NovelToon NovelToon
KAIL AMARASANA

KAIL AMARASANA

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:531
Nilai: 5
Nama Author: Yusup Nurhamid

Di negeri Amarasana, tempat keajaiban kuno disembunyikan di balik kehidupan sederhana, Ghoki (17), seorang anak pemancing yatim piatu dari Lembah Seruni, hanya memiliki satu tujuan: mencari ikan untuk menghidupi neneknya.
Kehidupan Ghoki yang tenang dan miskin tiba-tiba berubah total ketika Langit Tinggi merobek dirinya. Sebuah benda asing jatuh tepat di hadapannya: Aether-Kail, sebuah kail pancing yang terbuat dari cahaya bintang, memancarkan energi petir biru, dan ditenun dengan senar perak yang disebut Benang Takdir.
Ghoki segera mengetahui bahwa Aether-Kail bukanlah alat memancing biasa. Ia adalah salah satu dari Tujuh Alat Surgawi milik para Deva, dan kekuatannya mampu menarik Esensi murni dari segala sesuatu—mulai dari ikan yang bersembunyi di sungai, kayu bakar ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tujuh Alat Surgawi dan Mata Ketiga

​Perguruan Tinggi Elara bukanlah gedung pencakar langit atau benteng batu, melainkan serangkaian terowongan yang luas dan gua-gua alami yang terhubung di bawah tanah, diterangi oleh kristal bercahaya dan dihiasi tumbuhan langka. Tempat itu berbau tanah basah, kertas kuno, dan pengetahuan.

​Ghoki merasa lebih aman daripada saat ia berada di Lembah Seruni. Namun, rasa lelahnya menumpuk.

​Elara menuntun Ghoki ke sebuah ruangan kecil, memberinya teh herbal yang memulihkan dan memintanya untuk tidur. Ketika Ghoki bangun, Aether-Kail dan Aegis-Manta diletakkan di atas meja batu di sampingnya, di bawah pengawasan seorang siswa tua bernama Kaelen yang Esensinya terasa seperti Ketenangan Murni.

​"Kau membawa beban besar di bahu yang terlalu muda, Ghoki Limana," kata Elara, duduk di seberangnya.

​"Aku tidak memintanya, Nona Elara. Aku hanya ingin memancing," jawab Ghoki getir.

​Elara tersenyum lembut. "Takdir tidak pernah meminta izin. Kami di sini untuk membantumu memikulnya."

​Elara menjelaskan bahwa Perguruan Tinggi Elara didirikan oleh para bijak kuno yang bertugas mengawasi Arus Bintang dan mencegah kekuatan kosmik jatuh ke tangan yang salah di Amarasana. Mereka sudah menunggu munculnya Alat Surgawi selama berabad-abad.

​"Lord Varun tahu tentang Alat Surgawi. Ia adalah anggota elit dari Sekte Lapis Lazuli, sebuah kelompok tersembunyi yang memuja kekuatan Deva yang hilang. Mereka ingin menggunakan Alat-Alat itu untuk mendominasi realitas," jelas Elara, menunjukkan sebuah peta kuno yang digambar di atas kulit hewan.

​"Kita harus mencari lima alat yang tersisa," kata Ghoki. "Tapi aku tidak tahu di mana."

​Elara mengangguk. "Itu sebabnya kau harus belajar menggunakannya dengan benar. Aether-Kail adalah mata dan tanganmu, Ghoki. Kau hanya perlu tahu cara bertanya."

​Pelatihan Pertama: Menguasai Visio-Sonar

​Elara membawa Ghoki ke ruang pelatihan, sebuah aula besar yang dipenuhi dengan gulungan dan prisma kristal.

​"Kau melihat Esensi yang berbeda dengan Aether-Kail. Itu adalah anugerah. Sekarang, kita akan mengajarkanmu cara menyaringnya," kata Elara.

​Ia menempatkan sepuluh vas keramik di depan Ghoki. Sepuluh vas itu tampak identik.

​"Di salah satu vas itu, ada Esensi Kebohongan yang ditarik dari seorang pedagang yang curang. Di vas lainnya, ada Esensi Kejujuran Murni yang ditarik dari seorang biarawan. Kau harus memancing vas mana yang berisi Kebohongan tanpa menyentuhnya, dan tanpa menarik isinya," perintah Elara.

​Ghoki mengaktifkan Aether-Kail. Ia melihat Esensi yang tumpah ruah dari setiap vas: merah, hijau, kuning, biru. Semuanya bercampur.

​"Terlalu bising, Nona Elara," keluh Ghoki.

​"Fokuskan niatmu, Ghoki. Jangan mencari vas. Cari Esensi Kebohongan," tegas Elara.

​Ghoki memejamkan mata dan memfokuskan pikirannya pada satu konsep: Kebohongan. Ia merasakan getaran dalam kail. Ketika ia membuka mata, sembilan vas lainnya tampak meredup, dan hanya satu vas—vas ketujuh dari kiri—yang bersinar dengan aura hitam tipis, dingin, dan kental.

​Ghoki mengayunkan kail ke vas itu, tidak untuk menariknya, tetapi hanya untuk menyentuh Esensinya.

​"Vas itu," kata Ghoki.

​Elara mengangguk puas. "Benar. Ini adalah langkah pertama untuk melihat melampaui dunia materi."

​Mengait Sisa Alat Surgawi

​Setelah Ghoki menguasai fokus Visio-Sonar, Elara mengajukan pertanyaan penting: Di mana lima alat lainnya?

​Ghoki kembali ke ruangan sunyi dan memegang Aether-Kail. Ini adalah tarikan paling penting yang pernah ia lakukan. Ia tidak memancing pengetahuan dari buku, ia memancing Esensi Lokasi dari Alat Surgawi lainnya yang tersebar.

​Aku memancing... Esensi Lokasi dari lima Alat Surgawi yang tersisa.

​Ghoki menarik Benang Takdir. Sensasinya luar biasa: ia merasa seperti ia menarik seluruh Amarasana. Dalam pikirannya, ia melihat lima titik cahaya berkedip di peta mental:

​Duri Cahaya (The Thorn of Radiance): Di puncak Menara Sunyi di Pegunungan Kasta Utara.

​Lonceng Gema (The Echoing Bell): Tersembunyi di bawah dasar Danau Sembilan Arus.

​Jubah Bayangan (The Shroud of Shadows): Ada di dalam makam Raja Kuno di gurun tandus.

​Botol Kehidupan (The Vial of Life): Tersembunyi di dalam kuil hutan yang dipimpin oleh Druid tua.

​Cermin Kebenaran (The Mirror of Truth): Lokasinya kabur, tetapi ia merasakan kehadirannya di suatu tempat di jantung Nexus, mungkin di bawah istana Lord Varun.

​Ghoki membuka mata, terengah-engah. Ia berhasil. Ia tahu lokasi semua artefak.

​Elara mencondongkan tubuh, matanya lebar. "Apa yang kau lihat, Ghoki?"

​"Aku tahu di mana mereka semua berada, Nona Elara. Tapi yang terakhir... Cermin Kebenaran... ada di Nexus. Dekat Varun," Ghoki menjelaskan, menunjuk pada peta.

​"Berani. Varun pasti tahu risiko memiliki Cermin yang menunjukkan kebenaran di dekatnya," gumam Elara.

​"Kita tidak bisa mengambil semuanya sendiri," kata Ghoki, menatap Aether-Kail dan Aegis-Manta di atas meja. "Kita harus bergerak cepat. Varun pasti akan mengerahkan pasukannya untuk mencari titik-titik ini begitu Gorok kembali dan memberinya laporan."

​Elara tersenyum tegas. "Kau benar. Kau memiliki kail, Ghoki. Aku memiliki pengetahuan. Dan kami memiliki beberapa murid yang kami percaya. Kau tidak sendirian."

​Saat itulah, Ghoki mendengar suara langkah kaki dari lorong. Elara memberi isyarat. Dua sosok muda memasuki ruangan: seorang wanita pendek dengan rambut merah menyala, memegang dua belati perak, dan seorang pria besar dengan kulit berwarna perunggu, yang memancarkan aura Esensi Kesetiaan yang Kuat.

​"Ghoki," kata Elara, "Perkenalkan. Ini adalah Lysandra, seorang Shadow-Seer yang bisa melihat bayangan takdir, dan ini Kaelen, ahli tempur kami. Mereka akan menjadi sekutumu. Misi pertamamu adalah Pegunungan Kasta Utara untuk mencari Duri Cahaya."

​Ghoki merasa tegang, tetapi juga semangat. Akhirnya, ia menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari sekadar memancing.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!