Bagai mimpi buruk yang nyata. Anna, seorang gadis cantik yang baru menginjak umur 20 tahun itu di ketahui hamil di luar nikah.
Gayanya yang anggun dan polos membuat semua orang tidak menduga ketika Anna diketahui sedang berbadan dua.
Semua orang tidak tahu siapa ayah dari anak dikandungan Anna. Namun sebuah sapu tangan yang di temukan di kamar Anna membuat semua orang percaya bahwa pelaku yang telah menghamili Anna adalah Andreas, majikannya sendiri.
Andreas pun dipaksa menikahi pembantunya sendiri, sementara dia masih memiliki istri yang sangat dia cintai.
Akankah pernikahan Andreas dan Anna akan bertahan lama? Lantas, bagaimana dengan Rayana, istri pertamanya?
follow Instagram: @rafizqi0202
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rafizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
...💮💮💮...
Setelah kepergian Wira. Andreas menarik tangan Anna dengan kasar memasuki rumah.
Andreas terus menarik tangan Anna, hingga Anna meringis menahan sakit.
"Tuan. Tuan, Sakit tuan. Maafkan saya tuan!" ujar Anna memohon.
Namun Andreas nampak bergeming dan tidak peduli. Dia terus menarik Anna menaiki tangga, tidak peduli apakah Anna kesakitan ataupun tidak ketika dia menarik Anna dengan paksa dan kasar.
Setelah sampai di lantai atas. Andreas membuka pintu kamarnya, lalu melempar Anna ke atas kasur.
Wajahnya nampak merah padam dengan rahang bawahnya yang sudah mengeras menahan amarah.
"Dasar wanita murahan. Wanita tidak tahu malu. Berani-beraninya kamu membawa laki-laki lain ke rumah ku. Dasar Pe\*lacur!" Maki Andreas yang nampaknya sangat marah saat ini.
"Tuan. Anda salah paham." Anna bangun dan mencoba menjelaskan.
"Dia adalah Dokter di rumah sakit tempat aku di rawat. Tadinya kami ingin naik bus. Tapi dia menawari tumpangan kepada kami!" Lanjut Anna menjelaskan.
"Terus, kamu mau begitu saja setelah dia menawari tumpangan untuk mu. Dasar Mu\*rahan. Seharusnya aku mengetahui sifat mu dari awal. Kamu hanyalah wanita tidak tahu diri yang selalu mendekati laki-laki kaya untuk memuaskan Nafsu mu. Aku merasa tidak yakin bahwa anak yang ada di dalam kandungan mu itu adalah anakku!" Ujar Andreas tanpa ampun. Dengan mulut tajamnya, dia menghina Anna sebagai wanita murahan yang selalu mendekati laki-laki kaya untuk memuaskan nafsu. Semua itu membuat Andreas sangat muak melihat wajah Anna.
"Kamu salah paham tuan. Dia hanya Dokter dan dia hanya ingin mengantar kami pulang. Itu saja!" Jawab Anna.
"Apa kamu pikir aku akan percaya begitu saja. Pelacur murahan sepertimu tidak pantas untuk mendapatkan kepercayaan!" Bentak Andreas.
"Cukup. Cukup!"
"Aku sudah tidak tahan atas semua hinaan kamu lagi. Sampai kapan kamu terus membenciku. Kenapa kamu harus menghamili aku jika tidak ingin bertanggungjawab. Laki-laki brengsek itu kamu. Laki-laki tidak tau diri itu kamu. Laki-laki yang tidak bertanggungjawab itu kamu. Kenapa kamu selalu melimpahkan semua kesalahan ini kepadaku?" Teriak Anna yang sudah menangis histeris dan merasa tidak tahan atas hinaan Andreas kepadanya.
Andreas menggertakkan giginya geram, darahnya mendidih ketika mendengar Anna yang berani meneriakinya seperti ini.
Plakkkkkk! Plakkkkkk!
Anna seketika terperanjat. Dia menatap Andreas dengan Mata berkaca-kaca sambil memegang pipinya yang terasa panas oleh tamparan Andreas.
"Jangan pernah meneriaki ku seperti itu lagi. Jika tidak. Kamu akan menerima akibatnya, lebih daripada sebuah tamparan yang kamu dapatkan kali ini!" Kecam Andreas menunjuk wajah Anna dengan geram.
Andreas pun pergi begitu saja dengan membawa kekesalan. Sementara Anna, masih terdiam mematung di tempatnya, sambil melihat kepergian Andreas dengan hati terluka.
Setelah kepergian Andreas, Anna terduduk lemas. Suara isakkan tangisnya pun kian mengeras. Rasanya dia sudah tidak tahan lagi. Sungguh, dia merasa sangat menderita dan tersiksa oleh sikap suaminya itu.
Di dalam keadaan hamil seperti ini. Dia selalu saja mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya yang membuatnya hampir tidak tahan menanggung semua penderitaan ini lagi.
"hik, hik. Apa yang harus aku lakukan ya tuhan. Kenapa cobaan ini begitu berat engkau berikan. Aku sungguh tidak sanggup lagi!" Lirih Anna di dalam tangisnya yang pilu.
Entah apa yang ada di dalam pikiran Andreas. Anna sungguh tidak mengerti akan jalan pikir Andreas. Pria itu bersikap seolah-olah bahwa dirinya lah korbannya. Anna sungguh tidak mengerti, siapa yang harus dia salahkan? Di satu sisi, dirinya juga korban. Tapi dirinya diperlukan sebagai seorang yang telah menyebabkan kekacauan ini.
"Apa aku pergi saja dari sini?" Gumam Anna yang seketika terlintas di dalam pikirannya untuk pergi meninggalkan Andreas.
.
.
.
Bersambung.
Jangan lupa untuk memberikan like dan komen ya ☺️