NovelToon NovelToon
BUKAN IBLIS

BUKAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Kutukan
Popularitas:843
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.

tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BI BAB 23 - Warung pecel.

AKU mengayuh sepeda dengan santai. Seperti biasa, aku pulang sekolah ditemani dengan mas matahari yang begitu menyiksaku dengan sengatan sinar ultrakampretnya itu.

Aih~

Untung saja aku punya cukup duit untuk membeli jaket oversize yang sedang diskon jadi aku tidak terlalu berinteraksi langsung dengan mas matahari diatas. Sebenarnya aku membeli jaket ini bukan hanya karena takut gosong melainkan takut dijadikan pusat perhatian juga.

Seorang siswi sekolah blablabla terlihat keluar dari sekolah dengan banyak luka memar di sekujur tubuhnya juga pada bagian wajahnya yang terlihat mengerikan? Ah, sebenarnya itu cuma siaran imajiner yang aku buat sih. Namun anggap saja sebagai upaya antisipasi, kan?

Ah.. entah bagaimana caraku menutupi ini ketika sampai di rumah nanti.

Walaupun mama itu santai an orangnya, juga walaupun adik jutek mampus, mereka tetap menyayangiku sehingga mereka tidak mungkin tidak murka dan bertanya-tanya ketika melihat luka-luka juga banyaknya memar di sekujur tubuhku ini ketika aku sampai rumah nanti.

Rama dan Starla saja sebegitu rempong nya apalagi mama dan adikku.

Iya, tadi aku dan duo merepet memang dipertemukan.

Itu sudah pasti.

Mereka merepet banyak hal yang saking banyaknya sampai aku melupakan 99% dari kalimat mereka yang panjang lebar tersebut.

Dan itu juga sudah pasti.

Starla tadi bahkan sampai berlutut di bawah kaki ku agar aku mau dibawa untuk berobat, aku jelas tidak mau karena aku tahu betul dengan sifat Starla yang luar biasa dramatis. Nanti bukannya dibawa ke puskes untuk sekedar berobat, aku malah dibawa terbang keluar negeri untuk menjalani perawatan yang lebih serius.

Itu bukannya aku lebay namun Starla itu memang segila dan se-diluarnalar itu sehingga ujaran ku diatas sama sekali tidak bisa dibilang mustahil.

Bagaimana dengan Rama? Si panjul itu pun tidak jauh berbeda, pria dewasa tersebut bahkan benar-benar tidak memperdulikan image-nya saking paniknya ia melihat wujud bonyok ku tadi.

Namun, yeah.. akhirnya aku tetap bisa terlepas dari mereka sehingga aku bisa mengayuh sepeda dengan damai seperti sekarang.

Walau tadi harus melewati lika-liku yang amat panjang, namun pada akhirnya tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menyerah, bukan menyerah sih.. si Starla melepaskan ku karena ia mendapat kabar bahwa neneknya jatuh sakit, begitupun dengan Rama, pemuda itu terpaksa melepaskan ku karena ia harus menghadiri rapat penting yang katanya berhubungan dengan masa depan pria tersebut.

Entahlah.

Duo merepet itu memang unik.

Titt titt tittt~

Klakson yang berbunyi dibelakang menarik perhatianku. 'Siapa sih ngeklakson-klakson? Orang jalanan nya gak padet!' Aku membatin kesal lalu menoleh kebelakang sedikit untuk melihat siapa gerangan yang baru saja membunyikan klakson.

Oh. Ternyata si ketua kelas.

Pemuda tersebut memberi gerakan jari, ia menyuruhku untuk menepi lalu mengikutinya.

Aku malas sih, tapi dari pada drama nya gak selesai-selesai, kan? Toh sepertinya Edo bukan hanya sedang sokap dan apa untungnya juga sokap dengan siswi ternistakan sepertiku?

Aku mengayuh si butut untuk mengikuti pemuda bermotor mehong tersebut hingga kami berhenti di pinggir jalan dekat warung pecel yang lumayan ramai pembeli.

Ketua kelas melepas helm-nya lalu turun dari motor ninja nya yang lumayan tinggi, pemuda tersebut menatapku sebentar lalu ia dengan santai merajut langkah menghampiri aku dan sepeda butut ku yang sama-sama seperti remahan rengginang ketika bersebelahan dengan seseorang yang dari penampilannya saja bisa memperlihatkan kasta orang tersebut.

"Makan dulu." ujarannya sembari melewati ku dan sepeda butut. Apa perasaanku saja yang berpikir bahwa Edo sedikit lebih elegan dari yang terakhir? Entah.

Pemuda tersebut berjalan santai kearah warung pecel lalu melambaikan tangannya ketika ia sudah duduk di salah satu tempat duduk disana.

Aku sedikit enggan menghampiri di karenakan uang ku yang habis karena tadi membeli jaket. Namun yasudahlah, aku bisa ngutang dulu.

Dengan santai aku berjalan kearah warung pecel dan sebelum benar-benar beranjak meninggalkan sepeda, aku sempat membisikan sesuatu pada sepada butut yang telah menemaniku selama lima tahun lamanya itu. "Aku mau makan dulu, kamu pdkt noh ama motor ninja si Edo." Ujarku santai lalu berlari kecil menuju warung pecel tempat Edo berada.

Sesampainya diwarung pecel, aku segera menghampiri pemuda yang berseragam sama denganku. Edo duduk santai di salah satu kursi yang terletak di tengah-tengah kursi yang lain.

"Duduk." ujarannya yang langsung ku patuhi saja. Tangan pemuda itu bergerak menarik kan bangku untuk aku duduk, heumm.. boleh juga anak muda yang satu ini, pikirku agak terkejut dengan Edo yang ternyata memiliki Love language idaman para hawa.

Act of service? Siapa yang ngga suka?

...(( MissThor : suami saya yang gantengnya luar dalam juga Act of service. ))...

...(( komentator X : cih. ))...

Aku.

Aku nggak suka. Eh, bukannya gak suka sih tapi lebih ke.. gak perduli mungkin?

Eh, engga deng.

Aku suka aku suka.

Nah, Aku yang spek batu saja suka, yeah.. walaupun aku belum tertarik dengan lelaki si-BUKAN KELAINAN ATAU APAPUN ITU SEMACAMNYA! Ini hanya faktor umur! Aku masih bocah.

Aku duduk dengan santai lalu netraku berlayar mengamati kesibukan orang-orang disekitar. Ada yang sedang beradu argument dengan kekasih, ada ibuk-ibuk yang sibuk menyumpal kan nasi ke mulut anaknya yang asik main game, ada juga pekerja berseragam hijau yang sedang ngerokok sambil nunggu penumpangnya beli pecel.

"Waahh! Ini selius teh pecelnya buat saya? Makasih banyak ya" ujar pekerja berseragam hijau itu ketika ternyata si penumpang bukan hanya membeli untuk diri sendiri melainkan untuknya juga.

Pekerja itu terlihat sangat girang sampai giginya yang ompong dua itu terlihat jelas olehku.

...(( komentator K : terkadang hal kecil/sederhana bagi kita bisa begitu berarti dan berpotensi membahagiakan orang lain. ))...

Aku sedikit terkekeh bukan hanya mentertawakan gigi pekerja tersebut melainkan kata 'selius' yang diucapkan dengan nada girang itu juga. Dia cadel? Lucunya.

Tanpa kusadari, Edo ternyata sedari tadi mengamati diriku sampai sedemikian rupa. Ketua kelas itu bahkan sampai menopang dagunya dengan netra yang menatap dalam ke arahku.

Suka bilang.

"Apa?" datar ku sembari membalas tatapan si ketua kelas.

Edo berdehem, lalu dengan salah tingkah ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gak ada." Ujarnya dengan netra yang kabur kesana-kemari.

Hadeh.

Kami terdiam cukup lama sampai bapak penjual pecel datang dengan dua piring pecel yang tampak lezat di tangan, sepertinya Edo memang sudah memesan sembari aku bisik-bisik tetangga dengan si sepeda butut sehingga belum terlalu lama aku duduk disini sudah dengan mantap dihidangkan makanan saja xixixi.

Nyam!

Tanpa memikirkan apa niat Edo memberhentikan ku secara tiba-tiba di jalan, juga tanpa menyadari situasi yang seharusnya menjadi canggung karena aku tiba-tiba makan satu meja dengan pemuda yang beberapa jam lalu aku bentak dengan garangnya,  aku mulai menyendok lalu kumasukkan pecel tersebut kedalam mulut.

'eumm.. enaknyaa~'

Setelahnya, aku mulai makan dengan lahap tanpa perduli dengan sekitar.

Kalau dibilang bingung sih bingung dengan pemuda yang sedikitpun tidak menyentuh pecel hangat di atas meja, namun yeah.. sebingung-bingungnya aku, aku tidak akan berniat mencari tahu kecuali memang aku sudah bisa memastikan bahwa apa yang aku bingung kan itu pantas di cari tahu.

Aku ini sombong, kalian tahu sendiri, kan?

Lagian untuk apa juga pemuda yang hanya sedang terhalang meja denganku ini tiba-tiba bertingkah sok akrab? Ada hal yang perlu dibicarain katanya? Hey Panjul! Aku dan Edo ini bahkan bagai satu ruangan namun terhalang gelembung pemisah, selama dua setengah tahun lamanya aku bersekolah, aku dan Edo sama sekali tidak pernah bertegur sapa.

Alasannya?

Kalau aku sih memang tidak berniat mencari teman, dan si Edo pun sepertinya memang dari dulu-dulu tidak pernah berniat menjadikanku temannya.

Aku dirundung satu kelas pun pemuda itu tidak perduli, ia memang tidak pernah turut andil untuk mem-bully sih, tapi ya tetap saja menurutku ketua kelas itu punya kewajiban untuk menjaga teman kelasnya, toh, pemuda itu juga punya kuasa untuk menghentikan perundungan terhadapku jika ia mau, namun... Yeah... Seperti yang kubilang, aku dan Edo bak satu ruangan namun terhalang gelembung pemisah.

Yang artinya, kami tidak menganggap ada satu sama lain.

Aku bisa tahu namanya pun karena namanya selalu dipanggil oleh bapak-ibuk guru yang mengajar.

Jadi, hal apa yang harus kami bicarakan? Apakah 'hal' itu ada? Aku tidak yakin.

1
kalea rizuky
orang mana Thor kok tau pentol/Curse//Curse/
Yoyoo
cemangatt
Yoyoo
kiw
Diana
👍Seru banget, kayak nonton film di bioskop
minsook123
Thor, aku rindu banget sama ceritamu, please update secepatnya!
Jiraiya
Gak bisa move on! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!