NovelToon NovelToon
Sewindu Untuk Wisnu

Sewindu Untuk Wisnu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Perjodohan / Nikah Kontrak / Pernikahan rahasia / Chicklit
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Amerta Nayanika

"Jangan pernah berharap ada cinta dalam hubungan ini, Ndu." - Wisnu Baskara Kusuma.

"Aku bahkan tidak berharap hubungan ini ada, Mas Wisnu." - Sewindu Rayuan Asmaraloka.

*****

Sewindu hanya ingin mengejar mimpinya dengan berkuliah di perantauan. Namun, keputusannya itu ternyata menggiringnya pada garis rumit yang tidak pernah dia sangka akan terjadi secepat ini.

Di sisi lain, Wisnu lelah dengan topik pernikahan yang selalu orang tuanya ungkit sejak masa kelulusannya. Meski dia sudah memiliki kekasih, hubungan mereka juga masih tak tentu arah. Belum lagi Wisnu yang masih sibuk dengan masa dokter residen di tahun pertama.

Takdir yang tak terduga mempertemukan kedua anak manusia ini dalam satu ikatan perjodohan.

Pernikahan untuk menjemput ketenangan hidup masing-masing. Tanpa cinta. Hanya janji bahwa hati mereka tak akan ikut terlibat.

Akankah perjanjian yang mereka buat dalam pernikahan ini dapat ditepati? Atau malah membawa mereka jatuh ke dalam perasaan masing-masing?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amerta Nayanika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bintang Yang Tergapai

Bulan Mei tahun berikutnya ……

Taburan bunga tabebuya yang bermekaran di bahu jalanan kembali menghiasi kota. Malang mulai kembali dijejaki oleh embun dan kabut di setiap paginya. Tanda bahwa semester baru dalam dunia perkuliahan akan dimulai kembali.

Butuh waktu lama bagi Sewindu untuk mempersiapkan dirinya. Pengumuman hasil tes yang keluar sejak kemarin masih belum berani dia buka. Gadis yang hari ini menginjak usia 20 tahun itu masih takut untuk kecewa lagi.

Maka dari itu, Daffa menemaninya di sana. Di salah satu sudut café yang cukup sepi. Menyisihkan waktunya untuk Sewindu sebelum memulai shift kerjanya.

Seperti kebiasaannya, kaki Sewindu tak dapat diam. Dia terus saja bergerak di bawah meja dengan gelisah. Sementara indungnya masih sibuk memenuhi lembar buku sketsa dengan coretan abstrak.

“Mau nunda sampai kapan, Ndu?” tanya Daffa dengan sabar.

Terhitung sudah hampir setengah jam mereka di sana. Duduk diam tanpa membicarakan apa pun. Sewindu dengan pensil dan sketsa abstraknya, Daffa dengan matanya yang sesekali memeriksa ponsel.

Sewindu mengangkat pandangannya. Sebelah tangannya masih menyangga kepala, sedikit meremas rambutnya dan dibiarkan terurai. Dia meletakkan pensilnya cukup keras.

“Kalau aku gagal lagi gimana? Ini kesempatan terakhir aku, Kak.”

Daffa mencondongkan tubuhnya pada Sewindu. “Kalau gagal ya gagal, Ndu. Semua orang juga pernah gagal daam hidup mereka. Mereka jadikan itu sebagai pelajaran biar mereka nggak jatuh lagi, bukannya jadi putus asa.”

Mendengar itu, Sewindu ikut mencondongkan tubuhnya pada Daffa. Keningnya berkerut samar. “Kalau gagal sampai tiga kali aja, mungkin aku bisa terima, Kak. Tapi, ini bukan tentang berapa kali aku gagal.”

Gadis itu menghela nafasnya, dia kembali menarik tubuhnya untuk bersandar pada dinding. “Kalau aku punya kesempatan lagi, mungkin aku nggak keberatan. Tapi, ini kesempatan terakhirku,” lanjutnya.

Matanya menatap kosong ke depan. Kakinya masih tak bisa diam di bawah meja seperti sebelumnya. Bibirnya mengatup beberapa kali.

Mereka kembali diam cukup lama. Daffa membiarkan Sewindu untuk kembali termenung untuk kesekian kalinya. Masih ada waktu sebelum dia harus mulai bekerja.

“Mau aku aja yang lihat hasil pengumumannya?” tawar Daffa setelahnya.

Sewindu lantas kembali mengarahkan pandangannya pada Daffa. Tampaknya dia tertarik dengan hal itu. “Aku malah malu nanti kalau ternyata gagal lagi.”

“Eyy! Kayak sama siapa aja kamu ini.” Pemuda itu menyodorkan ponselnya yang sudah membuka laman pengumuman. “Isi datanya, nanti biar aku yang lihat hasilnya.”

Begitu Sewindu sudah selesai mengisi kolom data yang ada di sana, dia langsung menyerahkannya pada Daffa. Tanpa kembali mengatakan apa pun, Sewindu sudah siap dengan hasilnya nanti.

“Hari ini ulang tahunmu, Ndu?” tanya Daffa begitu melihat tangal lahir yang di masukkan oleh Sewindu.

Melihat Sewindu yang mengangguk mantap, Daffa langsung tersenyum. Tak lagi berbicara apa pun, dia akhirnya menekan tombol lihat hasil pada layar.

Jemarinya mengetuk pelan permukaan meja yang menjadi batas antara dirinya dan Sewindu. Matanya terus memandang ponsel yang memiliki koneksi lemah di saat seperti ini.

“Selamat ulang tahun ya, Sewindu.”

Daffa tersenyum dan meletakkan ponselnya di atas meja. Posisi benda itu tengkurap, menyembunyikan apa yang tampil di layarnya.

Mendengar Daffa yang tiba-tiba mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Melihat ponsel Daffa diletakkan terbalik. Sewindu jadi yakin, dia gagal lagi dalam tes kali ini.

Tidak ada hal lain yang dapat memicu ucapan selamat, selain hari ulang tahunnya yang jatuh pada hari ini.

Tatapan kecewa di mata Sewindu tampak begitu pekat. Tapi, Daffa malah tersenyum melihatnya. “Selamat, ya.”

“Kamu diterima!” lanjutnya tak lupa mengarahkan layar ponselnya pada Sewindu.

Biru menjadi warna yang menyapa mata kecewa Sewindu dengan ceria. Ucapan selamat pun turut tertera di sana. Namanya berbaris rapi dengan nama Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Melihat itu, Sewindu sontak membelalakkan matanya. Beberapa kali jarinya mengetuk pada layar, barangkali Daffa sedang mempermainkannya menggunakan foto editan.

“Kak…” Sewindu kembali mendongak pada Daffa, “Ini beneran?”

Sewindu mendapat kado paling berharga di ulang tahunnya yang ke 20.

...****************...

“Sewindu ke mana ini, Mas? Tumben sekali jam segini dia ndak ada di restoran.”

Pemandangan yang jarang sekali terjadi. Seorang gadis yang biasanya membantu mengantarkan pesanan pelanggan di restoran ini tak menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Ibu yang biasanya hanya akan berdiam di dapur, kini berdiri di samping Romo di balik meja kasir. Matanya terus saja memandang pada pintu restoran yang tak kunjung menampilkan keberadaan anaknya di sana.

Tak selang lama, sosok gadis yang ditunggu muncul dengan wajah ceria dari balik pintu kaca. Alih-alih menghampiri Ibu dan Romo, Sewindu malah berlari ke arah Laras dan membisikkan sesuatu padanya.

Begitu Sewindu mejauhkan dirinya, wajah Laras langsung berubah. Di balik etalase berisi piring dan gelas bersih, mereka sama-sama tersenyum dan berpelukan erat.

“Delengen tah, Mas. Anakmu,” ucap Ibu. Kepalanya menggeleng pelan melihat kelakuan anak semata wayang mereka.

Setelah mendapatkan ucapan selamat dari Laras, Sewindu akhirnya menuju pada kedua orang tuanya yang sudah menunggunya sedari tadi. Langkahnya masih riang ceria seperti sebelumnya.

Ibu langsung meraup wajah Sewindu begitu gadis itu tiba di sana. “Dari mana saja kamu, Ndu?”

“Main lah! Kan Ibu sama Romo yang kasih ijin Sewindu buat nggak bantu di restoran di setiap hari ulang tahun,” sahut Sewindu dengan senyumannya.

“Terus ngapain senyum-senyum begitu?”

Tubuh Sewindu bergerak ke kanan dan ke kiri, senyumannya semakin lebar. “Sewindu diterima kuliah,” katanya.

“Di Malang?” sahut Romo menebak. Setahunya, kali ini Sewindu memasukkan Universitas Brawijaya juga dalam pilihannya.

Sewindu memiringkan kepalanya, masih tersenyum. “Jogja,” bisiknya.

Baik Romo maupun Ibu, keduanya menoleh cepat pada Sewindu. Mata mereka tak berkedip untuk beberapa detik setelahnya. Pengumuman itu cukup membuat mereka terkejut.

Bagaimana tidak, Sewindu gagal berturut-turut sebelumnya. Tapi, hari ini dia muncul dengan berita keberhasilannya mengejar kampus impiannya.

“Sewindu keterima di Jogja!” ulang gadis itu. Reaksi Ibu dan Romo yang terdiam sangat tidak memuaskan di matanya.

Ibu tampak mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya tersenyum. Matanya memancarkan binar bangga dan membawa Sewindu ke dalam pelukannya.

“Selamat ya, Nduk! Akhirnya usahamu nggak sia-sia.” Ibu mencubit kecil hidung anaknya.

Berbeda dengan Ibu dan anak yang sedang berpelukan di sana, Romo memandang kosong pada jalanan di balik pintu kaca. Tampaknya dia menyelam cukup dalam di kepala tuanya.

Bukan perihal biaya yang harus dia keluarkan untuk Sewindu nanti. Tapi, tentang bagaimana kehidupan anaknya di Jogja nanti. Kota yang sengaja dia tinggalkan dua puluh delapan tahun yang lalu.

Bagaimana jika Sewindu terjebak seperti dirinya di waktu muda dulu? Bagaimana jika Sewindu bertemu dengan keluarganya di sana dan harus menjalani kehidupan yang sudah dia tinggalkan sejak dua puluh delapan tahun yang lalu?

1
Nurhikma Arzam
semangat windu semangat juga thor
Nurhikma Arzam
wanita dan ketakutan nya bisa di mengerti tp itu to much dara
Nurhikma Arzam
mulai curiga nih apa ya rahasianya
Nurhikma Arzam
Dara-Dara kenapa kamu nggak mau sih ketemu keluarga wisnu🤦🏻‍♀️
Nurhikma Arzam
mode perjodohan mulai nih kayanya 😂
Nurhikma Arzam
agak bingung Brahaman itu ayah siapa?
Nurhikma Arzam: ooh paham paham
Nurhikma Arzam: ooo paham paham
total 3 replies
Nurhikma Arzam
satu sisi kasian sama sewindu tp sisi lain orang tua juga ada benarnya hmmm
Nurhikma Arzam
Hallo Daffa kandidat sad boy aduuh. nasip jadi second lead male 🥲
Nurhikma Arzam
Dara awas aja kalau kamu menyesal ya. awas aja kalau akhirnya wisnu mengiyakan perjodohan itu. jangan jadi duri kamu 😏
Nurhikma Arzam
oke mulai mengerti jadi ini kisah tentang perjodohan. semangat thor
Nurhikma Arzam
bagus nih buat aku yang bukan orang jawa bisa belajar 😁
Nurhikma Arzam: harus sih kak wkwkw
Amerta Nayanika: wah kayaknya aku harus bikin translate nih, wkwkwk
total 2 replies
Nurhikma Arzam
Halo kak aku mampir cerita nya bagus. jangan lupa mampir juga di cerita aku ya 😊
Amerta Nayanika: halo kakak!! terima kasih ya❤️🙆‍♀️
total 1 replies
Akbar Cahya Putra
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
Amerta Nayanika: halo🙌
tunggu updatenya setiap hari ya!! thank you❤️
total 1 replies
★lucy★.
Bagaimana cerita selanjutnya, author? Update dulu donk! 😡
Amerta Nayanika: udah nih, yuk baca!🙆‍♀️
total 1 replies
Mary_maki
Ceritanya bikin aku merasakan banyak emosi, bagus bgt thor! 😭
Amerta Nayanika: halo halo🙌
makasih ya, jangan lupa likenya❤️ thankyou 🙆‍♀️✨
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!