NovelToon NovelToon
Gerbang Tanah Basah: Garwo Padmi Dan Bisikan Malam Terlarang

Gerbang Tanah Basah: Garwo Padmi Dan Bisikan Malam Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Poligami / Janda / Harem / Ibu Mertua Kejam / Tumbal
Popularitas:45.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hayisa Aaroon

Di Era Kolonial, keinginan memiliki keturunan bagi keluarga ningrat bukan lagi sekadar harapan—melainkan tuntutan yang mencekik.
~
Ketika doa-doa tak kunjung dijawab dan pandangan sekitar berubah jadi tekanan tak kasat mata, Raden Ayu Sumi Prawiratama mengambil jalan yang tak seharusnya dibuka: sebuah perjanjian gelap yang menuntut lebih dari sekadar kesuburan.
~

Sementara itu, Martin Van der Spoel, kembali ke sendang setelah bertahun-tahun dibayangi mimpi-mimpi mengerikan, mencoba menggali rahasia keluarga dan dosa-dosa masa lalu yang menunggu untuk dipertanggungjawabkan.

~

Takdir mempertemukan Sumi dan Martin di tengah pergolakan batin masing-masing. Dua jiwa dari dunia berbeda yang tanpa sadar terikat oleh kutukan kuno yang sama.

~

Visual tokoh dan tempat bisa dilihat di ig/fb @hayisaaaroon. Dilarang menjiplak, mengambil sebagian scene ataupun membuatnya dalam bentuk tulisan lain ataupun video tanpa izin penulis. Jika melihat novel ini di

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hayisa Aaroon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Adu Jotos

Soedarsono kemudian terdiam, mencoba mengingat beberapa hari terakhir dengan lebih teliti. 

Tanda menggelap seperti itu jelas masih baru, paling tidak kemarin atau kemarinnya lagi. Pikirannya mulai merekonstruksi kejadian-kejadian yang mencurigakan.

Lalu ia teringat saat dua malam lalu ia pulang malam dari kadipaten dan mendapati istrinya tak di rumah. 

Abdi dalem mengatakan bahwa istrinya menengok bayi yang baru lahir milik saudaranya, sedang malam itu adalah gilirannya tidur di kamar Pariyem. Ia tak menaruh curiga saat sang istri belum juga pulang hingga larut.

Saat sarapan keesokan harinya, Sumi beralasan roda kereta rusak sehingga terlambat pulang. Sekarang Soedarsono mengambil kesimpulan bahwa malam itu mungkin juga dihabiskan bersama Martin.

Sedangkan semalam, Sumi izin pulang lebih cepat, beralasan tidur di rumah saudaranya karena tidak enak badan. 

Dan di pesta kemarin, jelas tergambar bagaimana Martin sangat tertarik pada istrinya. Pemuda itu juga pergi lebih dulu dari pesta—jelas mereka bersama lagi semalam.

Apalagi dari percakapannya dengan Martin, ia tahu sang istri juga berkunjung ke kediaman van der Spoel siang harinya.

Dengan langkah tergesa, Soedarsono memanggil salah satu abdi kadipaten yang berjaga malam, memerintahnya untuk memastikan apakah Sumi semalam benar menginap di rumah saudaranya atau tidak.

Abdi itu membungkuk dan segera berangkat. Soedarsono masih sabar menunggu, ia perlu bukti yang kuat sebelum bertindak.

Pria itu duduk di kursi rotan di beranda, menatap langit yang masih gelap. Rokok demi rokok ia habiskan, tangannya gemetar menahan amarah yang membara. 

Satu jam kemudian, utusan itu kembali dengan membawa kabar yang semakin membakar amarahnya.

"Ampun Ndoro," lapor abdi itu dengan gugup. "Penjaga rumah berkata, kusir Ndoro memang mengantar Raden Ayu ke sana kemarin, tapi Ndoro Ayu meminta kusir di sana untuk mengantar pulang."

Soedarsono mengepalkan tangannya kuat-kuat. Jadi Sumi berbohong. Ia tidak tidur di rumah saudaranya. Lalu di mana ia menghabiskan malam?

Amarah semakin bergemuruh di dadanya mendapati istrinya bermain dengan pria yang lebih muda darinya. 

Pria itu kembali ke kamar, duduk di kursi di samping tempat tidur, memandangi perempuan yang begitu dipujanya.

Rasanya masih sulit dipercaya Sumi mengkhianatinya dengan seorang pemuda Belanda. Jika itu pemuda biasa, sudah barang tentu dia akan menghabisinya tanpa pikir panjang. Tapi ini adalah seorang tuan muda dari keluarga kaya raya, bahkan lebih kaya darinya.

Pikiran jahat mulai merasuki benaknya. Mungkinkah istrinya ini licik sekali? Mungkin ia sengaja menggoda seorang pemuda yang masih polos untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak setelah menjadi janda?

Sampai pagi Soedarsono duduk di kursi itu, ditemani cerutu yang entah sudah berapa batang ia habiskan. 

Sepanjang malam itu juga, hanya nama "Martin" yang terus keluar dari mulut Sumi yang tertidur, semakin membakar amarahnya.

Fajar mulai menyingsing saat Sumi mulai menggeliat bangun. Matanya terbuka perlahan, kilatan mimpi panas bersama Martin membuat sekujur tubuhnya meremang. Ia mengusap wajah dan bangkit sembari menggelung rambutnya yang panjang.

Namun ia agak terkejut mendapati kancing kebayanya terbuka. Buru-buru ia membetulkannya dengan dada berdebar, bertanya-tanya apakah sang suami yang membukanya atau tanpa sengaja terbuka sendiri.

Kakinya turun dari ranjang dan ketika menyibak kelambu, ia terkejut bukan main mendapati sang suami duduk dengan tatapan dingin, mata yang merah karena tidak tidur semalaman.

"Bersiaplah," ucap Soedarsono dengan suara datar. "Kita pulang pagi ini. Keadaan Romo sudah membaik."

Itu saja yang diucapkannya. Soedarsono bangkit dan keluar dari kamar tanpa menatap istrinya sama sekali.

Sumi ketakutan, tapi fakta bahwa suaminya tidak marah besar sedikit membuatnya tenang. Pikirnya mungkin suaminya belum melihat tanda-tanda itu di tubuhnya.

Ia membersihkan diri dan berdandan seperti biasa, bersiap untuk pulang. Suaminya tidak terlihat lagi di kamar, dan seorang abdi berkata bahwa sang suami menunggu di kereta.

Sumi bergegas ke beranda utama di mana kereta suaminya sudah menunggu. Suaminya sudah duduk di dalam, diam dengan tatapan kosong. Di tangannya, cerutu menyala dengan asap yang mengepul.

Sumi berdiri di depan pintu kereta. "Ini masih pagi sekali, Kangmas. Apa tidak menunggu nanti dan berpamitan dengan Ibu juga Romo?"

Soedarsono berkata tanpa melihat wajahnya, "Tidak perlu. Semalam Ibu berkata tidak sudi melihat wajahmu lagi."

Mendengar itu, Sumi patuh memasuki kereta. Sang suami yang biasa membantu naik, kini hanya diam. Pandangannya masih terlihat pilu ke arah depan.

Di sepanjang perjalanan, suaminya sangat diam. Semua jendela dibiarkan terbuka, sedang pria itu hanya sibuk merokok. 

Sumi berdebar, tapi tak berani membuka percakapan. Suaminya yang diam terasa selalu lebih mengerikan.

Sumi melihat ke jendela. Matahari perlahan naik, terang. Tapi ia yang sudah hafal jalan agak heran melihat kereta tidak berbelok ke arah rumah mereka, dan sang suami masih sangat diam.

Yang lebih membuatnya berdebar, mulai tampak pagar tinggi kediaman van der Spoel. Kereta memasuki halaman rumah mewah itu dan suaminya masih sangat diam, tapi ada aura berbahaya yang mulai menguar darinya.

Martin dan ayahnya sedang minum teh pagi di beranda saat pelayan mengatakan bahwa Raden Mas Soedarsono datang berkunjung.

Martin berdebar kencang, firasat buruk menghinggapinya. Sedang Johan tampak bingung dengan kunjungan pagi yang tidak lazim ini.

"Selamat pagi, Raden Mas," sapa Johan sopan seperti biasanya. "Ada keperluan penting hingga datang sepagi ini?"

Soedarsono mencoba tetap ramah pada Johan. "Selamat pagi, Tuan van der Spoel. Maaf mengganggu pagi-pagi."

Tapi begitu melihat Martin yang terpana melihat Sumi berdiri di belakangnya, amarah yang sudah ia pendam seharian sudah tidak bisa dibendung lagi.

Tanpa peringatan, sebuah tinju keras langsung menghantam wajah Martin, membuat pemuda itu terhuyung ke belakang.

"Berani-beraninya kau menodai istriku!" teriak Soedarsono dengan suara menggelegar.

Johan dan Sumi terkejut bukan main. Johan langsung mencoba melerai, "Raden Mas! Ada apa ini?"

Tapi Martin yang tak terima dipukul, membalas pukulan Soedarsono. Keduanya kemudian terlibat adu jotos yang sengit.

"Berhenti!" teriak Johan panik, mencoba memisahkan keduanya. "Ada apa sebenarnya?"

Sumi berdiri membeku, wajahnya pucat pasi melihat suaminya dan Martin saling pukul. Rahasia yang ia kira tersembunyi rapi, ternyata sudah terbongkar. Dan sekarang, badai yang ia takutkan akhirnya tiba.

Para pelayan berteriak-teriak, berusaha melerai. Namun kemarahan kedua pria itu begitu besar, sulit untuk dihentikan. 

Soedarsono dengan amarah seorang suami yang dikhianati, dan Martin dengan harga diri seorang pemuda yang merasa direndahkan di kandangnya sendiri.

"Cukup!" teriak Johan akhirnya dengan suara yang memekakkan telinga, berhasil membuat keduanya berhenti sejenak. "Semuanya masuk ke dalam rumah! Sekarang!"

Dengan napas terengah-engah dan pakaian yang berantakan, ketiga pria itu akhirnya masuk ke dalam rumah, disusul Sumi yang berjalan dengan lutut lemas, tahu bahwa malapetaka dalam hidupnya baru saja dimulai.

1
Tati st🍒🍒🍒
💗💗
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
wah mantan datang tapi sudah dengan jiwa dikendalikan Ki jayengrana 😔
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
aduh musuhnya tambah banyak ini,, orang terdekat yg menjadi musuh dalam selimut dan mantan suami yg sekarang jauh lebih berbahaya
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
kok nyata banget ini wejangan padre,, memang kalo sudah penyakit hati tak akan bisa di usir karena dendam itu mengakar, semoga Sumi dan Martin bisa menghadapi cobaan yg akan menghadang mereka lewat Soedarsono yg dikendalikan oleh Ki jayengrana
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
wahhh Ki jayengrana betul betul gak ada capeknya dengan misi balas dendam atas kematian bapaknya dulu, wahh Soedarsono sekarang yang dikendalikan oleh Ki jayengrana untuk menghancurkan keluarga martin
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
penyesalan memang datang nya sll terlambat Soedarsono 🤭🤭 rasakan penyesalan mu sampe ibumu menyusul bapakmu ya, karena ibumu terlalu kejam sama sumi🤭🤣🤣🤣🤣
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
asss ikut terharuuu semoga Sumi bahagia bersama martin
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
akhirnya Sumi bisa merasakan hangatnya pelukan seorang ibu, semoga setelah menikah dengan Martin kamu bahagia Sumi, karena ibu mertuamu begitu perhatian dan baiknya sama kamu beda jauh sama mantan mertuamu itu🤭🤭
neng Ai💗
Sekarang Martin bebas memandang Sumi,bebas mengekspresikan apapun ,bukannya lebih tenang penikahan dari pada pacaran? (pelajaran yg bagus)
Alea 21
penyesalan selalu datang di belakang..nggeh Raden mas soedarsono...
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
waduhhh
matin jd puasa dongg...
sudarsono kau kerlambat kann wkwkwkwk
🍭ͪ ͩ💜⃞⃟𝓛 S҇ᗩᑎGGITᗩ🍒⃞⃟🦅
Raden Soedarsono bukan yang dulu datang dgn membawa cinta buat Sumi ,
ndoro ayu juga bukan Sumirna putri Pranatadirja yang dulu bisa kau injak2 harga diri nya Raden,
Mungkin kahh Raden akan menunjukkan ancamannya yg sdh dia susun
ditambah sihir Ki jayengrana makin menyala dendam Raden mas
mbok e Gemoy
kok aku yang deg degan ndoro🤭
takut sumi di sakitin sama mantan suaminya🥲
aah ternyata martin sebucin itu sama sumi
ditunggu kelanjutannya ndoro
Lilih Malihatun
ciieee ada yg kangen sama istri orang 😋😋
Anggita 2019
apakah akan terjadi perdebatan sengit?
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
semoga kutukanya gak berlanjut sampai ke keturunan mereka
FiaNasa
kebetulan ndoro kang mas datang,,karna ndoro ayu sudah dirumah,,tp ndoro kang mas Ndak boleh berbuat sesuatu sama ndoro ayu,,karna sekarang ndoro ayu sudah jadi istrinya kang martin.jadi ndoro kang mas percuma walaupun menyesal,
Darwati Zian
akhirnya up juga tiap hari bntr2 cek blm up,,, Alhamdulillah skrg udh up lg mksh Thor kl bisa up dobel tiap hari Thor
Tati st🍒🍒🍒
martin lebih bijam dari mantanu sumi
ᴳᴿ🐅🍁🥑⃟𝙉AƁίĻԼል❣️ˢ⍣⃟ₛ❤️⃟Wᵃf
saking frustasinya Sumi, sampai niatan untuk bundir,, jangan ya mbakyu sumi jangan/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!