NovelToon NovelToon
Saat Nafkah Tak Lagi Cukup

Saat Nafkah Tak Lagi Cukup

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Duda / Berondong
Popularitas:34.3k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Naren kehilangan pekerjaannya dan terpaksa kerja serabutan demi menghidupi istri serta tiga anaknya.

Namun pengorbanannya tidak cukup untuk menahan hati Nadira, sang istri, yang lelah hidup dalam kekurangan dan akhirnya mencari kenyamanan di pelukan pria lain.

Di tengah getirnya hidup, Naren berjuang menahan amarah dan mempertahankan keluarganya yang perlahan hancur.

Mampukah Naren tetap mempertahankan keluarga kecilnya di tengah peliknya kehidupan? Menurunkan Ego dan memaafkan istrinya demi sang buah hati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengusahakan yang terbaik

Pagi itu, matahari baru naik setengahnya, akan tetapi rumah sederhana yang dihuni dua orang dewasa dan tiga anak kecil tampak sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Kadang kala suara tawa terdengar dari anak-anak yang dibantu bersiap oleh ayahnya. Kadang pula suara sendok dan piring dari arah dapur menambah suasana semakin hangat.

"Ayah, anak-anak ayo makan!" teriak Nadira yang sudah menyiapkan segalanya.

Naren, sang suami yang sedang membantu anaknya-anaknya tersenyum hangat. "Ayo anak-anak kita sarapan dulu, ibu ratu telah selesai bertempur," ujarnya penuh senyuman dan memperlihatkan lesung pipinya yang manis.

Di usianya yang menginjak 35 tahun dengan usia pernikahan hampir 8 tahun, tidak memudarkan ketampanan dan cinta untuk istri dan anak-anaknya. Melihat mereka tumbuh dengan baik, membuat Naren semakin semangat mencari nafkah.

"Mas Naren makanlah dulu, biar Seren sama aku dulu."

"Kamu yang sarapan dulu Nadira, kalau mas berangkat kerja kamunya bagaimana? Seren lagi aktif-aktifnya," balas Naren lembut.

Meski sedikit kesusahan karena balita satu tahunnya, Naren tetap sarapan agar anak-anaknya tidak telat ke sekolah. Mereka hadir karena keinginannya maka tidak akan ia biarkan istrinya menderita hanya karena mengasuh buah hati mereka.

"Jaga diri dirumah. Kalau memang nggak sempat beres-beres nanti kita lakukan bersama," ujar Naren sebelum meninggalkan rumah dan mengantar anak-anaknya ke sekolah. Anak pertama mereka sudah duduk di sekolah dasar kelas satu, sedangkan anak kedua di taman kanak-kanak.

Beruntungnya Naren tiba tepat waktu di kantor tempatnya bekerja. Ia memegang posisi cukup penting yaitu manajer keuangan di salah satu cabang perusahaan Alexander Group.

Baru saja mendudukkan diri di kursi dan bersiap berjibaku dengan laporan-laporan keuangan, namanya kembali di sebut oleh rekan kerja satu divisinya.

"Pak Naren di panggil ke ruangan kepala cabang,"

"Tiba-tiba?" Naren mengerutkan keningnya. Meski begitu tetap memenuhi perintah untuk menemui atasannya.

Dia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk, berdiri di seberang meja menunggu atasannya membuka suara.

"Sayang sekali padahal saya sangat menyukai kinerjamu. Kalau saja kamu nggak membuat kesalahan mungkin beberapa bulan lagi kamu dipromosikan menjadi kepala cabang," ujar sang atasan membuat Naren bahagia dan bingung secara bersamaan.

Di promosikan adalah impiannya, tetapi kalimat atasannya tidak begitu baik di dengar.

"Kantor pusat mendeteksi kecuranganmu pak Naren."

"Ke-kecurangan?"

"Suratnya langsung dari pusat." Memberikan amplop putih persegi panjang.

Dengan jantung berdegup kencang, Naren menerima amplop tersebut. Detakan jantungnya seolah berhenti membaca isi amplop itu. Tulang-tulangnya melemah sampai tidak bisa menopang bobot tubuhnya.

Naren berlutut tanpa sadar. Dia memiliki tiga anak dan tentunya membutuhkan biaya besar tapi kenapa cobaan ini menghampirinya begitu tiba-tiba?

"Tapi Pak, saya nggak menggelapkan dana perusahaan meski sepeserpun."

"Untuk itu saya nggak bisa memberi jawaban pak Naren. Suratnya langsung dari pusat, saya hanya bertugas menyampaikan."

Dengan perasaan berkecamuk, Naren meninggalkan ruangan atasannya. Ia meremas surat PHK itu sekuat yang ia bisa. Ia seolah kehilangan tumpuan hidupnya sekarang.

Pengabdiannya pada perusahaan selama bertahun-tahun berakhir dengan nama baik yang dipertaruhkan. Naren berani bersumpah tidak pernah mengelapkan dana bahkan 1 rupiah pun. Ia menjunjung tinggi kejujuran selama bekerja sebagai manajer keuangan.

"Pak Naren mau kemana? Kok barang-barangnya di bereskan?"

"Saya dipecat."

"Kok bisa?" tanya teman divisinya dengan wajah kaget. Tidak ada angin tidak ada hujan atasan mereka di pecat begitu saja.

"Pasti ada kesalahan Pak, nggak mungkin banget di pecat begitu saja. Aku yakin ada yang nggak suka sama bapak," celetuk yang lainya.

"Jangan buruk sangka, mungkin saja memang saya melakukan kesalahan yang nggak saya sadari sebelumnya." Naren berusaha tersenyum.

Pria berusia 35 tahun itu mengambil napas dalam-dalam sebelum membawa semua barangnya keluar dari kantor cabang. Di dalam mobil ia termenung, secepatnya dia harus mencari pekerjaan. Tapi yang lebih membuatnya kepikiran adalah cara terbaik memberitahukan Nadira tentang berita buruk ini.

Keunangan mereka semakin melemah akhir-akhir ini sebab biaya anak-anak kian menumpuk. Padahal Naren berencana untuk menambah asisten rumah tangga demi membantu Nadira di rumah.

"Aku harus bagaimana?" lirihnya.

Alih-alih pulang, Naren memilih singgah di sebuah masjid untuk menenangkan diri. Memperhatikan sekeliling sampai atensinya tertuju pada dua orang dengan jaket yang sama.

"Alhamdulillah orderan hari ini lumayan banget, cukuplah buah menutupi kebutuhan hari ini."

"Sama, musim hujan seperti ini memang orang-orang pada doyan order makanan," balas bapak-bapak satunya.

Merasa pembicaraan mereka menarik, Naren pun mendekat dan duduk di antara mereka.

"Pak, saya boleh bertanya?"

"Boleh, mau tanya apa?"

"Cara daftar di aplikasi online transportasi bagaimana? Bisa kalau pakai mobil? Kebetulan saya nggak bisa naik motor."

"Daftarnya tinggal ke kantor bawa kendaraan dan berkas-berkas yang di butuhkan. Berkas- berkasnya pada umunya sama saat melamar kerja."

"Oh begitu ya pak, makasih sebelumnya." Naren tersenyum senang, setidaknya dia bisa jadi sopir online sembari mencari pekerjaan tetap agar terus memiliki pemasukan.

***

Naren pulang ke rumahnya selayaknya pulang kantor pada umumnya. Hatinya menghangat melihat anak-anak dan istrinya sedang bersantai di depan tv. Ia mengucap salam dan di balas oleh kedua putranya.

"Yey ayah pulang. Ayah bawa apa hari ini?" seru si sulung dan langsung mencium punggung tangan ayahnya.

"Yah ayah lupa membeli sesuatu, lain kali ya." Mengusap rambut Naresa pelan.

"Aku kira mas bakal lembur, aku belum masak apapun."

"Nggak apa-apa, kamu pasti lelah mengurus anak-anak dan rumah. Biar mas yang masak," jawab Naren penuh senyuman.

Pria itu mengecup kening istrinya dan berlalu ke kamar. Di kamar mandi ia membersihkan tubuhnya dengan berbagai pikiran di kepala. Sebagai kepala keluarga, ia harus mencari jalan keluar sebelum anak dan istrinya tahu. Ia tidak ingin mereka menderita.

"Selama aku mendapatkan uang, Nadira nggak perlu tahu aku dipecat," gumam Naren yang tidak ingin menambah beban istrinya.

"Mas terlihat sangat lelah? Ada masalah di kantor?" tanya Nadira setelah Naren keluar dari kamar mandi.

"Sedikit Sayang, tapi akan teratasi dengan cepat," jawab Naren.

"Kalau ada apa-apa cerita sama aku."

"Tentu saja, kalau bukan sama kamu, mas cerita sama siapa dong?" Naren menjawil hidung Nadira hingga mereka tertawa bersama.

"Sebentar lagi ulang tahun pernikahan kita yang ke delapan. Kali ini aku mau ke Edinburgh," ucap Nadira manja.

"Sayang, sepertinya ulang tahun kali ini kita jalan-jalannya di dalam negeri saja ya?"

"Ih kenapa? Teman-teman aku pada jalan-jalan keluar negeri. Aku mau pamer. Masa iya suami aku manajer keuangan tapi nggak bisa ajak istrinya jalan-jalan keluar negeri."

"Susah ambil cutinya Sayang."

"Kalau begitu aku saja gimana?"

Lama Naren berpikir sampai akhirnya menyetujui permintaan istrinya. Jika pergi sendiri, biayanya tidak terlalu banyak. Ya meski tetap saja akan menghabiskan puluhan juta. Mungkin saja istrinya stress di rumah terus mengasuh anak-anak mereka.

.

.

.

.

.

Hay-hay ibu Bucin bawa novel baru lagi nih. Cowoknya hijau banget sampai bikin jatuh cinta. Siap-siap ya, jangan sampai kalian malah ready jadi istri kedua🤭

Favoritkan dan beri bintang lima sayangku🥰

1
Arsyad Algifari.
siapa yang ga jatuh cinta coba di ratukan suami adalah kebahagiaan semua wanita 😍😍😍
nyesel senyesel nyeselnya ga tuh Nadira membuang naren .jarang" ada suami seperti naren di dunia nyata
𝕊𝕚𝕥𝕚 𝕄𝕒𝕣𝕚𝕪𝕒𝕥𝕦𝕟
kurang panjang thor
Sunaryati
Syukurlah akhirnya Mas Naren dapat buka segel istri dadakan, ternyata telah tumbuh cinta, apalagi dengan lapang dada menerima 3 anak Naren, luar biasa
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah udah dpt vitamin ya mas naren
Nena Anwar
atuh gimana Arina gk cepet jatuh cinta kalo perlakuan Naren kaya begitu mah semua ciwi ciwi juga pasti akan langsung jatuh cinta sejatuh jatuhnya,,,semoga retensi novelnya naik dan bagus ya Thor semangat 💪
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: Aamiin, semoga saja
total 1 replies
sryharty
Alhamdulillah akhirnya pecah telor ya mas Naren
arina sekarang udah jadi istri yang sesungguhnya
semoga kalian bahagia..
terimakasih ka susanti babnya panjangaaaaang banget
aku suka aku sukaaaaaa😍
Sunaryati
Jawabnya bersama- sama nanti. Persahabatan yang bagus dan kompak, lebih mementingkan persahabatan dari pada ego pribadi.
sryharty
ka 2 bab lah sehari
kenapa sekarang pelit banget seh up nya,,
ayolah mas Naren bilang kalo tante Arina sekarang istri Ayah
jadi kalian juga boleh memanggil Tante Arin mama atau ibu atau bunda wes karepe kalian senyaman nya kalian aja lah
sryharty: semangattt ka Santi 🙏🙏💪
total 2 replies
Nena Anwar
ayo jelaskan Naren biar Naresa gk penasaran dan bingung
Arsyad Algifari.
kalau arina ga pernah melihat jasad orang tua nya ada kemungkinan mereka masih hidup dan di sembunyikan oleh Bram
Nena Anwar
semoga Naren dan Arina hidup bahagia
Sunaryati
Serasa emak baru baca kok habis
sryharty
sungguh teganya teganya teganya
masa cuma satu bab doang,,satu lagi lah ka Santi
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: besok ya heheheh
total 1 replies
Ayu
hari Senin waktunya kasih vote 😍
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: terimakasih🥰
total 1 replies
tris tanto
ini bukan berhenti tp dipecat beda dong
tris tanto: lebih diberhentikan paksa scr tdk terhomat pdh gk ngelakuin apa2,ya kali dia gk dpt apa2
total 1 replies
sryharty
duuh baru bisa baca pagi
ayo mas Naren bantu istri cantikmu buat pecahin telor om bram
eeh masalah om bram maksudnya 🤭🤭
Nena Anwar
pas banget yg dikeluhkan Arina soal keuangan perusahaan dan Naren orang yg pernah menjadi manager keuangan, kamu gk salah orang Arina jika meminta bantuan sama Naren dan tentang kecelakaan orang tua kamu Narin bisa jadi itu ulahnya si Bram
Nena Anwar
Naren puber lagi 🤣,,,Nadira dan Shanaya hebat gk ada yg egois tetep mempertahankan persahabatan mereka
Sunaryati
Emak juga menduga sejak awal kemungkinan meninggalnya orang tuamu ada kaitannya dengan Bram, semoga di tangan your husband, kecurangan Bram ditemukan besets buktinya
sryharty
rin tak kira kamu ga mau terima mas Naren
kan mau aku gondol mas Naren nya kalo kamu ga mau😄
persahabatan kalian memang the best
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!