NovelToon NovelToon
Jiwa Maling Anak Haram

Jiwa Maling Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Reinkarnasi / Balas Dendam
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Reza Sulistiyo, penipu ulung Mati karena di racun,
Jiwanya tidak diterima langit dan bumi
Jiwanya masuk ke Reza Baskara
Anak keluarga baskara dari hasil perselingkuhan
Reza Baskara mati dengan putus asa
Reza Sulistiyo masuk ke tubuh Reza Baskara
Bagaimana si Raja maling ini membalas dendam terhadap orang-orang yang menyakiti Reza Baskara

ini murni hanya fanatasi, jika tidak masuk akal mohon dimaklum

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 HILANG

Malam merangkak begitu cepat, menyelimuti rumah Baskara dengan kegelapan. Di kamar Reza, Narti masih tekun mengompres dahi Reza yang berlumuran darah, gerakan tangannya lembut penuh perhatian.

Tiba-tiba, mata Reza mengerjap terbuka. "Jangan dikompres, Bi. Aku baik-baik saja," ucapnya lirih, mencoba bangkit.

Narti mendengus kesal, raut wajahnya tampak khawatir sekaligus jengkel. "Baik-baik apanya? Kamu ngapain sih jedotin kepala ke tembok? Kamu tahu 'kan, kalau kamu coba bunuh diri, kamu dan seluruh ART di sini akan dihukum berat?" Nada suaranya memang ketus, tapi Reza tahu, hanya Narti satu-satunya orang di rumah ini yang benar-benar peduli padanya.

"Aku enggak jedotin ke tembok, Bi," jelas Reza, dahinya berkerut. "Perasaan aku ada di kamarmandi, terus aku bangun dan sekarang ada di sini."

Narti mengembuskan napas berat, menatap Reza lebih dalam. "Kamu bisa membohongi seluruh manusia di rumah ini, tapi tidak denganku," katanya, nada suaranya penuh selidik. "Aku tahu kamu tidur di kamar, dan kamu balik lagi ke kamar mandi, 'kan?"

Reza terkejut. Dalam hati ia berkata, "Wanita ini lebih pintar dari yang lain. Mungkin karena hatinya bersih jadi bisa melihat orang secara jernih. Orang seperti ini lebih berbahaya ketimbang orang yang bangga dengan kekuasaannya."

"Kamu berubah, Za," ucap Narti, menatap Reza dengan mata menyelidik.

Reza terhenyak. "Benar saja," pikirnya dalam hati. "Orang ini tidak bisa aku remehkan. Untung saja dia berada di pihak Reza Baskara. Kalau ikut membenci Reza, maka orang inilah yang paling bahaya. Hanya orang ini yang menyadari perubahan seorang Reza Baskara menjadi Reza Sulistiyo, si raja maling."

"Ya, mudah-mudahan perubahan kamu membawa dampak yang baik," ucap Narti lagi, tatapannya melembut namun tetap penuh makna. "Kamu harus menjaganya dengan baik."

Reza semakin mengernyitkan dahi. Ia mulai waspada. Jangan-jangan Narti tahu kalau di tubuh Reza Baskara bukan lagi jiwa aslinya, melainkan jiwa Reza Sulistiyo.

"Bi... Bi hanya terlalu banyak berpikir," ucap Reza, mencoba menenangkan kegugupannya. Ia berusaha keras agar suaranya terdengar santai, padahal dalam hatinya ia merasakan lonceng bahaya berdering keras.

"Ya sudah, istirahatlah yang baik," ucap Narti, menepuk pelan dahi Reza. Raut wajahnya berubah sendu. "Semenjak Tuan Darman meninggal, baru malam tadi Bibi lihat kamu tidur dengan tenang."

Lantas, Narti pergi, meninggalkan Reza sendirian di kamarnya. Reza kembali memejamkan mata, namun bukan untuk tidur biasa. Dalam benaknya, ia sibuk menyusun rencana selanjutnya.

Sementara itu, di kamar Vanaya, suasana kembali tegang. Dimas dan Vanaya sudah memanggil Kismin, salah satu ART muda yang wajahnya selalu tampak lesu.

"Lu mau duit enggak?" tanya Dimas, suaranya pelan tapi penuh muslihat.

"Siapa sih yang enggak mau duit, Den," jawab Kismin, matanya berbinar tipis.

"Lu cukup taruh ini di lemari Reza, setelah itu tugas lu selesai," ucap Vanaya, menyerahkan black card milik ayahnya.

Kismin menatap black card itu, pandangannya penuh keraguan.

"Itu milik Tuan Galih," ucap Kismin, suaranya tercekat. Ia mundur selangkah. "Aku enggak berani, terlalu berbahaya jika bayarannya sedikit."

"Rp 500.000," Dimas menawar, nada suaranya sedikit mendesak.

"Terlalu berisiko, Tuan. Aku bisa digantung sama Tuan Galih," balas Kismin, wajahnya pucat pasi.

"Satu setengah juta," Vanaya langsung memotong, matanya menatap tajam Kismin.

Mata Kismin langsung berbinar. "Oke, deal!" jawabnya cepat, tanpa ragu lagi.

"Dasar miskin," gumam Dimas kesal, memutar bola mata

"Nanti kalau rumah sudah sepi, kamu menyelinap ke kamar Reza dan lakukan aksi kamu," perintah Dimas, nadanya penuh rencana licik.

"Oke, siap, Bos! Bisa diatur," jawab Kismin, senyum kecil tersungging di bibirnya, bayangan uang satu setengah juta rupiah sudah melambai-lambai di kepalanya.

Kismin adalah ART yang baru masuk sore itu, jadi ia sama sekali belum mendengar kejadian heboh tadi pagi. Andai saja ia tahu apa yang menimpa Reza, mungkin ia akan berpikir ulang untuk bekerja sama dengan Dimas dan Vanaya. Tapi besok adalah jatuh tempo setoran motornya, dan uang untuk setoran itu sudah ludes buat main judi online. Jadi, tawaran uang tunai sejumlah itu, tentu saja langsung ia terima tanpa banyak tanya.

Kismin melangkah keluar dari kamar Vanaya, hatinya riang gembira. Mendapatkan uang satu setengah juta rupiah, tentu saja ia senang bukan main. Apalagi tugasnya hanya menyusup ke kamar Reza si 'anak pecundang'—itu pasti tugas yang sangat mudah.

"Rezeki memang enggak akan lari ke mana," gumam Kismin sambil tersenyum lebar.

Di kamarnya, Reza masih terbaring, menatap langit-langit. Baru saja ia bermimpi. Reza Baskara, si pemilik tubuh ini, menyuruhnya pergi ke makam ibunya. Selama hidupnya, Reza Baskara tak pernah sekalipun mengunjungi makam sang ibu.

"Oke, Za, aku akan cari makam ibumu," gumam Reza, seringai tipis muncul di bibirnya. "Tapi setelah membuat kekacauan di rumah ini."

Reza kembali tenggelam dalam pikirannya, menyusun rencana dengan sangat rapi. Seorang maling sejati harus menyelesaikan pekerjaannya secara utuh, tak boleh ada celah. Salah langkah sedikit saja, akibatnya bisa fatal. Sedari kecil, ia sudah terbiasa dengan hal itu. Walau tak pernah mengecap bangku sekolah, kehidupan telah memberinya pelajaran berharga yang tak ternilai.

Telinga Reza yang tajam menangkap suara aneh, derap langkah kaki yang pelan, semakin mendekat ke kamarnya. Dengan sigap, Reza pura-pura tertidur, memejamkan mata rapat-rapat.

Pintu kamar didorong perlahan, dan Kismin menyelinap masuk. Ia memastikan tidak ada siapa pun yang melihatnya. Kamar itu sempit, hanya muat satu kasur usang dan sebuah lemari reyot. Kismin berjalan mengendap-endap, mendekati lemari baju Reza, lalu menyelinapkan black card milik Galih di tumpukan baju.

Untuk memastikan pekerjaannya, Kismin mengeluarkan ponsel. Klik! Ia memfoto posisi black card yang kini tersembunyi di tumpukan baju Reza. "Misi selesai," bisiknya penuh kemenangan. Kemudian, ia mengendap-endap keluar dari kamar Reza, senyum tipis tersungging di bibirnya.

Reza hanya terbaring, matanya terpejam, namun sebuah senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Trik murahan," gumamnya pelan.

Kemudian, seolah tidak terjadi apa-apa, Reza kembali tertidur.

Malam akhirnya berganti pagi. Cahaya samar mulai menyusup, namun ada satu hal yang paling sulit bagi Sulistiyo: bangun pagi.

Baginya, bangun pagi itu untuk orang-orang jujur dan berada di jalan yang benar. Berbeda dengannya, sebagai seorang maling, ia justru bekerja dalam kesunyian malam. Disaat orang lain lengah dan terlelap, saat itulah ia terbangun dan berjaga.

Di kamarnya, Galih terbangun. Seperti kebanyakan orang modern, hal pertama yang ia lakukan adalah meraih ponselnya. Ia membuka beberapa pesan masuk, lalu beralih ke aplikasi m-banking.

"Hah? Kenapa m-bankingku enggak aktif?!" teriak Galih panik, suaranya sedikit serak.

Cepat-cepat ia mencari dompetnya yang biasa tergeletak di nakas. Dibukanya dompet itu, tangannya merogoh-rogoh mencari black card-nya. Ia membongkar seluruh isinya.

"HILANGGGGGGG!!!" teriak Galih lagi, kini lebih nyaring, diselimuti kepanikan yang luar biasa.

1
Agus Rubianto
keren
Aryanti endah
Luar biasa
SOPYAN KAMALGrab
pernah tidak kalian bersemangat bukan karena ingin di akui... tapi karena ingin mengahiri
adelina rossa
lanjut kak semangat
adelina rossa
lanjut kak
Nandi Ni
selera bacaan itu relatif,ini cerita yg menarik bagiku
SOPYAN KAMALGrab
jangn lupa kritik...tapi kasih bintang 5...kita saling membantu kalau tidak suka langsung komen pedas tapi tetap kasih bintang 5
adelina rossa
hadir kak...seru nih
FLA
yeah balas kan apa yg udah mereka lakukan
FLA
wah cerita baru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!