"Hei anak kecil, Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luar sana" ucap Seorang pria tampan yang tak lain adalah presedir di perusahaan itu.
"Saya mau. Asal bapak mau membayar saya 2x lipat"
"Deal"
Berawal dari kerja sama yang saling menguntungkan membuat seorang Devano jatuh hati pada gadis yang biasa dia panggil dengan sebutan anak kecil.
Nadira puspita, Seorang karyawan magang di perusahaan milik keluarga besar Devano. Ikuti kisahnya, Ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal menjadi asisten sekaligus penguntit
Ceklek
Setelah pintu ruangan itu terbuka. Tatapan Nadira langsung fokus pada sosok yang saat ini sedang duduk di kursi besarnya. Siapa lagi kalau bukan Devano.
"Selamat pagi, Pak" ucap Nadira sambil berjalan pelan masuk ke dalam ruangan itu.
"Pagi, Siapa?"
"Perkenalkan, Saya Nadira, Pak. Asisten baru di sini" ucap Nadira sambil mengangkat kedu sudut bibirnya.
"Duduk" balas Devano sambil memperhatikan Nadira dari atas sampai bawah.
"Umur kamu berapa?" tanya Devano yang masih setia menatap Nadira.
"U-umur saya 18 tahun pak. Saya baru saja masuk kuliah" terangnya.
"18 tahun ya, Masih anak kecil rupanya. Kamu kuliah ngambil jurusan apa?"
Mendengar kata anak kecil membuat Nadira mengangkat sebelah sudut bibirnya"Untung dia bos. Kalau bukan, Sudah aku tipuk tu mulut. Udah gede begini masih di bilang anak kecil" ucap Nadira dalam batinnya.
"Kok diam saja" ucap Devano lagi.
Nadira menatap Devano sambil mengangkat kedua sudut bibirnya"Saya ngambil jurusan Arsitek, Pak. Karna memang kebetulan sejak kecil saya suka sekali menggambar" balas Nadia sambil tersenyum.
"Baiklah. Tugas kamu di sini adalah menyiapkan skejul saya setiap harinya. Bukan hanya itu, Kamu juga harus menyiapkan berkas-berkas yang akan saya gunakan untuk meeting. Kamu mengerti?"
"Saya mengerti, Pak. Terimakasih sudah mau menerima saya kerja di sini" ucap Nadira sopan.
"Satu jam lagi ikut saya meeting. Kamu tolong siapkan semua berkas-berkas yang akan di gunakan nanti. Berkasnya ada di sana, Nama berkasnya Klien PT SANTOSA" ucapnya sambil menunjuk ke tempat deretan file penting.
Nadira hanya mengangguk dan langsung berjalan menuju tempat itu. Mencari berkas-berkas yang di minta oleh Devano.
Tiba-tiba saja, Suara Devano kembali menerpa indra pendengarannya"Hei anak kecil" panggil Devano sambil menatap punggung Nadira.
Mendengar itu membuat Nadira mendengus sebal. Dia tidak suka dengan sebutan anak kecil. "Hei anak kecil, Apa kamu mau melakukan sesuatu untuk saya" ucap Devano lagi.
Nadira membalikkan tubuhnya, Berjalan pelan ke arah Devano yang masih setia duduk di kursi kebesarannya.
"Jangan panggil saya anak kecil bisa gak, Pak! Saya ini sudah dewasa" protesnya.
"Usia 18 tahun itu masih masuk dalam kategori anak kecil"
"Terserah bapak sajalah. Memangnya bapak mau saya melakukan apa?" tanya Nadira sambil menatap Devano.
"Saya mau kamu menjadi penguntit untuk mencari tau apa yang di lakukan oleh tunangan saya di luaran sana"
Nadira tak langsung menjawab, Wanita itu masih terdiam untuk beberapa saat. Masih mencoba mencerna apa yang baru saja di katakan oleh Devano.
"Kenap diam saja. Kamu mu atau tidak?"
"Menjadi penguntit, Apa aku tidak salah dengar. Tapi sepertinya boleh juga. Kayaknya seru" ujar Nadira dalam batinnya.
"Nadira, Apa kamu dengar saya?" panggil Devano karna Nadira masih diam tak memberikan jawaban apa-apa.
"Saya mau, Asal bapak mau membayar saya tiga kali lipat. Bagaimana?"
"Deal" seru Devano sambil mengulurkan tangannya.
Hari ini adalah hari dimana Nadira melamar pekerjaan sebagai asisten CEO. Siapa sangka jik dirinya bisa di terima dengan sangat mudah.
"Jadi pekerjaan saya bukan hanya asisten dong pak. Tapi penguntit juga"
"Yup, Benar sekali"
"Nadira" suara itu menyadarkan Nadira dari kejadian satu tahun yang lalu. Kejadian di mana dirinya baru pertama kali bekerja sebagai asisten sekaligus penguntit buat Devano.