NovelToon NovelToon
Kayla Anak Yang Tak Diinginkan

Kayla Anak Yang Tak Diinginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Murid Genius / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 hari pertama berpisah

Pintu kamar kos itu dibuka perlahan. Ruangan kecil 3x3 meter, hanya ada kasur tipis, meja belajar, dan jendela kecil.

Kayla melangkah masuk. Ia menaruh koper di pojok dan menarik napas panjang.

“Bukan kamar 207 lagi… tapi setidaknya ini milik sendiri.”

Ia duduk di kasur, lalu membuka satu kotak kecil. Isinya foto polaroid bersama Cika, Rina, dan Lala. Mereka tersenyum lebar mengenakan seragam putih abu-abu terakhir mereka.

Kayla menempelnya di dinding tepat di atas meja belajar.

“Temani aku di sini, ya…” ujar Kayla yang mulai sedih dan merindukan sahabatnya

---

Hari pertama kuliah. Aula besar kampus kedokteran ramai penuh mahasiswa baru. Semua mengenakan jas almamater kuning dan wajah tegang.

“Selamat datang di Fakultas Kedokteran Universitas Negeri,” ujar dekan dengan suara lantang. “Tempat di mana kalian tidak hanya belajar menyembuhkan tubuh… tapi juga memelihara jiwa manusia.”

Kayla duduk di bangku tengah, mencatat setiap kalimat.

Di sekelilingnya, mahasiswa lain mulai saling ngobrol.

“Eh, kamu dari mana?”

“SMAN 6, Jakarta. Kamu?”

“SMA luar negeri.”

Kayla diam.

Seseorang menepuk pundaknya. Seorang gadis berkacamata, berwajah lembut.

“Hai, aku Sera. Kamu sendiri?”

“Kayla.”

“Wah, sendirian juga? Kita bisa bareng. Aku juga belum punya siapa-siapa di sini.”

Kayla tersenyum. “Oke. Terima kasih.”

---

Minggu pertama berjalan cepat. Kuliah padat. Buku-buku anatomi. Istilah latin yang membingungkan. Dan praktikum awal di laboratorium dengan jas putih pertama mereka.

Kayla menatap jas putih yang baru diberikan.

“Berat juga ya, ternyata jas ini…”

Sera menoleh. “Berat kenapa?”

“Bukan bahannya. Tapi… tanggung jawabnya.” jawab Kayla

Sera tersenyum pelan. “Aku rasa, kita bakal sering merasa kayak gitu.”

---

Praktikum pertama: membedah organ katak.

Kayla memegang pisau kecil, tangannya sedikit gemetar. Di sebelahnya, Sera tampak ragu.

“Gila. Ini pertama kalinya aku megang pisau bedah,” kata Sera gugup.

“Tenang. Perlahan. Bayangin kamu cuma membuka rahasia tubuh,” ucap Kayla pelan.

Mereka mengerjakan tugas sambil mendengarkan instruksi dosen.

“Kayla, kamu… pernah latihan sebelumnya?” tanya Sera.

“Nggak. Tapi waktu SMA aku banyak baca buku anatomi.”

Sera melongo. “Pantesan kamu tenang banget.”

---

Minggu berikutnya, giliran tur ke rumah sakit pendidikan. Mahasiswa baru diajak keliling melihat bangsal pasien, ruang UGD, dan poliklinik.

Di depan ruang anak-anak, seorang dokter muda berkata, “Menjadi dokter itu bukan soal tahu obat apa untuk penyakit apa. Tapi tahu kalimat apa yang bisa menenangkan hati yang sakit.”

Kalimat itu menancap di dada Kayla.

Saat melewati seorang anak kecil yang terbaring lemah, Kayla mendekat dan tersenyum.

“Hai…” sapa Kayla lembut

Anak itu hanya menoleh lemah.

Kayla merogoh sakunya dan menyodorkan stiker kecil bergambar bintang.“Kalau kamu kuat hari ini, kamu layak dapat bintang ini.”

Anak itu tersenyum untuk pertama kalinya.

Dokter muda itu melihat dari jauh dan berbisik pada asistennya, “Yang itu… akan jadi dokter hebat suatu hari nanti.”

---

Malam harinya, Kayla duduk di meja kecil kosnya. Ia membuka buku harian.

Hari ke-15 kuliah.

Sudah dua minggu tanpa Cika, Rina, Lala.

Tapi aku mulai bisa berjalan lagi.

Rasanya sepi, tapi sepi bukan musuh.

Sepi mengajariku mendengar detak hati sendiri.

Dan detak itu bilang: "Terus jalan, Kay."

Ia menutup buku, lalu mengirim pesan ke grup "Empat Srikandi Jas Putih".

Kayla: “Hari ini aku lihat pasien pertama. Rasanya luar biasa. Aku jadi makin yakin… kita dilahirkan untuk menyembuhkan.”

Beberapa detik kemudian:

Rina: “Di forensik, aku lihat jasad pertamaku. Rasanya… ngeri, tapi mulia.”

Lala: “Aku bantu lahirin anak kucing! Rasanya pengen nangis!”

Cika: “Aku ngelatih pegang alat bedah. Dan jari-jariku masih gemetaran. Tapi demi Tuhan… aku nggak akan nyerah.”

Kayla tersenyum. Ia menatap foto polaroid mereka. “Lanjut ya, sahabat…”

Hari itu mendung. Kayla dan beberapa teman kuliahnya mendapat giliran untuk praktik pengamatan pasien di bangsal rawat rumah sakit pendidikan.

Ia berjalan pelan di lorong bangsal dewasa. Langkah-langkah kecilnya membawa ia ke ranjang nomor 14.

Seorang nenek tua dengan wajah tirus terbaring lemah. Namanya tertulis di papan kaki ranjang: Ibu Samini, usia 74 tahun.

Kayla membuka buku catatan kecilnya.

“Selamat pagi, Bu.” sapa Kayla dengan senyum ramahnya

Nenek itu menoleh, pelan. Matanya sayu.

“Pagi… siapa ya?” tanya ibu itu pelan

“Saya Kayla, mahasiswa kedokteran. Boleh saya dampingi sebentar?” tanya Kayla

Nenek itu tersenyum kecil. “Anak manis…”

---

Setiap hari selama seminggu, Kayla datang ke bangsal itu. Ia tak sekadar mencatat tekanan darah atau suhu tubuh. Ia menyisir rambut Ibu Samini, menyuapi buah, bahkan membantu membaca surat dari anaknya yang jauh.

“Anak saya jarang datang,” ucap Ibu Samini suatu siang dengan raut wajah sedihnya

Kayla terdiam.

“Dulu saya juga bukan ibu yang baik. Mungkin ini hukuman saya.” lanjut itu Samini pelan penuh penyesalan

Kayla menggenggam tangannya.

“Nggak ada ibu yang sempurna, Bu. Tapi Ibu masih hidup… dan saya yakin Ibu pernah berjuang.” ujar Kayla me,beri kekuatan dan semangat

Ibu Samini menatap mata Kayla. “Kamu… mirip anak saya waktu kecil. Sama-sama punya sorot mata sedih yang disimpan.”

---

Hari ketujuh.

Kayla datang lebih pagi. Tapi ranjang nomor 14… kosong.

Ia berdiri mematung. Perawat yang lewat berhenti.

“Maaf ya… pasiennya meninggal tadi malam.” ujar perawat yang tau jika Kayla selalu mendampingi ibu Samini

Kayla merasa dunia berhenti sejenak.

“Sendirian?” bisiknya.

“Iya. Tapi dia sempat nitip pesan ke dokter jaga. Katanya, tolong sampaikan ke mahasiswi yang selalu datang: ‘Terima kasih karena sudah hadir.’”

---

Malam itu, Kayla tak berkata apa-apa. Ia duduk di kos, memandangi jas putihnya yang tergantung di dinding.

Ia membuka ponselnya, membuka grup Empat Srikandi Jas Putih.

Kayla: “Pasien pertamaku… meninggal hari ini.”

Cika: “Kay…”

Rina: “Aku pernah ngalamin. Rasanya kayak… gagal jadi manusia, ya?”

Lala: “Tapi kamu udah nemenin dia. Itu lebih dari cukup.”

Kayla mengetik perlahan. “Aku nggak bisa nyelametin dia. Tapi aku sempat bikin dia tersenyum…Jadi sekarang aku sadar: menjadi dokter bukan soal menyelamatkan hidup. Tapi soal... tidak membiarkan mereka mati dalam kesepian.”

---

Beberapa hari kemudian, saat dosen bertanya kepada seluruh kelas:

“Apa satu hal yang kalian pelajari minggu ini?” tanya sang dosen

Kayla berdiri. Suaranya pelan tapi jelas. “Bahwa tangan dokter bukan hanya untuk menyuntik… tapi juga menggenggam tangan pasien yang takut sendirian.”

Sang dosen yang , mendengar jawaban Kayla pun tersenyum puas dan juga bangga

Begitu juga semua mahasiswa dan mahasiswi yang ada di dalam ruang itu, mereka merenungi apa yang di katakan oleh Kayla.

Bersambung

---

1
Elia Rossa
Bagus banget ceritanya..alurnya bagus gak bertele2, temanya beda dari novel yang lain..
mantap 👍
Elia Rossa
aku suka banget ceritanya..👍👍..semangat trs kak author 🤗💪
Uri
thanks you Thor ditunggu updatenya
Lukman Lukman
the beast bgt saya suka saya suka
Noey Aprilia
Antara bngga sm pgn nangis....
kl orng lain,mngkn g bkln skuat kayla....
ank kcil,brthan hdp s luarn sna pdhl dia msh pnya sseorng yg nmanya ayah.....
😭😭😭
LISA
Ceritanya bagus banget..hebat..banyak pelajaran moral di dalamnya..semangat terus y Kak Inda..kita tunggu kelanjutannya 👍💪😊
Kusii Yaati
aq terharu 🤧...ceritanya bagus dan bisa di jadikan pelajaran 🥺
Aisyah Putri Angel
ceritanya bagus dan ngak bertele2.
mudah dipahami
Aisyah Putri Angel
ceritanya bagus ..ngak bertele-tele dan mudah dipahami
LISA: Bener banget Kak..aq suka banget bacanya karena alurnya mudah dipahami..
total 1 replies
Mutiara Nisak
kyk nya jodoh nya pd otw masing2,pdhl kenal jg bentaran udah langsung klop aja.....
Sribundanya Gifran
lanjut thor
LISA
Bagus banget ceritanya..ga membosankan..karena ada aj tingkah ke 3 sahabatnya Kayla
Lukman Lukman
mantap lanjut kakak 💪👍😘 up y d tunggu
Noey Aprilia
Kaann.....pd nysul jg....
mna pas lg,jdinya ga ara th jd nyamuk....😁😁😁.....
Liam niat bgt y mau pdkt,smp kayla prgi kmna pun d ikutin....blngnya sih kbetulan.....tp ha pa2 lh,nmanya jg usaha....smngtttt....
Risma
lanjut kak
Rias Gremory
Bukannya nama Ibunya Kayla itu Retno ya 🤔🤔 kok jadi Rini 🤭🤭
inda Permatasari: salah tulis kak
total 1 replies
Noey Aprilia
Nyesek bgt....
trnyta ank yg d buang,skrng mlah jd kbnggaan orng lain....slain pntr,kayla jg tlus....skrng dia pnya kluarga yg syng dn pduli sm dia....
4U2C
ceritanya dibalut serangkaian puisi dan puitis,,sungguh mengharukan hati..
Lukman Lukman
jadi terharu bacanya pe keluar air mata, semangat 💪💪 ini juga akan terus kakak😍😍😍
Sribundanya Gifran
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!