Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.
"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.
"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.
Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manis
"Oh pangeranku apakah kau datang untuk membawaku pulang?"
Gia nampak menarik seorang pria kedalam pelukannya lantas mengecupi bibirnya sampai akhirnya ia terbangun dan membuka matanya.
"A-apa yang kamu lakukan?" ucapnya seraya mendorong suaminya menjauh, sebelumnya ia bermimpi melihat seorang pria meskipun wajahnya kurang begitu jelas dalam tidurnya.
Gio hanya menggeleng kecil lantas kembali melakukan pemanasan sebelum turun ke kolam renang, sebelumnya pria itu yang baru kembali kedalam kamar hotelnya nampak melihat sang istri sedang tertidur diatas kursi dipinggir kolam renang dengan membiarkan tubuh seksinya terpampang begitu saja.
Sebagai pria normal tentu saja itu membuatnya kurang nyaman apalagi ia juga akan berenang dan tak ingin mengganggu konsentrasinya hanya karena pemandangan yang mampu membuat gejolak kelelakiannya memberontak.
Lalu diambilnya handuk untuk menutupi tubuhnya namun tiba-tiba gadis itu melingkarkan kedua tangan ke lehernya dan mulai mengecupi bibirnya, sebenarnya ia bisa menghentikannya hanya saja tubuhnya seakan enggan menolak hingga ia membiarkan istrinya tersebut melakukan apa saja sampai terbangun dan menuduhnya yang tidak-tidak.
"Kamu sengaja ya mau cari kesempatan saat aku tidur?" tuding Gia yang tak terima saat menyadari bibirnya sedikit bengkak pasti bekas ciuman pria itu tadi.
"Dasar laki-laki kurang ajar dan tak bermo..." Gia sontak menjeda ucapannya ketika Gio yang masih melakukan pemanasan langsung melangkah mendekatinya hingga membuatnya sontak menelan ludah dan mau tak mau memundurkan tubuhnya ketika pria itu semakin memangkas jarak diantara mereka.
"Katakan sekali lagi apa yang kamu katakan tadi!" perintah pria itu dengan pandangan dingin seperti biasanya.
"Pri-pria kurang ajar dan ti-tidak bermoral," sahut Gia dengan terbata-bata.
Bagaimana tidak, pria itu terus menekan tubuhnya hingga membuatnya merasa terjepit dan tatapannya benar-benar menusuk hati terdalamnya.
"Jika aku kurang ajar dan tidak bermoral mungkin dihari pertama kita menikah aku sudah meminta hakku sebagai seorang suami atau kamu mau itu terjadi sekarang hm?" tegas Gio seraya tersenyum sinis menatap gadis dibawahnya itu yang terlihat mulai memucat dan ketakutan.
"Tubuhmu sangat indah dan apa kamu sengaja selalu berpakaian seksi seperti ini untuk memancingku?" Gio mulai menggerakkan sebelah tangannya mengusap lembut pipi gadis itu lalu turun ke bibirnya, rahangnya, lehernya, tulang selangkahnya dan berakhir dibelahan dadanya yang montok dan menggoda iman.
Gia semakin ketakutan, apa ia akan di unboxing sekarang juga? sabar bang pelan-pelan.
Tiba-tiba Gio menjauhkan tubuhnya. "Pakailah handukmu pelayan akan segera membawakan makan siangmu kesini!" perintahnya lantas berlalu pergi untuk melanjutkan pemanasannya lagi sebelum benar-benar masuk kedalam kolam renang.
Gia langsung bernapas lega, ia pun mulai merutuki kebodohannya karena bisa-bisanya ia tidak sadar berpakaian seksi di depan pria itu. Setelah menutupi tubuhnya dengan handuk pandangannya beralih kearah sang suami yang hendak masuk kedalam kolam renang.
Tubuhnya yang tinggi dan kekar terlihat indah dipandang mata hingga membuatnya tanpa sadar diam-diam mengaguminya namun ketika pria itu menatapnya gadis itu pun langsung membuang muka merahnya, sial.
Tak berapa lama seorang pelayan pun datang membawakannya makan siang yang sudah terlewat jauh mengingat hari hampir sore, karena keasyikan berenang ia sampai lupa makan.
"Terima kasih," ucap gadis itu setelah pelayan tersebut meletakkannya diatas meja sampingnya.
"Apa cuma satu?" tanyanya lagi saat melihat hanya satu porsi makanan untuknya.
Pelayan itu mengangguk dengan ramah. "Benar nyonya, tuan Gio sudah makan siang di bawah dan beliau hanya minta minuman saja." sahutnya menjelaskan.
"Jangan panggil aku seperti itu aku masih muda," potong Gia dan pelayan itu pun hanya mengangguk kecil lantas berlalu pergi setelah memastikan gadis itu tak membutuhkan apapun lagi.
Kini Gia nampak menikmati makanannya sembari menatap suaminya yang tengah asyik berenang kesana kemari namun tiba-tiba pria itu naik hingga menampakkan keseksian tubuhnya dan tentu saja itu membuat Gia langsung melongo menatapnya, selain tubuhnya yang basah dan menambah keseksiannya pandangan gadis itu juga tak sengaja kearah kain berbentuk segitiga itu yang terlihat menonjol.
"Besarnya," gumamnya namun langsung menggeleng cepat ketika menyadari pikiran kotornya tersebut.
"Ada apa?" ucap Gio yang kini nampak duduk disebelahnya dan Gia langsung menggeleng cepat.
"Ti-tidak," ucapnya seraya membuang mukanya.
Bisa-bisanya ia berpikiran seperti itu tapi memang ia akui suaminya adalah salah satu pria tipenya, tinggi, besar, tampan tapi sayangnya kampungan pikirnya.
Setelah minum Gio kembali berdiri dengan mengambil handuk untuk mengeringkan badannya namun tiba-tiba pria itu kembali mendekati gadis itu dan tentu saja itu membuat Gia langsung terkejut mengingat jarak diantara mereka sangat dekat sekali.
"Ka-kau mau apa?" ucapnya terbata-bata, apa pria itu akan menciumnya lagi?
Pandangan keduanya nampak terkunci beberapa saat hingga membuat Gia merasakan jantungnya berdebar dengan kencang, sebuah perasaan yang mungkin tak pernah ia rasakan sebelumnya.
"Ada saus di bibirmu," sahut Gio seraya mengusap sudut bibirnya lantas kembali menegakkan tubuhnya.
"Manis," gumamnya ketika menjilat jarinya sisa saus tersebut sembari kembali masuk kedalam kamarnya.
Gia yang masih tertegun di kursinya nampak menyentuh sudut bibir bekas sentuhan pria tersebut sembari menetralkan debaran di dadanya yang tak karuan, akhir-akhir ini pria itu benar-benar membuat jantungnya tak aman.
Malam harinya Gia belum mendapati suaminya kembali ke kamar sejak pergi tadi sore, sungguh ia merasa bosan jika ada pria itu paling tidak ia ada teman berdebat.
Sebenarnya malam ini ia ingin mengutarakan keinginannya untuk tinggal di kota ini dengan pria itu, sedikit merayunya mungkin akan berhasil namun hingga pukul 10 malam pria itu tak kunjung datang bahkan makan malamnya pun diantar ke kamarnya.
Ia benar-benar seperti seorang tahanan, namun tiba-tiba senyumnya langsung mengembang ketika sebersit ide muncul di kepalanya lalu tanpa berpikir panjang ia pun segera berganti pakaian, tadi sore pelayan hotel membawakan beberapa stel pakaian dan segera ia kenakan salah satunya meskipun bukan seleranya karena terlalu tertutup.
Setelah memastikan penampilannya rapi Gia pun segera meninggalkan kamarnya dan menuju club malam yang ada di hotel tersebut, suaminya saja bisa meninggalkannya berjam-jam jadi kenapa ia juga tidak bisa melakukannya.
Akhirnya setelah sekian lama ia bisa kembali menjalani kehidupannya itu lagi namun saat baru beberapa langkah masuk ia tak sengaja melihat suaminya sedang duduk di sebuah sofa bersama dua orang pria dan juga dua wanita yang sedang menemani mereka. Sebenarnya sampai saat ini ia kurang yakin jika suaminya hanya seorang tukang bersih-bersih mengingat bisa menginap dan di layani oleh hotel semewah ini tapi ia tak peduli dengan itu semua.
Kemudian dengan berjalan mengendap-endap Gia berlalu ke lantai dansa tanpa diketahui oleh sang suami yang nampak asyik mengobrol dengan kedua teman prianya.
kakek, bolehkah gia & gio tinggal terpisah? bolehkah gia selalu ikut kemana pun gio pergi? bahkan mungkin bekerja di kantor kalian?
ini bisa di ambil pelajarannya....
barang yg sudah di pakai memang layak di rawat,daripada di kembalikan👍👍
ternyata ada unsur perjodohan to.....
semua sudah tertata rapi....
semoga kalian bahagia...