Melinda dan Rauf sudah menikah selama tiga tahun, tetapi sampai saat ini belum juga di karuniai seorang anak. tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, hingga membuat Tini-- Ibu mertuanya meminta Rauf-- putranya untuk menikah lagi.
"nak, menikalah dengan Sintia tanpa sepengetahuan istrimu!"
bagai disambar petir disiang hari, membuat tubuh Rauf terdiam kaku dengan perasaan yang gelisa. permintaan itu benar benar membuat Rauf dilema. disisi lain dirinya tidak ingin menduakan istrinya, tetapi disisi lain Rauf juga sulit untuk menolak permintaan sang ibu.
lantas, bagaimana kelanjutannya? apakah Rauf akan mengikuti ucapan ibunya? jika iya, lalu bagaimana nasib Melinda? serta, bagaimana perasaan Melinda setelah tau jika suaminya akan menikah lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 34
Sintia bermaksud, untuk memanas- manas melinda, agar melinda sakit hati mendengar sintia sudah tinggal di rumah rauf.
" saya adalah sintia, nyonya rauf, karena sekarang saya lagi tinggal di rumahnya rauf." ucap sintia di telpon kepada melinda.
" Emangnya kenapa, kalau kamu tinggal di rumahnya rauf.?" tanya melinda.
" kamu tidak marah gitu,? karena saya sudah menggantikan posisi kamu di rumah ini, menjadi nyonya besar." tanya sintia.
" Untuk apa saya marah,? sekarang saya sudah tidak ada hubungan lagi dengan rauf, karena saya dengan rauf sudah bercerai." tanya melinda.
" Kamu salah melinda, kamu lupa, bahwa kamu punya anak dari rauf." ucap sintia dan bertanya.
" Emangnya kenapa, kalau saya punya anak dari rauf.?" tanya melinda lagi.
" Kamu tidak marah, kalau harta kekayaannya rauf, akan di wariskan kepada anak saya aqila.?" tanya lagi sintia.
" maaf ya sintia, saya menikah dengan rauf bukan karena hartanya rauf, tapi saya menikah dengan rauf karena cinta." ucap melinda.
"Tapi sekarang, kamu jadi susahkan, pasti kamu dan anak kamu sudah jadi gembel sekaran." ucap sintia.
" sombong sekali kamu rupanya, baru tinggal di rumah rauf saja kamu sudah bertingkah,
seperti ini." ucap melinda.
" ya iya aku sombong, karena kenyataannya, memang seperti ini, aku sudah menjadi nyonya besar." ucap sintia.
melinda sudah tidak tahan lagi dengan kesombongan sintia, dan melinda akan memberikan pelajaran ke pada sintia, agar sintia tidak memandang rendah kepada melinda.
" baiklah, saya sekarang sudah menjadi gembel, dan tolong, sampai kan pesan saya kepada rauf dan mertua kamu, bahwa melinda meminta rumah dan perusahannya rauf, tolong sampai kan pesan saya." ucap melinda dan langsung mematikan ponselnya.
" halo.. halo.. melinda." ucap sintia di telpon. sintia kesal karena melinda mematikan ponselnya.
" sudah gila kali, mungkin melinda sudah stres, karena aku memanas- manas nya. " ucap sintia di dalam hatinya.
melinda di kantor lagi kesal sama sintia, karena sintia mencoba membuat melinda , naik darah.
" kurang ajar sintia, rupanya dia sengaja membuat aku marah, tunggu saja nanti, permainanku, akan ku lanjutkan lagi,
karena, kamu berhasil membuat aku marah." ucap melinda di dalam hati.
hari sudah sore, dan rauf sudah kembali dari kantornya, sementara sintia di ruang tengah lagi santai di depan tv.
" Assalamualaikum.." ucap salam rauf.
" waalaikum salam " jawab salam dari dalam rumah .
Dan sintia langsung membuka pintu.
" mas, sudah kembali.?" tanya sintia.
" iya, aqila mana.?" jawab rauf, dan balik bertanya.
" Lagi di gendong ibu." ucap sintia.
" Loh, bibi ros lagi ngapain.?" tanya lagi rauf.
" bibi ros lagi memasak makanan, untuk makan malam.
" Lalu kamu ngapain aja, kenapa kamu biar kan terus ibu yang menggendong aqila.?" tanya rauf.
" Biar kan saja, toh aqila cucunya ibu juga, wajar dong, kalo ibu menggendong aqila terus menerus." ucap sintia.
" wajar ya wajar, tapi janga terus ibu dong, kamu juga harus gantian." ucap rauf.
" iya, iya, nanti sintia akan gantian dengan ibu, untuk gendong aqila." ucap sintia.
" mas mandi dulu ke dalam." ucap rauf.
Rauf langsung masuk ke kamarnya dan mandi, sebentar lagi jam makan malam,
dan semua sudah berada di meja makan.
sementara menyantap makanan, sintia mencoba mengatakan pada rauf dan ibu nya, tentang pesanan melinda, sintia ingin membuat rauf dan ibunya marah kepada melinda.
Sintia tidak mengetahui, bahwa perusahan rauf, baru saja di selamatkan oleh perusahan melinda. dan mudah saja, bagi melinda membuat rauf dan ibunya menjadi gembel.
karena perusahan rauf, bisa saja melinda ambil alih, karena sebagian besar perusahan rauf sudah menjadi perusahan melinda.
" mas, sebelum nya melinda mohon maaf, karena tidak sengaja sintia ketemu ponsel mas, dan sintia mencoba mengambil nomornya melinda." ucap sintia.
" lancang kamu , mas ingatkan kamu ya, sekali lagi kamu berani memegang ponsel mas, kamu angkat kaki dari rumah ini.
" sudah, sudah, tidak baik berantem di tempat makan, emangnya apalagi yang kamu bicarakan dengan melinda." ucap ibu tini sambil bertanya, kepada sintia.
" sintia hanya menanyakan kabarnya dan anak nya saja, dan katanya mereka lagi baik-baik saja., dan sintia hanya mengatakan sama melinda, bahwa sekarang sintia sudah tinggal di rumah ini." ucap sintia.
" lalu melinda ngomong apa." tanya ibu tini.
" kata melinda, emangnya kenapa kalau sintia tinggal di rumah rauf. toh, melinda sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan rauf dan ibu tini, karena sintia dengan rauf sudah bercerai." ucap melinda.
" ya, melinda memang benar, dan untuk apa kamu katakan itu kepada melinda, jangan- jangan kamu ingin memanas- manas melinda ya." ucap rauf.
" tidak ko, sintia hanya ingin berteman dengan melinda." ucap sintia.
" kamu ingin berteman dengan melinda.?" tanya rauf.
" iya, emangnya kenapa, tidak bisa ya." tanya sintia.
" ya memang tidak bisa, karena kamu tidak selevel berteman dengan melinda." ucap rauf.
" sudah-sudah, terus melinda ngomong apa lagi.?" ucap ibu tini dan bertanya.
ibu tini penasaran dengan cerita sintia , tentang pembicaraannya dengan melinda.
" dan sintia menjawab kepada melinda, iya memang melinda sudah bercerai dengan rauf, tapi kamu kan punya anak dari rauf, apa kamu tidak takut, kalau anak kamu tidak mendapat warisan dari rauf." ucap sintia
" Lancang kamu sintia, beraninya kamu ngomong begitu sama melinda, kamu tidak tahu, melinda itu siapa.?" ucap rauf sambil bertanya dengan marah.
" loh, emangnya melinda itu siapa,? paling sebentar lagi melinda menjadi gembel." ucap sintia.
" sudah, lanjutkan sintia, melinda ngomong apa lagi.?" ucap ibu tini dan bertanya lagi.
ibu tini memaksa untuk melanjutkan ceritanya sintia karena ibu tini masih penasaran dengan melinda, kalau apa saja yang melinda katakan pada sintia.
" mungkin melinda marah dengan ucapan sintia, sampai melinda berpesan kepada sintia." ucap sintia.
" melinda berpesan apa sintia.?" tanya ibu tini.
" mungkin benar, melinda sekarang sudah menjadi gembel, sampai melinda berpesan kepada ibu dengan rauf, bahwa melinda meminta rumah dan perusahan rauf, gila kan itu.?":ucap sintia dan bertanya.
" melinda berpesan seperti itu.?" tanya rauf.
" iya, melinda berpesan seperti itu, pasti melinda sudah jadi gembel kan sekarang.?" tanya sintia.
" kamu yang akan menjadi gembel." ucap rauf dengan marah.
" gawat ibu, kayanya sintia sudah membuat melinda marah, sampai melinda berpesan seperti itu." ucap rauf kepada ibu tini.
" kayanya, kita yang akan bakalan menjadi gembel, tinggal menghitung waktu, kalau melinda sudah bertindak, kita siap- siap saja untuk menjadi gembel." ucap rauf kepada ibunya.
" iya rauf, kita harus mempersiapkan semuanya, sebelum melinda bertindak." ucap ibu tini kepada rauf.
Sintia penasaran dengan pembicaraan rauf dan ibunya, dan sintia bertanya.
" Emangnya ada apa sih dengan melinda.?" tanya sintia.
" semuanya ini karena ulah kamu, membuat melinda jadi marah, sampai sintia berpesan seperti itu." ucap rauf,
" Siapa si, melinda, sampai ibu dan rauf jadi cemas seperti ini.?" tanya sintia.
" kamu ingin mengetahui melinda itu siapa,? dan kenapa mas katakan bahwa kamu tidak selevel berteman dengan melinda,? baiklah, mas akan beri tahu kamu, agar kamu membuka mata kamu lebar- lebar, melinda itu yang menyalurkan dana ke perusahan mas yang lagi bangkrut, dan sebagian besar perusahan mas adalah perusahan melinda." ucap rauf dengan penuh emosi.
" apa..melinda ..
mrlinda mnding cerai dri rauf.... biar jdi gmbel abadi tuh....
biar bu tini & rauf tau rasa....
g punya tata krama.... belagu.... pdahal g ada apa"nya di bandingkn dgn melinda....
menantu yg trzdolimi.... hnya krna blm punya kturunan...