NovelToon NovelToon
Rahasia Kuil Naga

Rahasia Kuil Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Epik Petualangan
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Lien Machan

Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.

Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.

Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.

Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 1

Bab 1~Kuil kuno di tengah hutan.

Di sebuah hutan lebat, seorang pria muda tengah dikejar oleh sekelompok pria dewasa dengan membawa berbagai senjata di tangan.

Wajah mereka terlihat garang. Tubuhnya yang kekar dan tegap itu dipenuhi bekas luka hingga wajah. Pakaian yang dikenakan seragam, namun yang membedakan adalah bentuk fisik serta wajah. Melihat dari ciri-cirinya, bisa dipastikan bahwa sekelompok pria itu adalah sebuah pasukan khusus.

Langkah kaki berlarian menyusuri hutan dengan sangat cepat, tapi pemuda itupun tak kalah cepat. Ia berlari hampir menyamai kecepatan kuda, melesat seperti angin hingga para pasukan khusus yang ingin menangkapnya pun tertinggal jauh di belakang.

"Cepat, kejar dia! Jangan sampai kita kehilangan jejaknya!" teriak pemimpin mereka menginstruksi.

Langkah kaki para pasukan pun semakin dipercepat agar bisa mengejar buruan. "Kejar!"

Riuh gemuruh langkah kaki berlarian disertai teriakan keras para pasukan menyusuri hutan belantara demi bisa menangkap pemuda tadi.

Sret ... Sret

Anak panah terus dilesatkan ke arah pemuda tadi, namun tak satupun yang mengenainya.

Walaupun usianya masih muda, tapi pemuda itu adalah keturunan murni suku Feima hingga kecepatan berlari atau menghindarinya sangat baik.

Suku Feima atau biasa disebut penyihir terkenal dengan tipu daya, kekuatan bertarung jarak jauh, serta kecepatan. Maka dari itu, pasukan khusus tersebut tidak mudah untuk menangkapnya.

"Hah ... Hah ... Hah!" Deru napas memburu tapi tak sedikitpun ia menyerah walaupun tubuh terasa lelah. Pemuda ini tak mau tertangkap karena dia tahu apa yang menjadi konsekuensinya. Maka dari itu, ia harus bisa menyelamatkan diri.

Hutan belantara ini sangat luas. Entah ke mana ia harus bersembunyi di hutan yang luas seperti ini sebab tidak ada tempat yang bisa dijadikan persembunyian. Terlebih, para pasukan itu adalah sebangsa Gui atau yang lebih dikenal sebagai manusia siluman.

Para Gui terkenal kuat, lincah, memiliki penciuman tajam juga sangat kejam. Mereka pasti bisa menemukan pemuda tersebut cepat atau lambat jika ia bersembunyi di hutan ini.

Tidak ada jalan untuknya keluar atau menghindari kejaran bangsa Gui. Jalan satu-satunya ialah bersembunyi di dalam air. Air bisa menyamarkan penciuman para Gui dari bau tubuhnya.

Tapi, di mana ia bisa menemukannya?

"Itu dia!"

Pemuda tersebut menoleh ke belakang. Ternyata jarak para Gui sudah lebih dekat dengannya. Jika seperti ini terus, ia bisa ditangkap dan dipenjarakan. Tidak masalah jika hanya dipenjara dan disiksa, tetapi lebih parah dari itu yaitu kepalanya akan dipenggal dan tubuhnya menjadi santapan binatang spirit bangsa Gui. Itulah hukuman yang diterapkan di wilayah Bandao.

Konon, kekuatan binatang spirit bangsa Gui ialah dari makanannya yaitu sebangsa Feima atau sejenis manusia kuat lainnya.

Pemuda ini berpikir keras mencari jalan keluar untuk menyelamatkan diri, tapi tak ada cara apapun yang terlintas saat ini. Mungkin karena panik, otaknya tidak bisa berfungsi dengan baik.

Kakinya dipaksa berlari kembali guna menjauh. Sesekali ia berhenti, tangannya terayun sembari merapal mantra untuk menyerang para Gui.

Slash

Munculah sebuah kabut ilusi tanpa ujung menghalangi jalan mereka. Pasukan khusus itu berhenti sebab jalan mereka terhalangi sebuah kabut penghalang.

"Jangan panik, ini hanya trik kecil darinya!" pemimpin pasukan berbicara. "Ayo, kita terobos kabut ilusi ini!" ujarnya menginstruksi.

Awalnya mereka ragu, namun pemimpin pasukan yang berama Laohu itu terus meyakinkan hingga mereka bergegas maju untuk menerobos kabut ilusi tersebut.

Satu persatu pasukan Gui menerobos kabut ilusi itu dengan mengibaskan pedang mereka. Namun belum jauh melangkah, terdengar jerit kesakitan rekan mereka yang sudah masuk lebih dulu ke dalam kabut ilusi tersebut.

"Aaaaaarrrrrgggghhhhh," jerit kesakitan saling bersahutan. Pasukan yang menerobos lebih dulu tewas seketika. Jasad mereka tak ditemukan, hanya ada ceceran darah segar menetes di dedaunan kering yang berserakan di tanah.

"Apa yang terjadi?!" Semua orang kebingungan, tapi Laohu mencoba memahami situasi saat ini.

Ia mulai memikirkan cara mengatasi kabut ilusi tersebut dengan menyuruh pasukan menghancurkannya. Anak panah ditembakkan secara beruntun ke arah kabut ilusi, berharap menghilangkan kabut tebal yang membentuknya.

Kabut ilusi mulai retak. Perlahan kabut tebal itu menghilang, lalu menampakkan kembali hutan belantara dengan pohon-pohon besar di sekitarnya. Di sana nampak jelas terlihat jasad pasukan Gui yang menerobos tadi sudah terpotong jadi beberapa bagian.

Tercium bau amis darah menyeruak di area tersebut.

"Argh, sial!" Laohu sangat marah melihat rekan-rekannya mati mengenaskan. Rahangnya mengeras seiring tangan yang terkepal. "Tangkap pemuda Feima itu bagaimanapun caranya, baik hidup atau mati!" erangnya penuh emosi.

"Baik!"

Pencarian pun dilanjutkan. Para pasukan berlarian mencari 'buruan' yang telah membunuh rekan-rekan mereka dengan kejam. Balas dendam pun dimulai, tapi mereka harus menemukan si pemuda terlebih dulu untuk membalaskan dendamnya.

Sementara Shizen, pemuda suku Feima itu terus berlari untuk menyelamatkan diri dari kejaran pasukan Gui yang ingin menangkapnya.

Mata Shizen membelalak ketika melihat sebuah bangunan kuno berdiri megah di tengah hutan belantara. Di depan pintu kuil, terdapat sepasang patung naga dengan tubuh melingkari kuil tersebut hingga ekornya terlihat di atas bangunan.

Antara takjub juga bingung, namun kakinya terus melangkah mendekati pintu kuil kuno tersebut.

"Tempat apa ini? Mengapa aku baru tahu ada kuil di tengah hutan belantara ini?" gumamnya sembari memperhatikan sekitaran.

Rasa penasaran dan takjubnya harus terhenti sebab terdengar teriakan para pasukan Gui yang hendak menangkapnya telah mendekat.

"Itu dia, tangkap!" Laohu berteriak keras ketika melihat Shizen berdiri di ambang pintu kuil.

Tak ada pilihan lain selain memasuki kuil kuno tersebut. Walaupun Shizen sedikit takut karena merasakan energi kuat dari dalam kuil itu, namun ia tak peduli. Keselamatannya lebih penting saat ini.

Laohu menembakan anak panah ke arah Shizen dengan sangat cepat sebelum tubuh Shizen masuk sepenuhnya ke dalam kuil.

Sreeeeetttt

"Ugh," Tubuh Shizen sedikit terhuyung setelah punggungnya terkena tembakan anak panah.

Darah mulai merembes membasahi pakaiannya disertai rasa panas yang menjalar di area luka tersebut. Kesadarannya sedikit terganggu membuat Shizen harus menggelengkan kepala berulangkali.

Namun sebelum itu, ia berhasil menutup pintu kuil dengan tangan bergetar. Kemudian, tubuhnya ambruk, terduduk di lantai sembari meringis kesakitan.

"Sial, ini adalah racun pelumpuh. Hah, hah, leherku seperti dicekik. Ukhuk ... Ukhuk," Shizen berusaha merangkak ke arah altar, di mana terdapat beberapa patung Dewa diletakkan. "Dewa, tolong aku! Aku tak ingin mati sia-sia seperti ini. Jika Kau menyelamatkanku sekarang, aku bersumpah akan mengabdi sepenuhnya padamu seumur hidupku. A-aku ber-jan-ji!" Suaranya sedikit tercekat di tenggorokan.

Sementara di luar, pasukan Gui berlari mendekati kuil kuno tersebut. Mereka harus menangkap Shizen bagaimanapun caranya, hidup atau mati, karena itu perintah dari sang pemimpin tertinggi.

"Dobrak pintu kuil ini!" Terdengar teriakan Laohu memerintah bawahannya.

Tak lama kemudian suara dobrakan di pintu terdengar jelas semakin keras.

Brak ... Braaaaakkk

Namun pintu kuil tak terbuka sama sekali, bahkan tak tergores sedikitpun ketika pasukan Gui memukulnya dengan berbagai senjata mereka.

Shizen semakin cemas, tapi tak lama kemudian ia pun menoleh ke arah pintu.

Bukan suara dobrakan lagi yang terdengar, melainkan jerit kesakitan para Gui melengking membelah langit.

"AAAAAAAAARRRRRGGGHHHHH!"

Shizen bertanya-tanya, apa yang terjadi.

Tapi, sebelum ia mengetahui jawabannya, sesuatu telah menariknya cukup keras dan kasar.

WUUUSSSHHHH

"AAAAAAAAAAAAARRRRRGGGHHHH!"

...Bersambung ......

1
Kaum rebahan
lanjut
y@y@
👍🏼🌟👍🏾🌟👍🏼
y@y@
💥👍🏾⭐👍🏾💥
Mamat Stone
/Gosh/
Mamat Stone
/Panic/
Elisabeth Ratna Susanti
top markotop 👍
Elisabeth Ratna Susanti
paket komplit karya ini, visualnya keren, kisahnya keren, dan seru pollll. like plus subscribe 👍
MoonShape
secara logika Shizen termasuk org yg memiliki tekad kuat sampai bisa bertemu dengan kuil naga kuno... aku baca ulang klan Gui yg ngejar Shizen mati di tempat jdi itu mungkin keinginan hatinya(?)... berarti, shizen juga termasuk orang yg meminta sesuatu utk 'kejahatan' 🤔😵‍💫
MoonShape: jadi Shizen hidup!
Machan: Shizen cuma minta diselamatkan maka dia akan mengabdi pada dewa selamanya. untuk suku Gui memang gak bisa mendekati kuil naga sebab mereka manusia siluman yang bermusuhan dengan dewa hingga mereka dibasmi karena kejahatannya, bukan karena permintaan Shizen🤗
total 2 replies
MoonShape
wah, Shizen ini...
MoonShape
karena kehendak author
Machan: 😅😅othor berkuasa
total 1 replies
Mamat Stone
💪🔥💪
Mamat Stone
🔥💪🔥
Mamat Stone
sukses selalu Thor
Mamat Stone
sehat selalu Thor
Machan: makasih, kak. sehat selalu juga untukmu🤗
total 1 replies
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
⭐👍🏼👍🏻👍🏼⭐
Mamat Stone
/Facepalm/
Mamat Stone
/Silent/
Mamat Stone
/Casual/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!