"Devan, ini aku bawain makanan lo buat kamu...sengaja aku masakkin buat kamu tadi pagi."
Pyarr!!!
Dengan tak merasa kasihan sedikitpun, cowok tampan membuang begitu saja kotak bekal yang ada diatas mejanya. Hal itu membuat beberapa teman sekelasnya menoleh dan menatapnya termasuk cewek yang memberikan bekal itu.
"Devan kok dibuang sihh? Aku sengaja bikinin ini buat kamu loh, kamu ngga suka nasi goreng ya? Atau mau aku bikinin yang lainnya aja besok pagi??"
"Stop ganggu gue dan ngga usah nampakin wajah lo didepan gue! Gue muak sama lo!"
"Tapi aku suka sama kamu Devan..."
"Gue ngga peduli sama perasaan sampah lo sialan!"
Kalaluna, gadis cantik yang bahkan menjadi primadona sekolah SMA Kesatria ini seharusnya gampang saat akan mencari pacar. Fisiknya yang cantik dengan tubuh yang ideal, nyatanya tak membuat Devan tertarik dengan Kalaluna dan ada anak baru yang tiba-tiba dekat dengan Devan. Kalaluna kesal sampai akhirnya masalah pun dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Dilangit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Bugh.
“Eitss.”
“Ups maaf.”
Kalaluna memutar bola matanya malas, untung saja dirinya sempat menghindar dari bola basket yang hendak mengenai tubuhnya. Karena berhasil menghindar, alhasil bola itu hanya mengenai kaki Kalaluna pelan tak terlalu cepat. Kedua mata Kalaluna menatap malas kearah cewek yang sedang berjalan mendekat kearahnya.
“M-maaf Luna...g-gue ngga sengaja...”ucap Pretya dengan nada lirih seolah takut dengan Kalaluna, jangan lupakan wajahnya yang dibuat sepolos mungkin seolah membuat Kalaluna ingin sekali segera menonjoknya.
Kini semua yang ada di lapangan utama, koridor, bahkan di lantai atas pun langsung melihat kearah mereka. Dimana seorang cewek anak baru yang terkenal karena cantik dan wajah polosnya, baru saja membuat ulah dan berurusan dengan sang primadona di sekolah ini. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, itulah yang sedang mereka tunggu.
“Lo buta hah? Atau mata lo cuma satu kayak bajak laut?”tanya Kalaluna.
Pretya yang sejak tadi sudah menampilkan wajah polos dan bersalahnya itu pun sekarang sudah menundukkan kepalanya seolah takut dengan Kalaluna. Kalaluna da kedua sahabatnya yang sudah muak pun hanya bisa berdecih kesal.
“Lapangan segede ini, dan gue lewat juga dipinggir banget, bisa-bisanya lo arahin bola basket ke gue hah??”omel Kalaluna lagi sambil menunjuk bola basket yang ada disamping kakinya.
“A-aku ngga sengaja Luna, maafin aku...”lirih Pretya lagi.
Kalaluna yang sudah kepalang kesal dengan akting Pretya yang sok polos inipun langsung mendekat dan mendorong bahu Pretya sampai Pretya hampir terjatuh.
“Muka lo ngga usah sosoan dibuat polos dehhh...tunjukin muka iblis lo itu didepan banyak orang!”sentak Kalaluna.
Devan yang sejak tadi melihat adegan ini dari arah lapangan pun langsung berlari hendak menolong Pretya yang hampir terjatuh karena Kalaluna.
“Pretya, kamu gapapa?”tanya Devan yang sudah merangkul tubuh Pretya.
Pretya menggelengkan kepalanya, ekspresi wajahnya masih sama seperti tadi.
"Gapapa kok Devan..."
"Eh muka lo biasa aja dong, jangan kayak orang yang paling tersakiti didunia,"ketus Kalaluna.
Devan beralih menatap Kalaluna, kedua matanya langsung menampilkan ekspresi marah. Kalaluna santai saja, tak takut dengan siapapun kecuali Papanya.
"Lo?!" Devan menunjuk kearah Kalaluna.
"Apa? Gue cantik?! Emang!"balas Kalaluna.
Bahkan sekarang Devan hampir tak percaya kalau yang ada didepannya ini adalah cewek yang selama setahun mengejarnya. Cewek yang kalau berbicara dengannya akan menggunakan nada lembut, sekarang jauh berbeda sekali.
"Cewek gue udah minta maaf dan bilang ngga sengaja, kenapa lo malah sakitin Pretya hah?!"bentak Devan.
Suasana semakin memanas antara ketua Osis dan sang primadona sekolah. Banyak yang mendukung Kalaluna yang sekarang berani melawan Devan, tapi ada juga yang tak menyangka kalau Kalaluna yang sekarang berbeda dengan yang sebelumnya.
"Lo ternyata percuma ya Dev jadi murid pinter dan berprestasi, lo tau kan kalau jarak gue berdiri sekarang sama cewek muka dua ini tadi itu jauh. Gimana bisa ngga sengaja, apalagi dalam kecepatan kencang bola hampir aja kena gue. Pake logika dong lo!!" omel Kalaluna.
Devan benar-benar tak percaya, ternyata rumor tentang Kalaluna yang berpacaran dengan ketua geng dari kelas IPS itu memang benar. Terbukti kalau cewek didepannya ini semakin berani.
"Jangan pernah lo bilang cewek gue muka dua, atau lo bakal berurusan sama gue."ancam Devan.
Kalaluna tersenyum sinis sambil melipat kedua tangannya didepan dada, "Lo sama semua yang ada di sini itu udah masuk kedalam perangkap cewek ular ini. Kalau suatu saat omongan gue terbukti dan ternyata cewek lo ini emang bukan cewek baik-baik, bakalan minta maaf lo ke gue!"
Devan masih diam saja, rasanya tak percaya dengan apa yang Kalaluna katakan apalagi Pretya adalah sahabatnya sejak kecil dan sudah pasti Devan tau sifatnya seperti apa.
'Ternyata lo pinter dalam hal pelajaran aja ya Dev, tapi kalo soal ginian lo mah bego. Mau aja di bohongin sama cewek yang lo anggep berhati malaikat ini,"ucap Tiffany yang juga ikut kesal dengan Devan.
"Kalau semuanya kebongkar nanti, gue yakin kalau lo bakalan minta maaf ke Luna dan nyesel udah selalu mengabaikan Luna,"sahut Maurin.
Devan malah terkekeh pelan, senyumnya seolah tengah meremehkan orang yang menurutnya sangat tak berguna.
"Minta maaf sama dia? Nyesel? Ngga akan pernah terjadi. Justru gue bersyukur dijauhkan dari cewek liar dan arogan kayak dia!"Devan menunjuk Kalaluna dan menatap penuh kebencian kearahnya.
Lalu Devan merangkul bahu Pretya, "Dan gue bersyukur di pertemukan sama cewek sebaik Pretya,"lanjutnya.
Pretya memang sejak tadi memilih untuk menundukkan kepalanya, tapi siapa sangka kalau bibirnya sudah menyunggingkan senyuman senang disana.
"U-udah Devan gapapa kok, kita balik ke lapangan lagi aja ya,"ucap Pretya yang diangguki oleh Devan.
Lalu Devan merengkuh tubuh Pretya dan berbalik untuk kembali ke lapangan.
"Dasar cewek muka dua, mati lo sama gue!"Kalaluna mengambil bola basket disamping kakinya dan melemparkannya kearah Pretya.
Bugh.
Bola basket yang keras berhasil mendarat dikepala Pretya sampai membuat gadis itu tak sadarkan diri.
Bruk.
"Pretya!" Devan panik melihat Pretya pingsan, begitupun dengan semuanya.
"Rasain lo. Balesan dari gue karena tadi lo udah sengaja lempar bola ke gue." ucap Kalaluna, setelah itu pergi begitu saja tanpa memperdulikan Devan yang sudah menggeram kesal disana.
"Wah gila sih cewek lo, Bos."
"Kembarannya Kenzo ngga ada obat."
"Pantes jadi pacarnya Kaivan."
Ternyata sejak tadi Kaivan dan teman-temannya juga melihat adegan itu dari lantai 3. Kaivan tersenyum tipis melihat bagaimana kekasihnya dilapangan tadi.
"Yah, dia adalah My Savage Primadonna. She's mine."
Cuman ini bau² nya Keivan mungkin bkln dibikin jadi punya sifat manja gitu kan? Misal kayak pas disekolah terkenal brandal, eh pas dirumah taunya manja bgt sama ortunya! Sumpah yg kayak gini tuh udh sering bet loh gw nemuin, dan semoga aja ini beda...