Jennaira adalah putri kandung dari keluarga bangsawan Bakari. Ia terlahir dari rahim istri kedua Aston Bakari yang bernama Jenny. Ibu kandung Jennaira tersebut adalah cinta pertama Aston. Jenny terlahir dari trah rakyat jelata, bukan berdarah bangsawan.
Kebahagiaan Aston hancur setelah kematian Jenny secara mendadak.
Suatu malam, Jennaira (21 tahun) sedang berjalan kaki menuju ke sebuah klub malam terbaru di kotanya. Ia punya pekerjaan gelap yakni mencuri dompet-dompet orang kaya.
Jennaira terkejut melihat sebuah sedan mewah mengalami kecelakaan tunggal di depan kedua matanya. Ia berlari ke TKP untuk menolong.
Akan tetapi, Jennaira begitu terkejut melihat wajah seorang wanita muda yang ditolongnya itu ternyata mirip sekali dengan wajahnya.
"Kenapa wajahnya mirip sekali dengan wajahku? Apa aku punya saudara kembar?" batin Jenna.
Bagaimana bisa Jennaira, putri kandung dari putra mahkota Keluarga Bakari bisa tinggal berjauhan dari keluarga aslinya yang kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Lantas, Siapa Target Sebenarnya ?
Petaka di hari ulang ulang tahunnya yang ke-17 tahun tak dapat dilupakan oleh Ares Bakari. Kuda yang ditunggangi Ares ternyata sedang dalam kondisi tak sehat dalam artian tingkah lakunya.
Tentu Ares dan Sovia tak tau akan hal itu. Mereka pikir semua kuda di sana baik-baik saja. Kuda kesayangan Ares kala itu sedang dipindahkan ke area kandang lain yang cukup jauh dari vila.
Sovia bergegas lari menuju vila dengan napas yang tampak ngos-ngosan. Ia mengatakan pada para pengawal agar segera menolong Ares. Della dan Oma Ruby pun terbangun setelah mendengar suara keributan yang terjadi di luar kamar.
"Ada apa ini?" tanya Della.
"Nyonya muda, gawat!" sahut Madam Getty pun bersuara pada Della dengan mimik wajah ketakutan dan cemas.
"Katakan dengan jelas! Jangan bertele-tele!" bentak Della.
Sovia semakin menciut ketakutan melihat wajah Della yang terlihat kecut.
Madam Getty pun akhirnya menceritakan kronologi kejadian Ares dan Sovia di kandang kuda hingga menyebabkan sang putra mahkota dibawa pergi oleh seekor kuda secara liar.
"APA !! BAGAIMANA KALIAN MENJAGA PUTRAKU, HAH ?!" pekik Della.
"Maafkan kami, Nyonya muda." Madam Getty pun segera meminta maaf atas segala keteledoran para pengawal dan pelayan dalam menjaga Ares serta Sovia hingga terjadi peristiwa tak terduga itu.
Della sontak meluapkan amarahnya karena hal ini menyangkut keselamatan putra semata wayangnya. Hanya Ares yang ia punya di dunia ini.
Baginya, putranya itu adalah pengikat antara dirinya dengan Daddy Aston. Tanpa kehadiran Ares, ia merasa tak punya kuasa maupun muka di hadapan suaminya dan keluarga Bakari.
Tatapan Della seketika tertuju pada Sovia yang berdiri dengan wajah ketakutan tak jauh dari tempatnya berdiri. Perlahan Della melangkah maju ke arah Sovia. Tiba-tiba...
PLAKK !!
Sebuah tamparan panas cap lima jari dari tangan Della seketika melesat di pipi mulus Sovia.
"Dasar anak sialan! Pasti semua ini sudah kamu rencanakan untuk mencelakai putraku. Benar kan?!" bentak Della.
Sovia menggelengkan kepalanya kecil dengan wajah yang sembab karena sebelumnya ia sudah menangis histeris setelah melihat Ares dibawa pergi oleh kuda yang bertingkah liar itu.
"Ti_dak, Tante. A_ku tak melakukan itu. Hiks...hiks...hiks..." jawab Sovia dengan nada suara terbata-bata di sela isak tangisnya.
"Cukup, Della!" seru Oma Ruby yang mencegah sang menantu pertama agar tidak bertindak lebih jauh. Sebab tangan Della seakan hendak menampar Sovia untuk yang kedua kalinya.
Oma Ruby segera memeluk tubuh gemetaran Sovia. "Lihat, dia ketakutan begini. Bagaimana kalau Aston sampai melihat putri kesayangannya ditampar olehmu atas tuduhan yang belum terbukti?"
Deg...
Kini tangan Della yang baru saja digunakan untuk menampar Sovia, sontak menjadi gemetaran. Rasa takut dan cemas berpadu di hati Della atas sikap Aston nantinya.
Tentu Della tau betapa cintanya seorang Aston Bakari pada Jenny. Tak perlu diragukan lagi cinta dan kesetiaan Aston pada mendiang istri keduanya itu. Apalagi cintanya sang suami pada Sovia.
Saat ini Della justru merutuki dirinya sendiri yang bertindak gegabah tanpa dipikir terlebih dahulu.
Ketika Sovia dalam keadaan baik-baik, sang suami bersikap dingin padanya. Apalagi kalau Sovia sampai terkena tamparan, bisa-bisa Aston akan menceraikannya. Sungguh, ia tak menginginkan perpisahan dengan Aston. Walaupun pria itu tak mencintainya.
Bagaimana nasib Ares dan dirinya ke depan bila sampai Aston menceraikannya ?
Della semakin bimbang dan bingung harus berbuat apa. Serba dilema.
"Maafkan aku, Ma. Aku_" ucapan Della seketika terpotong.
"Sudah, sekarang yang perlu kita pikirkan bagaimana keadaan Ares?" sela Oma Ruby. "Kita harus segera menyelamatkannya dan membereskan masalah ini sebelum Aston datang ke sini," imbuhnya.
☘️☘️
Kuda yang membawa Ares berlari secara liar sampai masuk ke dalam hutan. Vila keluarga Bakari dikelilingi oleh hutan dan juga terdapat sungai kecil.
Ketika kuda tersebut mendadak berhenti setelah berlari kencang, Ares yang terkejut dan tak siap seketika tubuhnya terlempar ke tanah secara kasar. Kebetulan tanah di dekatnya begitu curam hingga tubuhnya berguling-guling jatuh ke bawah dengan cepat.
"Aaaaaa !! Tolong !!" jerit Ares yang masih tersadar dan berusaha meminta tolong.
Namun sayang, hutan itu sepi dan tak ada penduduk sama sekali. Para pengawal sedang berusaha mencari Ares, Akan tetapi, lokasi mereka masih cukup jauh dari TKP.
Ketika tubuh Ares meluncur kencang seakan menuju dasar jurang yang akan mempertemukannya dengan aliran sungai, ia melihat sebuah batu besar. Ares berusaha menghindari batu tersebut agar tak mengenai kepalanya, justru kedua kakinya yang menghantam kencang batu tersebut.
"DADDY !!" teriak Ares saat kakinya begitu kesakitan. Terdapat beberapa luka yang lain di tubuh Ares yakni area wajah dan tangannya.
Ares sempat tak sadarkan diri selama beberapa hari. Ketika ditemukan oleh para pengawal, Ares sudah pingsan dan penuh luka. Sang putra mahkota segera mendapat perawatan terbaik di rumah sakit keluarga.
Setelah siuman, dokter melakukan pemeriksaan secara menyeluruh setelah Ares mengeluh tak mampu menggerakkan kakinya. Dokter pun akhirnya menyatakan Ares mengalami kelumpuhan. Untuk berjalan lagi, kemungkinan sangat kecil bahkan nyaris hilang.
Drop...
Jantung Daddy Aston dan Della seketika bergejolak tak karuan setelah mendapat kabar buruk itu dari dokter. Bagai ditusuk belati tajam ke tubuhnya, tapi tak berdarah. Namun terasa sangat perih dan sakit menghujam sukmanya.
"Kau pasti bercanda kan?" ucap Daddy Aston dengan suara tertahan seraya kedua telapak tangannya mencengkeram kasar kerah jas dokter yang menangani Ares.
"Maaf, Tuan. Kami berbicara apa adanya terkait kondisi putra Anda," jawab sang dokter.
BUGH !!
BUGH !!
BUGH !!
Suara b0geman keras itu dilayangkan Daddy Aston bukan pada sang dokter atau siapapun melainkan ke dinding rumah sakit di depan kamar inap putranya. Seketika telapak tangan Daddy Aston memerah hingga mengeluarkan darah.
Daddy Aston masih dihantui rasa bersalah atas kehilangan Jenny di masa lalu, kini seakan musibah masih menghantui hidupnya. Walaupun nyawa Ares masih bisa diselamatkan, tapi dalam kondisi lumpuh sama saja membunuh segala impian sang putra.
Alhasil Daddy Aston melampiaskannya dengan menyakiti dirinya sendiri yang merasa tak becus menjadi ayah yang baik untuk Ares.
"Cukup, Mas! Hentikan !!" pinta Della di sela isak tangisnya. Ia segera memegang erat telapak tangan sang suami agar tak melakukannya kembali.
"Bagaimana cara kamu sebagai ibu menjaga Ares, hah? Kenapa semua ini bisa menimpa Ares?" cecar Daddy Aston seraya membentak Della.
Selain mereka berdua, di sana juga ada dokter, suster, Oma Ruby, Suryo dan James. Sedangkan Sovia berada di mansion bersama Madam Getty dan pelayan yang lain.
"Jawab aku !! Bagaimana hal ini bisa terjadi pada Ares?" desak Daddy Aston pada Della.
Mereka yang mengetahui jawaban atas pertanyaan dari Daddy Aston tersebut pun menjadi bingung serta dilema untuk menjawabnya. Salah bicara, bisa-bisa posisinya terancam bahkan nyawanya.
Terlebih pihak yang mengetahui kenyataan yang sebenarnya dalam rencana terselubungnya. Walaupun pada akhirnya rencana itu tak berjalan mulus karena Ares bukanlah targetnya atas kejadian kuda liar tersebut.
Lantas, siapa target sebenarnya dalam kejadian tersebut ?
Bersambung...
🍁🍁🍁
akhirnya kebenaran akan terungkap segala misteri akan aston dapatkan semangat......
kelakuan busuk keluarga sunggu menyakitkan pasti kecewa banget kalau terbongkar siap siap lah jena tuk menopang dedy mu.......