NovelToon NovelToon
Mas Dosen, Ayo Cerai!

Mas Dosen, Ayo Cerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: za.zhy

Nala Purnama Dirgantara, dipaksa menikah dengan Gaza Alindara, seorang Dosen tampan di kampusnya. Semua Nala lakukan, atas permintaan terakhir mendiang Ayahnya, Prabu Dirgantara.

Demi reputasi keluarga, Nala dan Gaza menjalani pernikahan sandiwara. Diluar, Gaza menjadi suami yang penuh cinta. Namun saat di rumah, ia menjadi sosok asing dan tak tersentuh. Cintanya hanya tertuju pada Anggia Purnama Dirgantara, kakak kandung Nala.

Setahun Nala berjuang dalam rumah tangganya yang terasa kosong, hingga ia memutuskan untuk menyerah, Ia meminta berpisah dari Gaza. Apakah Gaza setuju berpisah dan menikah dengan Anggia atau tetap mempertahankan Nala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon za.zhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Jangan Dipaksa

Nala memperhatikan sekeliling kamarnya, ia sudah bisa menebak siapa yang membawanya ke kamar. Pasti Gaza yang memindahkannya. Mereka berada di rumah orang tuanya, jika saat ini mereka berada di rumah sendiri, Gaza tidak akan sepeduli itu padanya.

“Kenapa harus libur sih,” keluh Nala. 

Sudah menjadi keharusan, sabtu dan minggu atau hari libur lainnya mereka akan menginap di kediaman orang tua Gaza, itulah syarat yang diminta orang tua Gaza saat keduanya memutuskan untuk pisah rumah.

Andai keluara Gaza tau, memilih tidak tinggal bersama bukan karena ingin mandiri, tetapi agar Gaza dan Nala tak terjebak sandiwara dan bisa tidur di kamar masing-masing tanpa ketahuan.

Nala melirik ke arah Gaza yang masih terlelap di sofa, azan subuh sudah berkumandang. Biasanya Gaza sudah bangun dan melaksanakan sholat subuh di masjid, mengingat ayah Gaza adalah kepala keluarga yang cukup tegas dalam semua aspek termasuk soal agama. Tetapi entah kenapa Gaza menjadi pria yang justru bermain-main dengan pernikahan.

Perempuan itu kembali membaringkan tubuhnya, ia harus mempersiapkan diri. Entah drama apalagi yang akan terjadi di meja makan nanti. Semalam ia beruntung karena bapak mertuanya sedang menghadiri acara pengajian yang diadakan salah satu tetangganya. Jadi Nala bisa sedikit memberontak.

“Agrahhh…” Nala menepuk kepalanya, ia kesal dengan isi pikirannya sendiri. Kenapa dia terjebak dalam pernikahan seperti ini. Belum lagi ia harus bermesraan pada Gaza, hatinya selalu lemah soal itu.

“Pokoknya harus cerai,” ucap Nala dengan suara setengah berbisik. “Tapi bagaimana caranya?” tanya Nala lagi.

Nala memilih membungkus tubuhnya dengan selimut, ia mencaci gaza berulang kali. Hanya sandiwara, tapi hatinya justru terbawa arus.

Tanpa Nala sadari, Gaza melihat dan mendengar semuanya. Perasaannya aneh, tapi ia mengabaikannya. Gaza memilih bangun dan memasuki kamar mandi, ia sudah terlambat untuk sholat berjamaah di masjid.

Suara pintu kamar mandi yang tertutup menyadarkan Nala, ia mengintip dari balik selimutnya. “Dia dengar gak ya?” tanya Nala pelan. 

Gaza keluar dari kamar mandi, ia melihat Nala yang duduk sambil memeluk lututnya. 

“Mandi! Aku tunggu kamu buat sholat berjamaah,” perintah Gaza.

Nala hanya melirik sekilas kemudian beranjak ke kamar mandi. Tapi sebelum menutup pintu kamar mandi ia menoleh ke arah Gaza yang sedang mengeringkan rambutnya.

“Mas, sholat saja. Gak usah tunggu aku. Cukup di depan manusia aja sandiwaranya, di depan Allah, jangan. Udah ketahuan soalnya.”

Ucapan Nala membuat Gaza diam sejenak. Ia melempar handuknya ke sembarang arah. Nala sudah mulai memberontak, bisa jadi semua orang akan tahu bagaimana kondisi rumah tangganya nanti.

Gaza dan Nala akhirnya shalat berjamaah, mau tak mau Nala menurut saat melihat Gaza menunggunya.

“Nala…” panggil Gaza setelah istrinya tersebut menyalami tangannya.

“Hem…” jawab Nala singkat, ia tak menatap Gaza, lebih memilih sibuk membereskan alat sholatnya.

“Kita harus bicara.” Gaza menatap Nala serius.

“Bicara?” tanya Nala bingung. “Tumben Mas? biasanya kita tidak pernah bicara jika berdua?” 

“Kita sekarang ada di rumah orang tuaku, tolong bersikap baiklah,” ucap Gaza dengan suara datar.

Nala menghentikan pergerakan tangannya, ia berlatih menatap Gaza tajam. “Kali ini aku capek, Mas. Satu tahun ini aku kurang baik apa? dikatain mandul aja aku diam. Aku kurang baik apa? harusnya kamu Mas, kamu tegas. Aku tau hubungan kita gak wajar, tapi di depan keluargamu, minimal bela aku dikitlah. Didepan aku aja tegas, harus begini, begitu. Minimal di depan keluarga kamu juga begitu, bela aku.” Suara Nala bergetar.

“Baik,” jawab Gaza singkat.

Nala tercengang, ucapan panjang lebarnya hanya dijawab sesingkat itu.

“Satu lagi… Bagaimanapun caranya, aku gak mau melakukan tes kesuburan, Mas tau sendiri kenapa aku gak hamil-hamil sampai saat ini,” ucap Nala tegas.

Gaza hanya mengangguk, kali ini ia hanya bisa menuruti tak mau membantah banyak hal.

Setelah berbicara dengan Gaza, Nala memilih keluar dari kamar, ia harus membantu mertuanya di dapur. Meskipun ada asisten rumah tangga, tapi kebutuhan suaminya harus ia yang siapkan. 

“Ciee habis keramas…” celetuk Zanna, gadis itu sudah menunggu di ujung tangga.

“Namanya juga mandi, masa gak keramas.” Nala menjawab seadanya.

“Mandi subuh-subuh?” Kembali Zanna bertanya. Wajah herannya terlalu di buat-buat, padahal gadis itu tau, tak ada yang terjadi.

Nala menatap Zanna kesal, ia menyesal tidak sempat mengeringkan rambutnya tadi. Apalagi melihat Ibu mertuanya yang senyum-senyum saat melihat interaksinya dengan Zanna.

“Sudah, Na. Kakak mu jangan di godain. Bantu ibu bawain tehnya Bapak,” perintah Maya membuat Zanna meninggalkan Nala yang masih menatapnya tajam.

Nala melakukan hal yang sama, menyiapkan teh untuk Gaza. Ia mengaduk teh cukup lama hingga Maya menatapnya heran.

“Jangan di aduk terus, sudah larut itu gulanya,” tegur Maya lembut.

Nala tersenyum kikuk, ia melihat Gaza yang sudah duduk di meja makan. Entah kapan pria itu datang. Keasyikan melamun membuat Nala tidak menyadari kehadirannya.

“Lagi bacakan mantra, Bu,” ucap Nala sembari tertawa. 

Sandiwara dimulai.

Maya tersenyum lembut, “mantra buat apa?” tanyanya penasaran.

“Biar Mas Gaza gak nikah lagi,” jawab Nala dengan suara yang sedikit nyaring.

Senyum di wajah Maya surut, suasana seketika hening. Maya melirik ke arah suaminya yang serius menatap koran di tangannya. Sementara Gaza, ia hanya bisa memejamkan matanya, ia berharap bapaknya tidak mendengar ucapan istrinya tadi.

“Ucapan Nenek semalam jangan dimasukkan kehati ya,” bisik Maya lembut.

Nala tersenyum lebar, “bercanda Bu, aku gak masukkan ke hati kok.”

Maya mengangguk, ia mengusap pelan lengan Nala seolah memberi kekuatan.

Semua sudah duduk di meja makan, tak ada yang bersuara hanya denting sendok yang beradu dengan piring. Sikap tegas Iskandar Alindra selaku kepala keluarga membuat semuanya patuh pada aturan yang pria paruh baya itu tetapkan. Tapi hanya satu yang bisa melewati batasan itu, Puspa, Ibu dari pria Iskandar Alindra.

“Nala, hubungi Bundamu untuk makan malam di sini. Sudah lama kita tidak berkumpul, Jadi malam ini kalian bermalam lagi di sini. Besok atau lusa baru pulang, turun ke kampusnya dari sini saja.” Iskandar memecahkan keheningan setelah memastikan semua orang selesai dengan sarapannya.

“Oh Baik, Pak. Nala akan hubungi Bunda nanti.” Nala tersenyum senang, setidaknya ia bisa bertemu Bundanya malam ini.

“Anggia… Kamu suruh ke sini juga, Nak. Ibu kangen.” Maya meminta penuh semangat.

Nala mengangguk pelan, jika Kakaknya datang maka ia akan terabaikan. Ia melirik ke arah Gaza yang sedang berbicara dengan bapaknya, biasanya reaksi pria itu tak jauh berbeda dengan Ibunya jika soal Anggia.

“Gaza, Nala…” panggil Puspa pelan.

Nala menahan nafasnya, entah apa lagi yang akan wanita tua itu bicarakan. Nala melirik ke arah Zanna. Tatapan keduanya beradu. Zanna hanya tersenyum lembut seolah meminta Nala bersabar. Sementara Nala menghembuskan nafas kesal.

“Nenek sudah mencarikan dokter kandungan terbaik untuk kalian berdua.” 

Nala menunduk, ia sudah tau arah pembicaraannya akan kesana. Ia ingin memberontak, tapi takut durhaka.

“Buat apa, Bu?” kali ini Iskandar angkat bicara. Ia menatap Ibunya kemudian beralih pada Gaza dan Nala.

Gaza menatap Puspa, kemudian tangannya menarik tangan Nala yang sedang memainkan ujung bajunya di balik meja makan.

“Nek, Gaza dan Nala ingin berusaha lebih giat lagi. Mengenai pemeriksaan kesuburan, kami merasa kami tidak ada masalah, jadi tolong hargai keputusan kami.” Gaza berbicara sangat hati-hati tapi terdengar tegas.

“Setahun, Gaza? Pernikahan selama itu dan kalian belum memiliki keturunan. Jelas saja ada masalah, kecuali kalian menunda mempunyai momongan, wajar saja. Tapi kamu sendiri yang bilang tidak menunda ‘kan?” Puspa mulai kesal,  terdengar dari nada suaranya yang mulai meningkat.

Suasana hening, Iskandar mulai memahami situasi yang terjadi. Masalah ini bukan baru-baru ini terjadi, tetapi sepertinya sudah semakin serius.

“Bu… Biarkan dulu ya, Nala masih kuliah, sebentar lagi selesai.” Iskandar akhirnya menengahi saat melihat Gaza diam cukup lama.

“Terserah…” Puspa meninggalkan meja makan degan kesal dan sedikit kecewa karena putranya kali ini tidak membelanya.

Suasana meja makan terasa tegang, Nala hanya bisa menunduk. Ia kesal dengan Gaza yang membelanya sekedarnya, jika bukan karena Bapak mertuanya sudah pasti Nala akan diseret ke rumah sakit.

“Pa, terima kasih,” ucap Nala pelan.

Iskandar tersenyum lembut, tapi tatapannya berubah tajam saat ia melirik Gaza. 

“Gaza, setelah ini temui Bapak di ruangan kerja.” 

Perintah tegas dan jelas, tandanya pria paruh baya itu sedang marah. Gaza pasrah, ia tahu kelemahannya jika di hadapan keluarganya, terlalu penurut.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
partini
lah cuma gitu dong, istri mu merencanakan sesuatu yg gercep dong aihhhss dosen 1/2 ons susah
Agunk Setyawan
👍
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
kalea rizuky
bertele tele mau cerai ya gugat ke pengadilan agama alasannya uda g cocok g ada nafkah batin bilang aja suami mu masih suka kakak mu selingkuh secara gak langsung alias sembunyi2
partini
wih siang udah up ,,nek gimana mau dapat cicit orang mereka aja belum belah duren ,,ayo nek gercep
DewiKar72501823
author nya the best 👍🏻
partini
nafkah batin weh. ayo kalau kamu mau merek ga cerai cari cara dong biar ga jadi pasti tau lah dengan sedikit bubuk pasti bisa malam pertama
TRI FAA
ribet thorr,,coba drama ny d buat agar mreka sling mncintai😄
Reni Anjarwani
semanggat doubel up trs thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
bagus bgt ceritanya
Wayan Sucani
Kisahnya keren... yuk lanjutannya Thor
kalea rizuky
ngapain bertahan pasangan selingkuh mereka itu
kalea rizuky
egois bgt ajuin cerai kn bisa jangan goblok mertuamu aja suka ma kakak mu kan kakakmu jg lagaknya kayak pelakor munafik suamimu jg bloon
kalea rizuky
)cari pcr aja beres nala
Mundri Astuti
tuh Gaza, mang kamu doang yg tampan, Nala dikelilingi cogan", rasain cembokur cembokur dah
partini
aduh pak dosen wkwkwkk itu baru meeting sebelum KKN kalau dah KKN apa kamu bisa tidur teringat banyak cogan yg bersama istri mu
Mundri Astuti
mang aneh si, kesannya ada maksud lain dan ngga tulus
partini
terlalu cepat perubahan nya pasti rasanya aneh,,gaza jg belum menyadari rasa di hatinya kalau terbakar cemburu mungkin baru sadar dia menunggu part di mana Nala KKN
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!