Deandra Rashesa adalah gadis cantik, muda dan berbakat, yang masih duduk di kelas 11, di usianya yang masih 18 tahun, ia terpaksa harus melepas masa remajanya demi perjodohan yang tidak ia inginkan.
Rayvano Adiputra perkasa, CEO perusahaan ternama di kotanya adalah sosok yang dijodohkan dengan Shesa, berwajah ganteng, tajir melintir, dambaan banyak wanita tak lantas membuat Shesa menyukainya.
Sifat Vano yang arogan membuat Shesa sangat membencinya.
Karena Shesa masih ingin terus sekolah dan melanjutkan cita-citanya, ia menginginkan pernikahan itu dirahasikan.
Akankan Shesa sanggup melewati konflik-konflik dalam pernikahannya yang dirahasiakan?
MOHON BIJAK YA! NOVEL INI HANYA KARYA FIKSI DAN HANYA KEHALUAN AUTHOR SEMATA. JADI, KALAU TIDAK SESUAI DENGAN KEHIDUPAN NYATA, HARAP MENILAI DENGAN BIJAK ...🙏😊
HAPPY READING ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cctv
Shesa sudah masuk ke mobil Romi, dan Romi mulai melajukan kendaraannya.
"Maaf Rom, jadi ngerepotin kamu" tutur Shesa
"Nggaklah, ngapain ngerepotin, aku malah seneng " sahut Romi sambil tersenyum.
"Hujan gedhe kayak gini masa aku biarin cewek secantik kamu kehujanan" seru Romi.
Shesa memperhatikan Romi.
"Tumben kamu bawa mobil, motornya kemana" tanya Shesa.
"Iya...si merah lagi ngambek, jadi mas Excel nyuruh aku pakai mobil aja" tutur Romi menjelaskan. Si merah adalah julukan Romi pada motor kesayangannya itu.
"Oohh..." Shesa mengangguk pelan.
Nampak dari kejauhan mobil Mario mulai terlihat, samar-samar dalam hujan mobil keduanya saling berlawanan arah.
"Loh itu seperti Nona muda?" seru Mario yang melihat Shesa di dalam mobil Mario. Sedangkan Shesa tidak tahu kalau Mario sudah melihatnya bersama Romi didalam mobil.
"Itu seperti teman cowok Nona muda" gumam Mario.
"Aku harus mengejarnya, kalau tuan muda tahu bisa gawat" gumam Mario
Akhirnya Mario memutuskan untuk berbalik arah, mengejar mobil yg dikendarai cowok itu. Karena jarak mereka yg cukup jauh, Mario kehilangan jejak mobil milik Romi.
"Aduh, kemana mobil itu? Sial...mereka sudah menghilang" seru Mario kesal.
Di dalam mobil Romi.
Shesa memegang perutnya "kruuuukkkkk" perut Shesa berbunyi, ia merasa sangat lapar karena dari pagi belum sarapan.
Romi yg melihat itu bertanya pada Shesa.
"Kamu lapar? Kita makan dulu yuk? " ajak Romi
"Tidak usah, nanti malah ngerepotin " jawab Shesa menolak
"Ya ampun Sha, nggak mungkin lah aku tega liat kamu kelaperan gitu, kita makan bakso dulu yuk, enak nih hujan-hujan, makan yg anget-anget" seru Romi dengan senang. Mendengar Romi bicara tentang bakso, membuat Shesa semakin lapar dan ia tak bisa menolak ajakan Romi.
"Baiklah" jawab Shesa sumringah
Sejenak Shesa melupakan Vano, ia sedikit kesal karena terlambat menjemputnya.
Shesa sudah merasa sangat lapar sekali.
******
Akhirnya Romi memutuskan untuk singgah ke kedai bakso Pak Brewok yg terkenal di kota daerah itu.
Hujan mulai reda, Shesa dan Romi turun dari mobil dan memesan baksonya.
"Pak....bakso 2, minumnya jus jeruk 2" seru Romi pada pak Beno, pemilik kedai bakso itu.
"Eehh...mas Romi, ok mas bakso 2 ya?" jawab pak Beno yg sudah mengenal Romi sejak lama.
Romi adalah langganan setia pak Beno.
Setelah beberapa saat Shesa dan Romi menunggu, datanglah pesanan mereka berdua.
"Ini mas Romi baksonya, dan ini jus jeruknya" seru pak Beno sambil meletakkan bakso itu di meja.
Pak Beno melihat Shesa yg datang bersama Romi.
"Ini pacarnya mas Romi ya?" tanya pak Beno
"Bukan pak, saya bukan pacarnya, saya cuma temannya" sahut Shesa cepat.
"Oohhhh...saya kira pacarnya, soalnya kalian berdua sangat cocok sekali" seru pak Beno sambil tersenyum
"Baiklah, silakan dinikmati hidangannya" kata pak Beno.
Shesa dan Romi kemudian menikmati bakso itu bersama.
******
Di sisi lain.
Mario tengah menelepon Vano.
"Halo...." kata Vano
"Halo Tuan muda, maaf Tuan muda saya terlambat menjemput Nona muda, karena tadi jalanan macet sekali Tuan muda" kata Mario
Vano hanya mendengarkan dengan serius.
"Tapi saya lihat Nona muda sudah bareng sama teman cowoknya naik mobil" seru Mario.
"Apa berani beraninya gadis itu main-main denganku, dia belum tahu siapa aku" gumam Vano mulai kesal.
"Baiklah, sekarang kamu ke kantor, aku akan pulang sekarang" perintah Vano pada Mario.
"Baik tuan muda" jawab Mario singkat.
Vano langsung menutup sambungan teleponnya.Tangannya mengepal erat seolah-olah ingin meninju seseorang.
"Beraninya kau melanggar perintahku, aku akan menghukummu, gadis nakal" gumam Vano yang tak bisa membendung amarahnya.
Tanpa pikir panjang Vano langsung mengcancel semua jadwal rapat hari ini.
"Sekretaris Jimmy...cancel semua pertemuanku hari ini" perintah Vano pada sekretaris Jimmy.
"Tapi tuan muda, delegasinya sudah datang" jawab Sekretaris Jimmy.
"Aku tidak peduli, Kamu bisa mewakili aku, karena Aku mau pulang sekarang" sahut Vano yg diliputi penuh amarah dan kecemburuan.
******
Mario telah sampai di kantor dan Vano pun langsung menuju mobil sportnya.
"Maafkan saya Tuan muda!" seru Mario dengan wajah penuh penyesalan.
"Tadi Nona Naina meminta saya untuk mengantar pulang dulu, jadi saya sedikit terlambat untuk menjemput nona muda, maafkan saya! " pinta Mario memelas.
Vano hanya diam dan tak bicara sepatah katapun, dalam hatinya ia tahu bahwa Shesa pasti pergi dengan Romi, kakak kelasnya itu.
Wajah Vano diliputi kecemasan dan kemarahan, tak berselang lama mobil Lamborghini itu telah sampai di rumah besar bernuansa eropa itu, Vano langsung masuk kedalam rumah, ia seperti mencari- cari keberadaan seseorang, nenek yg melihat itu terkejut dan heran, kenapa cucu kesayangannya ini pulang cepat.
"Vano...tumben sudah pulang, ini masih jam 2 siang" kata nenek penasaran, Vano tidak menjawabnya, ia hanya sibuk ke sana kemari seperti mencari sesuatu.
"Vano ...kamu mencari siapa?" tanya nenek heran.
"Apa istriku sudah pulang nek?" tanya Vano serius.
"Shesa? Nenek belum melihatnya" jawab nenek.
Vano langsung naik ke atas, dan pergi ke kamarnya.
*******
Shesa dan Romi telah selesai makan siang, mereka kemudian pergi meninggalkan kedai itu.
Dalam perjalanan Shesa hanya diam tanpa banyak bicara, Romi yg melihat itu berusaha mencairkan suasana.
"Oh iya Sha, waktu itu aku pernah lihat kamu masuk ke dalam mobil mewah warna putih, itu mobil siapa?" tanya Romi menyelidik.
Shesa terkejut dan memutar bola matanya berusaha mencari alasan yang tepat.
"I...itu...mobil om aku yang dari Semarang, om Roy namanya, dia adiknya mamaku, kebetulan lewat di depan sekolah jadi, sekalian bareng ajah...hehe" jawab Shesa gugup.
Romi mengangguk-anggukan kepalanya pertanda ia mengerti.
"Eh...dimana rumahmu?" tanya Romi
"Emmmm....turunkan aku di jl.Perdana saja." jawab Shesa.
"Jl.Perdana? Setahuku itu jalan menuju kompleks perumahan elit bukan?" tanya Romi penasaran
"Rumahmu di sana?" sambung Romi
"Bukan, rumahku bukan di kompleksnya, tapi sekitar daerah situ." jawab Shesa gugup.
Setelah beberapa saat mereka telah sampai di Jl.perdana.
"Turunkan aku didepan, di depan gang itu!" seru Shesa sembari menunjuk ke arah sebuah gang kecil.
"Ok...." Romi menepikan mobilnya di depan gang kecil di sebelah Jl. Perdana. Kemudian Shesa turun dari mobil dan berkata.
"Terima kasih atas semuanya" kata Shesa sambil membuka pintu mobil.
"Iya...." jawab Romi dengan senyum.
"Itu rumahmu? Rumahmu mewah sekali" sambung Romi sambil menunjuk kearah rumah Vano.
"Ha ...bukan bukan itu, tapi rumahku masuk ke gang ini, makanya aku nyuruh kamu nurunin aku disini" tutur Shesa menjelaskan.
"Oooo...." kata Romo mengangguk
"Jangan lupa besok berangkat lebih pagi, kita gladi bersih dulu sebelum acara dimulai" sambung Romi mengingatkan bahwa besok adalah acara ulang tahun sekolah mereka.
Shesa mengangguk pelan.
Setelah Shesa turun dari mobil, ia menunggu mobil Romi pergi dulu dari sana, agar Romi tidak mengetahui kemana Shesa akan masuk rumah.
Kemudian mobil Romi mulai melaju dan perlahan mulai menghilang dari pandangan Shesa.
Ada sepasang mata yg melihat Shesa turun dari mobil, kamera cctv yg dipasang di gerbang utama rumah Vano, merekam semua kejadian yg ada disekitarnya, nampak jelas semua gerak gerik Shesa terpantau dalam kamera cctv itu dari dalam kamar, Vano menyaksikan semua yg ada dalam rekaman cctv itu.
Setelah dirasa Romi sudah pergi, Shesa kemudian langsung masuk ke dalam rumah, alangkah terkejutnya ia melihat mobil Vano sudah terparkir di halaman rumah.
"Oh tidak, dia sudah pulang" Shesa terkejut dan langsung masuk ke dalam rumah.
"Muudah-mudahan dia tidak melihatku bersama Romi, aduh mampus aku" gumam Shesa sambil menggingit bibirnya yg mungil.
Shesa mulai naik ke atas, ia berjalan perlahan dengan sedikit deg degan, ia mulai membuka pintu kamar.
"Ceklek..."
Shesa mulai mengintip apakah Vano ada di dalam atau tidak, dengan pelan ia masuk dan menutup pintunya kembali dengan sangat pelan.
"Kok gelap sih!" seru Shesa yg mendapati kamar yg begitu gelap, Vano sengaja mematikan lampunya.
BERSAMBUNG
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
...Hmm hayo LOH... pasti di hukum nih🤭...