NovelToon NovelToon
Transmigrasi Calon Ibu Muda

Transmigrasi Calon Ibu Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Sistem
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Q Lembayun

Tamara adalah seorang wanita muda yang independen dan mandiri. Ia bisa hidup bahagia dan kaya tanpa dukungan seorang laki-laki. Ia juga membenci anak-anak karena menurutnya mereka merepotkan dan rewel.
akan tetapi takdir membuatnya harus mencicipi kehidupan yang paling ia benci yaitu bertransmigrasi menjadi seorang ibu muda dari anak yang bernasib malang...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Q Lembayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dave bersekolah

Satu minggu setelah pembicaraan bersama Dave waktu itu, hubungan keluarga ini masih tetap harmonis seperti biasanya. Hanya saja Vin tidak lagi acuh tak acuh terhadap keadaan psikologis anaknya lagi.

Ia ingat saat Tamara didiagnosis mengalami gangguan delusi yang parah, itu telah berhasil membuatnya patah hati. Akan tetapi kali ini keadaan anaknya sepertinya lebih parah. Dia menjadi begitu dewasa, dingin dan terkesan acuh tak acuh. Dia hanya akan bersikap layaknya anak-anak pada umumnya hanya ketika bersama dirinya dan sang ibu.

Vin takut saat melihat anaknya sedang sendirian, karena pada saat itu sorot matanya begitu kosong dan terkesan menyeramkan. Mungkin kondisi Tamara dan Dave hampir sama. Hanya saja Dave jauh lebih tenang dan tidak pernah terlihat berbicara atau tertawa sendiri.

Menurut psikolog kondisi Dave sekarang ini kemungkinan besar karena melihat Tamara. Dia juga mengalami kondisi perubahan dalam keluarga yang sangat drastis jadi itu juga adalah bentuk adaptasi yang terlalu ekstrim. Bisa juga karena lingkungan Dave dikelilingi oleh orang dewasa. Dia tidak memiliki teman sebaya untuk diajak bermain ataupun berkomunikasi, jadi dia memiliki pola perilaku seperti orang dewasa. Jadi psikolog menyarankan agar Dave bisa lebih banyak bermain dengan teman-teman sebayanya.

"Minggu depan Dave ulang tahun ke enam. Menurutmu, hadiah apa yang cocok untuknya?" tanya Vin memulai.

"Bagaimana kalau... kue. Kita buat kue bersama dan memberinya hadiah mainan."

Mereka berdua pun tersenyum senang, kini putra mereka beranjak besar dan sebentar lagi akan menginjak usia enam tahun. Hal tersebut membuat Vin memberi ide agar Dave bisa pergi ke sekolah.

"Mmm, Dave kan sebentar lagi berumur 6 tahun. Sedangkan dia belum pernah pergi ke taman kanak-kanak. Sedangkan tahun depan dia akan masuk ke sekolah dasar, bagaimana kalo Dave ternyata tak bisa membaca atau berhitung setelah masuk kesana. Jadi aku menyarankan agar Dave bisa pergi ke sekolah bulan depan. Bagaimana menurutmu?"

Mendengar hal itu Tamara pun setuju. Ia tidak punya banyak waktu untuk mengajarkan Dave untuk membaca ataupun menulis. Beberapa waktu ini ia hanya sibuk bermain dengan putri kecil mereka. Jadi sudah sewajarnya jika Dave bersekolah dan belajar di sana.

"Aku setuju. Tapi katakan dulu padanya, aku takut dia marah lagi seperti Minggu lalu. Biarkan dia memilih sekolah mana yang akan dia tempati."

Lagipula Tamara tak ingin memiliki anak yang bodoh. Di kehidupan sebelumnya dia adalah wanita karir dengan segudang prestasi, hal itu tidak luput dari pendidikan yang ia lakoni sepanjang hidup. Ia memiliki gelar pendidikan yang tinggi dan pengalaman yang panjang. Jadi bagaimana mungkin ia bisa menerima seorang anak yang tidak bisa membaca ataupun menulis. Apalagi Dave masih kecil, jadi sudah sewajarnya ia lebih banyak berinteraksi dengan anak-anak sebayanya. Jujur saja melihat sikap Dave yang terlalu dewasa terkadang membuat Tamara merasa sedikit takut.

Satu Minggu kemudian...

Sesuai dengan rencana, keluarga mereka akhirnya merayakan ulang tahun Dave yang ke-6. Vin bahkan rela belajar membuat kue selama satu minggu lamanya hanya untuk membuat kue coklat yang disukai putranya. Ia ingin menyenangkan putranya itu dan membuatnya lebih nyaman saat berada di dekatnya. Mengingat kedekatan mereka tak bisa sama seperti saat Vin belum pergi meninggalkannya.

"Selamat ulang tahun untuk putra ayah tercinta. Ayah membuatkan kue khusus untuk mu."

"Terimakasih ayah."

Setelah itu lilin pun ditaruh di atas kue. Mereka menyalakannya dan bernyanyi setelahnya. Walaupun lagu itu hanya dinyanyikan oleh dua orang namun memiliki kesan hangat dan harmonis. Mengingat keduanya tak lepas dari senyuman dan harapan saat melihat Dave yang duduk tepat di depan kue yang dipenuhi oleh cahaya lilin yang berkilau.

"Sekarang berdoa dan tiup lilinnya."

Menutup matanya dan mengepalkan tangan sambil berdoa. Entah apa yang ia rapalkan dan harapkan dalam keheningan itu, tapi yang pasti doanya sangat panjang dan banyak. Setelah menutup mata untuk waktu yang lama, ia pun melihat kedua orang tuanya dan meniup lilin dengan bersemangat.

"Kamu berdoa sangat lama, aku tidak tahu harapan apa yang kamu inginkan, tapi ibu berharap semua harapanmu itu akan terkabul dan menjadi kenyataan."

"Ya, ayah juga mengharapkan hal sama. Bagi ayah dan ibu, kamu tetap menjadi anak yang terbaik. Apapun doa yang kamu ucapkan, kami akan mengaminkan semuanya. Sekarang potong kuenya."

Dave memotong kue dan memberikan potongan pertama untuk sang ibu. Setelah itu potongan kedua untuk sang ayah. Mereka pun makan kue manis buatan Vin dengan perasaan senang. Walaupun perayaan ini terkesan sederhana dan hanya dihadiri oleh orang tua dan saudara, Dave merasa sangat bahagia karenanya.

Setelah melihat keadaan terlihat begitu tenang, Vin pun memberi isyarat pada sang istri untuk membicarakan terkait rencana mereka untuk menyekolahkan Dave di taman kanak-kanak.

"Dave, ayah dan ibu melihatmu sekarang berumur 6 tahun jadi kami membuat rencana untuk memasukkan mu ke taman kanak-kanak. Di sana kamu akan belajar membaca, menulis dan berhitung sebelum kamu memasuki sekolah dasar."

Mendengar hal itu senyum Dave sedikit menyempit. Ia tidak terlalu menyukai gagasan yang diajukan oleh orang tuanya.

"Tapi aku bisa membaca, menulis dan berhitung."

"Tentu saja putra kami bisa melakukannya, ibu dan ayah tidak meragukan itu. Tapi Dave, kamu perlu untuk lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya mu. Bukankah kamu ingin memiliki teman bermain?"

"Aku tidak butuh teman bermain, mereka kekanakan dan aku hanya akan bermain dengan Yumna saja."

Mendengar hal itu wajah Tamara pun langsung datar. Ia tidak memiliki kesabaran yang cukup tinggi untuk menghadapi seorang anak. Ia telah membujuknya dengan suara lembut sebelumnya, jadi kali ini ia mungkin akan bersikap sedikit kasar.

"Jadi kamu tidak mau?"

Suara Tamara berubah dingin dan wajahnya menjadi menyeramkan. Hal tersebut membuat Vin dan Dave ketakutan, bahkan sistem yang berada di sekitar mereka ikut bersembunyi.

Dave yang awalnya menolak pun langsung menganggukkan kepalanya dengan keras. Ia ingat saat ibunya bangun di rumah sakit waktu itu, ibunya mengatakan bahwa jika ia membuat masalah maka ia akan dibuang ke jalanan.

Kalau dengan tempramen ibunya yang lembut dan sabar sebelum ayahnya meninggal, Dave mungkin tidak akan takut. Tapi setelah ibunya masuk rumah sakit, Tamara menjadi sangat tegas dan ketat. Dia akan mengatakan untuk makan maka ia harus makan. Walaupun Dave tidak terlalu menyukai ibunya dengan versi yang lebih galak, tapi entah kenapa ia merasa bahwa saat ibunya bersikap seperti ini terlihat jauh lebih 'hidup'.

Melihat anaknya terlihat menurut, senyum Tamara pun kembali terlihat. "Bagus, sekolah yang rajin. Tenang saja sekolahnya sangat dekat dengan rumah, jadi ibu akan sering mengunjungi mu dan memastikan bahwa kamu dapat pulang dengan cepat. Jadi kamu tidak akan ketinggalan saat bermain dengan Yumna di rumah."

1
Aryanti endah
Luar biasa
Travel Diaryska
selamatkan dharma 🤣
Travel Diaryska
up, semangat author ✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!