NovelToon NovelToon
Pria Dari Belgia

Pria Dari Belgia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Beda Dunia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kelly Hasya

"Aku sudah lama tidak pernah merindukan siapapun. Karena aku tahu, rindu itu cukup berat bagiku. Tapi sekarang, aku sudah mulai merindukan seseorang lagi. Dan itu kamu..!"

Maarten tahu, hidupnya tak pernah diam. Dia bekerja di kapal, dan dunia selalu berubah setiap kali ia berlabuh. Dia takut mencintai, karena rindu tak bisa dia bawa ke tengah laut.

"Jangan khawatir, kupu-kupumu akan tetap terbang.
Meski angin membawa kami ke arah yang berbeda,
jejak namamu tetap tertulis di sayapnya"

Apakah pria dari Belgia itu akan kembali?
Atau pertemuan kami hanya sebatas perjalanan tanpa tujuan lebih?

(Kisah nyata)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kelly Hasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PESAWAT

Sudah satu jam kami berada di sini. Waktu berjalan pelan, tapi anehnya tak pernah terasa cukup.

Maarten masih memandangi gambar kupu-kupu di buku diaryku, sementara aku lebih memilih memandangi dia. Ada sesuatu dari wajahnya yang membuatku sulit berpaling. Bukan karena tampannya, meskipun itu tak bisa diabaikan, tapi lebih pada ketenangan yang ia bawa.

Di antara riuhnya pikiranku, hadirnya Maarten seperti jeda. Seperti titik koma di tengah kalimat yang melelahkan. Kami tidak banyak bicara, tapi tidak ada satupun yang terasa kurang. Kadang keheningan adalah bahasa paling jujur.

"Ammm, oke kelly. Sekarang sudah jam 5 sore. Kita pergi ke boarding gate area sekarang. Kita akan menunggu disana. Atau kita bisa pergi cari makan dulu. Kamu pasti lapar kan?"

Aku mengangguk pelan. Padahal aku tau, aku sudah merasa kenyang karena bertemu dengannya sudah lebih dari cukup. 

Kami berjalan pelan, Maarten menggenggam tanganku dengan sangat erat. Kami mencoba menikmati sekeliling. Banyak pria melihatku, bahkan turis asing pun ada yang diam-diam memperhatikanku. Maarten memegang tanganku semakin erat. Lalu dia melempar senyuman yang lembut kepadaku. 

"Maarten... Aku pengen beli POP MIE"

"Kenapa harus pop mie? Kenapa kamu tidak memilih burger, atau pizza?"

"Aku mau pop mie..."

"Okay... Let's go if you want"

Dan kamipun berjalan menuju gerai mie instan. Maarten membantu memilih rasa dari mie itu yang cukup banyak. Tapi dia tidak membelinya karena sudah kenyang. Pelayan mulai menuang air panas ke wadah mie itu dan menaburkan bumbunya. 

"Jadi aku aja nih yang makan?"

"Baby..... Aku sudah sangat kenyang.... "

"Oke deh.... "

Setelah mienya selesai. Kamipun berjalan menuju ruang tunggu. Banyak sekali yang melihat kearah kami. Mungkin kami terlihat mencolok karena orang lokal berjalan bersama pria dari eropa. Tapi Maarten masih memegang tanganku. Bahkan membawakan mie itu. 

Kami akhirnya mendapatkan kursi kosong dibagian belakang. Aku mulai memakan mie itu. Dan kali ini, Maarten yang diam-diam memperhatikanku. 

"Maarten... Aku malu..... "

"Aku malu.... Hahaha... Malu kenapa? Kamu sudah beberapa kali ketemu aku kok masih aja malu"

Aku terdiam. Masih menikmati mie ditanganku.

"Oh ya Maarten... Aku takut naik pesawat. Udah lama banget aku gak naik pesawat"

Maarten tersenyum kecil dan membelai rambutku dengan lembut. 

“Jangan khawatir. Aku di sini.." Ucapnya pelan, seolah ingin meredam badai kecil yang diam-diam tumbuh di dadaku. “Kalau kamu takut, cukup genggam tanganku. Dan aku akan memelukmu. Oke?”

Aku mengangguk pelan, meski dadaku belum sepenuhnya tenang. Sudah lama sekali aku tidak naik pesawat. Aku benar-benar lupa. Hahaha! 

Maarten menatapku sejenak, lalu meraih tanganku tanpa banyak bicara. Ia hanya diam. Tapi dari genggamannya, aku tahu satu hal, aku tidak sendirian.

Mienya sudah habis, menyisakan keheningan yang pelan-pelan merayap di antara kami. Tanpa diminta, Maarten berdiri, mengambil mangkuk kertas mie yang selesai aku makan. Dia berinisiatif membuangnya. Mataku mengikutinya saat ia berjalan ke tempat sampah di pojok ruang tunggu. Langkahnya tenang, bahunya sedikit menunduk, seperti seseorang yang tahu betul bagaimana menjaga keheningan tanpa membuatnya canggung.

Sesaat kemudian, ia kembali duduk di sampingku. Tidak terlalu dekat, tapi cukup untuk membuat jantungku tetap berdetak tenang. Lalu dia memberikan air minum botol yang dari tadi ia pegang. 

"Ini minumnya tuan puteri"

Aku tersenyum hangat, lebih hangat dari biasanya. Hal yang sederhana tapi tidak semua orang bisa melakukannya.

Pengumuman keberangkatan ke Bali sudah dimulai. Suaranya menggema di seluruh ruang tunggu, membelah percakapan kami yang perlahan mulai menepi. Seketika dadaku menghangat oleh rasa gugup yang tidak bisa kusembunyikan. Aku menoleh pada Maarten, dan dia hanya menatapku dengan senyum tenang yang seolah berkata, "Semua akan baik-baik saja."

Aku menarik napas pelan. Tangannya meraih tanganku, menggenggamnya erat. Tanpa kata, dia menguatkanku lebih dari seribu kalimat motivasi. Aku tahu, aku akan naik pesawat ini bersama rasa takutku, bersama seseorang yang selalu membuatku aman. 

Hari itu, banyak yang berangkat menuju bali. Antriannya cukup panjang. Kami berada dibarisan yang tidak terlalu jauh. Cukup dekat dengan petugas yang memberikan kami arahan. 

"Jangan lupa siapkan boarding passnya"

Akupun mengangguk dan mulai menyiapkan boarding pass online di handphoneku.

Kami melangkah perlahan ke depan, mengikuti alur antrian yang bergerak sedikit demi sedikit. Maarten sesekali menatapku, seolah memastikan aku baik-baik saja. Aku hanya tersenyum kecil, mencoba menenangkan diri sendiri. Di luar, langit mulai menggelap, tapi cahaya dari dalam bandara tetap terang, seperti menolak larut dalam waktu.

Saat giliran kami tiba di depan petugas, aku menyerahkan boarding pass dari layar ponselku dengan tangan yang sedikit basah karena keringat. Petugas memindainya dan mengangguk. 

Kami memasuki pesawat perlahan. Suasana di dalam kabin dipenuhi suara para penumpang yang sibuk mencari tempat duduk, suara koper yang diseret, dan instruksi ramah dari pramugari.

Aku masih mengingat nomor kursi di pesawatku. Yaitu 10A. Nomor kursi kami tidak jauh dari sayap. Maarten membiarkan aku masuk lebih dulu. Aku duduk di dekat jendela, bukan pilihan yang kupilih sendiri, tapi entah kenapa Maarten seperti tahu aku butuh sesuatu untuk kupandangi nanti saat pesawat lepas landas.

Ia membantu meletakkan tasku di kompartemen atas, lalu duduk di sampingku. Bahunya menyentuh bahuku. Rasanya tenang. Padahal aku tahu, dalam beberapa menit lagi aku harus menghadapi rasa takutku sendiri.

Suasana mulai mereda saat semua penumpang menemukan tempat duduknya masing-masing. Lampu kabin diredupkan, dan suara kapten terdengar lewat pengeras suara, memberitahukan bahwa kami jangan lupa menggunakan sabuk pengaman. 

Aku sibuk memandangi langit senja dari jendela pesawat. Cahaya oranye perlahan meredup, berubah menjadi semburat ungu yang lembut. Di luar sana, awan tampak mengambang tenang, seolah dunia tahu bahwa perjalanan kami akan segera dimulai. 

Tanpa kusadari, Maarten menyandarkan tubuhnya sedikit mendekat. Ia melihatku yang belum juga memasang seatbelt. Tanpa berkata apa-apa, ia mengambil sabuk itu dan memasangkannya pelan.

“Biar aku bantu,” ucapnya sambil tersenyum.

Aku membalasnya dengan senyuman. Dalam hatiku ada rasa hangat yang sulit dijelaskan. Dia tidak menertawaiku, tidak mengomentari apa-apa. Hanya membantu dengan cara yang begitu lembut dan alami.

Hari itu adalah momen yang tidak bisa aku lupakan.

Di luar, langit mulai berubah warna, perlahan tenggelam dalam bayangan malam. Lampu-lampu di sayap pesawat mulai menyala, seperti bintang yang turun menyapa kami dari dekat.

Ada sesuatu yang tenang, hangat, dan tak bisa dijelaskan.

Bukan karena tujuan kami, bukan pula karena pesawat yang sebentar lagi akan mengudara, tapi karena seseorang di sampingku.

Perjalanan ini belum dimulai, tapi hatiku sudah tahu, aku berada di tempat yang tepat, bersama orang yang tepat.

1
Dewi Ink
syediih ka
Kelly Hasya: sudah baca sampe bab mana nih? hehee
total 1 replies
Kelly Hasya
pengen nangiiissss 😢😢😢
Kelly Hasya
😢😢😢😢😢😔
Kelly Hasya
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
😭😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Kelly Hasya
Maarten pria yang istimewa 🌼🌼🌼
Kelly Hasya
Sedihhh 😭😭😭😭
Kelly Hasya
bikin nangiss 😭😭😭😭😭
Kelly Hasya
oke🌼🌼🌼🌼🌹
Kelly Hasya
mantapp
Kelly Hasya
keren 👍👍
Kelly Hasya
kelasss....
Kelly Hasya
kupu-kupu cantik 🌼🌼🌼
Kelly Hasya
kereeennn 🏆🏆🏆
Kelly Hasya
KEREN 🌼🌼🌼🌼🌼
Kelly Hasya
LUPAKAN MASA LALU 🌹🌹🌹🌹🌹
Kelly Hasya
Maarten dan Kelly cocok bangetttt🏆🍟
Kelly Hasya: 🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
total 1 replies
Kelly Hasya
mantap
Kelly Hasya
gak bosen bacanya❣️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!