Sudah Bagus-bagus menjadi seorang Dokter di rumah sakit. Tavisha gadis cantik berhijab harus berhadapan dengan pria dingin yang sangat galak bernama Kastara. Bermula dari kedatangan pria itu yang membawa salah satu temannya yang terluka parah yang membuat kekacauan di rumah sakit.
Hari itu menjadi hari yang sangat sial bagi Tavisha, bagaimana tidak saat dirinya yang kebetulan ada di sana dan mendapatkan ancaman dengan pria tersebut menodongkan pistol kepadanya untuk menangani temannya terlebih dahulu.
Tavisha berhasil melakukan pertolongan pertama dan dia pikir dia sudah lolos dari pria agresif itu dan ternyata tidak. Tavisha justru terjebak dan selalu mendapatkan tekanan dari Kastara.
Alih-alih melarikan diri dari Kastara yang ternyata Kastara malah melamarnya. Tavisha yang tidak punya pilihan lain yang akhirnya menikah dengan Kastara.
Bagaimana Tavisha menghadapi pernikahannya dengan pria yang sangat agresif dan belum lagi banyak rahasia.
Follow Ig
ainunharahap12
ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12 Meminta Petunjuk.
Pernyataan yang sangat enteng keluar dari mulut Kastara yang masih membuat Tavisha dan Umi schok.
"Apah!" pekik Tavisha.
"Bagaimana tawaran saya. Jika Anda takut putri Anda dan saya terjadi fitnah dengan semua yang Anda jelaskan kepada saya, Anda tidak ingin putri Anda di sentuh, atau saya harus berbicara berdua dengannya, 1 mobil dan sebagainya yang mana hal itu diharuskan karena saya berurusan dengan dia. Jadi bukankah dengan menikahi maka tidak akan yang harus di khawatirkan," lanjut Kastara.
"Apa-apaan kamu yang menikahi seseorang dengan seenaknya. Kamu pikir saya barang yang kusuka hati kamu mengatakan tawaran," sahut Tavisha dengan tersinggung.
"Saya hanya bernegosiasi dengan kamu. Jika kamu merasa dirimu sangat berdosa jika berada di dekat saya dan maka dengan cara menghindari dosa yang kamu katakan itu hanya dengan menikah denganmu dan sebentar saya tidak peduli dengan dosa apapun!" tegas Kastara.
"Saya tidak meminta kalian untuk berpikir dengan tawaran yang saya berikan. Sudah syukur saya memberikan kemudahan untuk kalian dan jika kalian tidak mempertimbangkan permintaan saya. Maka saya saya tidak peduli dan seperti apa yang mereka katakan sebelumnya. Jika dia sudah berurusan dengan saya!" tegas Kastara.
Umi sejak tadi hanya diam saja yang tidak tahu dalam arti diamnya sedang mempertimbangkan apa dari permintaan laki-laki yang sangat di hindari putrinya yang selama ini membuat kekacauan dan mengambil ketenangan putrinya.
*****
"Maksud Umi. Tavisha harus menikah dengannya?" tanya Tavisha dengan suaranya yang lirihnya saat ibu dan anak itu berada di dalam kamar dan sementara Kastara yang tadi pulang terlebih dahulu yang ternyata memberikan waktu untuk ibu dan anak itu berunding atas permintaannya.
"Umi tidak ingin kamu terjerumus pada dosa. Jadi menikah adalah cara untuk menghindar semuanya," jawab Umi yang ternyata menyetujui permintaan Kastara yang mungkin sebagai seorang ibu tidak punya pilihan lain yang hanya ingin yang lain untuk anaknya.
Sebenarnya jika Widya atau Tavisha menolak lamaran itu maka juga tidak ada artinya yang tetap saja Kastara tidak akan melepaskan Tavisha dan justru tawaran itu di berikan untuk menghargai dan menjaga kehormatan Tavisha.
"Tapi Umi, bagaimana mungkin Tavisha menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak Tavisha kenal, Tavisha tidak tahu beliau, bagaimana kedekatannya dengan sangat pencipta dan bukankah pernikahan yang di cari itu adalah surga dan bukan kenikmatan sesaat. Tavisha juga butuh imam yang membimbing Tavisha yang masih banyak kekurangan," ucapnya dengan mata berkaca-kaca yang paling tidak mudah menerima semua keputusan Widya.
"Tavisha kamu tidak boleh menilai seseorang dari covernya. Allah maha tahu atas segalanya. Umi tahu kamu menginginkan calon suami yang berbeda yang dekat dengan Allah. Umi juga tidak mungkin menyerahkan anak Umi satu-satunya dengan pria yang asal-usulnya juga tidak Umi ketahui. Tapi bukankah kita sebagai manusia tidak memiliki pilihan lain dan mungkin ini sudah menjadi ketentuan yang di atas,"
"Umi tanya sama kamu. Apa Kamu lebih suka dijemput setiap hari oleh pria itu untuk memeriksa pasien, kamu ditahan di rumahnya dimasukkan ke dalam kamar dan pria itu dengan bebas masuk ke dalam kamar kamu sesuka hatinya, memegang pergelangan tangan kamu. Apa kamu menyukai hal itu terjadi terus-menerus tanpa ada ikatan suami istri yang jelas itu juga merupakan dosa," ucap Widya dengan bijak yang memberikan pengertian kepada Tavisha.
"Tavisha kamu sebaiknya meminta petunjuk kepada Allah. Umi yakin keputusan kamu adalah jawaban dari yang maha kuasa dan percayalah jika kamu memiliki niat baik maka akan menghasilkan hal yang baik," lanjut Umi.
Tavisha tidak bisa berbicara apa-apa lagi dengan semua pengertian yang sudah didengarkan. Tavisha memeluk Umi untuk menenangkan hatinya yang pasti sekarang sangat galau.
*****
Di sepertiga malam, Tavisha yang sedang mengadahkan tangannya ke atas yang sebelumnya dia telah melaksanakan salat istikharah dengan khusyuk.
"Ya Allah, hamba tidak mengerti mengapa engkau memberikan jalan pertemuan dengan cara seperti ini. Kami adalah dua orang yang saling tidak mengenal, adanya tekanan dan paksaan dalam pertemuan itu yang akhirnya membuat Kami sampai sekarang masih sering bertemu,"
"Selama hamba bersama pria itu banyak sekali dosa saya sudah hamba lakukan, seperti apa yang di katakan Umi, pria itu dengan sesuka hati masuk ke dalam ruangan dia hanya ada hamba di dalamnya, berbicara dengan lawan jenis dengan waktu yang sangat panjang,"
"Sekarang perasaan hamba berada dalam kebimbangan atas pinangan pria itu. Ya Allah Tavisha menyerahkan seluruhnya kepadamu, engkau maha mengetahui, maha melihat dan maha mendengar dari semua doa-doa hamba dan maka dari itu, hamba meminta jalan yang terbaik darimu,"
Ucapnya yang terus meminta petunjuk kepada yang maha kuasa atas segala kebimbangan hatinya dengan lamaran dari Kastara secara tiba-tiba. Untuk hal sebesar ini Tavisha memang tidak bisa jika tidak mendapatkan Tuhan. Bagaimanapun dia membutuhkan petunjuk langsung dari penciptanya.
Jika Tavisha menghabiskan malamnya yang terus berkomunikasi dengan sang pencipta dan maka lain dengan Kastara yang berada di dalam mobil berhenti di pinggir jalan.
Pria itu tiba-tiba mendengus kasar.
"Bagaimana mungkin aku tiba-tiba punya pikiran mengajakmu untuk menikah. Menikah! Apa kata menikah pernah ada dalam prinsipku!" ucapnya dengan menggelengkan kepala yang justru merasa lucu dengan keputusan yang telah diambil.
"Tapi aku tidak tahu jawaban apa yang akan diberikan wanita itu yang sementara dia memang tidak punya pilihan lain. Tapi aku ingin tahu sejauh mana dia memutuskan semuanya. Apakah dia akan menggunakan otak atau hati," gumam Kastara dengan tersenyum miring.
****
Rumah sakit
"Dokter Tavisha kenapa sejak tadi terlihat murung?" tanya Suster Andin yang sejak tadi duduk di hadapan Tavisha saat keduanya sedang menikmati sarapan pagi di rumah sakit.
"Aura pengantin. Apa iya yang di katakan Suster Andin kemarin," batin Tavisha yang tiba-tiba saja kepikiran celetukan dari Suster Andin dan ternyata semua itu ada benarnya bagaimana dia pulang dengan adik pria yang langsung melamar.
"Hmmmm, di tanya bukannya menjawab dan malah melamun lagi," sahut Suster Andin yang membuat Tavisha mencoba untuk fokus dengan menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
"Maaf Suster, saya hari ini memang kurang bersemangat," ucap Tavisha menghela nafas.
"Memang ada apa Dokter! apa Dokter kembali bertemu pasien yang menyebalkan atau keluarga pasien yang membuat peraturan sendiri?" tanya Suster Andin.
"Hampir sama," batin Tavisha.
"Assalamualaikum!" di tengah pembicaraan dua orang itu yang tiba-tiba saja Bagas sudah berdiri di samping mereka yang mengucapkan salam dengan ramah
"Walaikum salam," sahut Tavisha dan Andin secara bersamaan.
"Maaf jika saya mengganggu makan kalian berdua. Tavisha saya ingin mengajak kamu nanti siang untuk makan di Restaurant kemarin," ucap Bagas yang langsung to the point menyampaikan apa tujuannya.
Suster Andin sudah senyum-senyum melihat pasangan itu terlihat sangat romantis selalu terlihat jarak diantara keduanya.
"Maaf pak Bagas, saya tidak bisa. Saya kebetulan harus langsung pulang, karena ada urusan penting bersama Umi," tolak Tavisha yang bukan hanya membuat Bagas kecewa tetapi Suster Andin juga tampak kecewa.
"Begitu! Kalau kamu memang sudah ada janji sebelumnya. Saya tidak bisa apa-apa," sahut Bagaskara yang selalu legowo yang meski sudah mendapat penolakan beberapa kali.
"Saya minta maaf sekali lagi," ucap Tavisha
Bersambung....
siapa ini sih Thor kasih penjelasan dong biar ga gelap gulita seperti ini