"Di kota kecil bernama kota CERY,hidup seorang remaja berusia 17 tahun,dia seorang remaja yatim piatu,orang tuanya telah pergi meninggalkan dia seorang diri,hidup seorang diri dengan keadaan ekonomi yang miskin,dia berkerja sebagai pemulung yang setiap hari mengumpulkan bahas bekas untuk dijual kembali untuk memenuhi kehidupannya,suatu hari ketika dia terjebak suatu masalah yang membuat dia di ambang kematian,seketika itu pula dia mendapatkan keajaiban sebuah sistem yang menemani hidupnya untuk menuju kejayaan nyaa"
Saksikan kelanjutan cerita selanjutnyaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon abu Rizal bakri Sinaga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 32
Clara pun menerima kartu atm tersebut.
"Ini tuan, silahkan di masukan nomor pin atm tersebut" Ucap Atria
Lalu Fajri memasukan pin kartunya, dan pembayaran pun telah berhasil. Lalu mereka menyiapkan berkas berkas mobil tersebut, dan Fajri pun langsung memakai mobil nya untuk menuju ke ibu kota.
Kini mereka telah sampai di ibu kota, kota besar yang di isi dengan gedung gedung pencakar langit. Ibu kota juga banyak membuat wisata agar lebih banyak menarik pariwisata antar negara. Pemukiman yang padat, namun kini perjalanan mereka tidak terhambat oleh kemacetan, karena mereka sampai di ibu kota saat jam bekerja.
"Wah,,, besar bangun gedung gedung nya" Ucap alfa dengan mata berbinar yang saat ini melihat keindahan Ibu kota
Mereka pun terus melanjutkan perjalanan menuju ke vila Fajri. Dan untuk vila Fajri berada di jalan aksara.
"Tuan, ini sekarang lanjut ke arah jalan yang mana?" Tanya Digo kepada Fajri saat mereka di persimpangan, dan mobil tersebut di supir oleh Digo, beruntung Fajri mendapatkan anak buah yang bisa membawa mobil.
KILAS BALIK KEHIDUPAN DIGO
Digo dulu sempat bekerja menjadi supir saat sebelum dia terlantar hingga yang mengharuskan dia untuk tinggal bersama Alfa dan teman lainnya. Keadaan Digo dulu lumayan baik saat menjadi supir pribadi, ia memiliki gaji yang lumayan tinggi, sekitar 8 JT. Namun dia harus di pecat karena fitnahan dari anak angkat orang kaya tersebut, karena Digo mengetahui niat busuk anak angkat tuan nya, yang ingin mencelakai dirinya, anak angkat tuannya dulu ingin mengambil semua kekayaan tuannya dulu, yang seharusnya jatuh ke tangan anak kandung tuannya. Namun takdir berjalan tidak sesuai sebagaimana baiknya, dia di tuduh mencuri, karena mendapati emas dan kartu atm yang berada di dalam dompetnya, dan pelaku yang sebenarnya adalah anak angkat dari tuannya tersebut, namun mau sekuat apa pun Digo berusaha membujuk tuannya agar percaya bahwa Digo tidak pernah mengambil barang dari tuannya tersebut, dia tetap tidak bisa membuat tuannya yakin, karena semua bukti sudah jelas mengarah ke Digo, Digo di pecat secara tidak hormat, dan nama nya pun menjadi buruk di mata para kalangan orang kaya, dan sebab itulah Digo tidak pernah mendapatkan pekerjaan lagi.
Digo pun berusaha tetap tegar dengan semua cobaan yang diberikan tuhan untuknya, hingga kejadian tak terduga terjadi pada dirinya.
Saat Digo pulang larut malam, dan dia hanya berjalan kaki, di saat itu lah bencana yang Digo tidak pernah duga menimpa diri nya.
Para preman menghampiri Digo yang akan jalan pulang menuju kerumah nya, Digo di cegat oleh mereka, dan Digo pun di hajar habis habis oleh para preman yang menggunakan penutup wajah tersebut. Setelah mereka puas menghajar Digo, dan mereka rasa Digo tidak akan bisa bertahan, akhirnya mereka berhenti menghajar Digo, dan Digo di buang ke sungai oleh para preman tersebut.
Digo hanya pasrah dengan semua yang terjadi, dia tidak bisa melawan dan memberontak, jadi dia hanya pasrah dengan hidupnya akan bagaimana terjadi selanjutnya, dia juga sudah pasrah kalau seandainya dia tidak akan selamat, dan walau dia kehilangan nyawanya pun ia tidak peduli lagi, karena menurut dia, hidup seperti mati lebih menyakitkan dari pada kematian sesungguhnya, jadi Digo sudah menerima semua takdir itu.
"Semoga di kehidupan selanjutnya, aku berharap setidaknya aku bisa menyelamatkan nyawa tuanku dari tangan iblis itu, dan aku berdoa untuk keselamatan dia" Gumam Digo di detik akhir sebelum dia di campakkan ke sungai oleh para preman.
