannya, kamu jangan khawatir".
Wina hanya bisa mengangguk pasrah, sudah kejadian juga, sekalipun dia marah, tidak akan ada gunanya juga.
"Biarkan saja mereka Wina, Reno memang harus diberi pelajaran, aku harap dengan kejadian ini dia tidak akan melakukannya pada orang lain, cukup kamu saja yang dia perlakukan begitu".
"Iya kamu benar, semoga ini bisa membuat dirinya dan keluarganya berubah, padahal dulu mereka orang yang baik, begitulah jika orang tak berpunya tiba-tiba memiliki segalanya, mereka seakan lupa daratan, walau tidak semuanya seperti itu, tapi sungguh sialnya aku yang mengalaminya".
"Namanya juga nasib Win, kita tidak ada yang tahu, itu salah mereka sendiri kenapa berperilaku seperti itu padahal kurang baik apa kamu pada mereka".
"Entah Na, aku juga kadang berpikir seperti itu, tapi aku tak menemukan jawabannya, mungkin merekalah yang tak pernah bersyukur memiliki aku, sebaik apapun aku pada mereka jika mereka sendiri yang memang dasarnya seperti itu yah mau bagaimana lagi".
Ratna mengangguk membenarkan segala perkataan sahabatnya itu, dan dia selalu menjadikan pelajaran yang mereka semua alami dan akan dia jadikan pegangan hidup walau tidak semua nasib mereka sama.
"Terus bagaimana dengan sidangnya, sudah siap semuanya??, kamu akan menuntut Reno dengan semua itu??". Tanya Ratna lagi.
Wina memijit pelipisnya yang terasa pusing, dia memang sakit hati dan marah serta dendam pada Reno dan keluarganya tapi ketika mengingat nasehat ayah dan ibunya dia menjadi bimbang, apalagi jika dia teringat pada sang anak.
"Entahlah Na, aku berusaha mengikhlaskan segalanya, tapi jika dia bertingkah dan berusaha mencelakai anakku abdulah aku bertindak tapi jika mereka menyerah dan tidak menggangguku lagi maka mungkin aku akan membiarkan nya saja, toh kita sudah impas, dia kehilangan segalanya, dia juga menyakitiku, bagaimana menurutmu?? ".
"Itu terserah padamu Win, tapi keputusanmu yang seperti itu juga bagus, hanya saja kau perlu pertimbangkan keamanan dan kenyamanan hidup kamu dan Wira kedepannya, aku hanya khawatir Reno dan keluarganya membuat masalah karena tidak Terima keputusan kamu itu".
"Iya itulah yang aku pikirkan, aku akan bicara lagi dengan pengacara bagaimana baiknya, aku tidak mau keributan tapi jika mereka memulai maka akan ku buat mereka menyesal".
"Kamu benar, kita tidak boleh diam saja jika tertindas seperti itu". Ratna mengangguk membenarkan perkataan sahabatnya itu.
Sedangkan Rena yang tengah berada dikampus kini mendapatkan tatapan tidak enak dari kampusnya entah apa yang dia baut sampai mereka melihatnya seperti itu.
"Ini dia manusia dan orang sok kaya padahal tidak punya apa-apa". Ejek salah satu dari mereka
Berita itu menyebar satu kampus sehingga membuatnya menjadi sasaran bully sekarang.
"Apa maksud kalian berkata seperti itu padaku?, kalian jangan sok tahu". Ucapnya dengan sangat kesal.
"Itu Fakta Rena, semua yang kau miliki hanya pemberian dari kakak iparmu, kakakmu dan keluargamu itu hanaya benalu menumpang hidup pada iparmu yang kaya, kalian sungguh tidak punya malu". Hinanya pada Rena dengan tatapan mengejek.
Rena meradang mendengar ejekan mereka kepadanya, walau itu benar tapi mereka tidka berhak mengatai dia seperti itu dan mempermalukan dirinya.
"Jangan sok tahu kamu, memang kau siapa, aku yakin kamu orang sok tahu bahkan kau tidak mengenal siapa kakak iparku itu". Teriak Reno mendekati temannya itu kemudian mendorongnya.
"Tentu saja aku mengenalnya Rena, dia adalah sahabat kakakku, dan keluarga kami dekat sejak kami kecil jadi kami tahu apa yang terjadi dan apa yang kakakmu lakukan di perusahaan kakakku, dasar pencuri dan tukang korupsi". Perempuan bernama Liliana itu mendorong keras Rena sehingga tersungkur.
"Kau". Ucapnya terbata-bata.
"Ya itu benar, kakakmu si Reno sialan itu menipu kakakku dan mengambil uang perusahaan kami, apa namanya itu jika bukan pencuri dan aku yakin semua yang kau punya itu didapat dari hasil menipu, dasar keluarga tidka tahu diri, sudah benalu, pencuri tukang korupsi sok kaya pula". Hinanya mendorong kepala Rena dengan kasar.
Rena menunduk mendapatkan perlakuan seperti itu, dia tidka bisa melawan, dia tahu siapa perempuan dihadapannya ini, dia anak dari pemilik kampus ini, bisa dalam masalah dirinya setelah ini.
"Ayo pergi, tidak usah dekat manusia seperti itu, nanti kalian tertular jadi manusia tidak tahu malu seperti nya".
Mereka mendorong kasar Rena dan berlalu dari sana, mereka tertawa puas mempermalukan Rena dihadapan seluruh mahasiswa yang melihat kejadian itu.
Rena ingin menangis, kenapa dia mengalami hal ini, ini bukan salahnya kenapa dia harus mendapatkan nya juga.
"Ini semua salah Kak Wina dan kak Reno sampai aku mengalami hal seperti ini, aku tidak Terima". Tangannya mengepal erat dan matanya menatap kedepan dengan penuh kebencian.
Dai berjalan menuju ruang dosennya untuk bimbingan, jika bukan karena dia sudah semester akhir dan sebentar lagi selesai, dia tidak akan mau kuliah lagi tapi dia tetap bagaimana susahnya perjuangan sang ibu membesarkannya dan membiayai kehidupannya dan sang kakak, dia mengurungkan niatnya.
"Aku tidak boleh menyerah hanya tinggal beberapa bulan lagi, aku harus lulus secepatnya dna mencari pekerjaan yang layak agar bisa membuat mereka bungkam
"Adanya kubuktikan pada kalian semua jika aku pasti bisa sukses tanpa bantuan siapapun dan aku tidak butuh harta kalian".
haddeuh ngelus dada aku nya Bu 😆😆😆
ternyata 🤣🤣🤣🤣
Ditungggguuuuuuuu😍😍😍😍
cari jalan keluar nya,kalau Leo tetap mau sama Ratna bujuk donk Ratna agar mau mempercepat pernikahan mereka...
klo Ratna gak mau juga,nasehati Leo baik²..mau sampai kapan melajang terus... haddeuh...kayak penasehat aku nya 😆😆😆😆
mna punya urat malu...
drama percintaan orang kaya ya gini,
selalu ada drama kasta nya,elo anak sapa, keturunan sapa...
🤦♀️
udah di kasi tau jangan mengusik Wina masiiih juga cari cara untuk mengusiknya ...
haddeuh 🤦♀️