Aslan yang mengunjungi sebuah kota kecil untuk bisnis sekaligus mengobati patah hatinya justru membuat ia menikah dengan seorang gadis cantik yang bernama Nayla Putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon penaadelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
Saat ini Aslan masih dalam perjalanan menuju kantor. Dari tadi ia terlihat sangat bahagia karena pikirannya masih melayang tentang hal yang ia lakukan semalam.
Beberapa menit kemudian ia telah sampai di depan gedung kantor Mahardika grub. Ia segera masuk kedalam dan disambut oleh Roy.
~~
~~
Sementara itu Nayla saat ini sudah berada dalam kamarnya. Ia berdecak saat melihat kondisi kamarnya yang layaknya kapal pecah.
Ia kemudian mulai membersihkan kamarnya. Pertama-tama ia membuka sprei yang terpasang. Saat sedang membuka sprei ia melihat ada noda darah yang sudah mengering. Iapun tersenyum melihat itu ia tak menyangka bahwa saat ini ia sudah menjadi istri Aslan sepenuhnya.
Setelah selesai mengganti sprei, ia mulai menyapu lantai. Nayla memang selalu membersihkan kamarnya sendiri. Sedari awal datang ke Jakarta ia sudah memberitahu para pelayan bahwa akan membersihkan kamarnya sendiri.
Beberapa menit kemudian kamar itu sudah rapi kembali. Nayla kemudian keluar kamar dengan menenteng keranjang pakaian kotor. Rencananya ia akan mencuci pakaian kotor ini sendiri termasuk juga sprei yang ia pakai semalam.
Saat tiba dilantai bawah, pelayan yang melihat Nayla membawa keranjang segera menghampiri.
"Maaf nyonya muda biar saya yang membawa keranjang ini. Sekalian saya juga mau mencuci."ujar pelayan itu.
Nayla yang mendengar itu jadi bingung. Bagaimana mungkin ia membiarkan orang lain mencuci sprei ini sedangkan sprei ini memiliki noda dara.
"Emmm biar saya saja yang cuci bi. Kebetulan saya lagi nggak ada kerjaan jadi bingung mau ngapain." ujar Nayla.
"Jangan nyonya muda. Ini sudah tugas saya." Tolak pelayan itu.
"Nggak papa kok bi. Lagian ini cuma sedikit." ujar Nayla masih kekeh ingin mencuci sendiri.
"Tapi kalau tuan muda tau bagaimana nyonya. Pasti saya akan kena marah karena membiarkan istri majikan saya mencuci."
"Kamu tenang saja. Saya yang akan ngomong sama suami saya kalau dia marahin kamu. Kum tenang saja." ujar Nayla meyakinkan pelayan itu.
"Baiklah nyonya muda. Kalau begitu mari saya antar keruang cuci pakaian." Kata pelayan itu.
"Ayo.."
Lalu keduanya mulai berjalan menuju ruangan yang digunakan khusus untuk mencuci pakaian.
Begitu sampai ia melihat ada satu pelayan lagi yang juga sedang mencuci pakaian.
"Apa ada yang bisa saya bantu nyonya?" tanya pelayan yang sedang mencuci itu.
"Tidak ada kok. Aku cuma mau mencuci pakaianku sendiri. Kamu lanjutkan saja mencucinya." ujar Nayla dengan senyum.
"Kamu juga. Lanjutkan saja pekerjaanmu yang tertunda tadi. Terima sudah mengantar saya." kata Nayla pada pelayan yang sudah mengantarnya tadi. Lalu pelayan itu segera pergi.
"Anda tidak usah mencucinya sendiri nyonya. Simpan saja, biar saya yang cuci." Kata pelayan itu.
"Udah nggak papa kok. Kalau kamu takut dimarahi sama mas Aslan saya yang akan membelamu."
"Tapi nyonya..."
"Usstt sudah-sudah lanjutkan saja pekerjaanmu." Ucapan pelayan tadi dipotong oleh Nayla. Mau tak mau pelayan itu hanya bisa pasrah dan menuruti perintah istri majikannya ini.
Saat sedang asyik mencuci, mama Nadia datang menghampiri Nayla.
"Ya ampun sayang. Apa yang kamu lakukan disini?" tanya mama Nadia.
"Ma aku lagi mencuci sprei, memangnya ada apa ma?" tanya Nayla.
"Itukan tugas pelayan Nay. Kenapa kamu mengerjakannya."
"Nggak papa kok. Ini juga udah selesai." Ujar Nayla.
"BI tolong jemur sekalian yah. Saya keluar dulu." ujar Nayla.
"Iya nyonya."
Lalu Nayla mengajak mama mertuanya itu ke ruang tengah.
~~
~~
Tepat pukul 5 sore Aslan baru saja sampai dirumahnya. Ia kemudian berjalan kearah kamarnya berada. Saat membuka pintu kamar ia tak menemukan keberadaan Nayla.
Aslan segera berjalan ke lantai bawah kembali dan bertanya pada seorang pelayan.
"Bi apa kamu melihat keberadaan istriku?" tanya Aslan.
"Nyonya muda sedang ada di taman belakang bersama nyonya besar tuan muda." jawab pelayan itu.
Tanpa berucap Aslan segera berjalan menuju taman belakang rumah. Dari kejauhan ia sudah dapat melihat mama dan istrinya tampak sedang bercengkrama sambil melihat bunga-bunga.
"Sayang kamu disini." ujar Aslan setelah berada dibelakang dua wanita kesayangannya.
"Mas kamu sudah pulang. Maaf karena keasyikan ngobrol aku jadi lupa menyambut kamu." kata Nayla.
"Nggak papa kok sayang." Ujar Aslan lalu duduk di samping sang istri.
"Kalian lagi ngobrol apa? kok seru banget aku liat tadi." Tanya Aslan lagi.
"Ada deh. Ini itu urusan wanita." Jawab mama Nadia.
"Mas kita masuk yuk. Kamu belum bersih-bersihka." ajak Nayla saat melihat Aslan yang masih memakai pakaian kantornya. Aslan lalu menganggukkan kepalanya.
"Ma aku masuk dulu yah." Pamit Nayla pada mama Nadia.
"Iya sayang." ujar mama Nadia.
~~
~~
Malam harinya setelah makan malam Nayla dan Aslan langsung menuju kamar mereka.
Aslan sedang sibuk dengan laptop di depannya sedangkan Nayla ia hanya memainkan ponselnya sembari bermain media sosial.
Tiba-tiba saja handphone Aslan berbunyi.
"Mas ponsel kamu bunyi nih." ujar Nayla sembari mengambil ponsel Aslan yang berada didekatnya lalu memberikan kepada Aslan.
Aslan lalu mengambil ponsel itu dan menekan tombol yang berwarna hijau.
"Halo." ujar Aslan.
"Halo Aslan." ujar si penelpon.
Deg.
Aslan mengenal baik suara itu.
"I Miss you." ujar si penelpon lagi.
"Mengapa kamu diam saja. Apa kamu sudah melupakan aku." kata si penelpon dengan suara sesegukan.
"Maaf anda salah sambung sepertinya. Saya tutup dulu." ujar Aslan dingin lalu menutup panggilan itu.
Sedangkan Nayla dibuat bingung ketika ekspresi Aslan berubah setelah mengangkat panggilan itu.
"Siapa yang meneleponmu mas?" tanya Nayla.
"Bukan siapa-siapa kok Nay. Hanya orang salah sambung." ujar Aslan lalu melanjutkan pekerjaannya.
Sedangkan Nayla masih menaruh curiga terhadap Aslan.
"Kalau memang yang menelfon salah sambung mengapa ekspresi mas Aslan berubah begitu." Batin Nayla.
Karena sudah mengantuk akhirnya Nayla segera menyimpan ponselnya. Lalu ia mulai merebahkan badannya untuk tidur.
Saat akan memasuki alam mimpi Nayla merasakan ada yang memeluknya dari belakang dan orang itu adalah Aslan.
"Nay kamu sudah tidur?" Bisik Aslan tepat ditelinga Aslan. Hal itu membuat bulu kuduk Nayla meremang.
"Hmm kenapa mas?" tanya Nayla lalu membalikkan badannya menghadap Aslan.
"Pekerjaan kamu sudah selesai?" tanya Nayla lagi.
"Pekerjaan dikantor sudah selesai tapi ada satu pekerjaan lagi yang belum selesai." ujar Aslan dengan masih setia memeluk pinggang Nayla.
"Pekerjaan apa?" tanya Nayla.
"Memberikan kamu hak batin sayang." ujar Aslan lalu mengedipkan satu matanya pada Nayla.
"Ihhh itu sih maunya kamu." ujar Nayla sambil memanyunkan bibirnya.
Aslan tak sanggup menahan rasa gemasnya melihat ekspresi Nayla saat ini.
Cup
"Kamu sengaja menggodaku dengan memanyunkan bibirmu?" tanya Aslan.
"Nggak...."
Ucapan Nayla terpotong karena Aslan tiba-tiba kembali mencium bibir Nayla. Dan terjadilah malam panjang untuk Nayla dan Aslan.